Anda di halaman 1dari 12

LOG BOOK KMB

Dosen Pembimbing : Anja Hesnia K., M.Kep.,Sp.Kep.M.B

Oleh :

FATQUR ROHMAN
NIM. 201204028

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
LOG BOOK

1 : Tergantung 2 : Marginal 3: Dibantu 4 : Disupervisi 5 : Independen

No Tgl/Jam Kegiatan Rentang Penilaian


1 2 3 4 5
1. 28-10-2020 1. Melakukan perawatan mulut
klien dengan penurunan
kesadaran
2. Melakukan pemeriksaan GCS
3. Pemeriksaan pupil
4. Pemeriksaan fungsi syaraf
kranial
RESUME
Melakukan perawatan mulut klien dengan penurunan kesadaran

Pengertian Suatu proses membantu pasien membersihkan rongga mulut


dan gigi pada pasien tidak sadar
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan
perawatan mulut pada pasien tidak sadar
Indikasi • Pada pasien lumpuh
• Pada pasien sakit berat
• Pada pasien apatis
• Pada pasien stomatitis
• Pada pasien yang mendapatkan oksigenasi dan Naso
Gastrik Tube (NGT),
• Pada pasien yang lama tidak menggunakan mulut
• Pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan
mulut secara mandiri.
• Pada pasien yang giginya tidak boleh di gosok dengan
sikat gigi misalkan karena tomatitis hebat
• Pasien sesudah operasi mulut atau yang menderita patah
tulang rahang.

Kontraindikasi • Perhatikan perawatan mulut pada pasien yang menderita


penyakit diabetes dapat beresiko stomatitis ( penyakit
yang disebabkan oleh kemoterapi, radiasi dan itubasi
selang nase gratik )
• Luka pada gusi jika terlalu kuat membersihkannya
Prinsip Prinsip saat membersihkan mulut yaitu bersih
Prosedur Persiapan Alat dan Bahan:
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi:
a) Air masak/NaCl
b) Obat kumur
c) Borax gliserin
3. Spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi

Prosedur pelaksanaan pada pasien tidak sadar:


1. Jelaskan prosedur pada klien/keluarga klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk dibawah dagu/pipi klien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang dibasahi
dengan air hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut
pada saat membersihkan gigi/mulut
7. Keringkan dengan kasa steril yang kering
8. Setelah bersih, oleskan dengan Borax gliserin/gentian
violet
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Referensi • http://kdmoralhygiene.blogspot.com/2017/06/kebutuhan-
dasar-manusia-oral-hygiene.html
• http://jutawankwsp55.blogspot.com/2018/10/pengertian-
oral-higiene-tujuan-indikasi.html
RESUME
Melakukan pemeriksaan GCS

Pengertian Pemeriksaan tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan Glasglow Coma


Scale.
Tujuan Mendapatkan data obyektif tentang tingkat kesadaran pasien
Indikasi Glasgow Coma Scale dipakai untuk menilai tingkat kesadaran sesorang dalam
memberikan pertolongan darurat medis.
Kontraindi Tidak ada kontraindikasi yang serius pada pemeriksaan sistem motorik, kecuali
kasi
bila pasien menolak pemeriksaan, antara lain seperti keadaan patah tulang,
sprain, strain, dan pasien dengan gangguan kesadaran.
Prinsip Prinsip saat melakukan pemeriksaan GCS yaitu bersih
Prosedur 1. EYE
✓ Skor 4 : Pada saat didatangi, pasien spontan membuka mata dan
memandang pemeriksa
✓ Skor 3 : Pasien membuka mata saat namanya dipanggil atau
diperintahkan untuk membuka mata
✓ Skor 2 : Pasien membuka mata saat dirangsang nyeri/cubitan
✓ Skor 1 : Pasien tidak membuka mata dengan pemberian rangsang
apapun.
2. VERBAL
✓ Skor 5 : Pasien berbicara secara normal dan dapat menjawab pertanyaan
dengan benar (pasien menyadari bahwa ia ada di rumah sakit,
menyebutkan namanya, alamatnya, dll)
✓ Skor 4 : Pasien dapat berbicara normal tapi tampak bingung, pasien tidak
tahu secara pasti apa yang telah terjadi pada dirinya, dan memberikan
jawaban yang salah saat ditanya.
✓ Skor 3 : Pasien mengucapkan kata “jangan/stop” saat diberi rangsang
nyeri, tapi tidak bisa menyelesaikan seluruh kalimat, dan tidak bisa
menjawab seluruh pertanyaan
✓ Skor 2 : Pasien tidak bisa menjawab pertanyaan sama sekali, dan hanya
mengeluarkan suara yang tidak membentuk kata (bergumam)
✓ Skor 1 : Pasien tidak mengeluarkan suara walau diberi rangsang nyeri
(cubitan)
3. MOTORIC
✓ Skor 6 : Pasien dapat mengikuti perintah, misalkan “Tunjukkan pada
saya 2 jari!”
✓ Skor 5 : Pasien tidak dapat menuruti perintah, tapi saat diberi rangsang
nyeri (penekanan ujung jari/penekanan strenum dengan jari-jari tangan
terkepal) pasien dapat melokalisir nyeri
✓ Skor 4 : Pasien berusaha menolak rangsang nyeri
✓ Skor 3 : Saat diberi rangsang nyeri, kedua tangan pasien menggenggam
dan di kedua sisi tubuh di bagian atas sternum (posisi dekortikasi)
✓ Skor 2 : Saat diberi rangsang nyeri, pasien meletakkan kedua tangannya
secara lurus dan kaku di kedua sisi tubuh (posisi deserebrasi)
✓ Skor 1 : Pasien tidak bergerak walaupun diberi rangsang nyeri.
Referensi • https://www.alomedika.com/tindakan-medis/neurologi/pemeriksaan-sistem-
motorik/kontraindikasi
• http://fk.unsoed.ac.id/wpcontent/uploads/modul%20labskill/modul%20ganjil
%20II/Ganjil%20II%20-%20Pemeriksaasn%20GCS%20dan%20PCS.pdf
RESUME
Pemeriksaan pupil

Definisi Pemeriksaan lapang pandang merupakan pemeriksaan pada


keluasan pandang klien terhadap aspek lateral, medial,
superior, dan inferior penglihatan.
Tujuan Untuk mengetahui reflek pupil normal atau tidak
Indikasi Indikasi pemeriksaan pupil adalah sebagai bagian dari
pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan neurologis.
Pemeriksaan pupil dapat membantu memberikan gambaran
sebagai berikut :
• Fungsi sistem saraf pusat / otak
• Kondisi saraf optik
• Kondisi mata, termasuk pemeriksaan retina
• Serta dapat membantu memberikan gambaran klinis
pasien
Kelainan pupil dapat melibatkan salah satu (unilateral) atau
kedua mata (bilateral). Kelainan dapat berupa kelainan posisi
pupil yang tidak di tengah, bentuk yang ireguler, gangguan
terhadap refleks cahaya, serta ukuran pupil yang berbeda pada
kedua mata (anisokoria)
Kontraindikasi Tidak ada kontraindikasi khusus pada pemeriksaan pupil,
karena pemeriksaan pupil merupakan salah satu pemeriksaan
yang penting dilakukan. Pada pasien dengan photophobia,
perlu dilakukan informed consent terlebih dahulu karena
mungkin akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada mata.
Untuk pemeriksaan mata dengan pelebaran pupil terdapat
beberapa kontraindikasi yang harus diperhatikan saat
memberikan obat mydriatics, antara lain :
• Pemeriksaan mata menunjukkan kamera okuli anterior
yang dangkal karena takut mempresipitasi
terjadinya glaukoma sudut tertutup. Pasien dengan dugaan
glaukoma sudut tertutup memiliki gejala mata merah dan
berair, disertai nyeri kepala hebat di daerah mata yang
terkena glaukoma, mual dan muntah, dan pandangan
menjadi kabur
• Hipersensitivitas terhadap midriatikum
• Pasien yang sedang diobservasi dan dimonitor perubahan
pupilnya (misalnya pasien dengan trauma kepala).
Pemeriksaan dengan pelebaran pupil dikontraindikasikan
sampai prosedur tersebut diperbolehkan kembali oleh
dokter neurologis atau bedah saraf
Pasien perlu diinformasikan bahwa pemeriksaan dengan
pelebaran pupil ini akan menyebabkan penglihatan kabur dan
sensitivitas cahaya selama beberapa jam, sehingga aktivitas
tertentu pasien akan terganggu, misalnya membaca dan
mengemudi
Prinsip Prinsip dalam melakukan pemeriksaan pupil yaitu bersih
Prosedur • Mempersilahkan pasien masuk ke dalam ruangan
Memberi salam/ memperkenalkan diri dengan cara yang
sopan.
• Atur posisi duduk penderita.
• Tanyakan identitas penderita
• Tanyakan keluhan utama
• Tanyakan lebih detil hal yang berhubungan dengan
keluhan utama misal; - Keluhan penglihatan kabur :
satu/kedua mata, apakah sangat/sedikit kabur, penglihatan
buram/tertutup, penglihatan sentral atau perifer yang kabur
( apakah semua lapangan penglihatan atau sebagian saja),
disertai rasa silau/tidak, - Keluhan mata merah :
satu/kedua mata, didahului trauma/tidak, didahului/disertai
penglihatan kabur - Keluhan penglihatan ganda : apakah
pada satu mata atau pada saat melihat dengan dua mata,
apakah disertai pusing
• Tanyakan deskripsi keluhan utama: lamanya, onset (tiba-
tiba/ perlahan), perlangsungannya (konstan/ memberat),
aktivitas saat keluhan timbul, kondisi yang
memperberat/meringankan keluhan, apakah ada upaya
pengobatan sebelumnya, atau apakah keluhan ini pertama
kali timbul atau sudah berulang.
• Tanyakan kelainan mata yang lainnya: mata merah, air
mata berlebih, kotoran mata berlebih, silau, penglihatan
menurun, nyeri, rasa mengganjal, rasa berpasir, serta
gejala penyerta bila ada.
• Tanyakan kelainan mata yang pernah diderita, termasuk
riwayat tindakan/operasi mata.
• Tanyakan riwayat penyakit yang lain, termasuk penyakit
sistemik dan pengobatan yang didapat.
• Tanyakan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga/
lingkungan
• Catatlah hasil anamnesis.
• Konfirmasi ulang hasil anamnesis dan berikan kesempatan
pasien untuk bertanya
Referensi • https://www.alomedika.com/tindakan-
medis/mata/pemeriksaan-pupil/kontraindikasi
• https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2016/10/manual-csl-Indra-Khusus-Mata-
2016.pdf
RESUME
Pemeriksaan fungsi syaraf kranial

Pengertian Sebuah pemeriksaan yang dilakukan dalam rangka


menentukan diagnose keperawatan tepat dan melakukan
tindakan perawatan yang sesuai.
Tujuan Untuk mengevaluasi keadaan fisik klein secara umum dan
juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain
neurologis
Indikasi • Gangguan penciuman
• Gangguan penglihatan seperti kebutaan monokular,
penurunan lapang pandang, Marcus Gunn Pupil,
nistagmus, ptosis, dilatasi pupil, diplopia
• Gangguan sensori seperti anestesi, kehilangan sensasi
wajah
• Paralisis: paralisis fasial baik sebagian atau komplit
• Parestesi
• Gangguan keseimbangan
• Gangguan koordinasi
• Gangguan pendengaran, seperti tuli atau tinnitus
• Gangguan sensasi pada faring atau palatum
• Gangguan rasa
• Disfonia
• Kelemahan: kelemahan otot sternokleidomastoideus atau
trapezius, kelemahan atau deviasi lidah
• Gangguan menelan

Kontraindikasi • Kejang
• Demam (suhu tubuh yang terlalu tinggi)
• Mengalami penurunan kesadaran (koma)

Prinsip Prinsip saat melalukan pemeriksaan syaraf kranial yaitu bersih


Prosedur a. Nervus Olfaktori (N. I)
• Fungsi : saraf sensorik, untuk penciuman
• Cara pemeriksaan : pasien memejamkan mata, disuruh
membedakan bau yang dirasakan (kopi, the, dll)
b. Nervus Optikus (N. II)
• Fungsi : saraf sensorik, untuk penglihatan
• Cara pemeriksaan : dengan snelend card, dan periksa
lapang pandang
c. Nervus Okulomotoris (N. III)
• Fungsi : saraf motoric, untuk mengangkat kelopak
mata ke atas, kontriksi pupil, dan sebagian gerakan
ekstraokuler
• Cara pemeriksaan : tes putaran bola mata,
menggerakan konjungtiva, reflex pupil, dan inspeksi
kelopak mata
d. Nervus Trokhlearis (N. IV)
• Fungsi : saraf motoric, gerakan mata ke bawah dan ke
dalam
• Cara pemeriksaan : sama seperti N. III
e. Nervus Trigeminus (N. V)
• Fungsi : saraf motoric, gerakan mengunyah, sensasi
wajah, lidah, dan gigi, reflek kornea, dan reflek kedip
• Cara pemeriksaan : menggerakan rahang ke semua
sisi, pasien memejamkan mata, sentuh dengan kapas
pada dahi atau pipi, menyentuh permukaan kornea
dengan kapas
f. Nervus Abdusen (N. VI)
• Fungsi : saraf motoric, deviasi mata ke lateral
• Cara pemeriksaan : sama seperti N. III
g. Nervus Fasialis (N. VII)
• Fungsi : saraf motoric, untuk ekspresi wajah
• Cara pemeriksaan : senyum, bersiul, mengangkat alis
mata, menutup kelopak mata dengan tahanan
menjulurkan lidah untuk membedakan gula dan garam
h. Nervus Vestibulokokhlearis (N. VIII)
• Fungsi : saraf sensorik, untuk pendengaran dan
keseimbangan
• Cara pemeriksaan : test webber dan rinne
i. Nervus Glosopafaringeus (N. IX)
• Fungsi : saraf sensorik dan motoric, untuk sensasi rasa
• Cara pemeriksaan : membedakan rasa manis dan asam
j. Nervus Vagus (N. X)
• Fungsi : saraf sensorik dan motoric, reflek muntah dan
menelan
• Cara pemeriksaan : menyentuh faring posterior, pasien
menelan saliva, disuruh mengucap ah…
k. Nervus Asesoris (N. XI)
• Fungsi : saraf motoric, untuk menggerakkan bahu
• Cara pemeriksaan : suruh pasien untuk menggerakkan
bahu dan lakukan tahanan sambil pasien melawan
tahanan tersebut
l. Nervus Hipoglosus
• Fungsi : saraf motoric, untuk menggerakkan lidah
• Cara pemeriksaan : pasien disuruh menjulurkan lidah
dan menggerakkan dari sisi ke sisi

Referensi • https://www.alomedika.com/tindakan-
medis/neurologi/pemeriksaan-nervus-kranialis/indikasi
• https://gustinerz.com/12-nervus-kranial-fungsi-cara-
pemeriksaannya/2/

Anda mungkin juga menyukai