Rangkuman Buku Management Keuangan
Rangkuman Buku Management Keuangan
Ketika Harley Davidson mendekati ulang tahun operasinya ke 100, CEO Jeffrey
Bleustein menceritakan pemikirannya tentang alasan keberhasilan perusahaan itu dalam laporan
tahunan 2001. Bleustein mengatakan bahwa justru kecintaan kuat dan komitmen pelanggan,
karyawan, manajer, pemasok, dealer, distributor, dan pemegang saham, yang keteguhan hati,
ketrampilan, dan usahanya yang telah menghasilkan keberhasilan bisnis.
Mr. Belustein mengatakan bahwa perusahaan itu terus menginvestasikan modal untuk
mempertahankan unggulan rancangannya dan kapasitas produksinya. Dalam Bab ini kita akan
membahas laporan keuangan Harley Davidson untuk menentukan apakah gambaran yang
diberikan oleh Bleustein juga tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Ini dapat kita
lakukan dengan mempelajari rasio-rasio keuangan dengan menggunakan informasi dari laporan
laba rugi dan neraca.
TINJAUAN BAB
Dalam Bab ini, kia mengulangi kembali laporan keuangan dalam bentuk relatif
(perbandingan) untuk memperoleh pemahaman mengenai kinerja keuangan perusahaan,
Khususnya, kita mengamati hubungan penting keuangan dalam bentuk rasio. Hubungan yang
spesifik tersebut adalah :
Risiko dimana perusahaan tidak akan mempunyai uang tunai untuk membayar hutang
yang harus mereka bayar.
Apakah manajemen menghasilkan suatu tingkat pengembalian pada modal yang telah
dipercayakan kepada mereka?
Bagaimana manajemen memilih untuk membiayai perusahaan?
Apakah pemegang saham menerima tingkat pengembalian yang dapat diterima atas
investasi mereka?
Tujuan 1
Analisis Rasio Keuangan
Kita memilih menggunakan laporan keuangan Harley-Davidson untuk mengggambarkan
isi dan format dari laporan keuangan tersebut dan untuk menunjukkan pentingnya suatu
pengukuran arus kas bebas keuangan. Rasio keuangan, membantu kita untuk
mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut
memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang
berarti :
1) Kita dapat meneliti rasio antar waktu (katakanlah untuk 5 tahun terakhir) untuk
meneliti arah pergerakannya,
2) Kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya.
Secara matematis, rasio keuangan tak lebih dari rasio dimana pembilang dan
penyebut diambil dari data keuangan. Tujuan dari penggunaan suatu rasio saat
menganalisis informasi yang akan dianalisis agar rasio dari dua perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan atau juga suatu perusahaan dengan batas-batas waktu yang berbeda.
Dalam membuat suatu perbandingan perusahaan kita dengan perusahaan lain, kita
bisa memilih sekelompok perusahaan, atau kita bisa menggunakan norma indistri yang
diterbitkan oleh perusahaan seperti Dun & Badstreet, Robbert Morris Assiciates,
Standard & Poors’s, dan Prentice Hall. Sebagai contoh Dun & Badstreet, setiap tahun
mereka menerbitkan 14 rasio penting untuk 125 bentuk bisnis.
Pertanyaan 1
Bagaimana Likuiditas Perusahaan?
Ada dua cara untuk menjawab pertanyaan tentang likuiditas. Pertama, kita dapat
mengamati aktiva-aktiva perusahaan yang relatif likuid sifatnya dan membandingkan
aktiva-aktiva tersebut dengan sejumlah kewajiban yang jatuh tempo. Kedua, kita dapat
melihat apakah aktiva perusahaan yang likuid dapat diubah menjadi kas seperti piutang
usaha dan persediaan.
Pendekatan pertama membandingkan kas dan aktiva-aktiva yang dapat dibayar
pada tahun itu juga. Aktiva-aktiva disini adalah aktiva kancar dan hutangnya adalah
hutang lancar di neraca. Selanjutnya, mengingat bahwa ketiga aktiva lancar mencakup
kas, piutang usaha, dan persediaan, kita bisa membuat pengukuran terhadap likuiditas
menjadi terfokus dengan mengeluarkan unsur persediaan yang meupakan aktiva lancar
yang paling tidak likuid dalam pembilang.
Untuk menunjukkan bagaimana cara menghitung rasio lancar da rasio acid-test,
kita akan menggunakan neraca Harley-Davidson pada tahun 2002. Untuk mendapatkan
standar perbandingan, kita bisa menggunakan norma-norma industri yang diterbitkan
oleh Dun & Badstreet atau sumber-sumber lain yang telah disebutkan pada penjelasan
sebelumnya. Namun, kita akan memilih untuk menghitung rasio rata-rata kelompok
perusahaan yang sama atau yang disebut kelompok usaha sejenis. Pada tahun 2002 hasil
untuk 2 rasio pertama ini adalah sebagai berikut :
Harley-
Davidson Rata-rata Usaha Sejenis
aktiva lancar
Rasio lancar =
kewajiban lancar
= USD 2.067M
.= 2,09 Kali 1,50 Kali
USD 990M
aktiva lancar-Persediaan
Rasio Cepat =
Kewajiban Lancar
USD 1.067M - 218M
= .= 1,87 Kali 1,06 Kali
USD 990M
Jadi, rasio lancar dan rasio cepat Harley-Davidson lebih likuid dibandingkan rata-
rata kelompok perusahaan sejenis. Harley-Davidson mempunyai aktiva lancar sebesar
USD.2.09 JUTA untuk setiap USD.1 kewajiban lancar (hutang), dibandingkan dengan
USD.1,50 setiap USD.1 hutang lancar, dibandingkan dengan USD.1,06 untuk kelompok
perusahaan sejenis. Jadi, Harley-Davidson mempunyai lebih banyak aktiva likuid
sehubungan dengan hutang jangka pendeknya, ini menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut mempunyai kemampuan lebih besar untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo.
Pandangan kedua terhadap likuiditas adalah dengan mempelajari kemampuan
perusahaan untuk mengubah piutang usaha dan persediaan kas dalam suatu periode
waktu tertentu. Pengubahan piutang usaha menjadi kas dapat diukur dengan menghitung
berapa lama waktu yang dibutuhkan penagih hutang perusahaan, yaitu lama harinya dari
penjualan dalam bentuk piutang usaha? Pertanyaan ini dapat dengan menghitung periode
penagihan rata-rata :
Ingatlah bahwa rasio penjualan digantikan oleh harga pokok penjualan. Karena
persediaan (penyebut) diukur dalam beban, kita harus menggunakan penjualan yang
diukur berdasarkan beban sebagai pembilangnya.
Harga pokok penjualan, yang dikeluarkan Harley-Davidson adalah sebesar
USD.2.673 Juta dan persediaannya USD.218 Juta, perputaran persediaan tahun 2002,
bersamaan dengan rata-rata kelompok perusahaan sejenis, adalah sebagai berikut :
Rata-rata Usaha
Harley-Davidson
Sejenis
USD.2.673 JUTA
= = 12,26 Kali/tahun 5,78 Kali/Tahun
USD.218 JUTA
Pertanyaan 2
Apakah Manajemen Mengumpulkan Laba Operasi Yang Cukup Atas Aktiva
Perusahaan?
Sekarang kita memulai cara berpikir baru, yang akan membawa kita pada
pertanyaan selanjutnya. Pada pokok bahasan ini, kita ingin mengetahui secara relatif
apakah laba yang dihasilkan sudah cukup jika dibandingkan aktiva yang diinvestasikan.
Jika anda menginvestasi USD.1000 dalam tabungan di Bank dan menerima USD.40
sebagai bunga setahun, maka anda akan menerima 4% yang merupakan pengembalian
investasi (USD40 : UAD.1000 = 0,04 = 4%). Untuk Harley-Davidson, kita ingin
mengetahui hal yang sama: tingkat pengembalian yang akan diperoleh manajemen atas
penghasilan yang didapat dari aktiva.
Dalam menjawab pertanyaan ini, kita mempunyai beberapa pilihan seperti
bagaimana mengukur laba: laba kotor, laba usaha, atau laba bersih. Laba kotor tidak akan
dupilih, karena tidak memberikan beberapa informasi penting. Jadi, kita memilih antara
laba operasi, dan laba bersih. Karena pendanaan ditegaskan secara eksplisit pada
pertanyaan berikutnya, maka kita hanya membatasi pada aspek laba operasi perusahaan.
Oleh karena itu, untuk meneliti tingkat laba operasi relatif terhadap aktiva, kita akan
menggunakan Tingkat Pengembalian Investasi dari Pendapatan Operasi (OIROI) :
Tingkat Pengembalian Laba Operasi
Investasi Dari =
Pendapatan Operasi Total Aktiva
USD.896 JUTA
= = 0,232 = 23,2% 9,8%
USD.3,861 JUTA
Jadi, kita menjadi manajer Harley-Davidson, kita tidak boleh puas dengan hanya
mengetahui bahwa kita menghasilkan pengembalian yang kompetitif pada aktiva
perusahaan. OIROI perusahaan adalah suatu perkalian dari dua rasio yang dapat
ditunjukkan dalam persamaan aljabarnya sebagai berikut :
OIROI = ( Marjin Laba Operasi ) X ( Perputaran Total Aktiva )
KOMPONEN 1 : OIROI Komponen pertama dari OIROI adalah marjin laba operasi,
adalah variabel penting dalam memahami profitabilitas operasi perusahaan. Dalam
memahami rasio, pikirkanlah baik-baik bagaimana rasio dibuat, yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Laba Operasi
Marjin Laba Operasi =
Penjualan
Beban
Total Harga Pokok Beban
Administrasi
= Penjualan Penjualan Pemasaran
- - Dan Umum -
Penjualan
Karena total penjualan sama dengan jumlah unit yang dijual dikalikan harga per unit, dan
harga pokok penjualan sama dengan jumlah unit yang dijual dikalikan harga pokok
penjualan per unit, maka kita menyimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi marjin
laba operasi adalah :
1. Jumlah unit produk yang dijual
2. Rata-rata harga jual tiap unit produk
3. Beban produksi atau beban perolehan produk perusahaan
4. Kemampuan dalam mengendalikan beban administrasi dan umum
5. Kemampuan mengendalikan beban pemasaran dan distribusi produk perusahaan
Pengaruh ini juga terlihat dengan mengamati laporan laba rugi dan berpikir tentang
apa saja yang termasuk dalam penentuan laba usaha atau keuntungan perusahaan.
KOMPONEN 2 : OIROI Total perputaran aktiva adalah komponen kedua dari tingkat
pengembalian pendapatan operasi investasi. Total perputaan aktiva diukur dengan
penjualan dolar per satu dolar dari aktiva. Rasionya dihitung seperti dibawah ini :
Penjualan
Perputaran Total Aktiva
Total
=
Aktiva
Rasio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
Kembali kepada Harley-Davidson, total perputaran aset perusahaan dihitung sebagai
berikut :
Rata-rata Usaha
Harley-Davidson
Sejenis
USD 4.195
Juta = 1,09
= 1,18 Kali
USD 3.861 Kali
Juta
Pertanyaan 4
Apakah Para Pemilik (Pemegang Saham) Menerima pengembalian Yang
Pantas Atas Investasi Mereka?
Pertanyaan terakhir kita adalah dengan mengamati tingkat pengembalian
akuntansi pada investasi pemegang saham biasa atau tingkat pengembalian ekuitas saham
biasa.
Kita mengukur pengembalian kepada pemilik sebagai berikut :
Laba Bersih
Tujuan 2
Analisis Dupont : Pendekatan Integratif Pada Analisis Rasio
Pada bagian yang sebelumnya, kita menggunakan analisis rasio untuk menjawab
empat pertanyaan yang penting di atas dalam memahami posisi keuangan perusahaan.
Dalam analisis kita, kita mengukur pengembalian atas hak kekayaan sebagai berikut :
Laba Bersih
Tingkat Pegembalian Ekuitas = Ekuitas Saham
Biasa
Jadi, dapat kita lihat bahwa tingkat pengembalian ekuitas adalah fungsi dari (1) seluruh
profitabilitas perusahaan dan (2) jumlah hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva.
Kita juga mengetahui bahwa tingkat pengembalian atas aktiva dapat disajikan sebagai
berikut :
Tujuan 3
Keterbatasan Analisis Rasio
Kita sudah menunjukkan bagaimana rasio keuangan digunakan untuk memahami
posisi keuangan perusahaan. Daftar berikut berisi beberapa kelemahan penting yang
mungkin ditemui dalam menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan:
1. Kadang-kadang sulit untuk mengidentifikasikan kategori industri, jika
perusahaan berusaha dalam beberapa bidang usaha.
2. Angka rata-rata industri yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan saja dan
hanya memberikan petunjuk umum karena bukan merupakan hasil penelitian
dari seluruh perusahaan dalam industri ataupun bahkan sekedar sampel yang
mewakili dalam industri.
3. Perbedaan praktik akuntansi antar perusahaan dapat menghasilkan perbedaan
dalam perhitungan rasio.
4. Suatu industri kebanyakan tidak menyediakan suatu target atau nilai rasio
yang diinginkan. Yang paling baik, suatu industri menyediakan petunjuk
posisi keuangan dari rata-rata perusahaan yang ada dalam industri, termasuk
yang buruk dan yang memilih membandingkan rasio perusahaan kita dengan
menentukan sendiri kelompok pembanding atau dengan pesaing tunggal.
5. Banyak perusahaan mengalami perubahan-perubahan dalam operasi mereka.
Jadi, masukan neraca dan rasio yang berkaitan dengan neraca tersbut juga
akan berubah-ubah menurut tahun ketika laporan tersebut dibuat.
Berkaitan dengan keterbatasannya, rasio keuangan memberikan kita alat yang
sangat berguna untuk memperkirakan kondisi keuangan perusahaan.
Bgaimanapun kita harus hati-hati dengan kelemahan ini ketika melakukan analisis
rasio.