Anda di halaman 1dari 13

RANGKUMAN

BUKU MANAGEMENT KEUANGAN


BAB 3
MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Ketika Harley Davidson mendekati ulang tahun operasinya ke 100, CEO Jeffrey
Bleustein menceritakan pemikirannya tentang alasan keberhasilan perusahaan itu dalam laporan
tahunan 2001. Bleustein mengatakan bahwa justru kecintaan kuat dan komitmen pelanggan,
karyawan, manajer, pemasok, dealer, distributor, dan pemegang saham, yang keteguhan hati,
ketrampilan, dan usahanya yang telah menghasilkan keberhasilan bisnis.
Mr. Belustein mengatakan bahwa perusahaan itu terus menginvestasikan modal untuk
mempertahankan unggulan rancangannya dan kapasitas produksinya. Dalam Bab ini kita akan
membahas laporan keuangan Harley Davidson untuk menentukan apakah gambaran yang
diberikan oleh Bleustein juga tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Ini dapat kita
lakukan dengan mempelajari rasio-rasio keuangan dengan menggunakan informasi dari laporan
laba rugi dan neraca.

TINJAUAN BAB
Dalam Bab ini, kia mengulangi kembali laporan keuangan dalam bentuk relatif
(perbandingan) untuk memperoleh pemahaman mengenai kinerja keuangan perusahaan,
Khususnya, kita mengamati hubungan penting keuangan dalam bentuk rasio. Hubungan yang
spesifik tersebut adalah :
 Risiko dimana perusahaan tidak akan mempunyai uang tunai untuk membayar hutang
yang harus mereka bayar.
 Apakah manajemen menghasilkan suatu tingkat pengembalian pada modal yang telah
dipercayakan kepada mereka?
 Bagaimana manajemen memilih untuk membiayai perusahaan?
 Apakah pemegang saham menerima tingkat pengembalian yang dapat diterima atas
investasi mereka?

Tujuan 1
Analisis Rasio Keuangan
Kita memilih menggunakan laporan keuangan Harley-Davidson untuk mengggambarkan
isi dan format dari laporan keuangan tersebut dan untuk menunjukkan pentingnya suatu
pengukuran arus kas bebas keuangan. Rasio keuangan, membantu kita untuk
mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut
memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang
berarti :
1) Kita dapat meneliti rasio antar waktu (katakanlah untuk 5 tahun terakhir) untuk
meneliti arah pergerakannya,
2) Kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya.
Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio dimana pembilang dan
penyebut diambil dari data keuangan. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat
menganalisis informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan atau juga suatu perusahaan dengan batas-batas waktu yang berbeda.
Dalam membuat suatu perbandingan perusahaan kita dengan perusahaan lain, kita
bisa memilih sekelompok perusahaan, atau kita bisa menggunakan norma indistri yang
diterbitkan oleh perusahaan seperti Dun & Badstreet, Robbert Morris Assiciates,
Standard & Poors’s, dan Prentice Hall. Sebagai contoh Dun & Badstreet, setiap tahun
mereka menerbitkan 14 rasio penting untuk 125 bentuk bisnis.

Pertanyaan 1
Bagaimana Likuiditas Perusahaan?
Ada dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. Pertama, kita dapat
mengamati aktiva-aktiva perusahaan yang relatif likuid sifatnya dan membandingkan
aktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo. Kedua, kita dapat
melihat apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti piutang
usaha dan persediaan.
Pendekatan pertama membandingkan kas dan aktiva-aktiva yang dapat dibayar
pada tahun itu juga. Aktiva-aktiva disini adalah aktiva kancar dan hutangnya adalah
hutang lancar di neraca. Selanjutnya, mengingat bahwa ketiga aktiva lancar mencakup
kas, piutang usaha, dan persediaan, kita bisa membuat pengukuran terhadap likuiditas
menjadi terfokus dengan mengeluarkan unsur persediaan yang meupakan aktiva lancar
yang paling tidak likuid dalam pembilang.
Untuk menunjukkan bagaimana cara menghitung rasio lancar da rasio acid-test,
kita akan menggunakan neraca Harley-Davidson pada tahun 2002. Untuk mendapatkan
standar perbandingan, kita bisa menggunakan norma-norma industri yang diterbitkan
oleh Dun & Badstreet atau sumber-sumber lain yang telah disebutkan pada penjelasan
sebelumnya. Namun, kita akan memilih untuk menghitung rasio rata-rata kelompok
perusahaan yang sama atau yang disebut kelompok usaha sejenis. Pada tahun 2002 hasil
untuk 2 rasio pertama ini adalah sebagai berikut :
Harley-
Davidson Rata-rata Usaha Sejenis

aktiva lancar
Rasio lancar =
kewajiban lancar

= USD 2.067M
.= 2,09 Kali 1,50 Kali
USD 990M

aktiva lancar-Persediaan
Rasio Cepat =
Kewajiban Lancar
USD 1.067M - 218M
= .= 1,87 Kali 1,06 Kali
USD 990M

Jadi, rasio lancar dan rasio cepat Harley-Davidson lebih likuid dibandingkan rata-
rata kelompok perusahaan sejenis. Harley-Davidson mempunyai aktiva lancar sebesar
USD.2.09 JUTA untuk setiap USD.1 kewajiban lancar (hutang), dibandingkan dengan
USD.1,50 setiap USD.1 hutang lancar, dibandingkan dengan USD.1,06 untuk kelompok
perusahaan sejenis. Jadi, Harley-Davidson mempunyai lebih banyak aktiva likuid
sehubungan dengan hutang jangka pendeknya, ini menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kemampuan lebih besar untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo.
Pandangan kedua terhadap likuiditas adalah dengan mempelajari kemampuan
perusahaan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan kas dalam suatu periode
waktu tertentu. Pengubahan piutang usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung
berapa lama waktu yang dibutuhkan penagih hutang perusahaan, yaitu lama harinya dari
penjualan dalam bentuk piutang usaha? Pertanyaan ini dapat dengan menghitung periode
penagihan rata-rata :

Periode Penagihan Rata- Piutang Usaha


rata= Penjualan Kredit Harian

Jika kita asumsikan penjualan Harley-Davidson pada tahun 2002 (USD.4.195


Juta) adalah penjualan kredit, maka periode penagihan rata-rata perusahaan adalah 83,9
hari, dibandingkan nilai kelompok perusahaan sejenis yang hanya 75 hari. Dengan
demikian, Harley-Davidson mempunyai waktu lebih panjang untuk menagih piutangnya
dibandingkan perusahaan rata-rata kelompok perusahaan sejenis yaitu 83,9 hari
dibandingkan 75 hari untuk industri tersebut.
Pada umumnya, manajemen ingin menagih piutang dengan segera, sehingga dapat
menguragi periode penagihan dan meningkatkan rasio perputaran. Namun, mungkin saja,
manajemen perusahaan sengaja memperpanjang masa pembayaran piutang tersebut
dengan pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kita sekarang akan melihat hal yang sama pada persediaan seperti yang telah kita
tentukan dalam perhitungan piutang, berapa waktu perputaran persediaan selama satu
tahun? Melalui cara ini, kita memperoleh beberapa pengertian tentang likuiditas
persediaan. Rasio perputaran persediaan dihitung sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
Persediaan

Ingatlah bahwa rasio penjualan digantikan oleh harga pokok penjualan. Karena
persediaan (penyebut) diukur dalam beban, kita harus menggunakan penjualan yang
diukur berdasarkan beban sebagai pembilangnya.
Harga pokok penjualan, yang dikeluarkan Harley-Davidson adalah sebesar
USD.2.673 Juta dan persediaannya USD.218 Juta, perputaran persediaan tahun 2002,
bersamaan dengan rata-rata kelompok perusahaan sejenis, adalah sebagai berikut :
Rata-rata Usaha
Harley-Davidson
Sejenis

Perputaran Harga Pokok Penjualan


Persediaan= Persediaan

USD.2.673 JUTA
= = 12,26 Kali/tahun 5,78 Kali/Tahun
USD.218 JUTA

Dengan hasil yang terdahulu, kita dapat menyimpulkan bahwa Harley-Davidson


sangat baik dalam mengatur persediaan, perputaran persediaan lebih dari 12,26 kali per
tahun dibandingkan dengan 5,78 kali untuk kelompok perusahaan sejenis. Dengan kata
lain, Harley-Davidson menjual persediaan dalam 29,77 hari pada rata-rata (365 hari :
12,26 kali), sedangkan rata-rata perusahaan sejenis memerlukan 63,1 hari (365 : 5,78
kali).
Untuk kesimpulannya, kapan likuiditas Harley-Davidson muncul, kita dapat
melihat bahwa perusahaan ini mempunyai rasio lancar dan rasio cepat yang tinggi, yang
mrnunjukkan perusahaan mempunyai aktiva lancar yang cukup untuk menutupi
kewajiban yang datang dalam 12 bulan berikutnya.
Singkatnya, likuiditas perusahaan adalah kemampuan untuk membayar kewajiban
yang jatuh tempo dan kemampuan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan ke
dalam bentuk kas berdasarkan ketepatan hal ini merupakan ukuran yang penting bagi
para manajer, pemilik dana, dan investor.

Pertanyaan 2
Apakah Manajemen Mengumpulkan Laba Operasi Yang Cukup Atas Aktiva
Perusahaan?

Sekarang kita memulai cara berpikir baru, yang akan membawa kita pada
pertanyaan selanjutnya. Pada pokok bahasan ini, kita ingin mengetahui secara relatif
apakah laba yang dihasilkan sudah cukup jika dibandingkan aktiva yang diinvestasikan.
Jika anda menginvestasi USD.1000 dalam tabungan di Bank dan menerima USD.40
sebagai bunga setahun, maka anda akan menerima 4% yang merupakan pengembalian
investasi (USD40 : UAD.1000 = 0,04 = 4%). Untuk Harley-Davidson, kita ingin
mengetahui hal yang sama: tingkat pengembalian yang akan diperoleh manajemen atas
penghasilan yang didapat dari aktiva.
Dalam menjawab pertanyaan ini, kita mempunyai beberapa pilihan seperti
bagaimana mengukur laba: laba kotor, laba usaha, atau laba bersih. Laba kotor tidak akan
dupilih, karena tidak memberikan beberapa informasi penting. Jadi, kita memilih antara
laba operasi, dan laba bersih. Karena pendanaan ditegaskan secara eksplisit pada
pertanyaan berikutnya, maka kita hanya membatasi pada aspek laba operasi perusahaan.
Oleh karena itu, untuk meneliti tingkat laba operasi relatif terhadap aktiva, kita akan
menggunakan Tingkat Pengembalian Investasi dari Pendapatan Operasi (OIROI) :
Tingkat Pengembalian Laba Operasi
Investasi Dari =
Pendapatan Operasi Total Aktiva

Pengembalian investasi dari pendapatan operasi untuk Harley-Davidson, dan


norma yang sesuai dengan kelompok perusahaan sejenis, ditunjukkan di bawah ini :
Harley-Davidson Rata-rata Usaha Sejenis

Tingkat Pengembalian Laba Operasi


Investasi Dari =
Pendapatan Operasi Total Aktiva

USD.896 JUTA
= = 0,232 = 23,2% 9,8%
USD.3,861 JUTA

Jadi, kita menjadi manajer Harley-Davidson, kita tidak boleh puas dengan hanya
mengetahui bahwa kita menghasilkan pengembalian yang kompetitif pada aktiva
perusahaan. OIROI perusahaan adalah suatu perkalian dari dua rasio yang dapat
ditunjukkan dalam persamaan aljabarnya sebagai berikut :
OIROI = ( Marjin Laba Operasi ) X ( Perputaran Total Aktiva )

KOMPONEN 1 : OIROI Komponen pertama dari OIROI adalah marjin laba operasi,
adalah variabel penting dalam memahami profitabilitas operasi perusahaan. Dalam
memahami rasio, pikirkanlah baik-baik bagaimana rasio dibuat, yang dapat digambarkan
sebagai berikut :

Laba Operasi
Marjin Laba Operasi =
Penjualan

Beban
Total Harga Pokok Beban
Administrasi
= Penjualan Penjualan Pemasaran
- - Dan Umum -
Penjualan

Karena total penjualan sama dengan jumlah unit yang dijual dikalikan harga per unit, dan
harga pokok penjualan sama dengan jumlah unit yang dijual dikalikan harga pokok
penjualan per unit, maka kita menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi marjin
laba operasi adalah :
1. Jumlah unit produk yang dijual
2. Rata-rata harga jual tiap unit produk
3. Beban produksi atau beban perolehan produk perusahaan
4. Kemampuan dalam mengendalikan beban administrasi dan umum
5. Kemampuan mengendalikan beban pemasaran dan distribusi produk perusahaan

Pengaruh ini juga terlihat dengan mengamati laporan laba rugi dan berpikir tentang
apa saja yang termasuk dalam penentuan laba usaha atau keuntungan perusahaan.

KOMPONEN 2 : OIROI Total perputaran aktiva adalah komponen kedua dari tingkat
pengembalian pendapatan operasi investasi. Total perputaan aktiva diukur dengan
penjualan dolar per satu dolar dari aktiva. Rasionya dihitung seperti dibawah ini :
Penjualan
Perputaran Total Aktiva
Total
=
Aktiva
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
Kembali kepada Harley-Davidson, total perputaran aset perusahaan dihitung sebagai
berikut :
Rata-rata Usaha
Harley-Davidson
Sejenis

Perputaran Total Aktiva Penjualan


= Total Aktiva

USD 4.195
Juta = 1,09
= 1,18 Kali
USD 3.861 Kali
Juta

Berdasarkan hasil perhitungan, kita melihat bahwa Harley-Davidson menghasilkan


penjualan sekitar USD.1.09 per dolar aset, sedangkan pesaingnya mempunyai rata-rata
hasil USD.1,118 dari setiap dolat aset.
Untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada prestasi Harley-Davidson kita
menguji rasio perputaran aktiva yang dimiliki perusahaan, piutang, persediaan, dan aktiva
tetap.
Singkatnya, tingkat pengembalian pendapatan operasi atas investasi (OIROI)
adalah suatu fungsi dari dua unsur, marjin laba usaha dan total perputaran aktiva
perusahaan.
Pertanyaan 3
Bagaimanakah Perusahaan Membelanjai Aktivanya?

Kita harus kembali pada pembahasan tentang profitabilitas perusahaan. Masalah


penting adalah penggunaan hutang dan ekuitas: manakah yang lebih banyak dalam hal
pembiayaan aktiva, oleh hutang atau oleh ekuitas pemegang saham.
Kita perlu mencatat bahwa perusahaan pada umumnya mendanai sekitar 40%
aktiva mereka dengan hutang dan 60% dari ekuitas pemegang saham. \
Jadi, penggunaan jumlah hutang perusahaan tergantung pada keberhasilan
pendapatan dan ketersediaan aktiva yang bisa digunakan sebagai jaminan hutang dan
seberapa besar risiko yang diasumsikan oleh pihak manajemen.
Perspektif kedua kita adalah mengenai keputusan pendanaan perusahaan yang
datang melalui pengamatan terhadap laporan laba rugi. Bila dinyatakan dalam rasio, kita
menghitung berapa kali besarnya pendapatan usaha bila dibandingkan dengan bunga
yang harus dibayar.
Dengan demikian, Harley-Davidson mampu membayar beban bunganya tanpa
kesulitan. Sesungguhnya, pendapatan usaha perusahaan bisa jatuh pada tingkat seperlima
puluh koma dua (1/50,2) dan masih mempunyai laba untuk membayar bunga yang
diisyaratkan

Pertanyaan 4
Apakah Para Pemilik (Pemegang Saham) Menerima pengembalian Yang
Pantas Atas Investasi Mereka?
Pertanyaan terakhir kita adalah dengan mengamati tingkat pengembalian
akuntansi pada investasi pemegang saham biasa atau tingkat pengembalian ekuitas saham
biasa.
Kita mengukur pengembalian kepada pemilik sebagai berikut :
Laba Bersih

Pengembalian Ekuitas Saham Biasa =


Ekuitas Pemegang Saham Biasa Termasuk Nilai Nominal, Modal
Yang Disetor, Saldo Laba

Pengembalian ekuitas pemegang saham biasa untuk Harley-Davidson dan kelompok


perusahaan sejenis berturut-turut, adalah 26% dan 12% :
Sangat jelas, pemilik Harley-Davidson menerima pengembalian yang sangat
menarik atas investasi mereka dibandingkan dengan apa yang pemilik diterima
perusahaan pesaing. Untuk memahami alasan tersebut, kami akan menggambarkan apa
yang telah kita pelajari, yaitu:
1. Harley-Davidson jauh lebih menguntungkan usahanya,dibandingkan
perusahaan pesaing. Jadi, kita bisa mengharapkan bahwa Harley-Davidson
akan mempunyai tingkat pengembalian ekuitas saham yang lebih tinggi.
2. Harley-Davidson menggunakan lebih sedikit pendanaan dengan hutang
dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis. Jadi, dengan rasio hutang rendah,
Harley-Davidson bisa meningkatkan dengan cepat pengembaliannya kepada
pemilik dengan menggunakan lebih banyak hutang: akan tetapi, semakin
banyak hutang yang digunakan oleh perusahaan, semakin besar risiko
keuangan perusahaan, yang juga akan mengakibatkan semakin besarnya risiko
bagi pemegang sahamnya.

Pelaksanaan Aanalisis Keuangan Dari Waktu Ke Waktu

Sejauh ini, kita telah membandingkan Harley-Davidson dengan perusahaan-


perusahaan kelompok sejenis mulai dari tahun 2002. Seperti yang telah di uraikan
sebelumnya, kita juga harus memerhatikan kinerja perusahaan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan kecenderungannya, kita dapat menunjukkan kesimpulan berikut ini :
1. Likuiditas perusahaan sebagaimana diukur dengan rasio lancar dan rasio cepat
telah relatif stabil dari waktu ke waktu. Perputaran piutang dagang relatif juga
stabil, namun sedikit menurun. Perputaran persediaan membaik dalam tahun
2002 dibanding empat tahun sebelumnya yang menunjukkan bahwa
persediaan telah di kelola lebih efisien.
2. OIROI telah menunjukkan perbaikan selama periode lima tahun itu. Perbaikan
ini terutama karena marjin laba operasi yang lebih baik.
3. Harley-Davidson mengurangi penggunaan hutang selama lima tahun terakhir.
Selama itu, rasio laba terhadap beban bunga telah cukup membaik.
4. Pengembalian terhadap ekuitas perusahaan terus membaik selama lima tahun
terakhir yang mencapai 26% pada tahun 2002, dan tahun yang lalu merupakan
yang tertinggi. Maka, selama lima tahun ini, manajemen telah berhasil secara
konsisten memberikan pengembalian yang sangat menarik bagi para pemilik.

Tujuan 2
Analisis Dupont : Pendekatan Integratif Pada Analisis Rasio

Pada bagian yang sebelumnya, kita menggunakan analisis rasio untuk menjawab
empat pertanyaan yang penting di atas dalam memahami posisi keuangan perusahaan.
Dalam analisis kita, kita mengukur pengembalian atas hak kekayaan sebagai berikut :
Laba Bersih
Tingkat Pegembalian Ekuitas = Ekuitas Saham
Biasa

Pendekatan lain dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu tingkat pengembalian


perusahaan. Analisis Dupont adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis
profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas. Kita dapat melihat tingkat
pengembalian ekuitas dihitung sebagai berikut :
Total Hutang
Tingkat Pegembalian Ekuitas = ( Pengembalian Atas Aktiva ) X ( 1- )
Total Aktiva

Dimana tingkat pengembalian atas aktiva, atau ROA sama dengan :


Laba
Bersih
Tingkat Pegembalian Atas Aktiva =
Total
Aktiva

Jadi, dapat kita lihat bahwa tingkat pengembalian ekuitas adalah fungsi dari (1) seluruh
profitabilitas perusahaan dan (2) jumlah hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva.
Kita juga mengetahui bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat disajikan sebagai
berikut :

( Margin Laba ( Perputaran Total


Tingkat Pegembalian Atas Aktiva = x
Bersih ) Aktiva )
Laba Bersih Penjualan
= x
Penjualan Total Aktiva

Menggunakan persamaan Dupont dan diagram memungkinkan pihak manajemen


untuk melihat dengan lebih jelas apa yang mendorong tingkat pengembalian ekuitas dan
apa hubungan antara marjin laba bersih, perputaran aktiva dan rasio hutang. Manajemen
dilengkapi dengan petunjuk untuk diikuti dalam menentukan efektifnya pengelolaan
sumber-sumber perusahaan untuk memaksimalkan tingkat pengembalian pendapatan atas
investasi bagi pemilik.
Kita dapat melihat bahwa perbaikan tingkat pengembalian atas ekuitas bisa
dilakukan dengan salah satu atau lebih dari empat cara berikut:
1. Meningkatkan penjualan tanpa suatu peningkatan yang tidak sebanding dalam
biaya dan beban pengeluaran.
2. Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi seperti ditunjukkan di
sisi sebelah kiri.
3. Meningkatkan penjualan yang berhubungan dengan basis aktiva, baik dengan
peningkatan penjualan aktiva perusahaan atau dengan mengurangi jumlah
penanaman modal aktiva perusahaan.
4. Meningkatkan penggunaan hutang yang berhubungan dengan ekuitas, tetapi
hanya untuk tingkat yang tidak terlalu membahayakan posisi keuangan
perusahaan.

Tujuan 3
Keterbatasan Analisis Rasio
Kita sudah menunjukkan bagaimana rasio keuangan digunakan untuk memahami
posisi keuangan perusahaan. Daftar berikut berisi beberapa kelemahan penting yang
mungkin ditemui dalam menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan:
1. Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasikan kategori industri, jika
perusahaan berusaha dalam beberapa bidang usaha.
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan
hanya memberikan petunjuk umum karena bukan merupakan hasil penelitian
dari seluruh perusahaan dalam industri ataupun bahkan sekedar sampel yang
mewakili dalam industri.
3. Perbedaan praktik akuntansi antar perusahaan dapat menghasilkan perbedaan
dalam perhitungan rasio.
4. Suatu industri kebanyakan tidak menyediakan suatu target atau nilai rasio
yang diinginkan. Yang paling baik, suatu industri menyediakan petunjuk
posisi keuangan dari rata-rata perusahaan yang ada dalam industri, termasuk
yang buruk dan yang memilih membandingkan rasio perusahaan kita dengan
menentukan sendiri kelompok pembanding atau dengan pesaing tunggal.
5. Banyak perusahaan mengalami perubahan-perubahan dalam operasi mereka.
Jadi, masukan neraca dan rasio yang berkaitan dengan neraca tersbut juga
akan berubah-ubah menurut tahun ketika laporan tersebut dibuat.
Berkaitan dengan keterbatasannya, rasio keuangan memberikan kita alat yang
sangat berguna untuk memperkirakan kondisi keuangan perusahaan.
Bgaimanapun kita harus hati-hati dengan kelemahan ini ketika melakukan analisis
rasio.

Bagaimana Para Manajer Keuangan Menggunakan Materi Ini


Dalam Bab ini, kita menyajikan suatu kerangka kerja dalam menggunakan informasi
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Konsekuensi dari keputusan-keputusan penting
manajemen hanya dapat dilihat dari hubungan yang ditunjukkan dalam laporan
keuangannya. Seperti penguuran marjin laba kotor, marjis laba usaha, perbedaan rasio
perputaran aktiva, rasio hutang, dan tingkat pengembalian atas investasi, memberi
informasi penting tentang keefektifan dari strategi manajemen yang digunakan. Tanpa
informasi, para manajer tidak akan bisa membuat kesimpulan apapun tentang kesuksesan
strategi-strategi mereka.

Anda mungkin juga menyukai