Anda di halaman 1dari 25

PERJALANAN HIDUP CINDY CHRISTALIA ANGELA

CINDY CHRISTALIA ANGELA

XII-E/06

SEKOLAH MENENGAH ATAS KRISTEN 2

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR

JALAN DURSASANA 8

BANDUNG

2021
Halo, perkenalkan nama saya Cindy
Christalia Angela! Biasanya orang-orang
memanggil saya ‘Cindy’. Namun, orang yang
sudah dekat dengan saya seperti mama, papa,
cici, koko, dan para sahabat saya punya
panggilan akrab untuk saya yaitu ‘Cindoy’ atau
‘Ndoy’. Pencipta panggilan akrab saya adalah
orang tua saya sendiri. Dulu, ketika saya
bertanya pada mereka tentang alasan saya
dipanggil ‘Ndoy’, mereka menjawab bahwa itu
FOTO 1 - Cindy Christalia Angela sekedar panggilan ‘sayang’ untuk saya.

Sekarang, gadis bernama Cindy ini sudah duduk di bangku SMA tahun
terakhir. Wajah, pemikiran, dan kesibukannya sudah tidak sama dengan saat foto
diatas diambil. Rasanya wajah saya sudah berbeda 180 derajat. Pola pikirnya jadi
jauh lebih kompleks. 1

Banyak hal dan peristiwa yang saya lalui sampai saya menjadi diri saya
yang sekarang. Ada yang baik, biasa saja, dan bahkan buruk untuk saya.
Layaknya sebongkah tanah liat yang dipukul, ditekan, diputar, dan dibakar,
kehidupan membentuk saya menjadi pribadi saya saat ini. Seluruh proses dan
kejadian lampau yang telah menjadi sejarah kehidupan saya tersebut akan saya
tumpahkan dalam portofolio ini.

**

Sekitar 17
tahun lalu tepatnya
pada hari Jumat 16
April 2004, mama
saya melahirkan
seorang bayi
perempuan yang
sangat cantik. Berat
bayi itu 3,4 kg dan
tingginya 52 cm. FOTO 2 - Ulang Tahun Pertama Cindy
Kata mama, di antara tiga buah hati yang pernah ia lahirkan, bayi ini adalah bayi
terbesar. Proses kehamilannya juga paling melelahkan karena perut mama benar-
benar jadi sangat berat. Kedua orangtua saya sempat bingung dalam memilih
nama untuk bayi ini. Akhirnya, nama Cindy menang atas nama Aprilia. Ya, benar
sekali, bayi menggemaskan itu adalah saya.

Banyak orang bilang, saya adalah anak ‘bonus’. Hal ini karena saya lahir
ketika usia orangtua saya sudah tidak muda dan jarak usia saya dengan cici serta
koko yang jauh sekali. Bayangkan saja, mama saya melahikan saya ketika
usianya sudah 40 tahun sementara papa saya berusia 39 tahun. Perbedaan umur
saya dengan koko adalah 21 tahun dan dengan cici 20 tahun. Ketika saya
mengingat fakta ini saya selalu kembali tersentuh atas perjuangan mama saya di
umur paling berisiko. Bila saat itu mama saya tidak mencintai saya dan tidak
ingin mempertaruhkan nyawanya demi saya maka saya tidak akan ada disini.

Semua orang yang bertemu dengan saya


menganggap bahwa saya sangat beruntung
menjadi ‘Anak Bungsu Kesayangan’ di antara 3
bersaudara yang sudah dewasa tapi, ternyata
predikat kesayangan itu tidak bertahan lama.
Bulan Oktober 2010 cici saya menikah lalu 2
tahun kemudian ia melahirkan seorang anak laki-
laki gemas bernama Clifford Xavier Hertanto.
FOTO 4 Keponakan Pertama Clifford Memang saya sangat bahagia karena saya
memiliki keponakan tapi, setelah beberapa lama
saya merasa tersingkirkan. Gelar sebagai anak
kesayanganpun lepas. Ditambah lagi 2 tahun
setelah Clifford lahir cici saya kembali
dikaruniai seorang anak laki-laki lagi bernama
Carlson Rainer Hertanto. Mama dan papa saya
kini menjadi oma dan opa untuk 2 cucu laki-laki
yang tampan. Saya semakin merasa
FOTO 3 Keponakan Kedua Carlson
tersingkirkan.
1
Ketika keponakan pertama saya
berumur 1-3 tahun dan saya saat itu
masih berumur 8-12 tahun, tidak dapat
dipungkiri saya seringkali merasa iri
karena terlihat perbedaan dari cara
orangtua saya memperlakuknan saya
dan keponakan saya yang masih kecil
ini. Saat berumur 4 tahun saya hanya
bisa memainkan beberapa permainan
tradisional dengan alat-alat sederhana
seperti congklak, lompat tali, masak-
masakan, dan lainnya. Namun, saat itu
keponakan saya sudah dibelikan
mainan-mainan modern berteknologi
canggih. Kemudian orang tua saya tidak
pernah memberi saya gawai ketika FOTO 5 - Keponakan Mengalami Modernisasi
masih berusia belia dengan alasan belum cukup umur. Sementara keponakan saya
sudah diizinkan mengonsumsi gawai sejak mereka masih kecil, menonton
Youtube, dan bermain games. Bahkan, mereka sudah diberi gawai pribadi di usia
7 dan 5 tahun.
2
Apa yang saya dan kedua keponakan saya konsumsi di masa kecil sangat
berbeda. Selain itu, ketika saya masih kecil orangtua saya sangat sulit untuk
diajak membeli mainan ke tokonya. Berbeda dengan zaman saya, keponakan saya
yang sekarang tinggal jauh di Bali masih bisa sering dibelikan mainan oleh oma-
opanya. Melalui panggilan video di aplikasi Whatsapp mereka meminta mainan
lalu orangtua saya akan mencari permintaan mereka di toko online seperti Shopee
dan Tokopedia kemudian alamat penerimanya ditujukan pada rumah keponakan
saya. SOSIOLOGI
3
Tentu ketika saya belum dewasa saya berpikir bahwa perbedaan antara
saya dan kedua keponakan saya tidak adil. “Kenapa saya dulu di usia yang sama
dengan mereka belum memiliki gawai dan belum bisa meminta mainan melalui
toko online?,” begitulah kira-kira keluhan saya saat saya belum dewasa.
Sekarang, saya sudah menyadari alasan dari perbedaan masa kecil saya dan kedua

1
SOSIOLOGI - Modernisasi
2
SOSIOLOGI - Modernisasi
3
SOSIOLOGI - Modernisasi
keponakan saya. Hal ini adalah dampak dari modernisasi atau transformasi ke
arah yang lebih maju dan meningkat di berbagai aspek masyarakat. Modernisasi
telah terjadi dalam keluarga saya, dan saya bisa sepenuhnya mengerti.
SOSIOLOGI

Modernisasi datang satu paket dengan


globalisasi. Globalisasi adalah hubungan sosial
di antara individu, kelompok, atau masyarakat
yang secara geografik masing-masing berada
pada tempat yang saling berjauhan.
Perkembangan media informasi seperti
internet dan telepon genggam berpengaruh
banyak dalam globalisasi. Berhubung di masa
kecil saya belum memiliki gawai dan
keponakan saya sudah memilikinnya lebih FOTO 6 - Keponakan Mengalami Globalisasi
awal maka perbedaan tampak timpang di antara kami. Mulai dari selera mainan
saya masih tradisional karena belum tahu dunia luar ternyata memiliki permainan
yang lebih menarik sementara keponakan saya sudah tahu banyak soal mainan
impor dari luar negeri karena sering menonton video unboxing mainan di
Youtube. Kemudian selera makanan mereka juga lebih ke makanan western
seperti burger, pizza, dan makanan cepat saji lainnya sebab mereka suka melihat
video orang-orang yang mengonsumsi makanan tersebut. SOSIOLOGI

SILSILAH 1 - KELUARGA Table 1 - Pengelompokan Jenis Kelamin


Table 2 - Data Frekuensi Berdasarkan Umur Histogram 1 - Berdasarkan Umur Keluarga

Saya lahir di keluarga yang cukup besar dan bisa dibilang silsilahnya cukup
rumit. Saya juga mengakui bahwa hingga saat ini saya masih belum hafal semua
nama-nama saudara laki-laki mama maupun papa. Hubungan saya dengan
keluarga besar dari kedua belah pihak orang tua saya terjalin harmonis meskipun
tidak terlalu intens. Banyak hal yang membuat kami jauh seperti perbedaan kota,
jarak umur yang jauh, dan lain-lain. Kami jarang sekali bertemu dan bila ada
saatnya kami kumpul keluarga saya kerap kali merasa gugup.

**
4
Sejak bayi saya sudah disuguhkan dengan banyak perbedaan agama dan
etnis. Perbedaan agama saya dapati dalam keluarga besar. Saya memang lahir
dalam keluarga kecil beragama Kristen Protestan tapi, kedua nenek dan
kebayakan saudara orang tua saya beragama Islam. Meskipun di antara kami
terdapat kepercayaan yang berbeda, kami tetap menghargai sesama sehingga
keharmonisan terjaga. Mulai dari keluarga kecil saya menghargai saudara-
saudara yang sedang berpuasa hingga cara mereka beribadah. Sementara
perbedaan etnis dapat saya lihat setiap hari melalui kedua orang tua saya. Mama
saya beretnis Tionghoa sementara papa saya termasuk Suku Sunda. Ketimpangan
budaya antara mereka terlihat jelas. Papa sangat suka makan lalapan, ayam
goreng, sambel, dan sejenisnya sedangkan mama lebih suka makan tumis-
tumisan seperti capcay, fuyunghai, sapo tahu, dan lain-lain. Sekarang, mereka

4
PKN dan AGAMA
sudah bisa menyesuaikan lidah dengan selera makan masing-masing meskipun
pada awalnya terdapat perbedaan besar dalam hal ini.
5
Kita tidak bisa menghindari keragaman antar suatu kebudayaan dengan
kebudayaan lain atau yang biasa disebut multikultural. Hal ini tidak dapat
dipisahkan karena keragaman sudah Tuhan kehendaki sejak dulu. Tuhan
mengizinlan adanya perbedaan bahasa, letak geografis, pola hidup, dan cara
pandang antar manusia. Titik tolak terbentuknya beragam suku, bangsa, bahasa,
dan budaya ini ada di dalam Alkitab pada Kejadian 11 dalam peristiwa Menara
Babel.
6
Multikultural harus kita
toleransi dan terima. Ini sangatlah
penting karena dengan toleransi
konflik akibat perbedaan dapat
dihindari. Sama seperti Tuhan Yesus
yang menerima multikultural, kita
sebagai ciptaan-Nya harus
meneladani sikap-Nya. Sikap
FOTO 7 - Tuhan Yesus Bercakap dengan Perempuan Samaria toleransi Yesus pada Yohanes 4:1-42
mengenai kisah-Nya bercakap-cakap dengan seorang Samaria. Meskipun saat itu
orang Samaria dianggap najis karena telah kawin campur dengan bangsa lain dan
perempuan adalah kaum yang termarginalkan atau disisihkan masyrakat, Tuhan
Yesus tetap mau bicara dengan perempuan Samaria di pinggir sumur. Saat itu
perempuan Samaria merasa rendah karena Yesus yang merupakan seorang
Yahudi meminta minum padanya. Namun, Yesus tidak memandang siapa dirinya
karena kasih-Nya atas umat-Nya.
7
Selain Tuhan Yesus yang menghargai perbedaan ada tokoh lain juga yang
toleransi terhadap multikultural adalah Daniel. Saat itu, dia dibawa Aspenas
untuk bekerja di istana. Daniel bertemu dengan orang Yehuda, Dadrakh, Mesakh,
dan Abednego. Pertama mereka dididik selama 3 tahun untuk mempelajari tulisan
dan bahasa orang Kasdim. Ia bertemu dengan orang-orang yang tentunya berbeda
dengannya. Hebatnya dia mampu menoleransi perebedaan ini.

AGAMA

5
AGAMA
6
AGAMA
7
AGAMA
Belajar untuk toleransi itu penting dan ini bisa dimulai dari hal kecil.
Seperti perbedaan agama antara keluarga kecil saya dengan keluarga besar, juga
selera makan antar orang tua saya yang akirnya dapat diatasi maka hal ini bisa
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat juga. Hidup berdampingan dengan
orang-orang yang dengan bermacam-macam kepercayaannya, budayanya, dan
kebiasaannya mengharuskan kita menghargai mereka meskipun itu berbeda
dengan kita.

**

Saya bertumbuh dengan baik


berkat bimbingan orang tua serta cici
dan koko. Bersyukur saya memiliki
orang tua yang selalu membantu dan
menyemangati saya dalam
mempelajari banyak hal. Ketika proses
itu berjalan, sebuah rumah di daerah
Kabupaten Bandung Barat menjadi
saksi bisu perkembangan seorang bayi
mengambil langkah pertamanya,
mengeluarkan kata pertama, FOTO 8 - Cindy Umur 7 Tahun
menangis, terjatuh, belajar menulis, mengayuh sepeda roda dua, dan lain-lain.
Cinta, semangat, dan ratusan hal-hal positif lainnya menyelimuti saya dengan
cukup sempurna.

Rumah lama tempat saya belajar berbagai hal itu sudah


tidak lagi saya tempati. Pada tahun 2012 tepatnya ketika
saya berumur 8 tahun saya pindah ke tempat saya
tinggal sekarang. Alasan utama orangtua saya
memutuskan pindah adalah supaya saya tidak sering
telat ke sekolah karena rumah lama saya sangat jauh
dari sekolah saya waktu itu. Rumah lama saya ada di
Kabupaten Bandung Barat sementara Sekolah Dasar
saya ada di Cimahi Utara.
8
Sekarang saya tinggal di Komplek Nusa Hijau
Blok I Nomor 3, Cimahi Utara, berhadap-hadapan
PETA 1 - Kelurahan Citereup (hijau) dengan SDK BPK PENABUR Cimahi, sekolah lama
8
GEGOGRAFI
saya. Rumah saya termasuk dalam kelurahan Citereup, kecamatan Cimahi Utara,
di Kota Cimahi. Berikut detail lokasi tempat tinggal saya saat ini:

• Letak astronomis Kelurahan Citereup: 107 °32’51” dan 6°51’39” LS


• Geografis:
Batas wilayah Kelurahan Citereup:
- Timur= Kelurahan Cibabat
- Barat= Kelurahan Cipageran
- Selatan= Kelurahan Cimahi
- Utara= Kelurahan Cisarua
Batas wilayah Kecamatan Cimahi Utara:
- UTARA: Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat
- TIMUR: Kecamatan Sukasari, Kecamatan Sukajadi, Kecamatan Cicendo,
dan Kecamatan Andir Kota Bandungg
- SELATAN: Kecamatan Margaasih, Kecamatan Batujajar Kabupaten
Bandung dan Kota Bandung
- BARAT: Kecamatan Padalarang, Kecamatan Batujajar, dan Kecamatan
Ngamprah Kabupaten Bandung Barat
• Geologis: batuan basal tinggi
Manfaat: pembuatan pondasi landasan pesawat, jalan, dan ponasi rel kereta
api, agregat beton, dan trotoar.
• Geomorfologis:
- Cimahi Utara terdapat di daerah dataran tinggi yaitu  850 m dpl
- Lembah cekungan melandai ke selatan dengan ketinggian di bagian utara
kurang lebih 1.040 meter di atas permukaan laut (dpl) (Kelurahan
Cipageran Kecamatan Cimahi Utara), yang merupakan lereng Bukit
Burangrang dan Gunung Tangkuban Perahu. Ketinggan di bagian selatan
sekitar 685 meter dpl (Keluraan Melong Kecamatan Cimahi Selatan) yang
mengarah ke Sungai Citarum.
• Hidrologis:
- Kota Cimahi dilalui Sungai Cimahi dengan debit air rata-rata 3.830 l/dt,
dengan 5 anak sungai yaitu; Kali Cibodas, Ciputri, Cimindi (masing-
maisng dibawah 200 l/dr), dan kali Cisangkan (496 l/dt).
- Mata air Kota Cimahi sendiri adalah mata air Cikuda (4 l/dt) dan mata air
Cisintok (93 l/dt).

Sumber mata air di rumah saya ada 2 yaitu dari air hujan yang ditampung
oleh toren di atas atap dan air tanah yang dipompa oleh pompa air. Selama
saya tinggal disini saya tidak pernah mengalami kekeringan. Air rumah saya
juga selalu jernih, tidak memiliki bau sama sekali, serta punya Ph yang baik.

• Tabel Pemerintahan dan Penduduk di Kelurahan Citereup


Table 1 Geografi - Pemerintahan dan Penduduk Kelurahan Citereup

PEMERINTAHAN PENDUDUK
Jumlah Laju Pertumbuhan Kepadatan Rasio
RT RW Penduduk Penduduk per penduduk (per Jenis
Tahun 2010-2020 km 2 ) Kelamin

113 19 40.520 167,55 12.510 101, 2

Kelurahan Citereup dengan jumlah penduduk 40.520 jiwa dan kepadatan


penduduk 12.510 tergolong padat sedang. Kebutuhan rumah susun disarankan
untuk pusat kegiatan kota dan Kawasan tertentu.
9
Cimahi adalah kota yang
cukup nyaman bagi saya. Curah
hujannya bisa mencapai 274
millimeter pada musim
penghujan dan 36 millimeter
pada musim kemarau. Dengan
demikian, saya tidak pernah
kekurangan air bersih sebab di
mujim hujan, tanah menyerap
banyak air untuk persediaan PETA 2 - Lokasi Rumah Saya (diambil hari Minggu, 24 Oktober 2021
musim kemarau. Suhu Cimahi juga sangat pas, tidak terlalu panas atau dingin,
paling panas 29°C dan suhu terendahnya 17°C. Suasananya lembab yaitu 57%-
99% sepanjang hari. Angin di Cimahi juga bisa dinikmati karena kecepatannya
pas yaitu 8,3 kilometer perjam hingga 9,8 kilometer perjam. Hal terpenting
lainnya adalah saya tidak pernah kekurangan sinar matahari. Masa paling gelap
Cimahi biasanya berlangsung selama 6,9 bulan dari 20 November sampai 15 Juni
dengan gelombang pendek harian rata-rata permeter persegi dibawah 4,9 kWh
dan masa terangnya bisa mencapai rata-rata 6,4 kWh. Jadi, Kota Cimahi tempat
saya tinggal ini memiliki suasana geografis yang nyaman, hangat pada siang hari
dan dingin pada malam hari, secara keseluruhan lebih sejuk dibanding Bandung.
Saat saya pindah dari rumah lama ke rumah baru ini ada perbedaan signifikan
yang saya rasakan. Sebelum pindah saya harus bangun pukul 5 subuh untuk
mandi, sarapan, dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah minimal
pukul 6 pagi karena bila saya berangkat lebih siang maka dapat dipastikan saya

9
GEOGRAFI
akan terlambat. Namun, saya tidak perlu bangun sepagi dulu lagi karena jarak
tempuh menuju sekolah jadi lebih dekat. Saya bisa bangun pukul 6 pagi dan bila
saya berangkat 10 menit sebelum bel bunyipun saya tetap bisa tiba tepat waktu.
10
Terhitung 4 tahun sejak saya pindah rumah di kelas 2 SD hingga saya
lulus, saya pulang-pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Bersepeda merupakan
hobi saya saat itu. Perjalanan menuju dan kembali dari sekolah yang monoton
juga rutin itu jadi terasa sangat menyenangkan dan menyehatkan karena saya bisa
sambil berolahraga mengayuh sepeda roda dua. Sayangnya, saya tidak pernah
mengabadikan momen bersepeda saat itu.
Selama saya melakukan rutinitas bersepeda ini ada banyak kejadian yang
tidak diinginkan menimpa saya. Sepeda yang biasa saya titipkan pada satpam
komplek pernah hilang, ternyata ada beberapa teman menjahili saya dan
membawa sepeda saya. Selain itu, berhubung saya adalah orang yang sembrono,
suka mengebut, serta kurang hati-hati saya sering terjatuh dari sepeda. Ketika
saya kelas 6 SD, saya lupa mengikat tali sepatu saya hingga tali sepatu saya
melilit pada tali pedal sepeda. Saya langsung berhenti karena kaki saya tidak bisa
mengayuh kemudian saya hilang keseimbangan sehingga saya terjatuh dan setang
sepeda saya menimpa pergelangan tangan saya. Rasanya sangat sakit lalu
akhirnya saya pingsan. Tidak banyak yang saya ingat dari kejadian itu tapi, ada
seseorang yang menemukan saya lalu ia mengendong saya menuju rumah.
Pergelangan tangan kiri saya tidak bisa digerakan selama satu minggu dan ketika
dirongten terlihat ada sedikit retakan kecil. Jadi, selama satu minggu saya
menggunakan penyanggah lengan.
Di antara banyak kejadian yang menimpa saya
ketika bersepeda, kecelakaan di kelas 3 SD adalah hal
paling dasyat dan tidak terlupakan. Kala itu saya
memenangkan sebuah pertandingan di acara sekolah
jadi saya sangat bersemangat untuk pulang ke rumah dan
menceritakan ini pada mama. Dalam perjalanan pulang,
saya mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh. Sekitar
20 meter dari rumah saya, sebuah motor keluar dari
FOTO 9 - Cindy Jatuh dari Sepeda masjid. Saya sangat terkejut lalu reflek menggunakan
rem kanan sepenuhnya. Tubuh saya terpental dan wajah
saya mencumbu aspal. Setelah terjatuh, saya pingsan lalu terbangun di rumah
dalam pelukan mama yang sedang membersihkan luka saya dengan panik.
Keadaan wajah saya saat itu sangat buruk sehingga orangtua memutuskan untuk
membawa saya ke rumah sakit karena takut ada bagian yang sobek. Sesampainya
kami di rumah sakit, suster mengobati luka-luka pada muka saya dan untungnya
tidak ada yang perlu dijahit atau dioperasi.
Sehari setelah kejadian tersebut sebenarnya tubuh saya sehat dan bisa
langsung masuk ke sekolah. Namun, berhubung keadaan wajah saya sangat

10
PJOK
parah, bibir serta mata saya sangat bengkak, saya terlalu malu untuk pergi ke
sekolah. Masa pemulihan luka-luka ini berlangsung selama seminggu. Puji
Tuhan, meskipun keadaan wajah saya sangat parah tidak ada bekas luka yang
teritinggal.
**

Selama berada di jenjang


Sekolah Dasar saya termasuk siswi
berprestasi. Hampir tahunnya saya
selalu menempati ranking 3 besar
kecuali, pada kelas 2 SD dimana saya
mengalami kemunduran. Ketika itu
orangtua saya sangat memperhatikan
saya. Mulai dari pekerjaan rumah,
tugas, ulanga, dan latihan selalu
dipantau dengan seksama oleh
orangtua. Kala itu juga, saya sempat FOTO 10 - Kelulusan SD
mengikuti banyak les demi mendukung perkembangan akademik saya di sekolah.
Sebelum pindah rumah, saya mengikuti kursus seluruh mata pelajaran di tetangga
saya yang jaraknya tidak jauh dari rumah lalu setelah pindah rumah, saya juga
berusaha mencari tempat les yang bagus dekat rumah. Selain itu, saya juga
sempat mengikuti KUMON selama hamper 6 bulan. Namun, banyaknya tuntutan
tugas sekolah dan jadwal les pelajaran lainnya yang padat saya berhenti dari
KUMON. Hal ini disayangkan karena saat itu saya sudah mencapai grade yang
cukup tinggi dalam waktu singkat. Oleh bantuan seluruh kursus dan pantauan
ketat dari orang tua saya berhasil bersinar di jenjang sekolah dasar yang saya
tempuh di SDK BPK PENABUR Cimahi.
Masa-masa sekolah
dasar tidak berkesan banyak
untuk saya. Disana, saya tidak
berani banyak berulah sebab
orangtua saya selalu menekan
dan mengingatkan saya untuk
taat pada peraturan. Teman-
temannya bisa dibilang cukup
menyenangkan. Ada beberapa
kenangan menyenangkan di
FOTO 11 - Perpisahan SD ke Dufan
masa SD ini dan yang paling
saya ingat adalah pergi ke Dufan bersama sebagai acara perpisahan di kelas 6
SD. Saya memiliki cukup banyak teman tapi, setelah lulus banyak yang
kehilangan kontak dengan saya. Alasan kami putus kontak adalah karena saya
meneruskan jenjang SMP di sekolah yang cukup asing untuk saya saat itu dan
sangat sedikit teman-teman SD saya yang melanjutkan SMP ke sekolah yang
sama yaitu hanya sekitar 5 orang termasuk saya.
Sebelumnnya, saya telah menyebutkan bahwa
pada kelas 2 SD orangtua saya memutuskan untuk
pindah rumah agar tempat tinggal saya jadi lebih
dekat dengan sekolah. Namun, pada tahun 2016
alasan tersebut jadi sia-sia karena saya kembali
bersekolah di tempat yang jauh dari rumah. Setelah
lulus, saya mendaftar ke SMPK 5 BPK PENABUR di
Bandung. Jarak rumah saya dengan SMP ini sangat
jauh. Selama 3 tahun hampir setiap hari kerja saya
diantar papa saya menempuh jarak sekitar 8 km. Kami
harus berangkat pukul 05.55 pagi sebab waktu
tempuh dari rumah ke SMP membutuhkan waktu 30
menit. Apabila saya berangkat lebih dari jam 6 pagi
maka saya akan terlambat masuk ke sekolah yang
FOTO 12 - Perjalanan Menuju Sekolah belnya berbunyi pukul 06.30.
Banyak hal-hal yang terjadi di masa SMP ini. Menyedihkan,
menyenangkan, mendebarkan, bahkan menjengkelkan semuanya ada. Satu kata
yang paling bisa menggambarkan bagaimana masa SMP untuk saya, maka kata
itu adalah ‘dinamis’. Berhubung saat itu saya dalam masa pubertas juga dimana
emosi saya sedang sangat tidak stabil. Terkadang apa yang terjadi membuat saya
bingung, cemas, dan pikiran saya berantakan.
Pertamakali masuk ke SMP di Bandung
setelah sebelumnya bersekolah selama 6 tahun
di Cimahi saya mengalami culture shock.
Teman sebaya saya di Bandung dan Cimahi
terlihat sangat jauh berbeda. Bukan bermaksud
untuk menjelek-jelekan orang Bandung maupun
Cimahi tapi, inilah yang saya rasakan. Saat itu
saya merasa teman-teman SMP saya jauh lebih
terus terang dan sedikit suka melanggar
peraturan dibandingkan teman SD saya.
Seketika saya merasa terkejut karena kebiasaan-
kebiasaan mereka. Namun, akhirnya saya
mampu beradaptasi dengan lingkungan baru
meskipun pada awalnya saya dianggap kaku FOTO 13 - Perjalanan Menuju Sekolah
oleh lingkungan baru saya. Selain itu, terkejut dengan perbedaan antara kegiatan
widyawisata juga PERAK di SMP dibandingkan di masa SD karena menurut
saya, kemasannya jauh lebih menarik di SMP. Guru-guru di SMP juga terkesan
berbeda dalam hal belajar-mengajar. Guru di SD cenderung menghukum dengan
cara yang tidak ditentukan alias sesuka hati mereka. Entah anak yang tidak bawa
buku atau lupa mengerjakan pekerjaan rumah itu akan diminta mengerjakan di
luar, atau berdiri di depan kelas. Sementara guru-guru di SMP memiliki aturan
untuk memasukan kelalaian tersebut ke buku agenda sebagai catatan
pelanggaran. Lalu yang terakhir adalah seragam SMP yang ternyata lebih rumit
dibanding SD. Seragam SD hanya berupa baju, rok atau celana, sepatu, dan kaus
kaki tapi, di SMP ada banyak yang harus saya kenakan seperti pin, sabuk, kaus
dalam, serta kartu pelajar yang digantung di leher. Pengecekannya juga sangat
ketat dan apabila kita melupakan salah satunya sama-sama akan masuk buku
pelanggaran.
11
Sebelumnya, saya pernah menyebutkan
bahwa PERAK di SMP dikemas dengan sangat
menarik jadi, saya selalu tertarik untuk
berpartisipasi dalam beberapa lomba seperti
pertandingan basket antar kelas. Hampir rutin
setiap bulan Juli dan Desember saya menjadi
anggota tim mewakili kelas. Pernah sekali selama
saya mengikuti tim basket putri kami
memenangkan pertandingan. Pengalaman
menang itu hanya terjadi sekali dalam PERAK
Desember 2016 ketika saya kelas 7. Sisanya, tim
basket saya tidak pernah menang lagi dan selalu
berhenti di babak grand final. Meskipun jarang
FOTO 14 - Pertandingan Basket Antarkelas menang, saya tetap bahagia mengikuti
perlombaan basket karena dulu bermain basket merupakan hobi saya. Setiap
pulang sekolah di SMP, sambil menunggu mama menjemput saya selalu bermain
basket bersama dengan teman-teman saya. Bahkan saking sukanya dengan basket
saya sampai membeli sebuah bola basket untuk dimainkan di rumah. Namun,
sekarang saya sudah tidak terlalu suka melakukan olah raga berat termasuk basket
karena perhatian saya teralihkan oleh kesibukan-kesibukan lain.
Kelas 7 SMP terasa naik-turun bagi saya karena saya harus mulai
beradaptasi dengan jadwal baru, teman, dan lingkungan baru. Butuh beberapa
waktu hingga akhirnya saya berhasil mendapatkan teman dekat. Tidak banyak
yang saya ingat dari kelas 7 ini. Widyawisata dengan teman baru di kelas 7
merupakan salah satu hal yang paling saya ingat karena terasa sangat
menyenangkan. Kala itu kami pergi berkemah ke Alam Wisata Cimahi selama
dua hari satu malam. Kegiatan yang dirangkai pihak sekolah dapat saya nikmati
sepenuhnya dan bagian yang paling saya suka adalah ketika kami mendaki
menuju sebuah air terjun. Jalan menuju air terjun itu sangat sulit untuk dilalui
tapi, seluruh kesulitan itu terbayarkan ketika kita sampai di hilir air terjun.
Pemandangannya sangat indah dan ketika saya mencoba berenang disana rasanya
sangat sejuk. Itulah momen paling berkesan bagi saya di kelas 7.

11
PJOK
Tak terasa saya sudah
menghabiskan waktu setahun di
SMPK 5 BPK Penabur
Bandung. Rapor akhir hasil
belajar saya waktu itu jatuh
drastis dibandingkan nilai-nilai
saya di SD. Sempat terjadi
perdebatan antara saya dan
orangtua karena mereka
menyayangkan prestasi saya
yang menurun ini. Saya juga
cukup menyesal karena selama
satu tahun ini saya memang FOTO 15 - Kelas 7D SMPK 5 BPK 2016-2017
banyak meninggalkan kebiasaan baik yang sebelumnya saya miliki dan malah
menggantinya dengan kebiasaaan buruk seperti malas mengerjakan PR, tidak
belajar ketika hendak ulangan, dan lebih memprioritaskan bermain gawai
dibanding menuntaskan kewajiban saya sebagai seorang pelajar. Alhasil, saya
naik ke kelas 8 dengan perasaan kurang puas.
Masa-masa
kelas 8 bagi saya
adalah bagian paling
stabil dalam segi
pertemanan dan
banyak kenangan
indah. Saat itu, saya
satu kelas dengan
teman-teman yang
tidak suka berulah.
Biasanya, di kelas 7
yang berisi manusia-
manusia banyak
tingkah dan berisik
bahkan ketika
FOTO 16 - Perayaan Ulang Tahun WK 8D
pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar saya kerap kali merasa jengkel karena guru jadi sering marah
akibat keributan kelas kami. Namun, saya merasa suasana kelas 8 ini berbeda
sangat jauh. Dalam kurun waktu satu tahun di kelas 8 saya mengenal lebih banyak
teman lagi. Daftar sahabat dekat saya.
Kenangan terbaik pada tahun itu kembali
jatuh pada pengalaman widyawisata ke Jakarta. Ini
merupakan pengalaman saya pergi keluar kota
tanpa orangtua dan menginap selama semalam.
Pada hari pertama kami mengunjungi TMII untuk
melihat museum dan Jakarta akuarium di Mall Neo
Soho kemudian menginap di Novotel Jakarta.
Kemudian di hari kedua kami pergi ke Museum
Bank Indonesia lalu Dufan pada siang harinya. Saya
bersama teman-teman saya bergerombol mencoba
berbagai wahana mulai dari yang tidak ektreme
hingga paling ekstreme seperti Tornado, Arum
Jeram, dan lain-lain. Kami banyak tertawa,
bercanda, dan bersenang-senang. Intinya saya
sangat menikmati perjalanan jauh tersebut. Saking
serunya, saya tidak merasa lelah sama sekali tapi,
sesampainya saya di rumah saya langsung tepar dan FOTO 17 - Widyawisata Kelas 8 ke
tidur selama 12 jam akibat kelelahan. Jakarta

Tak terasa setahun di kelas 8 berlalu. Saya naik ke kelas 9, memasuki tahun
terakhir di SMP. Waktu rasanya sangat cepat berlalu. Saya rasa baru beberapa
bulan lalu saya masuk ke kelas 7. Sekejap kemudian sudah mau lulus saja.
Keinginan terbesar saya saat itu adalah melakukan banyak hal-hal menyenangkan
bersama teman-teman dan bersama berjuang untuk lulus dengan nilai terbaik
sesuai usaha kita. Saya tidak ingin menyia-nyiakan momen kelas 9 sekali seumur
hidup ini dengan biasa saja.
Ada dua peristiwa paling tidak bisa
saya lupakan di kelas 9. Pertama adalah
ketika saya harus tampil di Konser Seni
Bun Ka Nohi untuk membaca puisi
terkenal dari Bapak Sapardi yaitu ‘Hujan
Bulan Juni’ di Oktober 2019. Penampilan
saya berjalan dengan lancer dan saya
sendiri cukup puas juga senang bisa
dipercaya mengisi acara di sekolah. Selain
FOTO 19 - Konser Seni SMP itu, suatu momen yang mutlak terjadi tiap
tahun dan pasti akan selalu dikenang yaitu
widyawisata. Kali ini di kelas 9 kami pergi
sedikit lebih jauh dari rumah. Bukan ke
Jakarta melainkan ke Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kami menghabiskan waktu
menyenangkan di sana. Pergi ke pantai,
FOTO 18 - Widyawisata Kelas 9 ke DIY bercengkrama di bus, makan bersama di
belakang Candi Prambanan, membuat logam, dan masih banyak lagi saya
lakukan bersama teman-teman saya waktu itu. Rasanya sangat menyenangkan,
kalau waktu bisa diputar maka saya ingin kembali berada dalam momen itu.
Menjadi siswi tahun
terakhir di SMP bagi saya
bukan hal yang mudah. Beban
pikiran untuk memutuskan
akan melanjutkan jenjang
SMA ke sekolah mana dan
mau mengambil jurusan apa
terngiang-ngiang cukup lama
di benak saya. Setelah berpikir
selama hampir sebulan FOTO 20 - Kelas 9D SMPK 5 2018-2019
akhirnya saya memutuskan untuk mengamnbil jurusan IPS karena saya sangat
tidak suka pelajaran IPA. Lagipula, saya sudah tahu jurusan apa yang akan saya
ambil di kuliah nanti dan jurusan itu tetap terbuka untuk lulusan jurusan IPS.
Ditambah lagi pelajaran yang sejak kelas 7 sudah terasa sulit kini semakin sulit
lagi juga banyak Try Out untuk saya ikuti hampir tiap minggu membuat saya
sedikit stress. Bersyukur saya punya teman sekelas suportif dan selalu saling
membantu ketika kami menghadapi kesulitan.
Puji Tuhan, saya bisa lulus dari SMP
dengan baik. Nilai Ujian Nasional yang saya
peroleh baik dan saya cukup puas dengan
hasilnya. Saya juga berhasil diterima di
SMA pilihan saya dengan di jurusan yang
saya inginkan pula. Setelah mendapat
pengumuman bahwa angkatan saya lulus
100% sekolah saya mengadakan acara
pelepasan atau perpisahan. Sebenarnya pada
acara tersebut saya merasa biasa saja karena
mayoritas teman-teman saya pergi ke
sekolah yang sama. Namun, tetap saya bisa
merasakan suasana yang membuat saya
merinding karena acaranya memang begitu
menyentuh. Terutama ketika kami harus
memberi bunga pada orang tua sebagai
ucapan terimakasih kami. Hal yang paling
berat dari meninggalkan SMP saat itu
FOTO 21 - Kelulusan SMA
adalah berpisah dengan guru-guru baik
seperti Miss Yuliana, Bapak Maleakhi, dan lain-lain.
12
Lulus dari
SMPK 5 BPK
PENABUR Bandung,
saya melanjutkan
pendidikan ke SMAK
2 BPK PENABUR
Bandung tempat saya
menempuh pendidikan
saat ini. Jarak sekolah
dengan rumah saya
lagi-lagi sangat jauh.
Bahkan, Sekolah
PETA 3 - Jarak Rumah ke Sekolah
Menengah Atas ini
lebih jauh daripada SMP yaitu 10 km. Rute menuju sekolah juga lebih padat
karena opsinya ada 2 antara melewati Pasteur dengan banyak lampu merah yang
padat atau Rajawali dengan rel kereta api yang menghambat juga macet bila kita
tiba disitu saat jadwak kereta lewat. Durasi menuju sekolahpun semakin lama
sekitar 40 menit. Untungnya, bel masuk sekolah jadi lebih siang dibandingkan
SMP yaitu pukul 07.15 jadi jadwal berangkat saya menuju sekolah tidak harus
bergeser terlalu jauh. Paling terlambat saya harus berangkat pukul 06.35 dan
biasanya saya berangkat pukul 06.30.
13
Saya sering sekali mendengar bahwa SMA akan menjadi masa paling
berkesan, menyenangkan, dan paling dikenang. Perkataan tersebut membuat saya
berekspektasi tinggi pada masa SMA ini. Saya membayangkan bagaimana nanti
saya akan bersosialisasi dan menjalin pertemanan dengan banyak orang, menjadi
siswi terkenal di sekolah, pergi ke banyak tempat bersama teman-teman,
berwisata ke luar kota bahkan pulau, bersenang-senang, bermain sepulang
sekolah, bercanda bersama guru-guru di kelas, dan
mungkin mendapatkan pacar. Hal-hal tersebut
membuat saya sangat berdebar dan semangat
masuk SMA.
Masa SMA saya dibuka dengan kegiatan
MPLS. Permainan-permainan, kegiatan, juga
waktu terasa sanga. Dari kegiatan ini saya bisa
berkenalan dengan banyak teman baru termasuk
dengan kelompok MPLS saya. Selain itu webinar-
webinar yang saya ikuti juga memberi saya banyak
pelajaran hidup. Hal paling berkesan bagi saya
adalah kegiatan sore hari ketika kami menginap di
sekolah. Sore itu kami harus memasak makan
FOTO 22 - MPLS SMAK 2 BPK 2019 malam sendiri. Setelah pada siang harinya kami
12
GEOGRAFI
13
GEOGRAFI
belanja bahan ke pasar, sorenya kami berkumpul di kantin perkelompok. Kala itu
saya bertugas untuk memasak. Memang melelahkan tapi, saya sangat menikmati
momen itu walaupun tangan saya sempat tidak sengaja menyentuh katel panas
hingga luka bakarnya tidak hilang sampai sekarang. Kenangan tersebut tidak
akan saya lupakan seumur hidup saya.
Satu semester pertama di SMA memang benar-benar menyenangkan.
Pepatah orang mengenai masa SMA terbukti benar. Beberapa ekspektasi saya
mengenai SMA juga telah terkabul. Saya bisa bermain ke pusat perbelanjaan
terdekat bersama juga pergi ke tempat makan yang menyajikan makanan lezat
setelah seharian sibuk di sekolah. Merasakan suasana kelas yang seru serta
bercanda dengan guru-guru. Dua hal itu terwujud dalam 6 bulan pertama saya di
SMA. Tentunya saya sangat senang akan hal ini.
14
Saya sangat menikmati satu
semester itu terutama saat saya pergi ke
Batu, Malang. Kami menginap di
Sekolah Selamat Pagi Indonesia yang
cukup mengejutkan saya. Tempat itu
sangat luas, dan asri meskipun cuaca di
sana sangat panas. Namun, bukan soal
tempat yang membuat saya terkesan
melainkan kebhinekaan di dalamnya.
Keharmonisan dan toleransi tinggi saya
jumpai disana. Anak-anak yatim-piatu
dengan perbedaan latar belakang, ras,
agama, warna kulit, dan lain-lain mampu
hidup berdampingan bahkan
berkembang bersama menggali potensi
kewirausahaan, bermain peran, serta
potensi lainnya. SMA Selamat Pagi
Indonesia ini berhasil membuat saya
takjub karena saya benar-benar bisa
FOTO 23 - Widyawisata Kelas 10 ke Batu, Malang merasakan wujud dari Pancasila sila
ketiga yang berbunyi ‘Persatuan Indonesia’. Saya bersyukur bahwa SMAK 2
BPK PENABUR membawa saya ke sana untuk belajar bergaul dengan orang-
orang yang sangat berbeda dengan saya.

Hidup ini memang suka naik-turun. Setelah Tuhan mengizinkan saya


bersenang-senang di semester satu kelas 12, semester 2 berubah total akibat virus
yang berasal dari Wuhan, China yaitu Covid-19. Berita mengenai virus
mematikan itu memang sudah beredar sejak bulan Januari tapi, saat itu kami sama
sekali tidak menyangka bahwa Covid-19 akan masuk ke Indonesia sehingga

14
PPKN
terjadi pandemi. Sekitar bulan Maret awal kelas 10 dan 11 sedang libur selama 2
minggu karena sekolah digunakan sepenuhnya untuk USBN. Sehari sebelum
libur itu berakhir saya berada di tempat kos salah seorang teman saya sedang
kerja kelompok mengedit video kolaborasi yang harus dikumpulkan keesokan
harinya. Kami bersama berkeluh kesah sebab harus kembali pada rutinitas
menjengkelkan. Tak lama, wali kelas kami mengirim sebuah surat di grup Line
kelas. Inti surat tersebut adalah siswa-siswi tidak perlu masuk ke sekolah karena
virus baru itu telah sampai ke Indonesia. Pembelajaran luring dialihkan menjadi
daring di rumah masing-masing selama 2 minggu katanya. Awalnya saya dan
teman-teman saya merasa sangat senang. Kami berpikir bahwa libur
diperpanjang. Namun, ternyata kami salah besar. Pembelajaran Jarak Jauh ini
terus menerus diperpanjang hingga saat ini.
Kami menyesali reaksi gembira
kami di hari dimana surat
pemberitahuan PJJ diedarkan. Banyak
pengalaman yang seharusnya kami
dapat sirna begitu saja. Sisa-sisa
ekspektasi yang saya dambakan
terpaksa dikubur. Mimpi saya bersama
sahabat saya mengenai pergi live-in di
kelas 11 dan wisata ke Bali di kelas 12
FOTO 24 - Ritinitas Gmeet untuk PJJ
tidak bisa kami cicipi. Wacana untuk
pergi ke banyak tempat dengan sahabat juga ikut hilang. Sekedar untuk bertemu
saja susah, apalagi berpergian. Sesaat, saya sedikit marah pada keadaan yang
menghalangi saya melakukan banyak hal. Kekecewaan memenuhi hati saya tapi,
tidak ada yang bisa saya perbuat.
Sejak hari kami senang karena libur diperpanjang
hampir satu tahun kami tidak pernah berkumpul lagi
untuk bermain. Kami sempat bertemu sesaat ketika
mengambil buku di bulan Juli dan setelah itu hubungan
kami hanya terjalin melalui aplikasi-aplikasi Line,
Instagram, dan Google Meet. Selama itu rasanya sangat
rindu untuk bercengkrama dengan teman serta guru,
suasana kelas, dan kantin yang selalu ramai saat jam
istirahat dan pulang sekolah. Selama itu saya terus
merasa rindu pada sekolah yang sebenarnya memang
sedikit menjengkelkan karena tugas-tugasnya sangat
banyak. Berjumpa dengan teman untuk quality time juga
sangat susah. Hasilnya, kami hanya bisa berkumpul tiga
kali sejak pandemi mulai di Indonesia. FOTO 25 - LINE Call dengan
Teman-teman
Pandemi ini membuat saya menjadi
sangat bosan di rumah. Rutinitas yang
terus berulang, tidak bisa berjumpa
teman-teman, dan diam terus di rumah
membuat saya jenuh. Perasaan ini
membuat saya tidak nyaman sehingga
saya mulai mencari banyak kegiatan
untuk menyibukkan diri. Kebetulan di
bulan September 2020 saya diajak
untuk melayani ibadah gereja daring
divisi children dan saat itu saya
memang sudah begitu rindu melayani
saya langsung menerima tawaran
tersebut. Mulai saat itu setiap hari
FOTO 26 - Pelayanan Gereja Divisi Children Selasa saya sudah punya jadwal
rekaman di gereja dan hal ini membuat saya senang. Menyalurkan hobi public
speaking saya, membuang kejenuhan, sekaligus melayani Tuhan sangat saya
nikmati.
Pada bulan November OSIS PNIEL SMAK 2 BPK PENABUR membuka
pendaftaran untuk calon pengurus. Saya yang saat itu masih belum cukup merasa
sibuk dengan kegiatan gereja tentunya tergiur. Keinginan saya untuk menambah
pengalaman, mencoba berorganisasi, serta harapan saya untuk bisa bersosialisasi
dengan banyak orang mendorong saya untuk mantap mengikuti pendaftaran ini.
Saya mendaftar sebagai bidang 1 dan 6, bersaing dengan 50 pendaftar lainnya
mengikuti seleksi. Puji Tuhan saya berhasil masuk meskipun tidak berhasil
mendapatkan posisi bidang yang saya inginkan.
Semenjak saya menjadi
pengurus OSIS sebagai ketua bidang 7 yang
berkenaan dengan pembinaan kualitas
jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber
gizi yang terdiversisifikasi, pembina
meminta seluruh bidang membuta minimal 1
program. Saya merasa bingung pada awalnya
harus membuat program apa yang berkaitan
dengan bidang saya. Setelah satu hari
berpikir saya mendapatkan ide lalu dengan
segera mendiskusikannya dengan anggota
bidang saya. Kami berdua memutar otak
untuk membuat rangkaian program harian FOTO 27 - Cindy Ketua Bidang 7 OSIS PNIEL 2021
akhirnya gagasan itu matang. Secepatnya kami presentasikan pada Wakil Ketua
OSIS dan ternyata bidang 4 sedang merencanakan program yang mirip dengan
program kami sehinngga biang 4 dan 7 disarankan untuk berkolaborasi. Berlanjut
saya dan ketua bidang 4 yang beremuk menyempurnakan rancangan program ini
hingga lahirlah program harian ‘Pniel Weekly Notify’ yang sampai saat ini masih
berjalan.
15
Masuk OSIS ternyata membuat saya
mengalami banyak hal menarik dan baru yang mungkin
tidak akan saya rasakan di luarnya. Jadi, saya tidak
pernah menyesal masuk OSIS meskipun itu membuat
saya sangat sibuk. Mulai dari membuat program
mingguan ‘Pniel Weekly Notify’, berpartisipasi
sebagai panitia dalam Pesta Rakyat di hari
kemerdekaan, serta ikut serta membantu bidang lain
melaksanakan progamnya. Seluruh rangkaian progam
maupun acara selalu kami mulai dengan pembentukan
ide awal yang kemudian kami diskusikan bersama
dengan BPH OSIS. Kami tidak bisa mengambil
keputusan sendiri tanpa meminta pendapat yang lain.
Beberapa gagasan dari kepala yang berbeda harus
FOTO 28 - Hasil Progam Pniel
disatukan. Meskipun ada perbedaan pendapat,
Weekly Notify pedebatan kecil, dan hal lainnya OSIS membantu saya
belajar untuk menghargai perbedaan tersebut. Proses musyawarah hingga
lahirnya mufakat ini sangat merepresentasikan makna sila ke-4 Pancasila yang
berbunyi ‘Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan’. Saya memang bisa mendapatkan pengalaman ini
di luar organisasi yaitu saat kerja kelompok tapi, tidak akan sesering ini.
Kesibukan saya mulai
meningkat pesat di bulan
Februari 2021. Progam OSIS
yang mengharuskan saya
untuk membuat konten setiap
minggu untuk diunggah di
Instagram OSIS, jadwal
rekaman di gereja setiap hari
Selasa, hingga menjadi
koordinator KESAN Anak
‘Connect’, sebuah acara
mingguan gereja baru yang dipercayakan pada saya rasanya sudah cukup.
Kadang memang saya merasa lelah dengan rutinitas saya yang padat ini. Namun,
semuanya terbayarkan ketika saya melihat hasilnya. Progam ‘Pniel Weekly
Notify’ yang saya ketuai berjalan konsisten hingga menuai banyak komentar
positif dari guru-guru serta pembina.

15
PPKN
16
Hingga
bulan Juli 2021
seluruhnya masih
bisa saya tangani
dengan baik.
Namun, ketika
masuk di bulan
Agustus dimana
FOTO 29 - Panitia PERAK Kemerdekaan 2021 OSIS harus
mempersiapkan PERAK saya mulai kewalahan. Dalam acara itu saya mengambil
banyak bagian seperti menjadi panitian lomba Public Speaking, membantu lomba
Tebak Lagu, dan host pengumuman pemenang di Live Instagram
@osispnielsmak2 bersama @smak2bpkpenabur. Saat itu rasanya sangat sibuk
karena banyak yang harus dikerjakan. Kemudian, pada bulan selanjutnya hari-
hari saya dipenuhi dengan tugas portofolio ini. Saya merasa sangat kelelahan dan
terpaksa melepas salah satu kesibukan saya agar bisa fokus pada tugas akhir. Saya
berhenti mengikuti rekaman di gereja.
Pandemi ini berdampak dalam segala aspek kehidupan saya termasuk
ekonomi. Sebenarnya secara keseluruhan ekonomi keluarga saya tidak terlalu
terpengaruh besar karena papa saya bekerja sebagai pegawai swasta yang
upahnya stabil. Mama saya juga merasa pengeluaran keluarga kami stabil, tidak
berubah drastis. Harga bahan pokok stabil hanya mungkin minyak mengalami
sedikit kenaikan. Namun, pengaruh dalam aspek ekonomi ini terasa sangat besar
bagi saya pribadi. Semenjak sekolah memberlakukan sistem Pembelajaran Jarak
Jauh pemasukan atau uang jajan saya berhenti. Dengan saya tetap di rumah
sepanjang waktu maka tidak ada lagi keperluan untuk membeli makanan. Orang
tua saya memang tidak keberatan untuk tetap memberi saya uang jajan setiap hari
tapi, saya merasa segan menerimanya. Jadi, dalam era pandemi ini saya hanya
diberi uang saku ketika akan pergi sendiri keluar rumah.
17
Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dari pemerintah ternyata
berdampak besar pada perusahaan tempat papa saya bekerja juga beberapa
karyawan lainnya. Papa saya bekerja di sebuah perusahaan plastik sebagai sales
marketing dan katanya semenjak pemberlakuak PSBB penjualan plastik di pabrik
menurun sebab daya beli konsumen berkurang. Pelanggannya yang merupakan
pengusaha restoran dan lainnya sudah tidak terlalu membutuhkan plastik lagi
karena penjualan mereka yang biasanya tinggi sehingga membutuhkan banyak
plastik juga turun akibat pandemi. Penjualan yang jatuh peminatnya ini membuat
atasan harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan terpaksa. Papa
sempat bercerita mengenai perasaan ibanya pada supir-supir serta tenaga kerja
lainnya yang terkena dampak PHK ini.

16
PPKN
17
EKONOMI
18
Tidak pernah ada yang mengharapkan dirinya akan hidup di tengah
pandemi mengerikan. Virus Covid-19 muncul tiba-tiba, menyebar lalu
menginfeksi banyak orang di seluruh penjuru dunia, dan menimbulkan begitu
banyak perubahan dalam hidupnya. Bagaimana pergaulan seharusnya dilakukan
dengan bebas tanpa harus mengikuti protokol kesehatan seperti memakai masker,
menjaga jarak, sering mencuci tangan, melakukan vaksinasi, dan bekerja di
rumah. Saya pribadi juga terkejut dengan kebiasaan baru pandemi ini. Ditambah
betapa mematikannya virus ini dan memang terbukti telah memakan banyak
sekali korban membuat kita semakin cemas.
19
Semua orang merasakan betapa pandemi mengubah mereka dan lahirlah
banyak sekali pandangan mengenai tragedi ini. Pernah beberapa saat lalu beredar
berita bahwa pandemi Covid-19 merupakan konspirasi, ada juga yang
mengatakan ini merupakan akal-akalan elite global untuk menguntungkan
kalangan mereka, hoax dari pemerintah, dan lain-lain. Bahkan ada yang berpikir
ini adalah tanda dari Tuhan bahwa sebentar lagi dunia akan kiamat.
20
Saya sendiri memandang tersebarnya wabah ini sebagai suatu pencobaan
dari Tuhan. Disini, ketaatan dan empati kita diuji. Covid-19 yang tidak terlihat
secara fisik beredar dan pemerintah sebagai perpanjangan tangan dari Tuhan telah
membuat kebijakan supaya kita bisa secepatnya lulus dari keadaan ini. Dalam
kondisi ini dimana kita juga masih memiliki kebutuhan yang terpaksa ditunda
akibat pandemi apakah kita akan egois dan malah membantah peraturan? Juga
bisa kita lihat banyak orang yang jatuh akibat pandemi ini dan dalam hal ini pula
kasih hati Nurani serta empati kita dipertanyakan. Apakah kita akan peduli pada
sesama?
21
Sesuatu yang saya tahu, kita harus tetap tenang, berpikir rasional, dan
mengandalkan Tuhan. Janganlah kita takut pada apa yang akan terjadi karena
apapun yang menimpa kititu sudah seizin dari Tuhan. Ia tidak akan membiarkan
umatnya melewati sesuatu di luar batas kemampuannya. Ingat juga ayat Alkitab
Matius 28:20 yang berbunyi ‘… Aku menyertai kamu sampai kesudahan
zaman…’. Selain itu, disinilah peran kita sebagai umat-Nya yang penuh kasih
dituntut untuk peduli. Mau mengulurkan tangan pada sekitar juga melakukan
segala hal baik seperti perintah-Nya dalam Yohanes 15:17 ‘Inilah perintah-Ku
kepadamu: kasihilang seorang akan yang lain.”

**

Selama 17 tahun 6 bulan saya hidup sudah cukup banyak hal yang saya
alami. Momen-momen bahagia, menyedihkan, menegangkan, membuat saya
bersedih, dan masih banyak lagi. Bahkan hingga kejadian-kejadian kompleks

18
EKONOMI
19
PAK
20
PAK
21
PAK
yang menciptakan sensasi beragam dalam waktu yang bersamaan seperti permen
Nano-nano pernah saya alami. Semua pengalaman itu baik yang baik, buruk,
yang saya inginkan hingga tidak inginkan terjadi. Namun, saat ini saya sangat
bersyukur bahwa seluruh kejadian sejarah yang telah lampau itu menimpa saya,
mereka berhasil membentuk diri saya di saat ini.
Hal-hal yang telah terjadi biarlah berlalu, dan petiklah pembelajaran dari
itu semua agar semua itu tidak berlalu dengan sia-sia. Bersyukurlah atas masa
lalu kalian karena waktu lampau itulah yang membentuk dan memahat kita jadi
seperti kini. Sekarang, saya sedang fokus menata diri, berusaha menciptakan
banyak momen untuk dikenang dan dipelajari sebab saya yang sekarang segera
akan menjadi sejarah dan masa depan saya ditentukan dari saat ini.

**

Sekian protofolio ‘Perjalanan Hidup Cindy Christalia Angela’ yang saya


tulis di tahun 2021 sebagai tugas akhir.

Anda mungkin juga menyukai