Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1.

Merangkum Artikel Jurnal


Nama :
● Hedhi Setya Nugraha (215090201111040)
● Moh. Abdu Riziq (215090200111038)
● Erick Ashari (215090200111047)
● Andera Enggariyani (215090200111059)
Kelas : Kimia B

SENYAWA KOMPLEKS Zn(II)-8-Hidroksikuinolin


Metode dan reaksi Metode sintesis senyawa kompleks Zn(II)-8-Hidroksikuinolin yaitu,
umum sebanyak diambil ZnCl2 dan 8-Hidroksikuinolin kemudian dilarutkan
masing-masing dalam 10 mL asetonitril di dua gelas beker terpisah.
Kemudian, larutan kedua perlahan-lahan ditambahkan ke dalam larutan
pertama dalam gelas beker. Proses ini diikuti oleh perefluksan dengan
pengaduk magnetik selama 60 menit pada suhu pemanasan 60°C.
Setelah itu, campuran tersebut dibiarkan dalam keadaan diam pada
suhu kamar selama 75 menit, menghasilkan pembentukan endapan.
Endapan tersebut kemudian disaring, dicuci dengan asetonitril, dan
dikeringkan menggunakan desikator. Filtrat yang dihasilkan disimpan
dalam botol vial. Pada percobaan Hermawati et al (2016) digunakan
variasi pelarut yaitu asetonitril, etanol, dan methanol sehingga proses
yang sama diulangi dalam sintesis senyawa kompleks
Zn(II)-8-Hidroksikuinolin, tetapi dengan menggunakan metanol dan
etanol sebagai pelarutnya.
Mekanisme pembentukan senyawa kompleks yaitu:

Gambar 3. Mekanisme reaksi pembentukan Zn(II)-8-Hidroksikuinolin


(Yuanyaun et al, 2021)
Pelarut asetonitril, methanol, atau etanol berperan dalam penguraian
senyawa ionik menjadi ion-ionnya, dalam hal ini terjadi pelarutan
ZnCl2 menjadi Zn2+ dan Cl- serta ligan akan larut dan gugus OH akan
terdeprotonasi kemudian berikatan membentuk senyawa kompleks
Zn(II)-8-Hidroksikuinolin dengan Zn sebagai ion pusat. Ada interaksi
ion-dipol antara padatan dengan pelarut, sehingga mekanisme
pembentukan kompleks akan sama pada masing-masing pelarut
(Hermawati et al, 2016)
Prosedur Teknik Pada analisis senyawa kompleks Zn(II)-8-Hidroksikuinolin digunakan
Analisis sebuah spektrofotometer Nicolet Impact 410 untuk merekam spektrum
inframerah dengan FTIR menggunakan disk KBr dan digunakan
rentang bilangan gelombang 400-4000 cm-1. Sampel senyawa
kompleks dicampur dengan bahan pemantul, dalam percobaan
digunakan KBr untuk membuat disk KBr yang mengandung sampel,
lalu ditempatkan disk pada spektrofotometer FTIR dan dianalisis
puncak-puncak yang mengindikasikan adanya ikatan atau gugus
tertentu dalam senyawa kompleks.
Tujuan dilakukan analisis FTIR yaitu supaya dapat diketahui
pergeseran pita serapan dari gugus fungsi yang terdapat pada senyawa
Zn(II)-8-Hidroksikuinolin di dalam pelarut methanol, asetonitril, dan
etanol. Dilakukan pengukuran FTIR ligan bebas 8-Hidroksikuinolin
dan senyawa kompleks hasil reaksi untuk mengetahui adanya ikatan
yang terbentuk antara logam pusat dengan ligan dalam senyawa
kompleks.
Hasil yang diperoleh Berdasarkan penelitian yang dilakukan Hermawati et al (2016)
didapatkan hasil spektrum IR ligan 8-Hidroksikuinolin dan senyawa
kompleks Zn(II)-8- Hidroksikuinolin dalam pelarut asetonitril, metanol
dan etanol yaitu

Gambar 2. spektra IR ligan 8-Hidroksikuinolin dan senyawa


kompleks Zn(II)-8- Hidroksikuinolin dalam pelarut asetonitril, metanol
dan etanol.
Berdasarkan spektra yang didapatkan, dapat diketahui adanya
pergeseran serapan gugus fungsi dalam senyawa
Zn(II)-8-Hidroksikuinolin pada pelarut methanol, etanol, dan
asetonitril, terhadap serapan ligan 8- Hidroksikuinolin. Hal tersebut
ditunjukkan dengan adanya pergeseran serapan pada gugus C-O dan
C=N yang menandakan adanya koordinasi kedua gugus pada ion pusat.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya serapan pada bilangan
gelombang dari senyawa kompleks pada masing-masing pelarut yaitu
ikatan Zn-N yang ditunjukkan dengan serapan 439,79; 513,09; dan
448,47 cm-1, ikatan Zn-O ditunjukkan dengan munculnya serapan
542,98; 543,95; dan 543,95 cm-1.Sehingga didapatkan kesimpulan
bahwa telah terbentuk ikatan koordinasi antara logam dengan ligan.
Dari literatur lain yaitu berdasarkan penelitian yang dilakukan Zaoui et
al (2019), setelah dilakukan analisis spektroskopi IR sebelum dan
sesudah ekstraksi didapatkan hasil yaitu pita terletak pada 3236.3cm-1
mencirikan adanya gugus OH, pita 1504 cm-1 mencirikan Ikatan CN,
pita 1629 cm-1
Mencirikan adanya gugus CH dari cincin aromatic. Pita 2856.4 cm-1
mengkarakterisasi gugus OH di sekitar dua cincin aromatic. Kemudian,
pada spektrum Gambar 3 yang sesuai dengan kompleks 8HQ-Zn yang
diamati perpindahan dan hilangnya band-band tertentu dan munculnya
band-band baru, misalnya munculnya pita karakteristik Zn-N dan ZnO
yaitu 505,3 - 644,2 cm-1 Berdasarkan hal tersebut hasilnya
disimpulkan bahwa 8HQ berisi dua situs donor elektron yang terletak
di atom nitrogen cincin aromatik dan atom oksigen dari cincin
aromatik kedua.

Gambar 3. Spektrum FTIR ligan 8-Hydroxyquinoline


Gambar 4. Spektrum FTIR kompleks Zn(II)-8-Hidroksikuinolin

DAFTAR PUSTAKA
Hermawati, E. S., Suhartana, S., & Taslimah, T. (2016). Sintesis dan karakterisasi senyawa
kompleks Zn (II)-8-hidroksikuinolin. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 19(3), 94-98.
Yuanyuan, Z., Hongrui, C., Qingrong, S., Hongli, C., Weiqing, Y., & Menglin, M. (2021).
Theoretical and experimental studies on the fluorescence properties of aluminum (III),
cadmium (II), zinc (II), and copper (II) complexes of substituted 8-hydroxyquinoline.
Journal of Chemical Research, 45(5-6), 623-634.
Zaoui, F., Didi, M. A., & Villemin, D. Extraction of Zn (II) in acetate medium by
8-Hydroxyquinoline. 2019. International Journal of Science Research & Engineering
Technology (IJSET). Vol.8 pp. 38-43.

Anda mungkin juga menyukai