Anda di halaman 1dari 3

BUSINESS FINANCE I

Ringkasan Financial Ratios


(Gitman & Zutter (2012) Principles of Managerial Finance 13th ed)

1. Liquidity Ratios
▪ Liquidity ratios mengukur seberapa baik perusahaan dapat membayar hutang jangka pendek (short-term
obligation) ketika jatuh tempo.
▪ Rasio-rasio keuangan yang masuk dalam kelompok ini:
a. Current ratio
✓ Current ratio = Current assets / Current liabilities
✓ Lebih tinggi, lebih baik → lebih tinggi berarti lebih besar kemampuan likuiditas perusahaan
b. Quick ratio atau Acid-test ratio
✓ Quick ratio = (Current assets – Inventory) / Current liabilities
✓ Lebih tinggi, lebih baik → lebih tinggi berarti lebih besar kemampuan likuiditas
Ket: dari semua current assets, inventori memiliki likuiditas paling rendah disebabkan mayoritas dari inventori
bersifat barang setengah jadi. Alasan lainnya karena pada umumnya penjualan inventori dilakukan secara kredit
sehingga harus menunggu waktu untuk berubah menjadi cash.

2. Activity Ratios
▪ Activity ratios mengukur kecepatan konversi berbagai akun menjadi cash atau sales.
▪ Rasio-rasio keuangan yang masuk dalam kelompok ini:
a. Inventory turnover
✓ Inventory turnover = Cost of goods sold / Inventory
✓ Rasio ini menyatakan likuiditas dari inventori perusahaan (lebih tinggi, lebih baik).
✓ Akan tetapi rasio ini bermakna jika dibandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama
atau dengan rasio yang sama dari perusahaan di waktu-waktu sebelumnya.
b. Average collection period atau Average age of accounts receivable
✓ Average collection period = Accounts receivable / (Annual sales / 365 hari)
✓ Menyatakan berapa hari perusahaan menagih account receivable nya (lebih cepat, lebih baik).
✓ Digunakan dalam mengevaluasi kebijakan kredit dan penagihan (credit & collection policies)
perusahaan → harus dibandingkan dengan credit-term perusahaan sendiri.
c. Average payment period atau Average age of accounts payable
✓ Average payment period = Accounts payable / (Annual purchases* / 365 hari)
✓ Menyatakan berapa hari perusahaan membayar account payable nya.
✓ Harus dibandingkan dengan rata-rata credit term yang diberikan supplier kepada perusahaan. Jika
rasio ini lebih besar dari rata-rata credit term, maka credit rating perusahaan turun – lama dalam
membayar tagihan.
✓ Rasio ini bermanfaat bagi suppliers dan perspective lenders untuk memahami pola pembayaran
tagihan suatu perusahaan.
* Oleh karena purchases tidak ada dalam financial statement, maka yang dilakukan adalah estimasi persentase
dari cost of goods sold.
d. Total asset turnover
✓ Total asset turnover = Sales / Total assets
✓ Menyatakan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan asset-asetnya untuk menghasilkan sales
(lebih tinggi, lebih efisien).
e. Average age of inventory atau average number of days’ sales in inventory
✓ Average age of inventory = Inventory turnover / 365 hari.
✓ Mengukur seberapa lama (hari) inventori berada di gudang penjual.

-----------------------------------------------------------------
Prepared by Billy Ivan Tansuria, SE, MBA, Akt, CTT
3. Debt Ratios
▪ Debt ratios mengukur berapa banyak perusahaan dibiayai dengan uang orang lain dan kemampuan
perusahaan untuk membayar biaya tetap (fixed charges).
▪ Rasio-rasio keuangan yang masuk dalam kelompok ini:
a. Debt ratio
✓ Debt ratio = Total liabilities / Total assets
✓ Rasio ini menyatakan proporsi dari total asset perusahaan yang dibiayai (financed) oleh kreditur.
✓ Rasio yang lebih tinggi menyatakan bahwa perusahaan sedang menggunakan lebih banyak “uang
orang lain” untuk menghasilkan laba (profit). Dengan demikian semakin tinggi tingkat hutang
(indebtedness), semakin besar financial leverage yang perusahaan miliki.
b. Times interest earned ratio atau Interest coverage ratio
✓ Times interest earned ratio = Earnings before interest and taxes* / Taxes
✓ Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar bunga (interest) yang sesuai dengan
surat kontrak/perjanjian.
✓ Rasio yang lebih tinggi menyatakan bahwa perusahaan lebih sanggup dalam membayar bunga.
✓ Nilai 3.0 s.d. 5.0 yang sering disarankan.
* EBIT atau operating profits.
c. Fixed-payment coverage ratio
✓ Fixed-payment coverage ratio = (Earnings before interest and taxes + Lease payments) /
[Interest + Lease payments + {Principal payments + PS dividends) x [1 / (1 – T)]}
✓ Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh fixed payment obligation
seperti bunga dan pokok pinjaman (loan interest & principal), pembayaran sewa (lease
payments), dan preferred stock dividends.
✓ Rasio lebih tinggi lebih baik (perusahaan lebih sanggup membayar fixed payment obligation).
Ket: Rasio yang lebih rendah menyatakan lebih besar risiko (dan sebaliknya) bagi pihak lenders dan owners.

4. Profitability Ratios
▪ Profitability ratios mengukur return perusahaan sehubungan dengan penjualan, aset, atau ekuitas.
▪ Rasio-rasio keuangan yang masuk dalam kelompok ini:
a. Gross profit margin
✓ Gross profit margin = (Sales – Cost of goods sold) / Sales
= Gross profits / Sales
✓ Rasio ini mengukur persentase dari setiap rupiah penjualan yang tersisa setelah perusahaan
membayar harga barang/inventori.
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik - menyatakan semakin rendah HPP relatif.
b. Operating profit margin
✓ Operating profit margin = Operating profits / Sales
✓ Rasio ini mengukur persentase dari setiap rupiah penjualan yang tersisa setelah menguranginya
dengan semua biaya dan pengeluaran operasional. (Representasi pure profit)
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik.
c. Net profit margin
✓ Net profit margin = Earnings available for common stockholders / Sales
✓ Rasio ini mengukur persentase dari setiap rupiah penjualan yang tersisa setelah semua biaya dan
pengeluaran, termasuk bunga, pajak, dan preferred stock dividend, telah dikurangi.
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik.
Ket: Rasio ini merupakan ukuran keberhasilan perusahaan yang sering dikutip sehubungan dengan laba atas
penjualan. NPM berbeda di berbagai industri. NPM 1% atau kurang biasa untuk toko grosir, sedangkan NPM
10% akan rendah untuk toko perhiasan.
Ketiga rasio profitability ini (Gros profit margin, Operating profit margin, dan Net profit margin) dapat dilihat
langsung pada Common-Size Income Statement.

-----------------------------------------------------------------
Prepared by Billy Ivan Tansuria, SE, MBA, Akt, CTT
d. Earnings per share (EPS)
✓ EPS = Earnings available for CS / Number of shares CS outstanding
✓ Rasio ini mengukur jumlah rupiah yang diperoleh setiap satu lembar common stock yang beredar
(outstanding) dalam suatu periode.
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik.
Ket: EPS pada umumnya sangat menarik bagi para pemegang saham, manajemen perusahaan, sebagaimana juga
bagi para investor dan calon investor – EPS dianggap sebagai indikator penting terkait keberhasilan perusahaan.
e. Return on assets (ROA) atau Return on investment (ROI)
✓ ROA = Earnings available for CS / Total assets
✓ Rasio ini mengukur keseluruhan efektivitas manajemen dalam menghasilkan keuntungan (profit)
dengan aset yang tersedia (ukuran dalam persentase).
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik.
f. Return on equity (ROE)
✓ ROE = Earnings available for CS / Common stock equity
✓ Rasio ini mengukur return yang diperoleh dari investasi pemegang saham CS di perusahaan
(ukuran dalam persentase).
✓ Rasio yang lebih tinggi lebih baik bagi pemegang saham CS.

5. Market Ratios
▪ Market ratios memberikan wawasan tentang seberapa baik yang investor perkirakan terkait dengan apa
yang dilakukan perusahaan dalam hal risk dan return.
▪ Rasio-rasio keuangan yang masuk dalam kelompok ini:
a. Price/Earning (P/E) ratio
✓ P/E = Earnings available for CS / Common stock equity
✓ Rasio ini mengukur jumlah (rupiah) yang investor bersedia untuk bayar atas setiap rupiah
pendapatan (earning) perusahaan.
✓ Rasio yang lebih tinggi menyatakan semakin besar kepercayaan investor atas kinerja perusahaan
di masa yang akan datang.
b. Market/Book (M/B) ratio
✓ M/B = Market price per share of CS / Book value per share of CS*
* Book value per share of CS = CS equity / Number of shares of CS outstanding
✓ Rasio ini menilai bagaimana investor memandang kinerja perusahaan (dalam rupiah).
✓ Rasio yang lebih tinggi menyatakan semakin besar kepercayaan investor kepada perusahaan di
masa yang akan datang
Ket: Perusahaan dengan rasio M/B tinggi diharapkan memiliki kinerja lebih baik daripada perusahaan dengan
nilai M/B relatif lebih rendah.
Rasio M/B $1.4 berarti investor saat ini membayar $1,40 untuk setiap $1,00 nilai buku saham perusahaan.
Seperti rasio P/E, rasio M/B biasanya dinilai secara cross-sectional untuk merasakan pengembalian dan risiko
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

-ooOoo-

-----------------------------------------------------------------
Prepared by Billy Ivan Tansuria, SE, MBA, Akt, CTT

Anda mungkin juga menyukai