Anda di halaman 1dari 26

Modul 4

Perkembangbiakan Makhluk Hidup dan


Pemuliaan Tanaman/Hewan Ternak

KB 1 → Perkembangan Tumbuhan
KB 2 → Perkembangan Hewan dan manusia
KB 3 → Pemulihan Tanaman dan Hewan Ternak

Kelompok 2
 Agus Prayitno 856996236
 Eko Yuliati 856943773
 Ela Rismawati 856943798
 M. Agung Nugraha 856996275
 Retno Utami Dewi 856943655
Kegiatan Belajar 1

Perkembangbiakan Tumbuhan
A. Perkembangbiakan Tumbuhan Rendah
Tumbuhan rendah adalah sekelompok tumbuhan yang mencakup bakteri, ragi, jamur,
ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Tumbuhan rendah ada yang dapat melakukan
perkembangbiakan vegetatif dan generatif.

1. Perkembangbiakan Vegetatif Tumbuhan Rendah


Perkembangbiakan vegetatif tumbuhan rendah dilakukan dengan berbagai cara, di
antaranya :
a) membelah diri
b) bertunas, dan
c) dengan menghasilkan spora.

2. Perkembangbiakan Generatif Tumbuhan Rendah


Perkembangbiakan dengan cara generatif pada tumbuhan rendah dilakukan dengan
berbagai cara :
• Isogmi
• Anisogami
• Konjugasi
3. Perkembangbiakan Tumbuhan Tinggi
Tumbuhan tinggi adalah sekelompok tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara
akar, batang an daun serta umumnya berkembangbiak dengan biji. Seperti halnya tumbuhan
rendah, tumbuhan tinggi pun dapat berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.

 Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan tinggi


Perkembangbiakan vegetatif dapat terjadi secara alami ataupun buatan.
1) Perkembangbiakan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif ini dapat terjadi melalui berbagai cara berikut.
• Akar tingal (rhizoma)
• Umbi lapis
• Umbi batang
• Geragih
• Tunas
• Tunas adventif

2) Perkembangbiakan vegetatif buatan


Perkembangbiakan aseksual pada tumbuhan tinggi sengaja dilakukan oleh manusia
dengan tujuan kesejahteraan manusia. Contohnya, cara menyetak, mencangkok, menyambung,
merunduk, dan kultur jaringan.
• Perkembangbiakan generatif tumbuhan tinggi
Tumbuhan tinggi atau tumbuhan berbiji dikelompokan menjadi dua golongan, yaitu
tumbuhan berbiji terbuka (Gimnospermae) dan tumbuhan berbiji terbuka (Angiospermae).

a) Perkembangbiakan generatif pada Gimnospermae


Alat kelamin jantan dan betina pada Gimnospermae umumnya terpisah. Contoh pada
tumbuhan pinus, sel telur dibentuk pada konus betina dan dan sperma dibentuk pada konus jantan.
Konus jantan ukurannya lebih kecil dibandingkan konus betina. Fertilisasi terjadi jika inti sperma
dari serbuk sari bersatu dengan sel telur dan membentuk zigot. Zigot selanjutnya membentuk
embrio yang terdapat dalam biji. Pembuahan pada gimnospermae disebut pembuahan tunggal
karena satu inti sperma membuahi satu sel telur.
Alat perkembangbiakan pada Angiospermae berupa
b) Perkembangbiakan bunga yang terdiri atas benang sari sebagai alat
generatif pada perkembangbiakan jantan dan putik sebagai alat
Angiospermae perkembangbiakan betina. Bunga berperan penting dalam proses
perkambangbiakan tumbuhan Angiospermae.

Pembuahan pada
Angiospermae disebut pembuahan
ganda karena inti sperma tidak hanya
satu, melainkan ada dua buah. Inti yang
satu membuahi inti sel telur, sedangkan
yang lainya membuahi dua buah inti
kandung lembaga skunder (inti polar)
yang membentuk jaringan indosperma
dan bersifat tripolid dan berfungsi
sebagai cadangan makanan bagi
embrio.
Kegiatan Belajar 2

Perkembangbiakan Hewan Dan Manusia


Seperti halnya tumbuhan, hewan pun dapat kita kelompokan dalam dua
kelompok, yaitu hewan tingkat rendah (Invertebrata) dan hewan tingkat tinggi
(Vertebrata).

A. Perkembangan Pada Hewan Rendah


Hewan tingkat rendah dapat melakukan perkembangbiakan vegetatif dan
generatif. Perkembangbiakan vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti:
1) Membelah diri
Hewan yang dapat membelah diri yang paling kita kenal adalah amoeba,
tetapi ada pula protozoalain, seperti paramecium dan euglena. Paramaecium
memiliki arah pembelahan secara melintang, sedangkan euglena arah
pembelahannya membujur. Sementara itu, amoeba tak tentu arah karena bentuk
hewan ini berubah-ubah.
a. Bertunas
Hewan yang berkemampuan seperti itu antara lain adalah
Hydra. Biasanya hewan ini dapat kita jumpai menempel pada
permukaan bawah daun tumbuhan yang hidup di air tawar (seperti
kolam atau danau) dengan ukuran panjang mencapai 2cm.

b. Fragmentasi
Fragmantasi pada hewan adalah salah satu
perkembangbiakan yang umumnya tidak sengaja dilakukan oleh
hewan yang bersangkutan. Potongan tubuh yang terlepas oleh suatu
sebab akan berkembang menjadi individu baru. Contoh hewan yang
berkembang biak dengan cara Fragmantasi adalah planaria, planaria
hidup di perairan air tawar yang belum tercemar. Hewan ini bertubuh
lunak pipih, berwarna agak putih kecoklatan, dan berukuran antarara
1-2 cm.
Gambar regenerasi potongan tubuh

Selain planaria, ada jenis hewan lain yang dapat berkembang biak
dengan cara regenerasi bagian tubuhnya walaupun tak sehebat planaria, yaitu
sejenis bintang laut. Lengan bintang laut yang terpotong akan membentuk individu
baru. Seperti contoh gambar di atas.
2) Perkembangbiakan Generatif Pada Hewan Rendah
Hewan yang berkembang biak secara generatif, yaitu seperti cacing gelang,
cacing kremi, belalang, dan lain-lain. Perkembangbiakan pada hewan rendah
umumnya dikenal dua macam, yaitu konjugasi dan heterogami.
a) Konjungsi
Kongungsi adalah cara pekengbiakan generatif pada makhluk hidup yang
belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Pada proses perkembangbiakan ini, terjadi
pertukaran materi inti antara satu individu dan individu lainnya. Contoh yang paling
umum adalah paramaecium.

Dalam keadaan biasa, hewan ini


melakukan perkembangbiakan secara
vegetatif, yaitu dengan cara membelah
diri. Dalam keadaan tertentu, hewan ini
berkurang kemampuannya untuk
membelah, lalu konjugasi menjadi pilihan
terakhir untuk memulihkan
kemampuannya untuk berkembang biak
secara vegetatif.
b) Heterogami (anisogami)
Cara perkembangbiakan mempertemukan dua buah sel kelamin yang berbeda, baik
bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya. Sel kelamin jantan disebut sperma, sedangkan sel
klamin betina disebut ovum (sel telur). Cara perkembangan seperti ini pada hewan rendah
dapat kita jumpai antara lain pada hydra, peramaecium, cacing, dan serangga.

Kebanyakan hydra bersifat hermaprodit


(berkelamin ganda). Testis berupa bintil berbentuk
kerucut, sedangkan ovarium akan seperti
gelembung. Kedua oragan tersebut terletak pada
kulit luar. Setiap ovarium akan pecah, tetapi telur
akan tetap merekat pada tubuh induknya. Jika
ada sperma yang datang, terjadilah pembuahan
yang menghasilkan zigot. Zigot berkembang
menjadi embrio dan akan terlepas dalam keadaan
dorman dan dilindungi dinding yang tebal. Setelah
itu dinding embrio akan pecah dan embrio tumbuh
menjadi individu baru.
B. Perkembangbiakan Pada Hewan Tingkat Tinggi

Fertilasi pada hewan tinggi di luar atau di dalam tubuh induk


betinanya. Hewan yang melakukan pembuahan di luar (fertilasi eksternal)
antara lain adalah ikan dan amfibi. Sementara itu reptil, burung, dan mamalia
pembuahannya di dalam (fertilasi internal).

1. Pembuahan Di Luar (Fertilasi Eksternal)


Pembuahan ini umumnya terjadi pada hewan-hewan yang hidup di
air. Telur dan sperma sama-sama dikeluarkan di dalam air.
a) Pembuahan pada ikan
Pada saluran sperma ikan jantan mengalirkan sperma dan bermuara
pada lubang urogenital. Apa yang di sebut lubang urogenital?
Lubang urogenital adalah sebuah lubang yang merupakan tempat
bermuaranya dua buah saluran, yaitu saluran urin dan saluran kelamin. Kita
dapat lihat gambar berikut.
Alat kelamin pada betina pada ikan terdiri
atas sepasang ovarium yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur (ovum). Sel
telur yang sudah matang akan
diovulasikan dan akan menuju oviduct.
Selanjunya, akan dikeluarkan lewat
lubang urogenital ke luar tubuhnya pada
saat musim kawin.
b) Pembuahan pada katak

 Alat perkembangbiakan pada katak


jantan terdiri atas sepasang testis
yang menghasilkan sperma,
saluaran sperma, dan kloaka.
 Katak betina mempunyai sepasang
ovarium yang berfungsi untuk
menghasilkan sel telur. Ovarium
tampak membesar pada saat
musim kawin tiba. Telur-telur yang
dihasilkan akan dikeluarkan lewat
saluran telur dan menuju kloaka.
2. Pembuahan di dalam (fertilisasi internal)
Yang dimaksut pembuahan di dalam adalah proses
pertemuan antara sperma dan sel telur yang terjadi dalam tubuh
hewan betina. Kita bahas tiga contoh yang mudah kita kenal, yaitu
burung, tikus, dan manusia.

a) Pembuahan pada burung


 Alat perkembangan pada burung jantan
terdiri atas sepasang testis, saluran sperma,
dan kloaka.
 Alat perkembangbiakan pada burung betina
biasanya hanya berkembang pada bagian
kiri, sedangkan bagian kanan tidak
berkembang (rudimen). Ovarium terletak
pada ginjal dan ovum yang dihasilkan akan
dikeluarkan melalui oviduct yang bermuara
pada kloaka.
b) Pembuahan pada tikus
Pembuahan pada tikus ini mewakili hewan mamalia dan pada dasarnya
semua hewan mamalia mempunyai alat kelamin yang hampir sama. Tentu saja ada
sedikit perbedaan, misalnya bentuk uterus dan penisnya.

Alat kelamin betina terdiri atas


sepasang ovarium, oviduct, uterus
dan vagina.
Berbeda dengan alat kelamin betina,
alat kelamin jantan terdiri atas
sepasang testis, saluran kelamin,
dan penis. Testis terletak di dalam
skrotun.
c) Pembuahan pada manusia
Alat kelamin jantan pada manusia terdiri atas sepasang testis yang
terletak di dalam skrotum, saluran sperma (epididimis dan vas deferens) dan
penis. Alat kelamin betina pada manusia juga tidak berbeda dengan mamalia
lainnya, yaitu terdiri atas sepasang ovarium, sepasang saluran telur (oviduct),
rahim (uterus) dan vagina.
Bagaimana hormon mengatur produksi sperma?
Ada dua jenis hormon utama yang bekerja
bersama dalam proses pembentukan sperma ini.
Pertama adalah hormon yang berupa protein yang
dilepaskan oleh otak. Hormon ini menyebabkan
sel-sel leyding yang ada di dalam testis aktif
menghasilkan hormon testosteron. Testosteron
beserta hormon otak lainnya merangsang
perkembangan sel sperma. Jumblah hormon
testosteron yang meningkat di dalm darah akan
mencapai otak dan menghambat hormon otak.
Akibatnya jumlah hormon testosteron di dalam
darah akan menurun secara perlahan. Jika hormon
testosteron mencapai jumlah minimal, hormon otak
akan dihasilkan kembali. Mekanisme ini berfungsi
menjaga keseimbangan hormon di dalam darah.
Bagaimana sel telur dihasilkan dan bagaimana
pengaturan hormonnya?

Sel telur dihasilkan di dalam ovarium. Pematangan sel


telur pada ovarium di atur oleh hormon otak.
Pembentukan sel telur berhubungan erat dengan siklus
menstruasi pada seorang wanita. Siklus menstruasi
pada wanita umumnya 28 hari.
Perubahan pada manusia

Jika sel telur yang telah diovulasikan itu


dibuahi oleh sperma, terbentuklah zigot. Zigot
akan mengalami pembelahan sambil bergerak
menuju rahim. Pada hari ke 7, embrio mulai
berimplantasi (menanamkan diri pada dinding
uterus). Selanjutnya embrio tumbuh menjadi
fetus yang dihubungkan ke tubuh ibu dengan
perantara plasenta.
Pada saat bayi akan dilahirkan, bayi tersebut akan
mengirimkan sinyal kepada tubuh ibunya. Tubuh ibu selanjutnya
menghasilkan hormon yang akan merangsang kontrksi uterus.
Kontraksi uterus akan merangsang lebih banyak pengeluaran hormon
perangsang kontraksi uterus (oksitosin) sehingga kontrasi uterus
semakin sering terjadi. Pada akhirnya bayi akan dilahirkan.
Kegiatan Belajar 3

Pemuliaan tanaman dan hewan ternak

Pemuliaan tanaman atau hewan ternak adalah suatu usaha untuk mendapatkan
bibit tanaman atau hewan ternak yang lebih unggul.

A. Pemuliaan Tanaman
Para pakar pertanian dalam usaha pemulihan tanaman untuk memperoleh bibit
yang secara genetis baik dan menyeleksinya sehingga diperoleh tanaman yang unggul. Ada
beberapa cara, dengan cara, yaitu:
1) Hibridisasi (perkawinan silang)
2) Mutasi genetik dengan cara radiasi
3) Rekayasa genetik
1. Hibridisasi (perkawinan silang)
Hibridisasi merupakan proses perkawinan silang antara dua individu
tumbuhan sejenis yang berbeda varietasnya. Gregor Jhon Mendel mengembangkan
secara ilmiah dengan hukum-hukum yang telah dikembangkannya, seperti hukum
dominansi dan segregasi, medel mampu memprediksi fenotip keturunan yang akan
terjadi dari hasil hibridisasi. Secara sederhana, apa yang telah dilakukan Medel
dalam teknik hibridisasi sebagai berikut.

a. Menemukan tanaman yang akan kita silangkan (hibridasi), misal tanaman ercis.
b. Memilih satu bunga ercis dari tanaman ercis yang sudah diketahui sifat-sifatnya,
misalnya bertangkai panjang dan berbuah sedang kualitasnya. Cegahlah agar
tidak melakukan perkawinan sendiri secara alami, caranya dengan membuang
semua benang sari bunga yang akan dijadikan induk betina sebelum bunga itu
mekar.
c. Mengambil serbuk bunga ercis varietas lain yang juga di ketahui sifatnya, bubuhkan
serbuk sari tersebut ke atas kepala putik bunga yang kita pilih sebelumnya. Sebagai
contoh gambar berikut.

d. Peliharalah bunga yang dijadikan bunga betina tersebut hingga menghasilkan buah.
Maka, biji tanaman tersebut akan mempunyai sifat yang diinginkan, misalnya
berbatang panjang dan berbuah kualitas baik.
2. Radiasi untuk bibit unggul
Radiasi adalah memberikan sinar radia aktif terhadap bibit tanaman
tertentu sehingga gen atau kromosom pada tanaman tersebut bermutasi. Dengan
demikian, akan memperolah mutan-mutan baru. Dengan cara seleksi, akhirnya akan
di peroleh mutan yang diinginkan.

3. Rekayasa genetik
Proses rekayasa genetik dapat dilihat pada gambar. Jadi, rekayasa
genetik adalah teknik dengan cara mengotak-atik materi genetik tanaman yang akan
dibudidayakan. Bisa dengan membuang gen yang tidak menguntungkan atau
menambah gen tertentu sehingga diperoleh bibit yang jauh lebih unggul.
B. PEMULIAAN HEWAN
1. Hibridasi/Kawin silang
Proses perkawinan silang pada hewan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu.
a) Perkawinan silang dengan cara tradisional
b) Perkawinan silang dengan teknik suntik
c) Perkawinan silang dengan teknik in vitro

2. Teknik radiasi
Seperti pada tumbuhan, teknik radiasi pada dasrnya dapat dilakukan pada hewan.
Dengan cara radiasi sinar radioaktif dan sinar x, akan terjadi mutasi pada makhluk hidup, tak
terkecuali hewan. Karena mutasi yang terjadi tidak selalu menguntungkan dan dapat menimbulkan
makhluk yang tidak di inginkan, teknik radiasi untuk mendapatkan bibit unggul pada hewan relatif
jarang dilakukan.

3. Rekayasa genetik untuk menghasilkan bibit unggul pada hewan


Prinsip dasar rekayasa genetik adalah mengubah susunan genetik suatu individu
sehingga individu yang akan dihasilkan sesuai yang diharapkan, dengan cara menyisipkan DNA
dari hewan lain yang mungkin berlain jenis, bahkan lintas filun.

Anda mungkin juga menyukai