Anda di halaman 1dari 2

Sum’ah

 Apa Itu Sum’ah


Sum’ah adalah gemar memperdengarkan, dan secara istilah sum’ah merupakan sifat
seseorang yang gemar memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadahnya kepada
orang lain dengan tujuan agar mendapat pujian atau sanjungan.

Contoh: Membaca Al-Qur’an dengan suara lantang agar orang lain bisa memuji
Kebagusan suara dan cara pembacaannya.

 Dalil Tentang Sum’ah


‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل ُتْبِط ُلْو ا َص َد ٰق ِتُك ْم ِباْلَم ِّن َو اَاْلٰذ ۙى َك اَّلِذ ْي ُيْنِفُق َم اَلٗه ِرَئۤا َء الَّناِس َو اَل ُيْؤ ِم ُن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر َفَم َثُلٗه‬
‫َك َم َثِل َص ْفَو اٍن َع َلْيِه ُتَر اٌب َفَاَص اَبٗه َو اِبٌل َفَتَر َكٗه َص ْلًداۗ اَل َيْقِد ُرْو َن َع ٰل ى َش ْي ٍء ِّمَّم ا َك َس ُبْو اۗ َو ُهّٰللا اَل َيْهِد ى اْلَقْو َم اْلٰك ِفِر ْيَن‬
264

264. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang
menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang
di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu
licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.
Q.S. Al-Baqarah: 264

 Macam-Macam Sum’ah
1. Sum’ah Al-‘Amal
Sum’ah Al-‘Amal adalah Sum’ah yang terjadi dalam perbuatan atau amal

2. Sum’ah Al-Kalam
Sum’ah Al-Kalam adalah Sum’ah yang terjadi dalam perkataan atau ucapan

3. Sum’ah Al-Qalb
Sum’ah Al-Qalb adalah Sum’ah yang terjadi dalam hati atau pikiran.
 Cara Menghindari Sifat Sum’ah
1. Meluruskan niat
Semua amal tergantung kepada niat. Niatkan segala amal dan ibadah semata hanya
karena Allah SWT, bukan karena keinginan agar dipuji oleh orang lain. Oleh
karenanya, sangat penting meluruskan niat sebelum melakukan amal ibadah.

2. Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah SWT


Kebanyakan manusia sering melupakan nikmat yang diterima dari Allah SWT. Mereka
beranggapan bahwa harta dan kedudukan yang diperoleh merupakan hasil kerja
kerasnya. Anggapan seperti inilah yang memicu sifat riya’ dan sum’ah. Padahal,
semua itu adalah amanah dan pemberian dari Allah SWT.

3. Memohon pertolongan Allah SWT


Sebagai manusia, tentu kita memiliki keterbatasan dan tidak mungkin semua
masalah bisa diselesaikan tanpa bantuan pihak lain. Karenanya sebagai makhluk yang
lemah, kita sepatutnya berdoa memohon pertolongan Allah SWT, termasuk mohon
kekuatan agar terhindar dari sifat riya’ dan sum’ah.

4. Memperbanyak rasa syukur


Pada hakikatnya, setiap amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang merupakan
karunia dari Allah SWT. Oleh sebab itu, seharusnya kita banyak-banyak bersyukur
kepada-Nya. Dengan sering memperbanyak rasa syukur, maka kita tidak akan
berharap mendapat pujian dari orang lain.

5. Mengingat kematian
Kehidupan di dunia hanya sementara, sedangkan akhirat kekal abadi. Pujian dari
manusia tidak punya arti apapun. Dan tidak mungkin menjadi sebab diperolehnya
pahala dari Allah SWT. Justru pujian dari manusia berpotensi membuat kita lalai, dan
menjerumuskan ke neraka. Karena itu, mengingat kematian salah satu cara agar kita
terhindar dari sum’ah.

6. Membiasakan hidup sederhana


Meskipun memiliki uang, harta melimpah, pangkat dan kedudukan tinggi, haruslah
tetap hidup sederhana. Kesederhanaan dapat membuat seseorang menjadi lebih
ikhlas dalam melakukan setiap amal ibadah. Sementara pujian dari orang lain tidak
akan berpengaruh terhadap keikhlasannya.

Anda mungkin juga menyukai