Anda di halaman 1dari 15

17 TAHUN PERJALANANKU

MYOGEN TRIXIE YEOH


XII-D / 23

SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN 2


BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR
JALAN DURSASANA 8
BANDUNG
2021
Bandung, 16 Oktober 2003, pukul 10 malam lahirlah seorang perempuan bernama
Myogen Trixie Yeoh atau yang sering dipanggil Miyo. Saya lahir di Rumah Sakit Limijati
melalui proses persalinan normal. Peralatan yang digunakan selama persalinan pun sudah
cukup canggih dan modern. Setelah itu, saya pindah ke
tempat tinggal saya yang masih bergabung dengan pabrik
roti yang dibuat oleh ayah saya, sehingga kondisi rumah
sangat ramai dan banyak mesin-mesin peralatan canggih.
Selama saya masih bayi, banyak boneka dan mainan yang
cukup modern dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Saya memiliki keluarga inti yang berjumlah 6 orang.


Saya merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Saya
memiliki 3 adik perempuan yang berusia tidak jauh berbeda
dengan saya. Adik saya yang paling kecil merupakan anak
kembar identik yang sangat mirip. Orangtua saya berasal dari
Medan dan Binjai yang pergi merantau ke Bandung.

Saya tidak terlalu dekat dengan keluarga besar saya karena lokasi tempat tinggal yang
cukup jauh dan berbeda wilayah. Sebagian
besar dari mereka tinggal di Medan, Binjai,
dan Jakarta. Tapi, beberapa dari mereka
tinggal di luar negeri seperti Singapura,
Hongkong, Malaysia, dan Sydney. Saya
hanya sering berkumpul dengan keluarga
yang berada di Bandung dan Jakarta. Tetapi
terkadang keluarga saya merayakan beberapa acara bersama seperti imlek, tahun baru, dan hari
waisak.

Cara saya memanggil paman dan bibi saya sedikit unik dan berbeda dengan teman-
teman sekolah saya. Untuk kakek dan nenek, biasanya saya menyebutnya dengan sebutan
popoh dan yeye, sedangkan di keluarga ayah, saya memanggilnya ama dan akong. Di keluarga
ibu, saya biasanya memiliki nama sebutan khusus yang sesuai dengan memori yang saya punya
mengenai mereka. Paman saya akan dipanggil akuh dan bibi saya akan dipanggil akim.
Sementara itu di keluarga ayah saya, saya memanggil paman dengan sebutan cecek dan bibi
dengan sebutan acim.

Ayah saya yang bernama Jeoh Bahar merupakan putra sulung dari 4 bersaudara. Adik
dari ayah saya semuanya adalah laki-laki yang bernama Yeoh Lian, Yeoh Suwito, dan Yeoh
Hasan. Mereka mempunyai anak yang sekarang menjadi saudara saya. Paman saya yang
pertama, tinggal di Binjai dan memiliki 3 anak yaitu Megan, Wilson, dan Meggie, sedangkan
paman saya yang kedua tinggal dekat dengan rumah saya dan baru saja memiliki anak kembar
perempuan yang bernama Aleesa dan Alina. Paman saya yang terakhir baru saja menikah di
Sydney dan belum memiliki anak.

Jennie Juniwati adalah nama ibu saya yang merupakan anak bungsu di keluarganya.
Ibu saya memiliki 8 kakak yang sekarang tinggal di Medan, Malaysia, dan Hongkong. Kakak
dari ibu saya bernama Jenti Liliana, Herman Jendy, Fadelin Jendy, Jenti Lina, Fendi Jendi,
Latif Jendi, Yanto Jendi, dan Sofian Jendi. Hampir semua dari kakak ibu saya sudah menikah
dan berkeluarga, sehingga saya memiliki lebih banyak saudara di keluarga ibu dibandingkan
dengan keluarga ayah saya.
Dapat dilihat dari pohon keluarga yang saya sajikan untuk kriteria 1, bahwa jumlah keluarga
saya terbilang cukup banyak.

Dari diagram lingkaran yang saya tampilkan di bawah ini, dapat dilihat bahwa jumlah
anggota perempuan di keluarga saya lebih banyak dibandingkan yang laki-laki. Terdapat
selisih angka sekitar 6%. Karena jumlah perempuan di keluarga besar saya terdapat 26 orang
sedangkan yang laki-laki hanya terdapat 23 orang.
Berdasarkan kelompok umur, keluarga saya memiliki beragam usia. Dari usia yang
sangat kecil yaitu 1 tahun hingga 65 tahun. Tetapi, dapat disimpulkan bahwa keluarga saya
Sebagian besar merupakan orang lanjut usia.
Multikultural merupakan keadaan masyarakat yang beragam dan memiliki banyak
perbedaan. Atau bisa juga diartikan sebagai
keragaman atau perbedaan antara suatu
kebudayaan dengan kebudayaan lain. Asal muasal
terbentuknya multikultural menurut alkitab yaitu
terdapat pada kitab Kejadian 11:1-9. Adapun salah
satu contoh nyata dari alkitab mengenai
multikultural yaitu terletak di kitab Yohanes 4:1-30. Diceritakan dalam kitab tersebut mengenai
perempuan Samaria dan Yesus.

Hidup di lingkungan keluarga yang memiliki banyak ragam


agama yang dianut, merupakan salah satu contoh paling sederhana
yang dapat saya ceritakan mengenai keberagaman. Keluarga inti saya
menganut agama Budha. Tetapi, banyak saudara saya yang
mengimani agama lain seperti Kristen, Islam, dan Konghucu.
Biasanya, setiap hari raya kami saling mengucapkan salam kepada
satu dan lainnya.

Saya tinggal di Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung Provinsi


Jawa Barat. Dengan letak astronomisnya yang berada pada 6°57’35” S 07°00’35” E. Secara
geografis, desa saya terletak diantara Cigondewah Hilir (sebelah barat laut) dan Kopo Mas di
sebelah tenggara. Secara hidrologis, desa tempat tinggal saya dekat dengan Waduk Saguling
serta Sungai Citarum. Secara geologis, yang dapat saya temukan yaitu, di bagian utara desa
saya dapat terlihat Gunung Tangkuban Perahu, sedangkan dari arah barat terdapat Perbukitan
Batujajar, sedangkan, secara geomorfologis, desa tempat tinggal saya merupakan dataran
rendah dengan tingkat kecuraman 0-8 %. Hal ini dicirikan dengan banyaknya jalan yang
menghubungkan desa saya dengan desa-desa lain yang berada di sekitarnya. desa saya juga
memiliki jenis tanah yang subur, sehingga masih banyak terdapat lahan pertanian dan
perkebunan. Suhu udara yang relatif sejuk dengan rata-rata 20-26 derajat per tahun. Curah
hujan di desa yang saya tempati rata-rata 2.350 mm per tahun.

Batas-batas wilayah yang jelas, pastinya ada di desa saya. Di bagian utara, berbatasan
dengan Kelurahan Cigondewah Rahayu dan Kota Bandung, sedangkan di bagian selatan
berbatasan dengan Desa Mekar Rahayu. Desa Cigondewah Hilir merupakan batas yang berada
di sebelah barat desa saya. Bagian terakhir yaitu bagian timur, desa saya berbatasan dengan
Desa Margahayu Tengah dan juga Kecamatan Margahayu.

Kondisi sosial, iklim, dan cuaca Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten
Bandung dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 1: Kondisi Sosial Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Wilayah Administrasi Satuan Tahun/ 2021


Luas Wilayah Km2 290.43
Jumlah Penduduk Jiwa 119.203
Perempuan Jiwa 57.864
Laki-Laki Jiwa 61.339
Keluarga Jiwa 35.068
Sex Ratio Jiwa 106,005
Kepadatan Penduduk Kasar Jiwa 7.731,662
Mata Pencaharian Bertani, bekerja buruh, dan berkebun

Tabel 2: Kondisi iklim dan cuaca Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Iklim dan Cuaca Angka / Frekuensi


Curah Hujan 2.350 mm / per tahun
Suhu 20 – 26 derajat / per tahun
Kelembaban 70%
Angin 18 km/h / per hari

Adapun lokasi rumah saya bisa dilihat dari hasil Google Earth dibawah ini:
Peta 1: Lokasi Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Peta di atas merupakan peta lokasi desa yang saya tinggali yaitu Desa Rahayu,
sedangkan peta yang ada di bawah merupakan jarak antara rumah saya dengan sekolah saya
yaitu SMAK 2 BPK Penabur Bandung. Kedua peta tersebut, saya ambil melalui applikasi
Google Earth. Dapat dilihat dari peta dibawah, bahwa jarak rumah dan sekolah saya cukup
jauh yaitu sekitar 6,30km. Biasanya saya ke sekolah menggunakan kendaraan pribadi dengan
jarak tempuh kurang lebih 1 jam. Agar tidak terlambat, maka biasanya saya berangkat ke
sekolah pukul 5.45 pagi. Peta tersebut saya ambil pada hari Senin, 27 September 2021 pada
pukul 18:38.

Peta 2: Jarak rumah dan sekolah


Desa tempat tinggal saya cukup nyaman untuk ditinggali terbukti dari banyaknya
jumlah penduduk sekitar 119.203 jiwa. Dengan mata pencaharian sebagai petani dan pekebun
yang didukung dari segi iklim dan cuaca yang sejuk, sekitar 20-26 derajat dan juga tanah yang
subur.

Tinggal di Suku Sunda membuat saya harus mempelajari hal-hal yang berkenaan
dengan adat istiadat sunda. Sebenarnya keluarga saya tidak ada orang sunda. Hal ini
menyebabkan adat istiadat sunda tidak begitu terpakai di keluarga saya. Walaupun begitu, kami
masih terus mempelajari dan mencari tahu lebih lagi mengenai kebudayaan suku sunda.

Terdapat 1 hal yang paling keluarga saya sukai


dalam Budaya Sunda yaitu makanan adatnya. Menurut
keluarga saya, makanan sunda memiliki ciri khas
tersendiri yang berbeda dengan makanan adat lainnya.
Biasanya kami sering memesan makanan sunda melalui
aplikasi online ataupun datang langsung ke tempat makan
sunda. Susana adat sunda di tempat makan dapat menambah cita rasa masakan yang
dihidangkan.

Jika bepergian, ayah saya biasanya akan berbicara Bahasa Sunda kepada tukang parkir
ataupun satpam penjaga. Tetapi, selain kata-kata yang diucapkan kepada mereka, ayah saya
tidak mengetahui Bahasa Sunda lainnya. Sama seperti ibu saya. Bagi saya dan adik-adik saya,
kami dapat berbicara dan mengerti sedikit mengenai Bahasa Sunda.

Saat saya berumur 4 sampai 5 tahun, saya sedang berada


dalam masa aktif sehingga saya tidak bisa duduk diam. Saya selalu
melakukan banyak aktivitas fisik seperti berlarian, meloncat-
loncat, bahkan menari-nari, sehingga orangtua saya memasang
banyak pengaman di setiap sudut ruangan agar saya tidak terjatuh.
Orangtua saya juga selalu mengawasi saya dan ikut berlari-larian
untuk mengejar saya agar tidak hilang.
Taman Kanak-kanak merupakan tempat yang paling
mengasyikkan bagi saya di saat saya berumur 6 tahun. Hal
tersebut dikarenakan saya dapat dengan leluasa bermain
dengan teman-teman dan melakukan senam pagi bersama
setiap hari Jum’at.
Lalu, saya juga
mendapatkan pelajaran renang di setiap bulannya dan
saya menyukainya karena saya dapat bermain air.
Sekolah saya juga memiliki ruang busa yang
membuat saya dapat berlarian dan bermain dengan
bebas. Ada alat-alat yang membuat saya dapat
beraktvitas fisik, contohnya seperti trampolin.

Memasuki masa sekolah, saya mempunyai banyak teman yang berbeda agama dengan
saya dikarenakan sekolah yang saya masuki
merupakan sekolah Katolik. Saya mempelajari hal-
hal yang berhubungan dengan agama Katolik
seperti cara mereka berdoa, melakukan upacara
ibadah, dan sebagainya. Saya juga mempelajari
cerita-cerita dari alkitab dan lagu-lagu untuk ibadah
misa. Sekolah saya juga melakukan kegiatan Natal
bersama dan mengadakan acara tukar kado.

Di saat memasuki Sekolah Dasar, saya melakukan kegiatan ekstrakurikuler hoki.


Sebenarnya, saya hanya mencoba-coba dan
penasaran dengan olahraga tersebut. Tetapi,
saya ternyata tidak terlalu menyikainya dan
pada semester dua saya pindah ekstrakurikuler
menjadi wushu. Dikarenakan saya mengikuti
wushu, saya menjadi sedikit lentur. Tetapi di
tahun berikutnya, saya tidak mengikuti lagi
ekstrakurikuler tersebut. Di luar kegiatan sekolah, saya juga mencoba melakukan kegiatan lain
seperti ice skating.
Saya sudah mempelajari bahasa Sunda dan budayanya
sejak kelas 2 SD. Hal itu dikarenakan sekolah saya yang
mewajibkan siswa siswinya untuk mempelajari bahasa Sunda.
Pelajaran mengenai bahasa Sunda terus saya dapatkan hingga
sekarang. Maka dari itu, saya dapat mengerti beberapa kata
dalam bahasa Sunda.

Saat kelas 5 sampai 6 SD, saya mengikuti kelas tari


tradisional. Saya mempelajari tari Jaipong. Butuh waktu
sekitar 4 bulan untuk saya menyelesaikan pelajaran tari
Jaipong tersebut. Menurut saya, tari Jaipong tersebut sangat
sulit karena dibutuhkan keseimbangan yang cukup. Selain
tari Jaipong saya juga pernah mempelajari tari Merak.

Hal lain yang terjadi ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar adalah mendapatkan
ponsel. Sebenarnya saya mendapatkan ponsel sedikit telat dibandingkan
dengan teman-teman yang lain. Saya diberikan ponsel ketika saya berada
di kelas 5 dan merek ponsel yang saya gunakan yaitu Black Berry. Ponsel
tersebut tidak terlalu sering saya gunakan karena saya lebih senang untuk
bermain dan berinteraksi langsung dengan teman-teman sekolah saya.

Sejak SD pun saya sudah diperbolehkan untuk menonton Youtube. Biasanya, saya
gemar menonton film-film kartun. Salah satu kartun yang paling saya sukai adalah Doraemon.
Tetapi, waktu saya untuk menggunakan sosial media seperti Youtube dibatasi oleh orangtua
saya. Serta, mereka tetap memantau apa yang saya tonton.

Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan pelajaran baru yang diajarkan kepada
siswa-siswi di sekolah. Karena, di waktu orangtua saya bersekolah pelajaran ini belum ada dan
hanya dapat dipelajari di masa kuliah. Maka dari itu, sekarang saya dapat menggunakan
teknologi-teknologi canggih yang dapat memudahkan kita. Google, Microsoft, serta Yahoo
dapat saya gunakan dengan mudah karena sudah pernah dipelajari di masa Sekolah Dasar.

Menginjak masa SMP, saya sudah mengikuti


perkembangan zaman. Saya mulai menyukai dan mencari tahu
mengenai budaya luar. Saya juga mengenali K-pop dan
menjadikannya sebagai salah satu hobi. Mendengarkan
musiknya, mencoba tariannya, bahkan bahasanya membuat saya
semakin menyukai K-pop.
Ketertarikan saya terhadap K-pop membuat saya ingin berpenampilan seperti mereka.
Salah satu contoh imitasi yang saya lakukan yaitu mewarnai rambut. Saya pertama kali
mencoba untuk mewarnai rambut saya di salon. Dari awalnya mencoba, saya menjadi sedikit
ketagihan untuk mewarnai rambut. Saya pernah mewarnai rambut saya dengan warna merah,
coklat terang, bahkan coklat tua.

Semasa SMP, saya mengikuti organisasi kepramukaan.


Di dalam organisasi tersebut, saya diajarkan untuk menjadi
mandiri, saling menolong, menyelesaikan masalah, dan lain
sebagainya. Di dalam organisasi tersebut, saya diharuskan
mengikuti kemah pramuka. Saya melakukan banyak tugas dan
kegiatan mengenai kepramukaan serta membantu para pembina
untuk menjalankan acara kemah tersebut.

Organisasi lain yang pernah saya ikuti di sekolah adalah OSIS. Menjadi bagian dari
OSIS merupakan hal yang menyenangkan dan membuat saya
mendapatkan banyak relasi baru. Belajar mengenai kepemimpinan
dan cara berkontribusi dalam lingkungan kemasyarakatan
merupakan hal yang saya peroleh dari organisasi OSIS ini.
Walaupun saya hanya menjadi bagian dari organisasi OSIS selama
1 tahun, tetapi banyak kenangan yang tidak dapat saya lupakan dan
banyak pelajaran yang dapat saya pelajari.

Di luar organisasi sekolah, saya mengikuti organisasi


dalam bidang keagamaan. Saya cukup aktif dalam organisasi
ini dan saya pun dipercaya untuk menjadi anggota bagian
dari tim inti. Setiap minggunya, saya mengikuti rapat yang
membahas banyak hal mengenai isu-isu yang akan dibahas
untuk acara berikutnya, belajar mengenai agama, dan masih
banyak lagi. Selagi melakukan acara kegamaan, biasanya saya menjadi bagian notulensi
ataupin menjadi pembawa acara. Maka dari itu, kita sebagai bagian dari masyarakat Indonesia
yang majemuk harus saling menghargai dan harus sadar bahwa perbedaan tidak dapat
dihindari. Toleransi dan membangun bangsa bersama harus dipupuk dari sekarang.

Pada masa Sekolah Menengah Atas, saya mulai menggemari olahraga ringan seperti
jalan pagi atau bersepeda mengelilingi kompleks. Biasanya setiap hari minggu pagi saya akan
jalan atau lari pagi bersama ayah saya. Mulai dari jam 6 sampai jam 7 pagi saya akan
mengelilingi wilayah perumahan saya. Setelah selesai berolahraga, ayah saya biasanya
mengajak saya membeli sarapan ataupun buah.

Di tahun 2020, virus Covid-19 mulai memasuki wilayah Indonesia. Hal ini membuat
semua masyarakat tidak dapat beraktivitas dengan bebas. Respon masyarakat pun beragam.
Tetapi, mayoritas dari masyarakat menganggap bahwa pandemi Covid-19 ini menganggu dan
menghambat kegiatan masyarakat sekitar. Banyak pula korban yang berjatuhan akibat virus
ini.

Ada pula pandangan lain yang muncul mengenai pandemi ini. Hal yang mungkin
dirasakan oleh semua orang yaitu memiliki
hubungan yang lebih erat dengan keluarga.
Hubungan keluarga dapat membaik dikarenakan
kondisi yang terjadi di Indonesia sehingga
masyarakat harus tetap berada di rumah. Kondisi
fisik bumi pun membaik dan polusi-polusi
berkurang. Tetapi yang paling penting adalah
adaptasi. Kita harus bisa beradaptasi dengan keadaan pandemi ini.

Pandemi Covid-19 ini berdampak


pada kegiatan olahraga saya. Saya
menjadi jarang keluar rumah dan hanya
melakukan segala sesuatu dari rumah.
Hal baru yang saya dapat coba yaitu melakukan olahraga ringan dengan melihat petunjuk dari
Youtube. Sekarang, sudah lebih dari 1 tahun saya melakukan hal ini karena pandemik yang
masih berkelanjutan. Olahraga ringan yang saya lakukan ini membuat saya tidak terlalu
tertekan saat berada di rumah.

Pandemi Covid-19 ini sudah pasti merupakan salah satu dari rencana Allah. Hal ini
dikarenakan, segala sesuatu yang kita lakukan dan terjadi di dunia ini sudah disusun sebaik
mungkin oleh-Nya. Kita sebagai umat Allah, sudah seharusnya turut memberikan bantuan
kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan. Salah satu contohnya yaitu bisa dengan cara
memberikan sembako ataupun mendukung program pemerintah seperti vaksinasi gratis.
Tindakan lain yang dapat dilakukan selain contoh di atas adalah mengikuti protokol Kesehatan
agar pandemik ini dapat cepat berakhir.

Banyak tokoh Alkitab yang mengalami masa sulit seperti menderita akibat penyakit
atau bahkan akhir hidupnya yang berakhir tragis. Salah satu tokoh yang menurut saya cocok
dengan pandemi ini adalah Timotius. Dikutip dari 1 Timotius 5:23, disebutkan bahwa Timotius
sering sekali terkena penyakit. Sebenarnya, pandemik merupakan sesuatu yang dikehendaki
oleh Tuhan dan jika kita terpapar virus ini bukan berarti hal itu merupakan sebuah kutukan atau
akibat dari dosa yang kita perbuat. Jadi, jangan pernah merasa malu karena terkena virus ini
dan tetap berpegang teguh pada ajaran Tuhan.

Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan sektor ekonomi di Indonesia mengalami


berbagai guncangan. Seperti inflasi, krisis, dan lain
sebagainya. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan yang bertujuan untuk membantu
masyarakat yang berada di Indonesia. Banyak sekali
kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Kebijakan pertama yang berpengaruh pada keluarga saya yaitu, insentif pajak usaha
mikro kecil mengengah (UMKM) atau PPh final DTP. Hal ini membuat usaha yang dilakukan
oleh ayah saya sedikit terbantu. Pajak penghasilan yang dihasilkan oleh UMKM seperti milik
ayah saya tidak diharuskan untuk membayar pajak hingga akhir Desember 2021 nanti.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
82/PMK.03/2021 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2021
tentang Insentif Pajak untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona 2019.

Kebijakan kedua yang cukup berpengaruh yaitu mengenai anggaran APBN yang
direalokasikan oleh kementrian keuangan sebesar Rp 62,3 triliun. Dana dari anggaran tersebut,
dipakai oleh pemerintah untuk menangani kasus Covid di Indonesia. Vaksin gratis merupakan
salah 1 contoh yang saya dapatkan. Hal lainnya dapat berupa penurunan harga test PCR yang
awalnya dianggap mahal oleh banyak kalangan masyarakat.

Kebijakan yang paling berpengaruh yaitu kebijakan pembatasan


sosial berskala besar atau yang sering disebut PSBB. Hal ini menyebabkan
aktivitas pertemuan antara warga menjadi dibatasi dan mengakibatkan
intensitas transaksi yang terjadi berkurang. Akibat yang ditimbulkan yaitu
potensi krisis ekonomi. Usaha yang dilakukan ayah saya pun sedikit
terhambat dan terganggu karena diadakannya PSBB ini. Tetapi dengan
adanya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor
1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem
Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Stabilitas
Sistem Keuangan membuat perekonomian keluarga saya sedikit terbantu.
Daftar Pustaka:
Rahayu, Margaasih, Bandung - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Website Resmi Desa Rahayu Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung (rahayu-margaasih.desa.id)
Google Earth

Anda mungkin juga menyukai