Anda di halaman 1dari 22

Senin, 02 Januari 2012

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN DALAM MATERI FIQIH MTS KELAS IX

MAKALAH
APLIKASI METODE PEMBELAJARAN DALAM MATERI
FIQIH MTS KELAS IX
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu: Nur Khoiri, M. Ag.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I
Agus mawardi
Ahmad zaki mustofa
Arina nur hidayah
Budi hariyanto
Desi ratnasari
Eklas anam
Fakultas Tarbiyah Semester 4 A

INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU )


JEPARA
Jl. Taman Siswa No. 09 (Pekeng) Tahunan Jepara 594247
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, hidayahdan inayah-Nya kepada penulis sehingga
penulisan makalah ini dapat penulis selesaikan.
Dengan terselesaikannya makalah yang berjudul “Aplikasi Metode Pembelajaran dalam
Materi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah”, penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tiada tara kepada:
1. Bapak Nur Khoiri, M. Ag. selaku dosen mata kuliah Metodologi Pembelajaran PAI yang
telah mencurahkan tenaga dan fikirannya demi terselesaikannya makalah ini.
2. Teman-teman semua yang telah memberikan semangat serta dorongan demi keberhasilan
penulisan makalah ini.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan imbalan yang
setimpal dari sisi Allah SWT.
Penulis sangat menyadari, meskipun telah berupaya semaksimal mungkin dalam
menyusunan makalah ini, penulis yakin masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sebagai bekal
menuju yang lebih baik dan sempurna.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis pribadi dan bagi khazanah keilmuan pendidikan Islam. Amien.

Jepara, Mei 2011


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………………….. 1
B. Penegasan Istilah…………………………………… 2
C. Rumusan Masalah……………………………….. 4
D. Tujuan Penulisan Makalah……………………… 4
E. Manfaat Penulisan Makalah……………………… 5
F. Sistematika Penulisan Makalah…………………… 6
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………. 7
A. Metode Ceramah .............................................................7
B. Metode Tanya Jawab........................................................8
C. Metode Resitasi................................................................9
D. Metode Diskusi...............................................................10
E. Metode Sosio-Drama......................................................11
F. Metode Demontrasi……………………………………13
BAB III ANALISIS ..........................................................................15
A. Analisis ...................................................................... 15
B. Kegiatan Pembelajaran ........................................... 17
C. Contoh Kegiatan ....................................................... 18

BAB IV PENUTUP ................................................................................. 22


A. Kesimpulan ................................................................. 22
B. Kata Penutup ............................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 24

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan dunia yang tak terpisahkan dalam proses kehidupan. Ia
sebagai sarana dalam pengembangan daya cipta, karsa, dan karya manusia. Lembaga pendidikan
tercipta berdasar atas upaya pengembangan masyarakat yang terdidik. Berbagaii problem
pendidikan muncul dalam jagat pendidikan, baik masalah yang bersangkuatan dengan bangunan
fisik atau pun bangunan rohani. Bangunan fisik meliputi keadaan gedung dan sarana prasarana,
sedangkan bangunan rohani meliputi keadaan guru dan peserta didik. Guru yang merupakan
ujung tombak dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kesuksesan
pembelajaran. Maka, seorang guru setidaknya harus mampu menguasai bahan ajar serta metode-
metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Tidak ragu lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan kebahagiaan yang
ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya untuk memperhatikan semua aspek tersebut
dengan cara yang terprogram dan teratur. Manakala fiqih Islam adalah ungkapan tentang hukum-
hukum yang Allah syari’atkan kepada para hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan
mereka dan mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka fiqih Islam datang
memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh kebutuhan manusia beserta hukum-
hukumnya.[1]
Pemahaman tentang fikih merupakan suatu pemahaman yang sangat penting ditanamkan
bagi setiap peserta didik, karena tanpa adanya pemahaman tentang fikih maka dikhawatirkan
akan tidak diterimanya amal ibadahnya sebab kuranggnya penguasaan hokum yang di jelaskan
dalam kajian fikih, sehinga diperlkan suatu metode pengajarannya yang benar-benar dapat
memberi pemahaman secara total terhadap peserta didik.
Fikih merupakan salah satu mata pelajaran yang berbasis keagamaan. Yang merupakan
salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, menghayati serta mengamalkan hokum Islam dalam praktek
kesehariannya. melaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan
pengalaman, dan pembiasaan. Namun, di dalam praktek lapangan pendidikan fikih ini
menghadapi beberapa kendala, yaitu waktu yang disediakan terbatas dengan muatan materi yang
begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pemahaman hingga terbentuk
watak dan kepribadian. Di samping itu pula, materi fikih lebih terfokus pada pengayaan
pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif) serta pembiasaan
(psikomotorik). Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam
memberi motivasii kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-nilai fikih dalam kehidupan
sehari-hari. Kemudian lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan
metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta
rendahnya peran serta orang tua peserta didik.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya salah penafsiran dan meluasnya permasalahan, sekaligus
untuk memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya, maka pemakalah perlu menegaskan istilah-
istilah dalam judul makalah ini sebagai berikut:
1. Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan, penerapan.[2]
2. Metode Pembelajaran
Metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian bahan/materi
pelajaran secara sistematis dan metodologis serta didasarkan atas suatu pendekatan, sehingga
perbedaan pendekatan mengakibatkan perbedaan penggunaan metode.[3]
Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik (guru-di sekolah) untuk
menyampaikan bahan belajar kepada peserta didik agar dapat menerima dengan mudah apa yang
dilakukan dalam proses belajar mengajar tersebut.[4]
3. Materi
Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan,
dikarangkan, dan sebagainya).[5]
4. Fiqih
a. Etimologi
Dari segi bahasa Fiqih berasal dari perkataan Faqiha,Yafqahu, Fiqhan, yang berarti mengerti,
faham.[6]
b. Terminology
Dari pengertian secara etimologi diatas dapat ditarik suatau kesimpulan tentang pengertian fiqih
secara terminologis yaitu memahami agama secara mendalam dengan beberapa aspeknya. Fikih
menurut istilah syara’ adalah : Memahami sesuatu yang bisa menjadikan sahnya ibadah dan
mu’amalah.
Dari beberapa definisi yang tersebut di atas, maka kiranya dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan aplikikasi metode pembelajaran materi fikih adalah penerapan suatu
rencana pembelajaran sebagai bahan pertimbangan dalam menyampaikan materi tentang hokum-
hukum Islam kepada peserta didik yaitu kelas IX semester gasal dan genap

C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah problematika dalam
pembelajaran fiqih MTS kelas IX, khususnya dalam hal metode yang digunakan. Apakah sudah
mencapai hasil yang diharapkan atau belum, sudahkah wilayah kognitif, afektif, serta
psikomotorik peserta didik tersentuh.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Resitasi,
Metode Diskusi, Metode Sosio Drama, dan Metode Demontrasi?
2. Metode apa sajakah yang cocok/tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran Fiqih Kelas
Sembilan (IX) MTS ?
3. Bagaimana aplikasi metode diatas dalam proses pembelajaran FIQIH?
D. Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini betujuan untuk:
1. Untuk mengetahui definisi Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Resitasi,
Metode Diskusi, Metode Sosio Drama, dan Metode Demontrasi
2. Untuk mengetahui metode apa saja yang cocok digunakan dalam pembelajaran FIQIH
Kelas IX.
3. Mengetahui aplikasi Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Resitasi, Metode
Diskusi, Metode Sosio Drama, dan Metode Demontrasi dalam proses pembelajaran materi
FIQIH Kelas IX

E. Manfaat Penulisan Makalah


1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang metode pembelajaran dalam
materi Fiqih kelas IX Madrasah Tsanawiyah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
- Makalah ini dapat dijadikan pedoman bagi guru sebagai salah satu sumber informasi dan
bahan acuan dalam meningkatkan keberhasilan pembelajaran.
- Mengetahui berbagai macam metode pembelajaran sehingga bisa memilih dari metode-
metode tersebut untuk selanjutnya duiaplikasikan dalam proses pembelajaran.
- Dapat menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar-mengajar.
b. Bagi Siswa
- Dengan adanya penggunaan metode yang tepat, maka siswa akan dengan mudah dalam
proses pembelajaran.
- Siswa tidak akan jenuh karena metode yang monoton
c. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan acuan dan bekal, agar kelak jika menjadi guru, dapat memilih metode yang tepat
dalam pembelajaran.
d. Bagi Dosen
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengkajian serta penentuan bagi pemberian
nilai.
e. Bagi Institut
Dengan adanya penggunaan metode pembelajaran yang tepat oleh para guru, maka akan
menjadikan Institut itu lebih berkualitas dan lebih berprestasi.

Sistematika Penulisan Makalah


Makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Istilah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penulisan Makalah
E. Manfaat Penulisan Makalah
F. Sistematika Penulisan Makalah
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode Ceramah
B. Metode Tanya Jawab
C. Metode Resitasi
D. Metode Diskusi
E. Metode Sosio-Drama
F. Metode Demontrasi

G. BAB III ANALISIS

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi dan Metode Mengajar


B. Kegiatan Pembelajaran
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Kata Penutup

BAB II
KAJIAN TEORI
Kelompok 1 akan mengkaji tentang pendekatan pembelajaran dengan menggunakan
metode-metode sebagai berikut:
A. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Dalam merencanakan ceramah, jangan lupa menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk
diajukan kepadaa peserta didik. Pertanyaan yang diajukan langsung kepada peserta didik dapat
menolong pendidik dalam mengukur efektifitas kegiatan belajar peserta didik.
Memberikan suatu ceramah seharusnya merupakan peristiwa biasa, bukan peristiwa yang
mencemaskan baik bagi pendidik maupun peserta didik. Penceramah yang baik akan berusaha
menggunakan gaya percakapan yang antusiastik (jika ia Menghendakinya). Ceramah harus
disampaikan dengan suara yang cukup nyaring, banyak pendidik yang berbicara terlalu lemah
sehingga kelas gaduh.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih
tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

B. Metode Tanya Jawab


Metode Tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang dijawab, terutama
dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode ini dimaksudkan untuk
merangsang untuk berfikir dan membimbing peserta didik dalam mencari kebenaran.
Kelebihan metode tanya Jawab :
1. Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.
2. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal yang
belum dimengerti oleh siswa.
3. Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang
diterangkan.

Kelemahan metode tanya Jawab:


1. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila
dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga
membuat persoalan baru.
2. Membutuhkan waktu lebih banyak.

C. Metode Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume
dengan kalimat

Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :


a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :

a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan
temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah,
2000)

D. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan
masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Menurut Abdurrahman Shaleh yang dikutip oleh Nur Khoiri, M. Ag metode diskusi ialah suatu
cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah diperoleh guna memecahkan suatu masalah.[7]

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :

a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

E. Metode Sosio Drama


Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk
tingkah laku dalam hubungan social, metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi
. Menurut Abdurrahman Shaleh metode sosio drama dan bermain peran adalah dua metode yang
dikatakan bersama dan dalam penggunaannya sering digunakan silih berganti.[8]

Langkah-langkah yang ditempuh

1. Bila sosiodrama baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru


menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan diantara siswa
yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas
2. Menerapkan siatuasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan
jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan dipentaskan tersebut
3. Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
4. Setelah sosiodrama itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya
drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat
diselesaikan secara umum, sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan
menilai sosiodrama yang dimainkan. Sosiodrama dapat pula dihentikan bila menemui
jalan buntu
5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya
sosiodrama untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya
Kelebihan Metode Sosiodrama Bermain Peranan

1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh
antusias
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan
rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dand apat memetik butir-
butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan

Sebagaimana dengan metode-metode yang lain, metode sosiodrama dan bermain peranan
memiliki sisi-sisi kelemahan. Namun yang penting disini, kelemahan dalam suatu metode
tertentu dapat ditutupi dengan memakai metode yang lain.
Mungkin sekali kita perlu memakai metode diskusi, ausid visual, tanya jawab dan metode-
metode lain yang dapat dianggap melengkapi metode sosiodrama/bermain peranan
Kelemahan metode sosiodrama dan bermain peranan ini terletak pada :

1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak


2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan
ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu
adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja
dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak
tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama dan
bermain peranan ini.

F. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara yang ditempuh dalam proses pembelajaran dengan
mempertunjukkan sesuatu. Biasanya digunakan untuk menyajikan representasi nyata atau
skematis dan hubungan-hubungan tertentu di papan tulis. Jelas kiranya bahwa ilustrasi yang di
demonstrasikan ada kalanya jauh lebih efisien daripada deskripsi verbal.[9]
Kelebihan Metode Demonstrasi:
- Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda
- Memudahkan berbagai jenis penjelasan
- Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan
dan contoh kongkrit, dengan menghadirkan objek sebenarnya
Kelemahan Metode Demonstrasi:
- Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan dipertunjukkan
- Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
- Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh pendidik yang menguasai apa yang
didemonstrasikan
Langkah-Langkah metode Demonstrasi:
- Menetapkan topic atau materi pembelajaran yang membutuhkan praktik pembuktian
- Merumuskan tujuan melakukan demonstrasi dan eksperimen
- Menyiapkan bahan atau alat-alat dan tempat yang digunakan dalam demonstrasi dan
eksperimen
- Menetapkan peserta didik yang membantu mendemonstrasikan dan mengeksperimenkan
materi yang sudah ditetapkan
- Menyuruh peserta didik yang lain untuk mengamati dan memperhatikan apa yang
didemonstrasikan temannya, dan pada gilirannya disuruh ikut mencobanya
- Memerintahkan kepada peserta didik untuk menanyakan apabila ada yang belum
dipahami
- Mengadakan pengawasan dan penilaian dari proses kegiatan demonstrasi
- Memberi tugas kepada peserta kepada peserta didik untuk mencari materi-materi yang
dapat didemonstrasikan dan di eksperimen secara individu maupaun berkelompok.

BAB III
ANALISIS

A. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN,


DAN METODE MENGAJAR
Fiqih Kelas IX Madrasah Tsanawiyah
NO SEMESTE STANDAR KOMPETENSI MATERI PELAJARAN METODE MENG
. R KOMPETENS DASAR
I
1. Gasal Memahami tata 1. Menjelaskan Pelajaran 1 : kurban dan Cera
cara ketentuan akikah Tany
penyembelihan penyembelihan A. Penyembelihan jawab
, kurban, binatang binatang Disk
akikah 2. Menjelaskan B. Kurban Dem
ketentuan kurban C. Akikah i
3. Menjelaskan D. Mempraktikkan kurban
ketentuan akikah dan akikah
4.
Mempraktikkan
tata cara kurban
dan akikah
Gasal Memahami 1. Menjelaskan Pelajaran 2 : muamalah Cera
tentang ketentuan jual beli A. Jual beli Disk
muamalah 2. Menjelaskan B. Qirad Resi
ketentuan qirad C. Riba dan jenisnya Tany
3. Menjelaskan D. Pelaksanaan jual beli, jawab
jenis-jenis riba qirad, dan riba Sosi
4.
Mendemonstrasika
n ketentuan
pelaksanaan jual
beli, qirad, dan riba
2. genap Memahami 1. Menjelaskan Pelajaran 3 : muamalah di Cera
muamalah di ketentuan pinjam luar jual beli Tany
luar jual beli meminjam A. Pinjam meminjam jawab
2. Menjelaskan B. Utang piutang, gadai, Dem
ketentuan utang dan borg i
piutang, gadai, dan C. Upah
borg D. Mendemonstrasikan tata
3. Menjelaskan cara pinjam meminjam,
ketentuan upah utang piutang, borg, dan
4. upah
Mendemonstrasika
n ketentuan tata
cara pelaksanaan
pinjam meminjam,
utang piutang,
gadai, dan borg
serta pemberian
upah
genap Melaksanakan 1. Menjelaskan Pelajaran 4 : pengurusan Cera
tata cara
ketentuan tentang jenazah dan ziarah kubur Tany
perawatan
jenazah dan pengurusan Pengurusan jawab
ziarah kubur
jenazah, takziah, jenazah Sosi
dan ziarah kubur Takziah dan Disk
2. Menjelaskan ziarah kubur Resi
ketentuan- Harta waris
ketentuan harta si Mempraktikka
mayat( waris) n tata cara pengurusan
jenazah
3.
Mempraktikkan
tata cara mengurus
jenazah
Sumber:
- Buku Paket Penerapan Fikih 3, karangan T. Ibrahim- H. Darsono, (Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, 2009) sesuai KTSP SKL & SI 2008.

Menurut pemakalah, berdasarkan Buku Paket Penerapan Fikih 3 Madrasah Tsanawiyah


Kelas IX ,, prosentase antara materi pembelajaran dengan SK dan KD yaitu 80%, karena terdapat
kerancauan hubungan antara keduanya. Di mana pada SK dan KD untuk pelajaran 1 tidak sesuai
dengan materi yang ada.
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Pada materi tentang kurban dan aqikah pemakalah menerapkan metode ceramah Tanya
jawab, diskusi, dan demonstrasi, dimana materi yang dibahas ini membutuhkan penjelasan agar
peserta didik mampu memahami tentang ketentuan-ketentuan didilam penyembelihan binatang,
ketentuan-ketentuan berkorban dan beraqikah kemudian pendidik melakukan Tanya jawab,
dimana metode ini diterapkan agar peserta didik dapat mengungkapkan apa yang belum
diketahui dalam materi ini dan bagi pendidik bias mengetahui tentang kemampuan peserta didik
dalam memahami apa yang disampaikannya, kemudian dengan pertanyaan-pertanyaan dari
pendidik tersebut akan menjadikan peserta didik berusaha mencari jawaban dengan cara
berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok, selanjutnya pendidik mendemonstrasikan
dari materi-materi tersebut agar materi-materi tersebut benar-benar tergambar dengan jelas dalam
fikiran peserta didk, karena dalam kurban dan akaikah membutuhkan praktek tentang cara
berkurban dan berakikah
2. Pada materi Muamalah pemakalah menerapkan metode ceramah ,Tanya jawab, diskusi,
resitasi, dan sosio drama. Dimana materi yang dibahas ini membutuhkan penjelasan agar peserta
didik mamapu memahami ketentuan-ketentuan yang ada pad jual-beli, Qiradh, dan Riba,
selanjutnya seorang pendidik menerapkan metode Tanya jawab agar peserta didik dapat
mengungkapkan apa yang belum diketahui dalam materi ini dan bagi pendidik bisa mengetahui
tentang kemampuan peserta didik dalam memahami apa yang disampaikannya, kemudian
pendidik memberikan tugas pada masing-masing kelompok yang sudah dibentuk untuk mencoba
membuat sketsa atau dramatisasi tentang materi yang dipilih, Kemudian pendidik menyiapkan
alat-alat dan menyuruh sebagian peserta diddik mempersiapkan diri untuk berperan dalam jual
beli dan qiradh agar peserta didik bias tergambar dengan jelas dan mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupannya sehari-hari.
3. Pada materi Muamalah diluar jual beli, pemakalah menerapkan metode ceramah ,Tanya
jawab, dan demonstrasi. Dimana materi yang dibahas ini membutuhkan penjelasan agar peserta
didik mamapu memahami ketentuan-ketentuan yang ada pada pinjam meminjam,utang-piutang,
gadai, borg dan upah, selanjutnya pendidik mendemonstrasikan dari materi-materi tersebut agar
materi-materi tersebut benar-benar tergambar dengan jelas dalam fikiran peserta didk, karena
dalam materi tersebut harus dipahami secara jelas oleh masing-masing peserta didik yang dapat
diperoleh melalui proses pendemonstrasian materi yang dismpaikan pndidik.
4. Pada materi tentang kepengurusan jenazah dan ziarah kubur. Pemakalah menerapkan
metode ceramah, Tanya jawab, resitasi, diskusi dan sosio drama. Dimana materi yang dibahas ini
membutuhkan penjelasan agar peserta didik mamapu memahami ketentuan-ketentuan yang ada
pada materi tentang cara dan kesopanan dalam beta’ziyah, kepengurusan jenazah,adab ziarah
kubur, dan ketentuan-ketentuan tentang harta si mayat. selanjutnya seorang pendidik menerapkan
metode Tanya jawab agar peserta didik dapat mengungkapkan apa yang belum diketahui dalam
materi ini dan bagi pendidik bisa mengetahui tentang kemampuan peserta didik dalam
memahami apa yang disampaikannya, kemudian pendidik memberikan tugas pada masing-
masing kelompok yang sudah dibentuk untuk mendiskusikan materi yang disampaikan dan
menugaskan pada kelompok tersebut untuk mencoba membuat sketsa atau dramatisasi tentang
materi yang dipilih, Kemudian pendidik menyiapkan alat-alat dan menyuruh sebagian peserta
diddik mempersiapkan diri untuk berperan dalam kepengurusan jenazah agar peserta didik bias
tergambar dengan jelas dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya sehari-hari.
C. Contoh Aplikasi Metode pembelajaran dalam materi Fiqih kelas IX
1. Contoh Materi
Tata Cara Pengurusan Jenazah
Untuk memperdalam pemahaman terhadap tata cara kepengurusan jenazah, perlu adanya
pendramatisasian mengenai hal tersebut. Oleh karena itu dramatisasi pengurusan jenzah bersama
teman-temanmu dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memandikan Jenazah
b. Persiapan
1) Tentukan satu teman untuk memeragakan sebagai jenazah.
2) Persiapkan peralatan mandi yang diperlukan, seperti air, sabun, dan shampo.
3) Persiapkan tabir yang diperlukan saat memandikan jenazah.
4) Tentukan petugas yang memandikan jenazah.
5) Tentukan lokasi pemandian jenazah dan usahakan tidak di tempat terbuka.
c. Proses memandikan jenazah
1) Mulailah dengan memijit perutnya secara perlahan-lahan dan lebarkan posisi kedua
kakinya.
2) Bersihkan dari najis.
3) Mulailah dengan menyiram anggota wudhunya (yang kanan kemudian yang kiri).
4) Mandikan jenazah sebanyak tiga kali, lima kali atau tujuh kali apabila perlu.
5) Siramlah (yang terakhir kali) dengan air yang sudah dicampur dengan kapur barus.
6) Bersihakn rambut dan badan dari air agar tidak membasahi kain kaffannya.
2. Mengkafani jenazah
a. Persiapkan peralatan yang diperlukan, seperti kain kafan, kapur barus, minyak wangi, dan
kapas.
b. Usahakan kain kafan yang cukup baik kualitasnya, tidak terlalu baik, dan tidak pula terlalu
jelek.
c. Usahakan kain kafan warna putih.
d. Lakukan pengafanan jenazah secara perlahan-lahan.
e. Usahakan kain kafan rangkap tiga untuk jnazah laki-laki dan rangkap lima untuk jenazah
perempuan.
3. Menshalatkan jenazah
a. Ambillah air wudhu sebelum memulai shalat.
b. Aturlah posisi jenazah di tempat shalat yang disediakan, membujurke utara
c. Jenazah berada di depan orang yang menyalatkan.
d. taruhlah jenazah diatas meja atau dipan
e. imam mengatur shaf jama’ah sehingga rapi dan teratur.
f. Makmum berdiri dekat dibelakang imam karena shalat jenazah tidak perlu ruku’ dan sujud
g. Lakukan shalat jenazah setelah ma’mum siap untuk shalat jenazah
4. Mengubur jenazah
a. Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima mayat.
b. Angkatlah jenazah pelan-pelan.
c. Masukkan jenazah kedalam kubur.
d. Taruhkan jenazah di liang lahat, menghadap kiblat, miring ke barat sehingga membujur ke
utara.
e. Berilah penyanggah dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring.
f. Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah.
g. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain.
h. Timbunlah pelan-pelan dengan tanah.
i. Berilah tanda dari kayu atau batu.
j. Doakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkannya.

5. Contoh langkah-langkah Pembelajaran


1. Pendahuluan
a. Memberikan salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah serta mengecek
siswa yang tidak masuk.
b. Menyampaikan kompetensi dari materi yang akan diajarkan.
c. Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari materi yang akan diajarkan.
2. Kegiatan inti
a. Guru menyiapkan materi yang akan dipelajari, kemudian siswa membaca materi tersebut
dengan seksama.
b. Guru membacakan dan menjelaskan meteri dengan metode ceramah
c. Guru memberikan umpan balik berupa tanya jawab pada peserta didik.
d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar.
e. Peserta didik mendramatisir materi bersma kelompoknya.
3. Kegiatan Penutup

a. Guru menyimpulkan materi yang baru saja didramatisasikan


b. Menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan mengucapkan salam.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian
Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang dijawab, terutama
dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.
Metode Resitasi
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume
dengan kalimat peserta didik sendiri
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan
masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group
discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode Sosio Drama
Sosiodrama dimaksudkan adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk
tingkah laku dalam hubungan social, metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada
keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata
dihadapi
Metode Demonstrasi
Metode demontrasi adalah suatu cara yang ditempuh dalam proses pembelajaran dengan
mempertunjukkan sesuatu. Biasanya digunakan untuk menyajikan representasi nyata atau
skematis dan hubungan-hubungan tertentu di papan tulis
.
1. Metode yang Dianggap Cocok dalam Pembalajaran Fiqih Kelas IX MTS.
a) Dalam materi “kurban dan Akikah, pemakalah menerapkan metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi dan metode demontrasi .
b) Dalam materi “ muamalah”, pemakalah menerapkan metode ceramah, metode tanya
jawab, metode sosio drama
c) Dalam materi “muamalah diluar jual beli” pemakalah menerapkan metode ceramah,
metode tanya jawab, dan metode demontrasi
d) Dalam materi “pengurusan jenazah dan ziarah kubur”, pemakalah menerapkan metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi metode resitasi dan metode sosiodrama
Kata Penutup
Dalam penyusunan makalah ini kami telah berusaha dengan kemampuan yang ada,
namun itu bukanlah suatu jaminan makalah ini jauh dari kesalahan. Untuk itu kritik serta arahan
dari berbagai pihak sangat diharapkan.
Dan apabila masih terdapat kesalahan dalam bentuk apapun itu hanya kekurangan kami.
Semoga makalah ini ada manfaatnya untuk kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Penerapan Fikih 3, karangan T. Ibrahim- H. Darsono, (Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2009) sesuai KTSP SKL & SI 2008
http://almimbar.org/kajian/fiqih
Departemen Pendididikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisis tiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet. 4
Final Sense, “Safaah Kehidupan”, http://safaahkehidupan.blogspot.com/2010/04/metode-
pembelajaran.html
Nur Khoiri, Metodologi Pembelajaran PAI, (Jepara: INISNU, 2011)
Mohd Idris Ramulyo, S.H M.H, Asas-asas Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004)

W. James Pophan dan Eva L. Baker, Penerjemah: Drs. Amirul Hadi, Dkk, Teknik Mengajar
Secara Sistematis, (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2008)
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pres, 2002
Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sorby, Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep Islami,
Bandung: Refika Aditama, 2007, Cet. 2
Hasibuan, J. J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000, Cet. 8

Anda mungkin juga menyukai