Anda di halaman 1dari 28

Biografi&

Genogram
Psikologi Perkembangan I

Muhammad Fathi Hanif (C021191022)


Prodi Psikologi FK UNHAS
Penjelasan Keluarga

Pembahasan
01 Pre-natal dan Post-natal

02 Bayi

03 Kanak-kanak

04 Remaja Awal

05 Genogram dan pembahasan


Penjelasan mengenai
keluarga
Perkenalkan, nama saya Hanif.
Saya merupakan anak pertama pasangan suami-istri Bapak Achmad Zakih dan Ibu
Sri Komala.

Saya sendiri berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang kebudayaan.
Dimana ayah saya merupakan orang Betawi Jakarta dan Ibu saya merupakan
orang Bima dari Nusa Tenggara Barat.
Ayah dan Ibu saya pertama kali bertemu ketika mereka berdua berkuliah di
Universitas yang sama di kota Bogor. Setelah beberapa lama waktu untuk
berkenalan, kedua orang tua saya kemudian memutuskan untuk menikah
pada tahun 2000 disaat keduanya berusia 27 tahun.

Foto ayah dan ibu saya. Dari pernikahan tersebut, kedua orang tua saya dikaruniai 4 orang anak.
Saya sebagai si sulung, dan 3 orang adik saya.
Keluarga ayah saya

Orang Tua Ibu saya


Infografis Perkembangan
2001 2001-2003 2004-2011 2012-Sekarang
(0 tahun) (0-2 Tahun) (3-7 Tahun) (8-19 Tahun)

Remaja

Kanak-kanak

Bayi

Masa Pre dan Post Natal


Masa Pre dan Post-Natal
Masa Pre-Natal
Perubahan fisik yang terjadi
kepada ibu saya selama
mengandung yaitu diantaranya
berat badan yang naik drastis serta
bagian leher yang menghitam serta
perut yang membesar. Menurut
cerita dari ayah saya, pada saat itu
untuk ukuran badan ibu saya yang Ilustrasi Kondisi ketika orang tua saya berada di Kalimantan
terbilang kecil. Perutnya sampai
membesar dan cukup menyulitkan
aktivitasnya yang pada saat itu
kebetulan orang tua saya sedang
merantau ke Kalimantan. Saat itu,
kedua orang tua saya hidup di
camp di tengah hutan di daerah
kota Waringin Barat. Menjelang kelahiran saya sekitar tahun
2001, orang tua saya memutuskan
untuk kembali ke Jakarta. Hal tersebut
karena adanya kerusuhan yang sedang
berkecamuk di sana.
Masa Post-Natal
Pada saat saya lahir, setelah saya
dibersihkan dan di adzankan, kemudian saya
langsung diberikan kepada ibu saya. Dimana
untuk dilakukannya inisiasi menyusui dini atau
IMD. Pada saat bayi tersebut saya sering
menghisap jari saya ketika ibu saya tidak
memberikan ASI. Selain itu biasanya saya
menangis ketika saya lapar atau ingin buang
air.
Penjelasan Berdasarkan Teori
Berdasarkan teori yang ada, bayi yang baru lahir biasanya akan mengalami kecemasan karena
merasakan perbedaan saat ia masih berada di rahim dan saat ia keluar menuju dunia ini. Dengan
diletakkannya bayi di dada ibu dan dengan dilakukannya IMD, maka bayi akan merasa lebih tenang dan juga
membangun bonding antara ibu dengan anak.

• Menurut teori dari Erik Erikson.


“Pada usia ini anak sedang
membangun kepercayaannya pada • Sedangkan menurut Sigmun Freud
lingkungan (Trust vs Mistrust) dengan Psikoseksualnya Pada saat
sekitarnya dengan memasukan anak lahir hingga berumur satu tahun,
sesuatu lewat mulutnya.” sumber kepuasaan utama seksual dan
agresif pada bayi adalah mulut. Bayi
menggunakan mulutnya untuk
mengalami kesenangan..
 
Masa Bayi
Usia 0-2 Tahun
Menurut kedua orang tua saya, saya
merupakan anak yang bisa dibilang cukup baik
perkembangannya.Terkait motorik, Kognisi dan
lain sebagainya.

Saya sendiri dapat mulai berdiri kemudian


berjalan pada usia sekitar 10 atau 11 bulan
tidak lama setelah saya bisa duduk dan Foto saat saya baru bisa belajar sekitar usia 1,8 - 2 Tahun.
merayap. Awalnya saya mulai belajar berdiri
dengan dibantu oleh ayah atau ibu saya.
Namun menurut orang tua saya, tidak lama
setelahnya saya sudah mampu berdiri sendiri
dengan berpegangan pada benda di sekitar
saya misalnya meja.

Saya sendiri mulai bisa berjalan sendiri tanpa


bantuan sekitar usia satu tahun lebih. Awalnya
saya masih sering terjatuh namun makin lama
saya makin mantap dengan tumpuan saya.
Sama seperti ketika berjalan. Saya juga sudah mulai
berbicara pada saat saya berusia sekitar 11 bulan. Pada
saat itu kata yang pertama keluar dari mulu saya ialah
“baajebiih”. Menurut ayah saya. mungkin itu merupakan
cara saya untuk memanggil ibu saya.

Saat saya berusia sekitar dua tahun saya


sudah cukup lancar berbicara. Selain itu
juga saya sudah bisa menghafalkan kata-
kata. Baik yang berbahasa Indonesia
maupun yang berbahasa Inggris.

Selain itu ketika saya berusia sekitar dua tahunan, ibu saya juga sudah
mulai memberikan saya pelatihan terkait dengan toilet training. Biasanya ibu
saya akan membangunkan saya jam 12-1 malam untuk kencing atau buang
air besar. Baru setelahnya saya akan kembali tidur.
Bayi mulai mengucapkan satu kata dan akan semakin Penjelasan
kompleks saat usia lebih dari 12 bulan. Diawali dari tahap Tahap
Prelinguistik (0-11 Bulan) Yaitu tahap ketika bayi bicara , bersuara, Berdasarjan
dan bergerak tetapi belum mampu mengucapkan kata. Kemudian
tahap linguistik (1-2 Tahun) Anak mulai mampu membentuk frase
Teori
dan memahami bahasa resptif. Hingga pada usia 2 tahun atau
tahap Tahap Membentuk Frase dimana Anak mulai mampu
membentuk frase dan memahami bahasa resptif.

Selain itu, terkait dengan toilet training ini bisa dijelaskan


melalui teori milik Freud. Dimana pada tahap yang dinamakan
tahap anal ini anak akan diajarkan untuk mengatasi konflik dalam
dirinya terkait dengan urusan analnya. Melalui konflik ini, anak
belajar untuk menjadi mandiri (Newman, 2012:55). Cara orang tua
mengajarkan anaknya untuk buang air dapat berdampak pada
kepribadian sang anak di kemudian hari.
Masa kanak-kanak
Usia 3-7 Tahun
Menurut kedua orang tua saya, saya
merupakan anak yang periang dan aktif
sewaktu kecil. Selain itu, saya juga anak
yang supel dan mudah bergaul. Sehingga
saya pada saat itu memiliki banyak teman.
Dan pada usia itu saya juga senang
mengikuti apa yang ayah saya lakukan.
Seperti saat ayah saya sedang memaku , saya
juga ikut-ikutan mengambil palu dan
bertingkah seperti ingin memaku.
Selain itu saya juga anak yang aktif dan
terbilang banyak ingin tau. Seperti saya
ingin tau soal ini, kemudian saya ingin tau
soal itu. Hingga membuat orang tua saya
kadang merasa kewalahan.
Penjelasan berdasarkan Teori
Menurut teori dari Freud. Pada saat anak berusia berusia 6
tahun. Pada tahap ini, zona tubuh yang paling memiliki hasrat
seksual adalah alat kelamin. Anak menjadi tahu perbedaan
antara laki-laki dan perempuan. anak mulai menganggap orang
tua dengan jenis kelamin yang berbeda sebagai saingan
sedangkan orang tua dengan jenis kelamin yang sama sebagai
pasangan. Hal ini disebut oedipal complex bagi anak laki-laki
dan electra complex bagi anak perempuan. Konflik yang terjadi
di tahap ini adalah anak akan berusaha mendapatkan kasih
sayang dari orang tua dengan jenis kelamin yang berbeda dan
berusaha untuk menggantikan peran orang tua dengan jenis
kelamin yang sama.
Ilustrasi

Setelah konflik oedipal atau electra selesai, anak memasuki


periode latent. Selama tahap ini, yang berlangsung sejak
usia 7 tahun hingga masa pubertas, tidak ada konflik atau
impuls baru yang signifikan. Perkembangan kepribadian
utama selama periode ini adalah pematangan superego
pada fase ini juga anak mulai mengembangkan
kemampuan bersosisialisasi
Masa Remaja
Usia 8-19 Tahun
Menurut kedua orang tua saya. ketika saya
memasuki masa remaja. Saya anak yang cenderung
tidak banyak tingkah dan cenderung penurut. Ketika
anak-anak yang lain seumuran saya banyak yang
coba-coba dan banyak juga yang masuk ke
pregaulan yang salah. Saya cenderung lebih sering
di rumah dan menghabiskan waktu di rumah.
Berdasarkan teori Psikososial dari Erikson. Identity & Role
Confusion pada tahap ini individu mulai mencari jati diri dan siap
untuk memasuki suatu peranan di tengah masyarakat. Erikson
melihat bahwa masa remaja terganggu dan kacau lantaran
konflik dan tuntutan sosial yang baru. Menurutnya, tugas utama
remaja adalah membangun pemahaman baru mengenai
identitas, sebuah perasaan tentang siapa dirinya dan apa
tempatnya di tatanan sosial yang lebih besar.

• Bila pada tahapan ini remaja mencari jati


dirinya pada lingkungan yang baik, maka • Sebaliknya, bila mereka mencari jati diri
tercipta identitas yang positif. pada lingkungan yang tidak baik, maka
akan muncul kecenderungan role
confusion (kebingungan peran).
Genogram dan Pembahasan
Hubungan dan Pola Asuh
Genogram
Bagaimana hubungan yang terjalin satu sama lain
Diantara seluruh anggota keluarga
Hubungan yang terjalin pada setiap anggota keluarga saya
dapat dibilang cukup baik. Dimana komunikasi antar satu sama
lain masih terjalin dengan cukup baik. walaupun tidak sangat
intens. Hubungan saya sendiri dengan kakek dan nenek dari
kedua orang tua juga cukup baik. seperti misalnya ketika
lebaran saling berkumpul dan bercengkrama. Terus hubungan
kedua orang tua saya cukup harmonis dan bisa dibilang
berjalan dengan baik. sama halnya dengan hubungan saya
dengan kedua orang tua saya seperti anak dan orang tua pada
umumnya. Dan terakhir hubungan saya dengan adik saya
sendiri saya cukup dekat, apa lagi dengan adik saya yang
paling muda.
 
Menuliskan setiap sifat/kepribadian/watak dan pola asuh
yang diterapkan setiap anggota keluarga. (Ayah)

Kakek ( Authoritative parenting ) :


kakek dari pihak ayah saya sendiri memiliki
sifat yang cenderung cuek dan tidak begitu peduli
dengan apa yang anaknya lakukan atau bisa dibilang
membebaskan anaknya untuk mandiri memilih apa
yang ia ingin lakukan. Namun walaupun begitu,
beliau merupakan orang yang tegas dan disiplin jika
sudah menyangkut hal yang prinsipil seperti agama
dan ibadah. Kakek sendiri ketika dengan cucu-
Nenek ( Authoritative parenting ) : cucunya biasanya tidak pelit dan suka bercanda. Dan
Nenek dari pihak ayah saya orangnya sangat baik dan juga masih tetap disiplin soal ibadah.
penyayang. Ketika dengan anaknya sangat supportif
terhadap setiap hal yang dilakukan anaknya. Jika ada hal
yang dibutuhkan oleh anaknya, maka nenek saya akan
mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Soal agama,
nenek saya ini kurang lebih sama seperti suaminya. Nenek
saya akan bersikap tegas namun tetap bersikap lembut
dengan menegur dan mengingatkan ketika ada kesalahan
yang dilakukan. Ketika dengan cucu-cucunya, nenek saya ini
akan sangat baik dan cenderung memanjakan cucu-cucunya.
Terutama pada adik saya yang paling muda.
Menuliskan setiap sifat/kepribadian/watak dan pola asuh
yang diterapkan setiap anggota keluarga. (Ibu)

Kakek ( Authoritative parenting ):


Kakek saya ini orangnya pekerja keras, telaten,
berintegritas ketika masih aktif sebagai pegawai dan
juga orang yang taat beragama. Kakek dengan anaknya
sangat baik dan penuh kasih sayang. Kakek saya ini
orangnya tidak pernah menuntut anak-anaknya untuk
harus ranking atau memiliki prestasi. Namun lebih
kepada memberikan support dan motivasi kepada
anak-anaknya. Kakek saya kalu terhadap cucuk- Nenek ( Authoritative parenting ):
cucuknya sangat penuh dengan kasih sayang. Biasanya Nenek saya kurang lebih sikap dan wataknya
apa yang diinginkan oleh cucuk nya akan selalu di sama seperti kakek saya. dimata anak-anaknya, beliau
turuti asal tidak bertentangan dengan ajaran agama. itu sosok yang penyayang, telaten dan ulet dalam
bekerja, serta tidak pernah menuntut anak-anaknya
untuk berprestasi dan lebih kepada memberikan
support dan motivasi kepada anak-anaknya. Nenek
saya ini telaten untuk mendisiplinkan anak-anaknya
agar sadar terhadap tugas-tugasnya. Ketika bersama
dengan cucuknya, beliau sangat baik dan ramah serta
penuh kasih sayang.
Menuliskan setiap sifat/kepribadian/watak dan pola asuh
yang diterapkan setiap anggota keluarga. (Orang Tua)

Ayah (Authoritative parenting):


Ayah saya memiliki kepribadian yang kurang lebih sama
seperti apa yang dimiliki oleh kakek saya (bapaknya). Dimana
ayah saya tidak menekankan kepada saya dan adik-adik saya
untuk harus berprestasi atau menetapkan target yang harus saya
dan adik-adik saya capai. Beliau terkesan orang yang santai dan
membebaskan anak-anaknya untuk mencari minat dan bakatnya
sendiri. Namun begitu, beliau tetap memberikan dukungan
dalam bentuk apapun yang anaknya butuhkan. Ayah saya juga

&
orang yang tegas jika sudah berbicara masalah agama. Tidak ada
tawar menawar untuk hal tersebut.

Ibu (Authoritarian parenting):


Ibu saya orangnya itu baik dan juga penuh dengan
kasih sayang. Kepada anak-anaknya iya biasanya bersikap
tegas dan juga disiplin terkait hal-hal yang berhubungan
dengan etika dan juga akademik. Selain itu, walaupun tidak
ditekankan sekali, namun ibu saya ingin anak-anaknya bisa
berprestasi dan mendapat nilai yang bagus setiap ujian.
Selain itu ibu saya sedikit keras kepala orangnya. Namun
walaupun begitu beliau tetaplah seorang ibu yang penuh
dengan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Mendeskripsikan bagaimana diri saya, sifat yang
menurun dari kakek nenek maupun orang tua.

Saya sendiri merupakan orang yang


cenderung santai dan terkesan cuek. Menurut ayah
saya, sifat tersebut menurun dari ia dan juga kakek
(dari ayah) saya. Menurut orang tua saya, saya
sendri menurunkan sikap dari kakek (dari ibu)
yaitu telaten dan juga bertanggung jawab penuh
terhadap apa yang sedang saya kerjakan. selain itu
saya menurunkan sikap keras kepala dari ibu saya.
Dimana terkadang saya bisa sangat ngotot terhadap
pendapat saya.
Walaupun begitu, saya sendiri bisa
dikatakan orang yang supel dan mudah untuk
bergaul dan berinteraksi dengan orang lain.
Bagaimana pola asuh yang diterapkan orang tua
anda berpengaruh pada kepribadian anda.

Menurut saya, pola asuh dari kedua orang tua saya


mengambil peranan yang penting dalam pembentukan
karakter dan kepribadian saya. didikan dari ibu saya yang
tegas dan disiplin membuat saya menjadi lebih disiplin
dan tidak banyak mengeluh. Sedangkan nilai-nilai
kemanusiaan dan empati yang diajarkan oleh ayah saya
sampai saat ini masih saya pegang dengan baik. selain itu,
nilai-nilai agama dan moral yang ditanamkan orang tua
saya telah membuat saya menjadi lebih mawas diri ketika
saya berada di lingkungan sosial saya. selain itu karena
kebebasan yang diberikan kedua orang tua saya, saya
menjadi percaya diri dan dapat bertanggung jawab secara
sosial.
Terima Kasih Banyak
Sudah memperhatikan 

Anda mungkin juga menyukai