Anda di halaman 1dari 5

BAB I

DEFINISI

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan Arbovirus grup A
dan B yang bermasalah di indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD),
Chikungunya dan Japanese Encephalitis (JE). Ketiga penyakit tersebut sama-sama
ditularkan oleh gigitan vektor nyamuk tetapi mempunyai beberapa perbedaan antara
lain jenis/spesies nyamuk penularnya, pola penyebaran, gejala penyakit, tatalaksana
pengobatan maupun upaya pencegahannya.
Penyakit DBD mulai dikenal di indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan
Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin
meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak sering menimbulkan KLB tetapi
juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang
terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota
keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.
Pada tiga tahun terakhir (2021-2023) jumlah rata-rata kasus dilaporkan sebanyak
± 50 kasus DBD diwilayah Puskesmas Besitang, ditahun 2021 dengan jumlah 12
kasus DBD diwilayah puskesmas besitang, meningkat di tahun 2022 menjadi 30
kasus dengan jumlah kematian 0 dan di tahun 2023 sebanyak 9 kasus DBD diwilayah
puskesmas besitang sampai dibulan Oktober dengan jumlah kematian 0.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup kegiatan penanggulangan DBD adalah:

1. Kegiatan pemberantasan penyakit DBD di dalam gedung Puskesmas meliputi:


- Melakukan pemeriksaan fisik pasien dan pemeriksaan laboratorium
- Konsultasi dengan Dokter bila ada pasien yang mengarah penderita DBD
- Pencatatan dan pelaporan

2. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas Meliputi :


- Deteksi dini/ pemeriksaan epidomiologi ( PE).
- Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya PSN (pemberantasan
Sarang nyamuk) dan Jumantik.
- Foging focus.
BAB III
TATA LAKSANA

3.1. Sumber daya manusia


Sumber daya manusia yang berkaitan dalam kegiatan pelayanan kesehatan
lingkungan adalah :
 1 orang dokter utuk memeriksa pasien apabila ada indikasi penyakit DBD dan
membaca hasil laboratorium yang dapat dari rumah sakit
 1 orang Perawat untuk membatu pelaksanaan foging bersama operator di
rumah warga yang positif DBD
 1 orang operator unuk menggunakan alat fogging.
3.2 Kegiatan di Dalam Gedung
- Menganjurkan ke RS untuk pemeriksaan darah apabila ada tanda dan gejala
DBD
- Memberikan konseling kepada keluarga tentang penyebab penyakit dbd
dan cara pencegahannya.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan seluaruh kasus DBD yang ditemukan
diwilayah kerja puskesmas besitang setiap bulan dan dilaporkan kepada
kepala puskesmas besitang dan di klem ke dinas kesehatan kab.langkat.
3.2. Kegiatan di Luar Gedung
 Melakukan pemeriksaan jentik berkala (PJB)
- Koordinasi bersama bidan desa,kader dan perangkat desa mengatur waktu
dan tempat
- Memeriksa jentik nyamuk Aedes Aegepty dirumah warga dan di tempat-
tempat umum(Sekolah)
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan jentik berkala
 Pelaksanaan PSN
- Petugas berkoordinasi dengan bidan desa,kader dan perangkat desa untuk
mengatur waktu dan tempat
- Petugas menyiapkan peralatan untuk kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN)
- Lakukan Pemberantasan sarang nyamuk pada saat waktu yang sudah
disepakati bersama-sama dengan perangkat desa
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan PSN
 Fogging Fokus
- Petugas menerima infomasi adanya kasus pasien Positif DBD, disertakan
dengan hasil Laboratoriumyang menyatakan jumlah trombosit 100000 /uL
dari bidan desa wilayah puskesmas besitang.
- Petugas dan bidan desa memberitahu perangkat desa yaitu kepala desa,
kadus , maksud tujuannya, dan memastikan alamat rumahsi penderita
DBD, dan kapan di laksanakan pengasapan.
- Petugas meminta izin kepada pemilik rumah penderita untuk melaksanakan
fogging serta petugas fogging menggunakan APD Lengkap sebelum
melaksanaka foging
- Mendokumentasikan hasil kegiatan Fogging
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi Kegiatan pelayanan perkemas dilakukan dengan:

1. Pencatatan
Setelah proses pelayanan jumantik dan PSN Serta foging Fokus , dilakukan
pencatatan oleh Penangggung Jawab pelayanan
2. Pelaporan
Pelaporan secara Manual dilakukan dengan mengisi format yang sudah ada
kemudian di koordinasi kepada penanggung jawab UKM Selanjutnya tanda
tangani oleh Kepala Puskesmas Besitang. Dan dilakukan pengisian aplikasi
SILANTOR setiap bulannya.
Selanjutnya kedua laporan tersebut (manual dan aplikasi), setelah diverifikasi
Kepala Puskesmas di laporkan ke Dinkes.
3. Dokumentasi

Seluruh kegiatan di dokumentasikan dengan foto – foto kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai