Anda di halaman 1dari 46

TERAPI MODALITAS :

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS)


KEPERAWATAN GERONTIK

Disusun Oleh:

Kelompok 3 Reguler B 2020

Adhelia Rieza Devita 04021282025056 Tiara Romadon 04021382025082


Pepi Sugiarti 04021282025059 Chintya Destari M 04021382025087
Rara Vika Maharani 04021282025066 Wayan Rian Rinaldo 04021382025091
Husnul Khotimah 04021282025067 Diah Anggrainy 04021382025094
Aulia Tri Ambar Rini 04021282025069 Kardila Okta Sari 04021382025096
Hamidah Al Mustaqimah 04021282025074 Rahmah Dona 04021382025100
Renita Oktapia A N 04021282025075 Dea Ika Safitri 04021382025101
Maryani 04021382025081 Yunika Syakila 04021382025103

Dosen Pengampu:
Putri Widita, S.Kep., Ns., M. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................... 4
D. Manfaat Pembahasan....................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5
A. Definisi ............................................................................................................................. 5
B. Jenis-Jenis Terapi ............................................................................................................ 5
C. Tujuan ............................................................................................................................... 7
D. Manfaat ............................................................................................................................. 7
E. Indikasi ............................................................................................................................. 8
F. Kontraindikasi.................................................................................................................. 8
G. Kelebihan .......................................................................................................................... 8
H. Kekurangan ...................................................................................................................... 9
I. Standar Operasional Prosedur (SOP) ........................................................................... 11
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 43
A. Simpulan ........................................................................................................................ 43
B. Saran ............................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 44

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Jumlah lansia di
Indonesia mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berdasarkan data WHO tahun 2022,
jumlah lansia usia 60 tahun ke atas di Indonesia sebesar 10,8 persen atau
sekitar 29,3 juta orang, sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase
penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia sebesar 10,48% pada 2022. Angka tersebut
turun 0,34% poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 10,82%.
Peningkatan jumlah lansia akan berdampak pada perubahan transisi epidemiologi yaitu
peningkatan angka kesakitan karena penyakit degenerative. Proses penuaan yang dialami
oleh lansia akan menyebabkan penurunan fungsi normal tubuh. Hal ini membuat seorang
lansia lebih berisiko terhadap masalah kesehatan, baik secara biologis maupun psikologis
Keadaan ini dapat menyebabkan kemampuan interaksi sosial pada lansia mengalami
penurunan. Penurunan kemampuan interaksi sosial pada lansia akan berdampak buruk
karena partisipasi sosial dan hubungan interpersonal merupakan bagian yang cukup
penting untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional bagi lansia. Penurunan kemampuan
interaksi sosial dapat memunculkan perasaan kesepian pada lansia. Kesepian adalah suatu
rasa ketidaknyamanan yang berkaitan dengan keinginan atau kebutuhan untuk melakukan
lebih banyak kontak dengan orang lain. Keadaan-keadaan tersebut lebih mudah dialami
oleh lansia yang tinggal di panti jompo atau di PSLU (Pelayanan Sosial Lanjut Usia),
karena lansia tersebut memiliki sistem dukungan yang lebih terbatas dan kesempatan untuk
berinteraksi dengan lingkungan luar yang lebih sedikit daripada lansia yang tinggal
bersama keluarga di komunitas. Oleh karena itu diperlukannya pelaksanaan program terapi
yang diperlukan suatu instrument atau parameter yang bisa digunakan untuk mengevaluasi
kondisi lansia, sehingga mudah untuk menentukan program terapi selanjutnya. Tetapi
tentunya parameter tersebut harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana lansia
itu berada, karena hal ini sangat individual sekali, dan apabila dipaksakan justru tidak akan
memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam keadaan ini maka upaya pencegahan berupa
latihan-latihan atau terapi yang sesuai harus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

2
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di
dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Hatutiningtyas, et al, 2016).
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien
bersama-sama berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis
atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Keuntungan yang diperoleh individu
melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan
interpersonal dan meningkatkan uji realitas. Sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat
dilakukan pada karakteristik ganggguan seperti, gangguan konsep diri, harga diri rendah,
perubaha persepsi sensori halusinasi. Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah
banyak, dapat mendiskusikan masalah secara kelompok. Belajar bermacam masalah dan
belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi ini juga terdapat kekurangan yaitu,
kehidupan pribadi klien tidak terlindungi dan klien sulit mengungkapkan masalahnya.
Dengan sharing pengalaman pada klien dengan isolasi sosial diharapakan klien mampu
membuka dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain (Trinurmi, 2021).
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien isolasi sosial
untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui tujuh sesi untuk melatih kemampuan
sosialisasi klien. Ketujuh sesi tersebut diarahkan pada tujuan khusus TAKS, yaitu untuk
meningkatkam kemampuan memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan
bercakap-cakap, kemampuan menyampaikan dan membicarakan topik tertentu,
kemampuan menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi, kemampuan bekerja
sama, kemampuan menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah
dilakukan. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam TAKS yaitu tahap persiapan,
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi dengan menggunakan metode dinamika
kelompok, diskusi atau tanya jawab serta bermain peran atau stimulasi.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Ada
beberapa macam jenis terapi aktivitas kelompok salah satunya yaitu Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi (TAKS). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS)

3
adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial (Keliat, 2005). Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik
membahas Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) sebagai salah satu terapi
modalitas yang diberikan kepada lansia dalam upaya mengubah perilaku social lansia dari
perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan masalah pada penulisan ini adalah
1. Apakah definisi dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)?
2. Apa saja jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)?
3. Apa saja manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS),?
4. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
(TAKS)?
5. Apa saja kelebihan dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)?
6. Apa saja kekurangan dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)?
7. Bagaimana SOP dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
2. Untuk mengetahui jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
3. Untuk mengetahui manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
4. Untuk mengatahui indikasi dan kontraindikasi dari Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi (TAKS)
5. Untuk mengetahui kelebihan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
6. Untuk mengetahui kekurangan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)
7. Untuk mengetahui SOP dari Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)

D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran, materi
bahasan dan diskusi dalam proses belajar mengajar terutama tentang pengaruh terapi
aktivitas kelompok sosialisasi terhadap kemampuan interaksi pada lansia. Penulisan ini
juga diharapkan dapat menjadi referensi ilmu keperawatan tentang Terapi Aktivitas
Kelompok (TAKS) pada lansia dan menambah pengetahuan bagi pembaca tentang TAKS

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang
terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Keuntungan yang diperoleh
individu melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan,
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan
interpersonal dan meningkatkan uji realitas. Sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat
dilakukan pada karakteristik ganggguan seperti, gangguan konsep diri, harga diri rendah,
perubaha persepsi sensori halusinasi. Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah
banyak, dapat mendiskusikan masalah secara kelompok.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktivitas digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Keliat
& Akemat, 2005). Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat & Akemat, 2005).
Terapi Aktivitas Kelompok : Sosialisasi (TAKS) merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang sangat penting dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien isolasi sosial
untuk mampu bersosialisasi secara bertahap melalui tujuh sesi untuk melatih kemampuan
sosialisasi klien.

B. Jenis-jenis Terapi
Kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris,
orientasi realitas, dan sosialisasi. Terapi aktifitas kelompok sering dipakai sebagai terapi
tambahan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Lancester mengemukakan beberapa aktifitas
yang digunakan pada TAK, yaitu menggambar, membaca puisi, mendengarkan musik,
mempersiapkan meja makan, dan kegiatan sehari-hari yang lain. Wilson dan Kneisl (1992)
menyatakan bahwa TAK adalah manual, rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi
pengalaman seseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga diri dikutip dari Kelliat

5
dan Akemat, 2005. Aktifitas yang digunakan sebagai terapi di dalam kelompok, yaitu
membaca puisi, seni, musik, menari,dan literatur.
Menurut Keliat dan Akemat (2005) Terapi aktivitas kelompok (TAK) sebagai berikut :
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat pada sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi
kognitif / persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas kelompok
stimulasi realita, terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif / persepsi
Lansia dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
pernah dialami. Kemampuan lansia dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan
proses ini diharapkan respon lansia terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
menjadi adaptif.
Aktifitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan: baca
artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara TV; stimulus dari pengalaman masa lalu
yang menghasilkan proses persepsi lansia yang maladaptif atau destruktif, misalnya
kemarahan, kebencian, putus hubungan,pandangan negatif pada orang lain, dan
halusinasi. kemudian persepsi lansia terhadap stimulus.
2. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensori lansia. Kemudian diobservasi
reaksi sensori lansia terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi perasaan
secara nonvebal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya lansia yang tidak mau
mengungkapkan komunikasi verbal akan tersetimulusi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respon. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah : musik, seni,
menyanyi dan menari. Jika hobi lansia diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai
stimulus, misalnya lagu kesukaan lansia, dapat digunakan sebagai stimulus. Ada
empat macam, yaitu:
a. TAK stimulasi persepsi umum
b. TAK stimulasi persepsi : perilaku kekerasan
c. TAK stimulasi persepsi : halusinasi
d. TAK stimulasi persepsi : harga diri rendah
3. Terapi aktivitas kelompok stimulasi realita
Lansia diorentasikan pada kenyataan yang ada disekitar lansia, yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling lansia atau orang yang dekat dengan lansia, dan

6
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan lansia. Demikian juga dengan
orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana kedepan. Aktivitas dapat berupa
orientasi orang,tempat, benda yang ada disekitar, dan semua kondisi nyata.
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Lansia dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
lansia. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan
satu), kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada terapi aktivitas kelompok sosialisasi yaitu untuk meningkatkan
hubungan interpersonal antar anggota kelompok, berkomunikasi, saling
memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain, mengekspresikan ide serta
menerima stimulus eksternal.
2. Tujuan Khusus
 Pasien mampu memperkenalkan diri
 Pasien mampu berespon terhadap pasien lain
 Pasien mampu mengikuti permainan
 Pasien mampu mengemukan pendapat dan perasaannya

D. Manfaat
Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan mengikuti terapi aktivitas kelompok, antara
lain adalah:
1. Agar anggota di dalam kelompok tersebut merasa diakui, dimiliki, serta dihargai
eksistensinya oleh anggota lainnya di dalam kelompok
2. Membantu agar anggota kelompok lain yang berhubungan satu sama lainnya dan
merubah sikap dan perilaku yang maladaptive dan destrkutif
3. Sebagai tempat yang digunakan untuk berbagi pengalaman serta saling memantau satu
sama lainnya yang diperuntukkan untuk menemukan solusi menyelesaikan masalah
4. Meningkatkan kemampuan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain
5. Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan efektif

7
6. Menyalurkan emosi secara konstruktif
7. Meningkatkan ketrampilan hubungan interpersonal atau sosial
8. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
9. Meningkatkan ketrampilan sosial
10. Meningkatkan kemempuan empati
11. Meningkatkan kemampuan pengetahuan pemecahan masalah.

E. Indikasi
1. Klien menarik diri yang mulai melakukan interaksi interpersonal
2. Klien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus

F. Kontraindikasi
1. Klien dengan gangguan mental yang ditandai dengan kurangnya empati dan kontrol
perilaku yang buruk atau impulsif (psikopat)
2. Klien dengan gangguan kepribadian anti sosial (sosiopat)
3. Klien yang selalu diam atau sulit untuk diajak komunikasi.
4. Klien dengan delusi tak terkontrol, di mana penderita tidak dapat membedakan
antara yang nyata atau tidak.
5. Klien waham yaitu keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan ini
tidak dapat diubah oleh orang lain secara logis dan akan tetap dipertahankan
penderita.
6. Klien dengan depresi berat, yakni ketidakmampuan seseorang untuk berfungsi
secara normal.
7. Klien yang mudah bosan sehingga tidak dapat mengikuti terapi secara keseluruhan.

G. Kelebihan
1. Terapi aktivitas kelompok sosial lebih murah, karena dapat dapat mengobati lansia
dalam jumlah banyak pada waktu yang sama.
2. Terapi aktivitas kelompok sosial memberi peluang untuk lansia mempelajari masalah-
masalah yang serupa dan bagaimana cara menangani kesulitan-kesulitan mereka, dan
para anggota lain dalam kelompok serta terapis dapat memberikan dukungan sosial.

8
3. Terapi aktivitas kelompok sosial memungkinkan terapis menggunakan sumber daya
manusia yang terbatas. Format kelompok mungkin meningkatkan jumlah orang-orang
yang dapat ditangani oleh seorang terapis
4. Terapi aktivitas kelompok sosial dapat memberikan sumber informasi dan
pengalaman hidup yang dapat diambil oleh lansia
5. Memberi kesempatan pada lansia untuk menggali gaya-gaya komunikasi dalam
lingkungan yang aman dan mampu menerima umpan balik dari orang lain.
6. Adanya dukungan kelompok untuk tingkah laku yang tepat. Para lansia mungkin
menginginkan terapis dapat memberikan dukungan pada mereka, tetapi dukungan
yang diberikan oleh kawan-kawan sekelompok mungkin memiliki pengaruh yang
lebih besar terhadap peningkatan harga diri dan kepercayaan diri.
7. Lansia dapat belajar bahwa masalah atau kegagalan yang dialami seseorang bukanlah
hal-hal yang unik.
8. Para anggota kelompok lansia yang bertambah baik merupakan sumber pengharapan
bagi anggota-anggota lain dalam kelompok.
9. Adanya peluang-peluang untuk belajar menangani masalah secara efektif.
10. Anggota kelompok dapat belajar bermacam cara dalam memecahkan masalah, serta
dapat membantu memecahkan masalah orang lain.

H. Kekurangan
1. Tidak semua klien cocok : tertutup, masalah verbal, interaksi.
2. Peran terapis menyebar: menangani banyak orang sekaligus.
3. Sulit menumbuhkan kepercayaan: kurang personal.
4. Klien sangat tergantung dan beharap terlalu banyak pada kelompok.
5. Kelompok tidak dijadikan sarana untuk berlatih.
6. Membutuhkan terapis terlatih. Tidak Efektif Jika Tidak Dikelola dengan Baik: Terapi
aktivitas kelompok perlu diorganisir dan difasilitasi dengan baik agar efektif.
Fasilitator yang tidak kompeten atau kurangnya perencanaan dapat mengurangi
manfaatnya
7. Kehidupan pribadi lansia tidak terlindungi.
8. Lansia mengalami kesulitan dalam mengungkapkan masalahnya karena berbeda
keyakinan / sulit dalam berkomunikasi, tidak mau berubah.

9
9. Tidak Sesuai untuk Semua: Terapi aktivitas kelompok mungkin tidak sesuai untuk
semua lansia, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan fisik atau
kognitif yang serius.
10. Perbedaan kepribadian dan minat: Tidak semua lansia memiliki minat atau
kepribadian yang cocok dengan terapi aktivitas kelompok tertentu. Ini bisa membuat
beberapa lansia merasa tidak nyaman atau kurang terlibat.

10
I. Standar Operasional Prosedur (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 1
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
PERSIAPAN
2. Membuat kontrak dengan klien
KLIEN
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Tape recorder/CD player
2. Lagu yang berirama riang seperti “Marilah Kemari” by Titiek
PERSIAPAN Puspa
ALAT 3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1. Memberikan salam terapeutik
2. Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan klien
saat ini
3. Membuat kontrak kegiatan meliputi:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
b. Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu:
1) Klien yang akan meninggalkan kelompok harus minta
izin kepadaterapis
2) Lama kegiatan 45 menit
PROSEDUR 3) Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal hingga
selesai
Tahap Kerja
1. Jelaskan kegiatan yaitu terapis akan memutar lagu, kemudian
bola diedarkan berlawanan arah jarum jam (yaitu arah kanan
klien yang memegang bola) pada saat musik dihentikan maka
anggota kelompok yang memegang bola akan memperkenalkan
dirinya
2. Hidupkan kembali musik, dan edarkan bola berlawanan arah
jarum jam

11
3. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang
bola mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi, asal, dimulai dari terapis sebagai
contoh
4. Tulis nama panggilan pada papan nama/kertas dan tempel/pakai
5. Ulangi nomor 2, 3, dan 4 sampai semua anggota kelompok
mendapatkangiliran
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberitepuk tangan
Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara:
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti
kegiatan TAK
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan klien melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain dikehidupan sehari-hari
b. Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri ke dalam
jadwal kegiatanharian klien
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan
anggotakelompok
b. Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung,
khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien
melakukan TAKS. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan
klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi I, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan
EVALUASI
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.

Sesi 1: TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemampuan Verbal

12
No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Menyebutkan
1.
nama lengkap
Menyebutkan
2.
nama panggilan
Menyebutkan
3.
asal
Menyebutkan
4.
hobi
Jumlah
b. Kemampuan nonverbal

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk Tegak

Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti
4. kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4
maka klien“mampu”, jika nilai 0, 1 , 2 maka klien “belum

13
mampu”
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti
TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien
DOKUMENTASI mengikuti sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara
verbal dan nonverbal, klien dianjurkan latihan memperkenalkan diri
pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal).
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
PERSIAPAN
2. Membuat kontrak dengan klien
KLIEN
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

14
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 2
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
PERSIAPAN
2. Membuat kontrak dengan klien
KLIEN
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Tape recorder/CD player
2. Lagu yang berirama riang seperti “Marilah Kemari” by Titiek
PERSIAPAN Puspa
ALAT 3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1. Memberikan salam terapeutik
a. Salam dari terapis
b. Peserta dan terapis memakai papan nama
2. Evaluasi / validasi
a. Menanyakan perasaan klien saat ini
b. Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri
kepada orang lain.
3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan
anggota kelompok
PROSEDUR
b. Menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada peserta yg akan meninggalakan kelompok,
harus meminta izin kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

Tahap Kerja
1. Hidupkan kaset / CD pada tape record / CD player dan minta
klien mengedarkan bola tenis berlwanan dengan arah jarum jam
2. Pada saat musik di hentikan, anggota kelompok yang memegang

15
bola mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota
kelompok yang ada di sebelah kanan dengan cara :
- Memberi salam
- Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan , asal dan hobi
- Menanyakan nama lengkap, nama panggilan , asal dan hobi
lawanbicara
- Di mulai dari terapis sebagaicontoh
3. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
4. Hidupkan musik dan minta klien mengedarkan bola. Pda saat
musik di berhentikan, minta pada anggota kelompok yang
memegang bola untuk memperkenalkan anggota kelompok
yang sebelah kanannya kepada kelompok, yaitu : nama lengkap,
nama panggilan , asal dan hobi dimulai oleh terapis sebagai
contoh
5. Ulangi sampai semua anggota mendapat giliran
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan

Tahap Terminasi
1. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan berkenalan
- Memasukkan kegiatan berkanalan pada jadwal harian klien
3. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap-
cakap tentang kehidupan pribadi
- Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya
EVALUASI pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan
TAKS. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

16
dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS sesi 2 dievaluasi kemampuan
klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.
Sesi 2 : TAKS
Kemampuan memperkenalkan diri
a. Kemampuan Verbal

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Menyebutkan
1.
nama lengkap
Menyebutkan
2.
nama panggilan
Menyebutkan
3.
asal
Menyebutkan
4.
hobi
Menanyakan nama
5.
lengkap
Menanyakan nama
6.
panggilan
7. Menanyakan asal

8. Menanyakan hobi

Jumlah

b. Kemampuan nonverbal

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duta tegak

Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai

17
Mengikuti
4. kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
a. Kemampuan verbal , di sebut mampu jika mendapat nilai
≥ 6, di sebutbelum mampu jika mendapat nilai ≤ 5
b. Kemampuan nonverbal, di sebut mampu jika mendapat
nilai 3 atau 4, di sebut belum mampu jika mendapat ≤ 2
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika
mengikuti TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Misalnya, jika klien 7 untuk verbal dan 3 untuk nonverbal , catatan
DOKUMENTASI
keperawatan adalah : klien mengikutik TAKS sesi 2 , klien mqmpu
berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan klien berkenalan
dengan klien lain, buat jadwal.

18
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 3
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
PERSIAPAN
2. Membuat kontrak dengan klien
KLIEN
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Tape recorder/CD player
2. Lagu yang berirama riang seperti “Marilah Kemari” by Titiek
PERSIAPAN Puspa
ALAT 3. Bola
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
1. Memberikan salam terapeutik
2. Melakukan evaluasi/validasi dengan menanyakan perasaan
klien saat ini dan apakah telah mencoba berkenalan dengan
orang lain
3. Membuat kontrak kegiatan meliputi:
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu bertanya dan
menjawab tentangkehidupan pribadi
b. Menjelaskan aturan main kegiatan yaitu:
- Klien yang akan meninggalkan kelompok harus
minta izin kepadaterapis
PROSEDUR
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal
hingga selesai
Tahap Kerja
1. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan
edarkann bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam
2. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk bertanya tentang
kehidupan pribadi anggota kelompok yang ada di sebelah
kanan dengan cara :

19
- Memberi salam
- Memanggil panggilan
- Menanyakan kehidupan pribadi : keluarga, sekolah,
atau pekerjaan
- Dimulai oleh terapis sebagai contoh
3. Ulangi 1 dan 2 sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran
4. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberitepuk tangan

Tahap Terminasi
1. Lakukan evaluasi dengan cara:
a. Menanyakan kembali perasaan klien setelah mengikuti
kegiatan TAKS
b. Beri pujian atas keberhasilan kelompok
2. Rencana tindak lanjut
a. Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-
cakap tenttangkehidupan pribadi dengan orang
lain pada kehidupan sehari-hari
b. Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada jadwal
kegiatan harianklien
3. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan dan
membicarakan topik pembicaraan tertentu
b. Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung, khususnya
pada tahapkerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAKS. TAKS sesi 3 dievaluasi kemampuan
verbal dalam bertanya dan menjawab pada saat bercakap-cakap
EVALUASI
serta kemampuan nonverbal dengan menggunakan formulir evalasi
berikut.

Sesi 3 : TAKS

20
Kemampuan bercakap-cakap

a. Kemampuan Verbal : Bertanya

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Mengajukan
1. pertanyaan yang
jelas
Mengajukan
2. pertanyaan yang
ringkas
Mengajukan
3. pertanyaan yang
relevan
Mengajukan
4. pertanyaan yang
spontan
Jumlah

c. Kemampuan nonverbal : menjawab

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Menjawab
1.
secara jelas
Menjawab
2.
secara ringkas
Menjawab
3.
secara relevan
Menjawab
4.
secara spontan
Jumlah

Petunjuk:

21
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau
4 maka klien“mampu”, jika nilai 0, 1 , 2 maka klien “belum
mampu”
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti
TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, nilai
kemampuan verbal bertanya 2, kemampuan menjawab verbal 2,
DOKUMENTASI
maka catatan keperawatan adalah klien belum mampu bercakap-
cakap secara verbal dan nonverbal. Di anjurkan
latihan diulang di ruangan (buat jadwal)

22
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 4
1. Memilih klien sesuai indikasi yaitu isolasi sosial
PERSIAPAN
2. Membuat kontrak dengan klien
KLIEN
3. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/ CD “Marilah Kemari” by Titiek Puspa. Jika tidak ada,
bisa denganlagu yang sejenis
PERSIAPAN
3. Bola
ALAT
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan harian klien
6. Flipchart/ Whiteboard dan Spidol.
1. Persiapan
a. Meningkatkan kontrak dengan anggot kelompok pada
sesi 3TASK.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Pada tahap ini terapis melakukan:
- Memberikan salam terapeutik
- Peserta dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini
PROSEDUR - Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-
cakap dengan orang lain
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan,
memilih, dan memberi pendapat tentang topik
percakapan.
- Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang akan meninggalkan
kelompok, harusmeminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit

23
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai
selesai.
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape/recorder/CD player dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam.
b. Pada saat music dihentikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran menyampaikan satu
topik yang ingin dibicarakan. Dimulai terapis sebagai
contoh
c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard, ropik yang
disampaikan secara berurutan.
d. Ulangi a, b, dan c sampai semua anggota kelompok
menyampaikantopik yang ingin dibicarakan
e. Hidupkan lagi music dan edarkan bola tenis, Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola memilih
topik yang disukai untuk dibicarakan dari daftar yang
ada.
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih
topik.
g. Terapis membantu menetapkan topik yang paling
banyak dipilih
h. Hidupkan lagi music dan edarkan bola tenis, Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola
menyampaikan pendapat tentangtopik yang dipilih.
i. Ulangi h sampai semua anggota kelompok
menyampaikan pendapat.
j. Buat rangkuman pendapat dari anggota
k. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAKS.

24
- Memberi pujian atas keberhasilan.
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan setiap anggota bercakap-
cakap tentang topik tertentu dengan
orang lain pada kehidupan sehari-hari.
- Memasukkan kegiatan bercakap-cakap pada
jadwal kegiatan harianklien
c. Kontrak yang akan datang
- Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu
menyampaikan danmembicarakan masalah
pribadi
- Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAKS berlangsung,
khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS. Untuk TAKS Sesi
4 di evaluasi kemampuan verbal menyampaikan, memilih dan
memberi pendapat tentang topik percakapan serta kemampuan
nonverbal dengan menggunakan formulir evaluasi berikut:

Sesi 4 : TAKS
Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu

EVALUASI 4. Kemampuan Verbal : Menyampaikan topik

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Menyampaikan
1.
topik secara jelas
Menyampaikan
2. topik secara
ringkas
Menyampaikan
3.
topik yang relevan

4. Menyampaikan

25
topik secara
spontan
Jumlah

5. Kemampuan nonverbal : Menyampaikan topik

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Memilih topik
1.
secara jelas
Memilih topik
2.
secara ringkas
Memilih topik
3.
yang relevan
Memilih topik
4.
secara spontan
Jumlah

6. Kemampuan verbal : Memberi pendapat

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

Memberi
1. pendapat secara
jelas
Memberi
2. pendapat secara
ringkas
Memberi
3. pendapat yang
relevan
Memberi
4. pendapat secara
spontan
Jumlah

26
7. Kemampuan nonverbal

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Kontak mata

2. Duduk tegak

Menggunakan
3. bahasa tubuh yang
sesuai
Mengikuti
kegiatan dari
4.
awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan jika mendapat nilai 3
atau 4, klien mampu; jika senilai ≤ 2, klien belum mampu.
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika
mengikuti TAKS pada misalnya, kemampuan verbal
menyampaikan dan memilih topik percakapan 3, kemampuan
memberi pendapat 2, dan kemampuan nonverbal 2.Oleh sebab itu,
DOKUMENTASI
catatan keperawatan adalah: Klien mengikuti TAKS Sesi 4, klien
mampu menyampaikan dan memilih topik percakapan, tetapi
belum mampu memberi pendapat, Secara nonverbal juga belum
mampu. Dianjurkan untuk memilih klien bercakap-cakap dengan

27
topik tertentu di ruang rawat (buat jadwal).

28
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 5
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
SETTING
2. Ruangan nyaman dan tenang
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD “Marilah Kemari” (Titiek Puspa)
PERSIAPAN 3. Bola tenis
ALAT 4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Flipchart/whiteboard dan spidol
1. Dinamika kelompok
METODE 2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi
4 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberikan salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
PROSEDUR
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap –
cakap tentang topik/hal tertentu dengan orang lain.
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan,
memilih, dan memberi pendapat tentang masalah pribadi
 Menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit

29
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal
hingga selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan
edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat giliran untuk menyampaikan satu
masalah pribadi yang ingin dibicarakan. Dimulai dari
terapis sebagai contoh

Terapis memberi contoh masalah pribadi yang


dialami. Contoh sebaiknya dikaitkan dengan masalah
interaksi dengan orang lain, misalnya, “sulit bercerita”
atau “tidak diperlihatkan ayah/ibu/kakak/teman”.

c. Tuliskan pada flipchart/whiteboard masalah yang


disampaikan
d. Ulangi a,b, dan c sampai semua anggota kelompok
menyampaikan masalah yang ingin dibicarakan.
e. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis. Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola memilih masalah
yang ingin dibicarakan
f. Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih masalah
yang ingin dibicarakan
g. Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak
dipilih
h. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis. Pada saat
dimatikan, anggota yang memegang bola menyampaikan
masalah yang dipilih
i. Ulangi h sampai anggota kelompok menyampaikan
pendapat
j. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan tepuk tangan
4. Tahap Terminasi

30
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAKS
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap
tentang masalah pribadi dengan orang lain pada
kehidupan sehari-hari.
 Memasukkan kegiatan bercakap-cakap tentang masalah
pribadi pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati kegiatan berikutnya, yaitu berkerja sama
dalam kelompok
 Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses
TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS.
Untuk TAKS sesi 5, dievaluasi kemampuan verbal klien
menyampaikan, memilih, dan memberikan pendapat tentang
percakapan mengenai masalah pribadi, serta kemampuan nonverbal.
Sesi 5 : TAKS
Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
a. Kemampuan verbal : Menyampaikan topik
EVALUASI No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyampaikan topik
secara jelas
2. Menyampaikan topik
secara ringkas
3. Menyampaikan topik
yang relevan
4. Menyampaikan topik
secara spontan

31
Jumlah

b. Kemampuan verbal : Memilik topik


No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyampaikan topik
secara jelas
2. Menyampaikan topik
secara ringkas
3. Menyampaikan topik
yang relevan
4. Menyampaikan topik
secara spontan
Jumlah

c. Kemampuan verbal : Memberi pendapat tentang masalah


No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyampaikan topik
secara jelas
2. Menyampaikan topik
secara ringkas
3. Menyampaikan topik
yang relevan
4. Menyampaikan topik
secara spontan
Jumlah

d. Kemampuan nonverbal

32
No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4
maka klien “mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika mengikuti
TAKS pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya,
kemampuan menyampaikan topik masalah pribadi yang akan
dipercakapkan 3, memilih dan memberi berpendapat 2, kemampuan
nonverbal 4. Untuk itu, catatan keperawatannya adalah : klien TAKS
DOKUMENTASI
sesi 5, klien mampu menyampaikan masalah pribadi yang ingin
dibicarakan, belum mampu memilih dan memberi pendapat, tetapi
nonverbalnya baik. Anjurkan/latih untuk bercakap – cakap tentang
masalah pribadi dengan perawat dan klien lain diruang rawat (buat
jadwal).

33
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 6
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
SETTING
2. Ruangan nyaman dan tenang
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD “Marilah Kemari” (Titiek Puspa), jika tidak ada
dapat digantikan dengan lagu yang sejenis berirama riang
PERSIAPAN
3. Bola tenis
ALAT
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
6. Kartu kwartet
1. Dinamika kelompok
METODE 2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi
5 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberikan salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Klien dan terapis memakai papan nama
PROSEDUR
b. Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah klien telah berlatih bercakap-cakap
tentang topik/hal tertentu dengan orang lain.
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya dan
meminta kartu yang diperlukan serta menjawab dan
memberi kartu pada anggota kelompok
 Menjelaskan aturan main berikut :

34
 Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal
hingga selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis membagi membagi 4 buah kartu kwartet untuk
setiap anggota kelompok. Sisanya diletakkan diatas meja
b. Terapis meminta tiap anggota kelompok untuk menyusun
kartu sesuai dengan seri (satu seri mempunyai 4 kartu)
c. Hidupkan musik dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam.
d. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang
memegang bola memulai permainan berikut.
 Meminta kartu yang dibutuhkan (seri yang belum
lengkap) kepada anggota kelompok disebelah kanannya
 Jika kartu yang dipegang serinya lengkap diumumkan
pada kelompok dengan membaca judul dan subjudul
 Jika kartu yang dipegang serinya tidak lengkap
diperkenankan mengambil satu kartu dari tumpukan
kartu diatas meja
 Jika anggota kelompok memberikan kartu yang
dipegang pada yang meminta, ia berhak mengambil satu
kartu dari tumpukan kartu diatas meja
 Setiap menerima kartu, diminta mengucapkan
terimakasih
e. Ulangi c dan d jika d 2 atau d 3 terjadi.
f. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan Terapis membantu
menetapkan topik yang paling banyak dipilih
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi

35
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAKS
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan
bertanya, meminta, menjawab, dan memberi pada
kehidupan sehari – hari (kerjasama)
 Memasukkan kegiatan bekerjasama pada jadwal
kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
 Menganjurkan setiap anggota kelompok latihan
bertanya, meminta, menjawab, dan memberi pada
kehidupan sehari-hari (kerjasama)
 Memasukkan kegiatan bekerjasama pada jadwal
kegiatan harian klien
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses
TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS.
Untuk TAKS sesi 6, dievaluasi kemampuan verbal dalam bertanya,
meminta, menjawab, dan memberi serta kemampuan nonverbal.
Sesi 6 : TAKS
Kemampuan bercakap-cakap masalah pribadi
a. Kemampuan verbal : bertanya dan meminta
No. Aspek yang dinilai Nama klien
EVALUASI

1. Bertanya dan meminta


secara jelas
2. Bertanya dan meminta
secara ringkas
3. Bertanya dan meminta
secara relevan
4. Bertanya dan meminta
secara spontan

36
Jumlah

b. Kemampuan verbal : menjawab dan memberi


No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menjawab dan
memberi secara jelas
2. Menjawab dan
memberi secara ringkas
3. Menjawab dan
memberi yang relevan
4. Menjawab dan
memberi secara
spontan
Jumlah

c. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan

37
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4
maka klien “mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKS
berlangsung, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya,
kemampuan verbal bertanya, meminta, menjawab, dan memberi 4,
DOKUMENTASI serta kemampuan nonverbal 4, maka catatan keperawatan adalah
klien mengikuti TAKS sesi 6, klien mampu secara verbal dan
nonverbal dalam bertanya, meminta, menjawab, dan memberi
anjurkan klien melakukan diruang rawat (buat jadwal) .

38
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Sosialisasi Sesi 7
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
SETTING
2. Ruangan nyaman dan tenang
1. Tape recorder/CD player
2. Kaset/CD “Marilah Kemari” (Titiek Puspa), jika tidak ada
PERSIAPAN dapat digantikan dengan lagu yang sejenis berirama riang
ALAT 3. Bola tenis
4. Buku catatan dan pulpen
5. Jadwal kegiatan klien
1. Dinamika kelompok
METODE 2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok pada sesi
6 TAKS
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberikan salam terapeutik
 Salam dari terapis
 Klien dan terapis memakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
PROSEDUR
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah telah latihan berkerjasama dengan
orang lain.
c. Kontrak
 Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan
manfaat 6 kali pertemuan TAKS
 Menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada yang akan meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit

39
 Setiap klien harus mengikuti kegiatan dari awal
hingga selesai
3. Tahap Kerja
a. Hidupkan kaset/CD pada tape recorder/CD player dan
edarkan bola tenis berlawanan arah jarum jam.
b. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang
memegang bola mendapat kesempatan menyampaikan
pendapat tentang manfaat dari 6 kali pertemuan yang telah
berlalu
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok
menyampaikan pendapat
d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok
dengan memberi tepuk tangan
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
 Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan
TAKS
 Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
 Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan
yang lalu
b. Rencana tindak lanjut
 Menganjurkan setiap anggota kelompok tetap melatih
diri untuk 6 kemampuan yang telah dimiliki baik di RS
maupun di rumah
 Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untuk
memberi dukungan pada klien dalam menjalankan
kegiatan hidup sehari-hari
c. Kontrak yang akan datang
 Menyepakati rencana evaluasi kemampuan secara
periodik
Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada proses
EVALUASI TAKS berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang
dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAKS.

40
Untuk TAKS sesi 7, dievaluasi kemampuan klien menyampaikan
manfaat TAKS yang telah berlangsung 6 sesi secara verbal dan
disertai kemampuan nonverbal.
Sesi 7 : TAKS
Evaluasi kemampuan sosialisasi
a. Kemampuan verbal : menyebutkan manfaat 6 kali TAKS
No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Menyebutkan manfaat
secara jelas
2. Menyebutkan manfaat
secara ringkas
3. Menyebutkan manfaat
secara relevan
4. Menyebutkan manfaat
secara spontan
Jumlah

b. Kemampuan nonverbal
No. Aspek yang dinilai Nama klien

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut
TAKS

41
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda
checklist (√) jika ditemukan pada klien atau tanda (-) jika tidak
ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4
maka klien “mampu”, jika nilai ≤ 2 maka klien “belum mampu”
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhir TAKS
pada catatan proses keperawatan setiap klien. Disimpulkan
kemampuan yang telah dapat diterapkan oleh klien sehari – hari
DOKUMENTASI untuk klien yang telah mampu maka dianjurkan dan dievaluasi pada
kegiatan sehari – hari (melalui jadwal kegiatan harian). Jika klien
belum mampu, klien dapat disertakan pada kelompok TAKS yang
baru.

42
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Salah satu Terapi Aktivitas Kelompok yang sering perawat gunakan dalam membantu
menyelesaikan masalah keperawatan pada lansia dengan isolasi sosial adalah terapi
aktivitas kelompok Sosialisasi (TAKS). Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi merupakan
upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi pada klien yang mengalami masalah
hubungan sosial. Manfaat terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi dilaksanakan agar klien
dapat melakukan dan berlatih sosialisasi dengan individu sekitar secara bertahap. Terapi
aktivitas kelompok sosialisasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sangat penting
dilakukan untuk membantu dan memfasilitasi klien isolasi sosial untuk mampu
bersosialisasi secara bertahap untuk melatih kemampuan sosialisasi klien.
Terapi aktivitas kelompok sosial memiliki tujuh sesi. Tujuh sesi tersebut diarahkan
pada tujuan khusus terapi aktivitas kelompok sosialisasi, yaitu: kemampuan
memperkenalkan diri, kemampuan berkenalan, kemampuan bercakap-cakap, kemampuan
menyampaikan dan membicarakan topik tertentu, kemampuan menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi, kemampuan bekerja sama, kemampuan menyampaikan
pendapat tentang manfaat kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang telah
dilakukan. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam terapi aktivitas kelompok
sosialisasi yaitu tahap persiapan, orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi dengan
menggunakan metode dinamika kelompok, diskusi atau tanya jawab serta bermain peran
atau stimulasi.

B. Saran
Diharapkan dapat membuat permainan rutin yang berguna untuk melatih sosialisasi lansia
dan selalu memastikan semua lansia mengikuti kegiatan yang ada di panti untuk
mengantisipasi lansia mengalami perilaku menarik diri yang dilaksanakan secara rutin
minimal 1 kali dalam seminggu.

43
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah Fatkhul Wahab. (2014). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) terhadap
Peningkatan Harga Diri dan Motivasi Lansia.

Aguskurdani, R., Muhajirin, & Afrianingsih, N. (2017). Terapi Aktivitas Kelompok


Isolasi Sosial. Stikes Mataram, 7.

Bimbingan, J., Islam, P., Kelompok, T., & Therapy, G. (n.d.). TEKNIK TERAPI
KELOMPOK ( GROUP THERAPHY ). 22–34.

Interaksi, K., Dan, S., Isolasi, M., & Pasien, S. (2016). 62 Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun
2016. 4(3), 62–69.

Keliat, B. A., & Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa: terapi aktivitas kelompok. Jakarta:
EGC.

Livia, T. (2021). Literature Review Efektivitas Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok


pada Pasien Skizofrenia dengan Masalah Halusinasi. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya, 6.

Maret, S., & Repository, I. (2014). View metadata, citation and similar papers at
core.ac.uk.

Nancye, P. M., & Maulidah, L. (n.d.). Pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi
terhadap kemampuan bersosialisasi pasien isolasi sosial diagnosa skizofrenia di
rumah sakit jiwa menur surabaya. 18–27.

Pambudi, W. E., Dewi, E. I., & Sulistyorini, L. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi ( TAKS ) terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Lansia
dengan Kesepian di Pelayanan Sosial Lanjut Usia ( PSLU ) Jember ( The Effects of
Socialization Group Activity Therapy ( SGAT ) toward Ability of Social Interaction
of Elderly with. 5(2), 253–259.

44
Pangestu, D. W., & Widodo, A. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terhadap Kemampuan Komunikasi Verbal Klien Menarik Diri. Berita Ilmu
Keperawatan, 10(1), 28–35.

Sari, D. P. (2019). .Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (Taks) Terhadap


Kemampuan Interaksi Sosial Dan Activity Daily Living (Adl) Klien Isolasi Sosial Di
Panti Sosial Rehabilitasi Pengemis Orang Dengan Gangguan Jiwa Palembang.

Sitti Trinurmi. 2021. Teknik Terapi Kelompok (Group Theraphy). Jurnal Bimbingan
Penyuluhan Islam Volume 8, Nomor 1 Mei : 22-35.

Studi, P., Keperawatan, I., & Jember, U. (2015). Digital Repository Universitas Jember.

Studi Magister Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh,
P. (2014). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Terhadap Peningkatan Harga
Diri Dan Motivasi Lansia Tesis Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
mencapai Derajat Magister.

Trecker, H. B. Social work administration. University of California: Association Press.


(2008).

Trinurmi, S. (2021). Teknik Terapi Kelompok (Group Theraphy). Al Irsyad Al-Nafs, 8(1),
22–34. https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-
Nafs/article/view/22050

Wangi, N. L. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Tak Sosialisasi Sesi 1:


Cara Memperkenalkan Diri Untuk Mengatasi Isolasi Sosial Pada Pasien Skizofrenia
TAHUN 2019 ( Diploma thesis,, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan
Keperawatan).

45

Anda mungkin juga menyukai