Audit Investigatif
Inspektorat Provinsi NTB
Background
Pengawasan
Poor Governance (Assurance)
Audit
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme Investigatif
Laporan/Pengaduan
Pra-
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan
Perencanaan
Pra-Perencanaan
Pra Perencanaan
Penilitian
Simpulan
Pengumpulan awal
informasi
Analisis
Efisiensi Hipotesa
Simpulan sumber daya penyimpangan
Cukup
informasi
Tahap Awal kegiatan
Pra-Perencanaan
Pengembangan Hasil Audit
Next slide
Catatan
Pra-Perencanaan
Permintaan Instansi Penyidik
1. Telaah pada tahap 1 berfokus pada identifikasi apakah kasus yang dimintakan audit pernah
Catatan
dilakukan audit/reviu/evaluasi/monitoring dan bimbingan kerja oleh Inspektorat. Jika pernah, maka
dilakukan evaluasi resiko terkait independensi Inspektorat terkait. Dalam hal resiko independensi
Inspektorat terkait terganggu secara signifikan, maka permintaan penugasan tersebut harus ditolak.
2. Permintaan penugasan dapat terpenuhi apabila proses hokum sedang berada pada tahap
penyelidikan
3. Kriteria pada tahapan ke-3 adalah:
• BPK atau APIP lainnya sedang atau sudah melakukan audit investigative atas prihal yang sama
• Instansi penyidik lainnya sedang atau telah melakukan penyelikan atas kasus yang sama
• Proses hokum terhadap objek penugasan yang dimintakan audit investigative berada pada
tahap penyidikan
• Penyidikan pada gangguan terhadap independensi lemabaga terkait
Perencanaan
Perencanaan
Pada tahapan ini, auditor harus:
Menetapkan Mengidentifikasi
sasaran, ruang Mengembangkan pendekatan,
lingkup dan alokasi hipotesis prosedur, dan
sumber daya teknik audit
Merumuskan
Penilaian dan
prosedur dan
analisis resiko
langkah kerja
Perencanaan
Penggunaan tenaga ahli
Pengumpulan dan evaluasi bukti yang memerlukan bantuan teknis/keahlian yang tidak dimiliki
oleh tim audit, maka dapat menggunakan tenaga ahli yang dibutuhkan dalam penugasan
Tim audit harus melakukan komunikasi intensif dengan tenaga ahli tersebut guna memperoleh
pemahaman yang cukup guna meminimalkan kesalahpahaman yang dapat menyebabkan
kesalahan penafsiran hasil pekerjaan dan/atau informasi yang disampaikan oleh tenaga ahli
terkait
Tim audit sebelumnya harus melaksanakan penilaian kualifikasi tenaga ahli yang dibutuhkan
tersebut. Kualifikasi tenaga ahli sekurang-kurangnya meliputi namun tidak terbatas pada tingkat
pendidikan, sertifikasi dan pengalaman tenaga ahli yang relevan dengan penugasan audit
investigatif. Tim audit juga harus menilai kualitas data/informasi yang dihasilkan dari
penggunaan tenaga ahli terkait serta proses pelaksanaan keahlian terhadap kebutuhan
informasi audit investigatif dimaksud
Perencanaan - Catatan
Setiap penugasan audit investigasi harus dinyatakan dalam Surat Tugas
yang berlaku di lingkungan Inspektorat.
Menguji atau mengevaluasi seluruh bukti yang dikumpulkan dengan memperhatikan urutan
proses kejadian dan kerangka waktu kejadian yang dijabarkan dalam bentuk bagan arus
kejadian (flow chart) atau narasi pengungkapan fakta dan proseskejadian
Laporan hasil audit investigatif harus menyatakan secara tertulis bahwa kegiatan
audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar audit.
Apabila terdapat pembatasan audit yang berisiko terhadap hasil audit, serta
berbagai kualifikasi yang lain, harus diungkapkan dalam laporan.
Pelaporan – Bentuk
Surat Bab
• hasil audit investigatif tidak menjumpai • Terdapat penyimpangan yang
adanya penyimpangan (hipotesis tidak memerlukan tindak lanjut, (contohnya
terbukti). kasus berindikasi tindak pidana korupsi
(hipotesis terbukti)).
• Sebelum LHAI terbit terdapat tindak
lanjut berupa pengembalian/ penyetoran
atas kerugian keuangan negara ke Kas
Negara/Daerah, maka inforrnasi tindak
lanjut tersebut harus diungkapkan dalam
LHAI.
• LHAI bentuk bab disampaikan kepada
Inspektur untuk diteruskan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan disertai
dengan Nota Dinas.
Pelaporan Berdasarkan Sumber Pengaduan
Pengaduan dari Masyarakat dan Permintaan Instansi Penyidik