Anda di halaman 1dari 9

No : BPAC-SOP-OHSE-001

PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022


DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

TUJUAN : 1. Prosedur ini mencakup tentang tata cara penyediaan, pemberian dan pengelolaan Alat
Pelindung Diri yang merupakan kewajiban bagi perusahaan dalam rangka memberikan
perlindungan keselamatan bagi karyawannya dari bahaya yang dihadapi selama
menjalankan pekerjaanya.
2. Menetapkan suatu standar dari Alat Pelindung Diri (APD) yang dipergunakan oleh
seluruh karyawan PT. Bima Putra Abadi Citranusa dan Subkontraktornya.
3. Memastikan adanya Sistem pencatatan dalam pemberian/penerimaan semua APD
disetiap Job Site.
RUANG : 1. Prosedur ini berlaku dilokasi kerja PT. Bima Putra Abadi Citranusa
LINGKUP
REFERENSI : 1. Kepmen ESDM No.1827.K/30/MEM/2018, Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah
Teknik Pertambangan Yang Baik.
2. KepDirjen Minerba No. 185K/37.04/DJB/2019 Lampiran II “Petunjuk Teknis
Penerapan, Penilaian, dan Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan
Mineral dan Batubara”.
3. ISO 14001 Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
4. ISO 45001 Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
1. DEFINISI
1.1 Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan seseorang untuk melindungi diri dari kontak
langsung dengan sumber bahaya sesuai dengan jenis bahayanya.
1.2 Bahaya (Hazard) adalah segala bentuk sumber yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kerugian
berupa cidera, penyakit, kerusakan ataupun kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan atau
suatu kondisi yang berpotensi untuk terjadi kecelakaan/kerugian dalam hal ini termasuk aspek
lingkungan.
1.3 Risiko adalah kemungkinan terjadinya kerugian pada periode waktu tertentu/siklus operasi tertentu atau
kesempatan untuk terjadi kerugian/kecelakaan dalam hal ini termasuk dampak terhadap lingkungan.
1.4 Stock APD adalah jumlah persediaan alat pelindung diri yang terdaftar dalam catalog (memiliki
Material Master) dan memerlukan pengelolaan dari departemen logistik.
1.5 Stock Minimum adalah jumlah stock yang terkecil/terminim yang harus tersedia dimana jika sudah
mencapai stock minimum harus dilakukan pengorderan (Re-order) kembali sehingga tidak terjadi
kekosongan stock APD.

2. TANGGUNG JAWAB, AKUNTABILITAS DAN KEWENANGAN


2.1 Kepala Teknik Tambang
2.1.1 Memastikan bahwa identifikasi bahaya dan penilaian risiko disite yang menjadi tanggung
jawabnya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.1.2 Menyediakan Sumber dana yang mencukupi untuk pemenuhan Alat Pelindung Diri yang
dibutuhkan di Site yang ia pimpin.
2.1.3 Memastikan setiap alat pelindung diri yang diperlukan telah tersedia dan dipergunakan serta
dikendalikan dengan baik dan benar.

2.2 Kepala Department Site


No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

2.2.1. Melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko di seluruh area yang menjadi tanggung
jawabnya segai dasar menentukan kebutuhan alat pelindung diri yang diperlukan oleh karyawan
yang berada diarea kerja sesuai dengan jenis bahaya yang ada.
2.2.2. Memastikan semua karyawan yang menjadi tanggung jawabnya mendapatkan alat pelindung
diri yang sesuai dan diwajibkan dilokasi kerja.
2.2.3. Memastikan semua karyawan yang menjadi tanggung jawabnya menggunakan alat pelindung
diri dengan penuh kedisiplinan sesuai dengan peraturan keselamatan yang telah ditetapkan.
2.2.4. Menyediakan alat pelindung diri khusus yang harus digunakan oleh karyawan yang menjadi
tanggung jawabnya Supervisor/Superintendent.
2.3 Logistik / Warehouse
2.3.1. Membuat purchase requisiton untuk alat pelindung diri yang diperlukan disite sesuai hasil
identifikasi dan kebutuhan dari HSE Departemen.
2.3.2. Melakukan pembelian APD yang sesuai standar nasional atau internasional yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan.
2.3.3. Memastikan APD yang diorder sesuai standar yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan
bahaya yang ada dilokasi kerja.
2.3.4. Menyimpan dan mendistribusikan alat pelindung diri pada karyawan berdasarkan form
permintaan penggantian APD yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh pihak-pihak terkait.
2.4 OHSE Departemen
2.4.1. OHSE Departemen bersama Kepala Departemen Lain melakukan identifikasi bahaya dan
penilaian resiko yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan karyawannya untuk
menentukan jenis alat pelindung diri yang harus digunakan sesuai dengan jenis bahayanya dan
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
2.4.2. Menentukan jenis alat pelindung diri dan jumlah yang diperlukan disite masing-masing yang
dibutuhkan oleh karyawan berdasarkan hasil identifikasi bahaya dengan mengacu pada standar
alat pelindung diri yang ditetapkan oleh perusahaan.
2.4.3. Memasang rambu – rambu K3 (Safety Sign) disetiap area kerja sesuai dengan hasil Identifikasi
bahaya dan pengendalian resiko untuk menunjukkan Alat pelindung Diri yang wajib dipakai di
area tersebut.
2.4.4. Memastikan stock APD yang ada sesuai dengan jumlah minimum yang telah ditentukan.
2.4.5. Memberikan pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada seluruh karyawan yang ada di
masing – masing site.
2.4.6. Menyimpan dan mendistribusikan alat pelindung diri pada karyawan berdasarkan form
permintaan penggantian APD yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh pihak pihak terkait.
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

3. DIAGRAM ALIR
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

4. URAIAN SOP
4.1. Identifikasi Kebutuhan Alat Pelindung Diri
4.1.1 Setiap Kepala departemen yang ada di site dibantu departemen OHSE melakukan Identifikasi
bahaya dan penilaian resiko yang berkaitan dengan kebutuhan alat pelindung diri.
4.1.2 Dari hasil identifikasi tersebut ditentukan jenis dan kebutuhan alat pelindung diri bagi setiap
karyawan yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan dan bahaya yang dihadapi oleh
setiap karyawan.
4.1.3 Departemen OHSE harus memasang rambu/tanda yang sesuai di semua akses memasuki suatu
area/pada area untuk menunjukkan Alat Pelindung Diri yang harus digunakan pada tersebut.
4.1.4 Penilaian adanya kebutuhan Alat Pelindung Diri khusus yang dibutuhkan oleh karyawan untuk
melakukan suatu pekerjaan akan dilakukan oleh masing – masing atasan yang bertanggung jawab
bersama Departemen OHSE.
4.2. Departemen OHSE bersama dengan Kepala Departemen terkait melakukan sosialisasi tentang kebutuhan
dan kewajiban penggunaan APD sesuai dengan hasil Identifikasi bahaya yang telah dilakukan.
4.2.1 Sosialisasi kepada karyawan dilakukan melalui OHSE Induction, Safety Talk dan lain – lain.
4.2.2 Sosialisasi kepada Kepala Teknik Tambang dan Departemen SCM, dilakukan melalui media
OHSE Commitee untuk menyampaikan jenis dan jumlah APD yang harus disediakan oleh
perusahaan.
4.3. Departemen SCM bertanggung jawab untuk pengadaan alat pelindung diri sesuai dengan jenis bahaya
yang ada di site berdasarkan usulan dari Departemen HSE dan Kepala Departemen terkait dengan terlebih
dahulu koordinasi Departemen HSE. Spesifikasi APD yang diajukan harus sesuai dengan Standar APD
yang ditetapkan PT. Bima Putra Abadi Citranusa.
4.4. Alat Pelindung Diri yang telah diadakan selanjutnya akan disimpan dan dikelola oleh Departemen SCM,
pengawasan dan tanggung jawab atas keberadaan APD tersebut menjadi kewenangan dan tanggung jawab
dari Departemen SCM di site.
4.5. Permintaan dan penggantian Alat Pelindung Diri
4.5.1 Setiap karyawan baru dan tamu harus dilengkapi dengan APD minimal (misalnya Sepatu Safety,
Helmet, Kacamata, safety vest) yang sesuai dengan pekerjaannya, sebelum mereka bekerja atau
memasuki area kerja.
4.5.2 Jika akan melakukan pekerjan spesifik dimana APD khusus harus digunakan (sesuai dengan hasil
Job Safety Analisis) maka pengawas/penanggung jawab pekerjaan harus menyiapkan APD
tersebut.
4.5.3 Karyawan yang membutuhkan APD harus mengisi formulir permintaan/penggantian APD yang
ditandatangani oleh Kepala departemennya masing-masing (untuk karyawan baru tidak diharuskan)
kemudian formulir dibawa ke Departemen HSE.
4.5.4 Permintaan Alat Pelindung diri karyawan baru, harus disetujui oleh departemen HR & GA , serta
Dept. HSE, kemudian Formulir di bawa ke departemen SCM untuk pengambilan APD.
4.5.5 Formulir permintaan APD yang telah disetujui oleh Kepala departemen akan diverifikasi oleh
Departemen HSE berdasarkan tanggal permintaan terakhir yang telah tercatat di Departemen HSE,
kondisi APD serta kesesuaian dengan Bahaya yang dihadapi, hal ini harus dilakukan untuk
memastikan bahwa APD yang ingin diganti telah sesuai dengan umur pakai yang telah ditetapkan
dalam standar APD
4.5.6 Jika APD yang diberikan mengalami kerusakan sebelum sampai batas waktu penggantian yang
ditetapkan atau hilang akibat kelalaian yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maka karyawan
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

harus mengganti secara proporsional sesuai umur pakai APD tersebut. Ketentuan BackCharge atas
Kerusakan atau Kehilangan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai berikut :
4.5.6.1 Kerusakan Alat Pelindung Diri yang disebabkan oleh aktivitas pekerjaan sebelum masa
penggunaan Alat Pelindung Diri yang jatuh tempo maka akan diberlakukan backcharge
system (Sistem Pembayaran) pada karyawan secara proposional.
4.5.6.2 Kehilangan APD yang tidak disebabkan oleh aktivitas pekerjaan dan belum jatuh tempo
masa penggunaan maka juga akan diberlakukan full backcharge system.
4.5.6.3 Perhitungan Backcharge System yang akan diberlakukan yaitu Selisih antara Standard
Masa Penggunaan Alat Pelindung Diri dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri oleh
karyawan dikalikan dengan Besaran Nominal Alat. Berikut Formula perhitungan
Backcharge System:

4.5.7 Jika permintaan tersebut merupakan penggantian dari APD lama yang mengalami kerusakan atau
sudah mencapai batas umur pakainya maka APD yang telah rusak/sampai umur pakainya tersebut
harus diserahkan terlebih dahulu kepada Departemen HSE sebelum mendapat APD yang baru.
4.5.8 Pengawas bertanggung jawab dalam melakukan validasi penilaian atas kondisi kerusakan APD
personil apakah normal atau abnormal.
4.5.9 Pengawas bertanggung jawab dalam mengkoordinir permintaan dan pembagian APD personil yang
berada dibawah tanggung jawabnya.
4.5.10 Setiap karyawan subkontraktor yang akan atau bekerja diarea PT. Bima Putra Abadi Citranusa
harus dilengkapi alat pelindung diri yang sesuai dan untuk pengadaannya menjadi kewajiban bagi
subkontraktor yang bersangkutan dengan mengacu pada standar APD yang berlaku dilokasi kerja
PT. Bima Putra Abadi Citranusa.
4.6. Setelah melewati suatu interval waktu tertentu (misalnya setiap bulan) Departemen HSE memastikan
ketersediaan stock APD ke departemen SCM.
4.6.1 Jika persediaan APD sudah mendekati jumlah minimum persediaan maka Departemen HSE
membuat permintaan pembelian (Purchase Request) untuk pengadaan APD tersebut.
4.6.2 Membuat summary pengeluaran dan pemasukan APD serta melakukan penghitungan ulang
jumlah persediaan APD (Stock Tacking) setiap bulan.

4.7. Standar Alat Pelindung Diri


4.7.1 Sandar Safety Helmet (Helm Pengaman)
4.7.1.1 Hanya topi pengaman yang telah disetujui oleh Departemen HSE dan memenuhi
standar ANSI Z89.1-2003 atau SNI yang boleh dipakai di tempat kerja.
4.7.1.2 Topi pengaman harus dipakai di area yang memiliki tanda yang mewajibkan
pemakaian topi pengaman, kecuali ditentukan lain sebagaimana yang disetujui oleh
Departemen HSE, Kepala Teknik Tambang atau Penanggung Jawab Operasional.
4.7.1.3 Tidak ada bagian topi yang mengandung logam dan tidak boleh berlubang.
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

4.7.1.4 Topi pengaman tidak boleh dicat atau dimodifikasi karena akan menurunkan
fungsinya.
4.7.1.5 Tali suspensi helm tidak boleh direkayasa atau dipotong dan bila rusak harus segera
diganti.
4.7.1.6 Penggunaan helm pada setiap departemen dibedakan berdasarkan warna:
4.7.1.7.1 Untuk karyawan level staf ke atas, visitor dan karyawan yang bekerja di
kantor menggunakan helm warna Putih.
4.7.1.7.2 Untuk Mekanik, Helper mekanik procurement dan warehouse, Fuelman
menggunakan helm warna Kuning.
4.7.1.7.3 Untuk karyawan seperti traffic man, dumpman, checker, driver,
operator dan driver menggunakan helm warna biru.
4.7.1.7.4 Untuk Crew Surveyor menggunakan helm warna Orange.
4.7.1.7.5 Untuk Crew HSE (safety patrol, safety Officer) menggunakan helm
warna merah.
4.7.1.7.6 Untuk Helper HSE dan Enviro menggunakan helm warna hijau.
4.7.1.7.7 Untuk Security menggunakan helm warna putih dengan tulisan
Security.
4.7.2 Standar Safety Vest (Rompi Keselamatan)
4.7.2.1 Untuk semua pekerjaan dimana kemampuan daya lihat tinggi pada malam hari
disyaratkan, strip reflektif warna kuning.
4.7.2.2 Jika menggunakan jaket hingga menutupi baju seragam atau jika tidak ada strip
reflektif dijahit di baju, harus memakai standar rompi reflektif.
4.7.3 Standar Safety Shoes (Sepatu Keselamatan)
4.7.3.1 Hanya sepatu keselamatan yang telah disetujui oleh Departemen OHSE dan
memenuhi standar nasional/internasional yang boleh dipakai di tempat kerja.
4.7.3.2 Pada bagian ujung sepatu harus dilengkapi dengan toe cap atau reinforced safety toe
yang terbuat dari logam yang dapat melindungi jari kaki dari kejatuhan benda.
4.7.3.3 Safety Shoes harus dapat melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh
beban-beban berat yang menimpa kaki, paku-paku atau benda tajam lain yang
mungkin terinjak, logam pijar, zat asam, batu-batu tajam, serta gigitan binatang buas
atau sesuai dengan standar ANSI Z41-1991.
4.7.3.4 Sepatu keselamatan yang tepat harus dipakai setiap saat di lokasi kerja atau di area-
area yang berdasarkan hasil identifikasi dan penilaian risiko memerlukan penggunaan
sepatu keselamatan.
4.7.3.4.1. Untuk karyawan yang bekerja diareal tambang (Office dan Operasional)
jenis sepatu yang digunakan adalah model laras panjang dengan merk dan
jenis yang sama.
4.7.3.4.2. Untuk karyawan yang bekerja di kantor Jakarta yang melakukan
perjalanan dinas ke site akan dilengkapi sepatu dari site.
4.7.3.4.3. Untuk pekerja konstruksi atau tempat kerja yang mempunyai potensi
tertusuk benda tajam maka sepatu dilengkapi dengan safety midsole.
4.7.4 Standar Alat Pelindung Telinga
4.7.4.1 Ear Plug (sumbat telinga) yang digunakan terdiri dari tiga lapis karet.
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

4.7.4.2 Ear Plug harus dapat menahan frekuensi tertentu tetapi tidak mengganggu frekuensi
untuk bicara (komunikasi).
4.7.4.3 Apabila kebisingan yang memapar pekerja tidak dapat dicegah menggunakan ear plug
maka APD yang digunakan adalah ear muff.
4.7.4.4 Ear Muff (Tutup Telinga) digunakan pada tempat kerja yang mempunyai
intensitaskebisingan 95 - 110 dBA.
4.7.5 Standar Pelindung Pernapasan
4.7.5.1 Alat pelindung pernapasan harus mampu memberikan perlindungan terhadap sumber-
sumber bahaya, baik akibat kekurangan oksigen maupun pencemaran oleh partikel
debu, kabut, asap dan uap logam dan gas.
4.7.5.2 Alat pelindung pernapasan jenis masker debu yang digunakan di tambang harus
mempunyai kemampuan menyaring partikel debu dengan bahan kain yang nyaman
digunakan.
4.7.5.3 Masker debu wajib digunakan oleh seluruh karyawan pada saat beraktivitas di lokasi
tambang yang berpotensi terpapar debu baik dari debu batubara atau debu tanah
penutup batubara, misalnya oleh spotter atau operator unit yang terbuka kabinnya.
4.7.6 Standar Pelindung Tangan
4.7.6.1 Jenis sarung tangan dipilih sesuai dengan bahaya yang ada dan jenis pekerjaan yang
akan dilakukan.
4.7.6.2 Sarung tangan katun yang dilengkapi dengan manset, digunakan untuk melindungi
dari kotoran, potongan kecil dari kayu, benda- benda licin atau abrasi dan sarung
tangan katun ini digunakan pada jenis pekerjaan.
4.7.6.3 Sarung tangan rubber (karet) digunakan untuk pekerjaan menangani bahan kimia.
Gunakan jenis karet yang sesuai dengan bahan kimia yang ada di tempat kerja
berdasarkan rekomendasi pembuat.
4.7.6.4 Sarung tangan kulit (Leather Gloves), digunakan untuk melindungi dari benda-benda
kasar, percikan api serta benda panas. Sarung tangan ini cocok digunakan oleh welder.
4.7.6.5 Sarung tangan model cut resistance atau anti-potong untuk melindungi dari bahaya
mekanis seperti terpotong, tersayat, tertusuk.
4.7.7 Standar Alat Pelindung Mata dan Wajah
4.7.7.1 Alat pelindung mata dan wajah yang dapat digunakan jenisnya antara lain adalah
safety glasses, safety goggles, face shield, welding mask.
4.7.7.2 Kacamata keselamatan harus selalu dipakai oleh semua karyawan di tempat-tempat
yang diharuskan dan ditandai dengan adanya rambu yang terpasang.
4.7.7.3 Kacamata keselamatan yang diberikan yaitu model clear (bening) dapat digunakan
untuk siang dan malam hari.
4.7.7.4 Safety goggles harus memenuhi atau sesuai dengan standar yang relevan (ANSI).
4.7.7.5 Safety goggles digunakan untuk melindungi mata dari percikan cairan kimia,
lentingan, serpihan material, fume, asap dan atau kondisi dimana mata masih mungkin
terpapar bahaya meskipun dengan penggunaan safety glasses.
4.7.7.6 Face shield harus memenuhi standar yang berlaku (ANSI).
4.7.7.7 Kaca Face shield model clear dan dapat dengan mudah diganti dan Kaca face shield
melindungi seluruh area muka.
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

4.7.7.8 Face shield digunakan ketika melakukan pekerjaan menggerinda dan pekerjaan lain
yang mempunyai potensi kontak bahaya dengan muka pekerja seperti lentingan benda-
benda kecil, benda-benda panas dan radiasi panas.
4.7.7.9 Pekerjaan welding wajib menggunakan welding mask yang mampu melindungi dari
radiasi inframerah, glare dan radiasi non-pengion yang dihasilkan dari peralatan
welding listrik dan gas (acetylene, nitrogen, dan argon).
4.7.8 Standar Alat Pelindung Jatuh
4.7.8.1 Alat Pelindung Jatuh yang dipergunakan adalah jenis Full Body Harness yaitu seluruh
badan pekerja terlindungi tali seperti tas yang ditaruh di lengan dan pundak serta
disangkut ke sela lanyard.
4.7.8.2 Alat pelindung jatuh harus dipakai oleh karyawan yang bekerja diketinggian di atas
permukaan lantai dan berada diluar platform dan handrail pengaman. Ini juga berlaku
untuk karyawan yang bekerja di ketinggian dengan man box dan platform peralatan
mesin yang bergerak.
4.7.8.3 Alat pelindung jatuh perorangan harus diinspeksi untuk memastikan apakah terdapat
keausan, kerusakan atau deteriorasi (penurunan mutu) sebelum digunakan.

4.7.9 Standar Umur Pakai Minimum Alat Pelindung Diri


Safety Safety Dust Cotton
No Jabatan Helm Ear Plug Vest
Shoes Glass Mask Glove
1 Operator / Driver Prod. 1 thn 15 Bln 8 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
2 Checker / Spotter Prod. 1 thn 15 Bln 8 bln N/A 3 bln N/A 1 thn
3 Foreman / Spv. Prod. 1 thn 12 bln 8 bln N/A 3 bln N/A 1 thn
4 Mekanik / Elektrik 1 thn 8 bln 6 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
5 Welder 1 thn 8 bln 6 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
6 Foreman / Spv.Mekanik 1 thn 12 bln 6 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
7 Fuelman 1 thn 8 bln 6 bln N/A 3 bln N/A 1 thn
8 Storeman / WH Staff 2 thn 1,5 thn 8 bln N/A 3 bln N/A 1 thn
9 Sipil dan Construction 1 thn 1 thn 8 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
10 Administration / Office 2 thn 1,5 thn N/A N/A N/A N/A 1 thn
11 HSE personnel 1 thn 1 thn 8 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
12 Paramedic 1,5 thn 15 Bln 8 bln 6 bln 3 bln N/A 1 thn
13 Security 1 thn 15 bln 8 bln N/A 3 bln N/A 1 thn
14 Surveyor 1 thn 8 bln 8 bln N/A 3 bln N/A 1 thn

5. Dokument Terkait
5.2 Form Permintaan & Penggantian Alat Pelindung Diri

Kolom Pengesahan
No : BPAC-SOP-OHSE-001
PROSEDUR PENGENDALIAN ALAT PELINDUNG Tgl terbit : 1 September 2022
DIRI Revisi : 00
Halaman : 1 dari 9

Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh

Jeriadi Pratama Noviandri Fahmi Husodo Paulus Satriawan Muhammad Zaki


Supervisor Departement Head Head of BPM Kepala Teknik Tambang

Riwayat Revisi

Diajukan Disetujui
No Revisi Tanggal Penjelasan Perubahan
Oleh Oleh

Anda mungkin juga menyukai