Disusun oleh :
1. Naufal Cenna Rafidanta NIM. 1741420094
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Arief Budiono
Proposal Skripsi ini disusun untuk memnuhi salah satu syarat lulus Program
Diploma IV Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang
Oleh:
Naufal Cenna Rafidanta NIM.1741420094
Tanggal Pengajuan:
26 Januari 2021
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
i
Studi Literatur Pengaruh Penambahan Saccharomyces Cereviceae dan
H2SO4 Pada Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Baku Ampas Tebu
ABSTRAK
Kebutuhan energi yang mengalami peningkatan, sedangkan cadangan fosil
terus mengalami penurunan seiring dengan penggunaannya. Tinggi penggunaan
energi ini mendorong dikembangkannya energi alternative. Energi alternatif dari
bahan nabati merupakan salah satu upaya untuk mengurangi konsumsi masyarakat
terhadap BBM. Pemanfaatan biomassa adalah salah satu alternatif pengganti BBM
yaitu bioethanol. Bahan baku dalam pembuatan bioethanol yaitu biomassa yang
mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang salah satunya adalah ampas
tebu. Ampas tebu merupakan limbah padatan dari pengolahan industry gula yang
volumenya bisa mencapai 30-40% dari tebu giling yang menyebabkan pencemaran
lingkungan dan aroma tidak sedap pada lingkungan. Ampas tebu memiliki
kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk diolah menjadi energi alternatif. Studi
literatur ini bertujuan untuk mmemanfaatkan limbah ampas tebu menjadi etanol
melalui proses hidrolisi dan fermentasi yang dimana untuk mengetahui
pengaruhasam asam sulfat pada proses hidrolisis dan pengaruh ragi
(Saccharomyces Cerevisiae) pada proses fermetasi.
ii
Literature Study The Effect of Addition of Saccharomyces Cereviceae and
H2SO4 on Bioethanol Making Using Sugarcane Dregs Raw Material
ABSTRACT
Energy needs have increased, while fossil reserves continue to decline along
with their use. This high energy use encourages the development of alternative
energy. Alternative energy from vegetable materials is an effort to reduce people's
consumption of fuel. Utilization of biomass is an alternative substitute for fuel,
namely bioethanol. The raw material for making bioethanol is biomass which
contains cellulose, hemicellulose and lignin, one of which is bagasse. Bagasse is a
solid waste from the processing of the sugar industry whose volume can reach 30-
40% of milled sugarcane which causes environmental pollution and unpleasant
odors to the environment. Bagasse has a high enough cellulose content to be
processed into alternative energy. This literature study aims to utilize bagasse waste
into ethanol through hydrolysis and fermentation processes which are to determine
the effect of sulfuric acid on the hydrolysis process and the effect of yeast
(Saccharomyces Cerevisiae) on the fermentation process
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah,
rahmat, serta hidayah-Nyalah, saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal
dengan judul “Pengaruh Penambahan Saccharomyces Cereviceae dan H2SO4 Pada
Pembuatan Bioetanol Dengan Bahan Baku Ampas Tebu”.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah
sehingga proses pengerjaan laporan ini dapat berjalan dengan lancar;
2. Keluarga tercinta yang telah mendukung dan mendoakan agar semuanya
dapat berjalan dengan lancar;
3. Bapak Dr. Arief Budiono selaku dosen pembimbing Skripsi yang telah
membantu dan mengarahkan kami dalam pembuatan laporan akhir;
4. Bapak Dr. Ir. Eko Naryono, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang;
5. Seluruh warga Teknik Kimia angkatan 2017 yang berbagi ilmu bersama di
lingkungan kampus tercinta;
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan Proposal Skripsi ini hingga
bisa selesai dalam bentuk laporan.
Penyusun menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Penyusun mengharapkan adanya saran yang sifatnya membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
4.1 Jenis Literatur ................................................................................................. 17
4.2 Waktu Pelaksanaan Skripsi ........................................................................... 19
4.3 Jadwal Pelaksanaan ........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 20
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Gambar 1. 1 Reaksi Hidrolisis
2
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan beberapa jurnal yang digunakan, maka dirumuskan bebrapa
batasan dalam studi literatur ini, batasan – batasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan utama dalam pengkajian ini adalah berasal dari limbah pertanian
yaitu ampas tebu, karena kandungan serat kasar berupa senyawa
lignoselulosa (senyawa komples hemiselulosa, selulosa, dan lignin)
yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber energi bioetanol.
2. Jenis bahan tambahan yang digunakan adalah ragi (Saccharomyces
Cereviceae) dan asam sulfat.
3. Proses pembuatan bioethanol yang dilakukan 2 proses dengan proses
pertama merupakan hidrolisis yang berfungsi menguraikan senyawa
menjadi glukosa, dan proses kedua dengan fermentasi menggunakan
ragi (Saccharomyces Cereviceae)
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioetanol
4
Bioetanol dihasilkan dari lignoselulosa. Biomassa merupakan alternatif
yang menarik karena biomassa lignoselulosa tidak bersaing dengan tanaman
pangan dan juga lebih murah dari pada konvensional. Bahan baku pertanian,
lignoselulosa adalah biomassa terbarukan yang paling melimpah, Biomassa
lignoselulosa dari tanaman energi, kayu dan residu pertanian, mewakili sumber
biomassa terbarukan yang paling melimpah di dunia (Indriawati & Abdulgani,
2014)
5
2.3 Tebu (Saccharum officinarum Offcinarum L.)
Sumber : www.google.com/tebu
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Poales
Famili Poaceae
Genus Saccharum
6
Tanaman ini cocok ditanama pada lahan kering karena berstatus tanaman
tahunan yang dapat mengurangi frekuensi pengolahan lahan dan akan mengurangi
terbukanya lahan kering, sehingga erosi dapat ditekan sekecil mungkin. Tanaman
tebu ini juga menghasilkan produk lain atau Produk Derivat Tebu (PDT) seperti
ethanol, ragi roti, papan partikel, dan lain – lain.
Tanaman tebu ini apabila digunakan sebagai bahan baku dari pembuatan gula
akan menghasilkan berbagai macam limbah diantaranya, pucuk tebu, daun tebu,
ampas tebu (bagasse), blotong, tetes tebu (molasses) dan limbah dari pabrik
tersebut yang masih dapat diolah lebih lanjut.
7
2.4 Ampas Tebu (Bagasse)
Sumber : www.google.com/ampastebu
Ampas tebu atau dengan kata lain biasa disebut bagasse merupakan produk
samping dari proses ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Pada pabrik gula dihasilkan
ampas tebu (bagasse) sebesar 30 – 40% dari berat tebu yang digiling (Indriani dan
Sumarsih, 1992). Menurut data dari FAO ( Food and Agricultural Organization)
tahun 2006 tentang negara – negara produsen tebu dunia, Indonesia menempati
peringkat ke – 11 dengan produksi tebu sekitar 25.500.000 ton, yang dimana
sebesar 30 – 40% dari hasil produksinya merupakan ampas tebu.
8
Lignoselulosa merupakan bahan penyusun tanaman yang mengandung tiga
komponen utama yaitu selulosa (30-50% berat), hemiselulosa (15-35% berat),
danlgnin (13-30% berat) (Ida Bagus Wayan Gunam, Ni Made Wartini &
Suparyana, 2011). Bagian terbesar yaitu sekitar 30-6-% dari total massa kering
lignoselulosa adalah selulosa. Selulosa dengan rumus molekul (C6H10O5)n,
merupakan penyusun utama dinding seltanaman yang berwarna putih dan
berbentuk serat. Selulosa tidak larut dalam air dan tidak dapat dicerna oleh tubuh
manusia. Hampir 50% karbohidrat yang berasal darit umbuhan di dominasi oleh
selulosa (Axelsson, 2011)
Selulosa adalah polisakarida generasi kedua dari glukosa sebagai struktur yang
berserat dan mempunyai hydrogen bond atau jembatan hidrogen yang kuat.Selulosa
memiliki ikatan yang kuatdan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Tetapi selulosa
akan larut dalam larutan asam mineral dengan konsentrasi tinggi (akibat hidrolisis).
Sifatfisik selulosa adalah tidak larut dalam eter dan alkohol, padat, berwarnaputih,
dan kuat. Monomer selulosa atau yang disebut glukosa merupakan hasil hidrolisis
sempurna dari selulosa, sedangkan selobiosa yang merupakan disakarida dari
selulosa dihasilkan dari hidrolisis tidak sempurna (Yuniarti et al., 2018)
9
2.5 Asam Sulfat
10
2.6 Ragi
Gambar 2. 5 Ragi
Ragi atau fermen merupakan zat yang dapat menyebabkan fermentasi. Ragi
biasanya mengandung mikroorganisme yang melakukan fermentasi dan media
biakan bagi mikroorganisme tersebut. Media biakan ini dapat berbentuk butiran-
butiran kecil atau cairan nutrien. Ragi umumnya digunakan dalam industri makanan
untuk membuat makanan dan minuman hasil fermentasi seperti acar, tempe, tape,
roti, dan bir. Mikroorganisme yang digunakan di dalam ragi umumnya terdiri atas
berbagai bakteri dan fungi (khamir dan kapang), yaitu Rhizopus, Aspergillus,
Mucor, Amylomyces, Endomycopsis, Saccharomyces, Hansenula anomala,,
Lactobacillus, Acetobacter, dan sebagainya (Koswara, 2009).
11
Saccharomyces cerevisiae bersifat fermentatif kuat dan dapat hidup dalam
kondisi aerob maupun anaerob (anaerob fakultatif), memiliki sifat yang stabil dan
seragam, memiliki pertumbuhan yang cepat dalam proses fermentasi sehingga
proses fermentasi dapat berlangsung dengan cepat pula serta mampu memproduksi
alkohol dalam jumlah banyak. Alkohol (etanol) yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan pelarut selain air dan bahan baku utama dalam laboratorium dan
industri kimia. Saccharomyces sp melakukan fermentasi terhadap gula jauh lebih
cepat pada keadaan anaerobik, akan tetapi mengalami pertumbuhan lebik baik pada
keadaan aerobik sehingga jumlahnya bertambah banyak (Muin et al., 2015).
12
2.8 Hidrolisis
13
2.9 Fermentasi
Fermentasi pembuatan etanol merupakan aktivitas penguraian gula
(karbohidrat) menjadi senyawa etanol dengan mengeluarkan gas CO2, fermentasi
ini dilakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa adanya oksigen. Umumnya,
produksi bioetanol menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae. Mikroba ini
dapat digunakan untuk konversi gula menjadi etanol dengan kemampuan konversi
yang baik, tahan terhadap etanol kadar tinggi, tahan terhadap pH rendah, dan tahan
terhadap temperatur tinggi (Neni et al., 2013).
14
BAB 3
15
3.3 Variabel Dianalisis
Dalam variable penelitian terdapat 2 macam variable yang terdiri dari
variable bebas dan variable terikat.
16
BAB IV
17
4.1.2 Jurnal Nasional Terakreditas
1) Safitri, R., Anggita, I. D., Safitri, F. M., & Ratnadewi, A. A. I.
(2018). Pengaruh konsentrasi asam sulfat dalam proses
hidrolisis selulosa dari kulit buah naga merah (Hylocereus
costaricensis) untuk produksi bioetanol. 9th Industial Research
Workshop and National Seminar, 1–5.
2) Dan Alis Mukhlis, I. M. J. (2016). Pengaruh Pemberian Ragi
Roti dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Populasi Brachionus Plicatilis. Jurnal Biologi Tropis, 16(1), 1–
9. https://doi.org/10.29303/jbt.v16i1.218
3) Mulyati, B. (2018). Pengaruh Konsentrasi Asam Sulfat
(H2SO4) dan Lama Fermentasi Terhadap Kadar Bioetanol
Serasah Lamun. Chemical Engineering Research Articles, 1(1),
21–25.
4) Sjamsiwarni R. Sjarif. (2014). PENGARUH KONSENTRASI
ASAM SULFAT DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP
KADAR ETANOL LIMBAH SERAT RUMBIASAGU
(Metroxylon Sp) DAN SERAT SAGU BARUK(Arenga
microcarpa). Jurnal Penelitian Teknologi Industri, 6(2), 83–94.
18
4.1.3 Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi
1) Citra, A., Mahajoeno, E., & Setyaningsih, R. (2010).
PRODUCTION OF BIOETHANOL FROM CITRUS FRUIT
(Citrus sp) WASTE BY ACID HYDROLYSIS AND
FERMENTATION USING Saccharomyces cerevisiae.
Pendidikan Biologi FKIP UNS, 1–6.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Neni, M., Bambang, I., & Sutrisno. (2013). PEMBUATAN BIOETANOL
DENGAN BANTUAN Saccharomyces cerevisiae DARI GLUKOSA HASIL
HIDROLISIS BIJI DURIAN (Durio zhibetinus). Kimia Student Journal,
1(1), 36–42.
Rigandita Ekawati, C. (2012). Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu (Bagasse) untuk
Produksi Bioetanol melalui Proses Sakarifikasi dan Fermentasi Serentak.
Pelita, VII(2), 65–74.
Roses et al. (2003). Factors Affecting the Growth of Saccharomyces Cerevisiae in
Batch Culture and in Solid Sate Fermentation. Electronic Journal of
Environmental, Agricultural and Food Chemistry, 2(5), 531–542.
Ruslinda Panjaitan, R. (2009). Research of Chloride Test in Sulphate Acid
Commodity. Jurnal Standardisasi, 11(1), 20–26.
Safitri, R., Anggita, I. D., Safitri, F. M., & Ratnadewi, A. A. I. (2018). Pengaruh
konsentrasi asam sulfat dalam proses hidrolisis selulosa dari kulit buah naga
merah (Hylocereus costaricensis) untuk produksi bioetanol. 9th Industial
Research Workshop and National Seminar, 1–5.
Speight, J. G. (2018). Hydrolysis. Introduction to Environtment Forensics.
Usmana, Rianda, & Novia. (2012). Pengaruh Volume Enzim dan Waktu
Fermentasi Terhadap Kadar Etanol (Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa
Sawit dengan Pretretment Alkali. Jurnal Saintia Kimia, 18(2), 17–25.
Wijayanti, E., Wahyono, F., & Surono. (2012). Kecernaan nutrien dan
fermentabilitas pakan komplit dengan level ampas tebu yang berbeda secara
in vitro. Animal Agricultural Journal, 1(1), 167–179.
Yuniarti, D. P., Hatina, S., & Efrinalia, W. (2018). Pengaruh Jumlah Ragi Dan
Waktu. Jurnal Redoks, 3, 1–12.
21