Anda di halaman 1dari 5

PENALARAN UMUM

Kesehatan anak selalu menjadi


perhatian utama bagi orang tua.
Bagaimanapun, semua anak kecil berpotensi
mengalami sakit. Sakit yang biasa dialami
anak-anak adalah flu, batuk dan cacar.
Sebagian anak yang berpotensi mengalami
sakit pada akhirnya harus berobat ke rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sakit. Sayangnya, tidak semua anak mau rerata skor sebelum terapi lebih rendah
dibawa ke rumah sakit. Banyak anak menolak daripada setelah terapi, baik pada anak laki-
diajak ke rumah sakit, terutama anak laki-laki, laki maupun perempuan. Hal tersebut
apalagi jika harus menjalani rawat inap. menunjukkan bahwa jika anak-anak
Banyaknya pemandangan orang sakit menjadi mendapatkan terapi bermain, mereka lebih
salah satu alasan mereka menolak ke rumah bersikap kooperatif. Sikap kooperatif misalnya
sakit, begitu juga dengan bau obat yang ditunjukkan dalam bentuk kepatuhan dan
menyengat dan penampilan staf rumah sakit kemampuan berkomunikasi dengan orang
dengan baju putihnya. Mereka mengira tua. Sikap kooperatif membuat anak merasa
bahwa jika mereka ke rumah sakit, maka lebih nyaman saat menjalani perawatan di
mereka akan disuntik. Membayangkan rumah sakit. Dalam kondisi ini terapi
sakitnya jarum suntik menjadi alasan yang diibaratkan sebagai obat yang berfungsi untuk
paling banyak ditemui mengapa anak-anak menyembuhkan atau mengurangi sakit.
tidak suka ke rumah sakit.

Untuk mengatasi hal ini seorang


peneliti melakukan riset pada anak-anak yang Pengguna internet di Indonesia terus
dirawat di rumah sakit yang bertujuan untuk mengalami peningkatan yang sangat tajam.
mengetahui apakah terdapat pengaruh terapi Perkembangan teknologi seperti telepon yang
bermain terhadap tingkat kooperatif anak semakin canggih merupakan faktor utama
prasekolah selama menjalani perawatan di penyebab melonjaknya pengguna internet di
ruang pediatri. Tujuan terapi bermain adalah Indonesia. Jika teknologi berkembang,
agar saat menjalani perawatan, mereka tetap pengguna internet meningkat. Sementara itu
mendapatkan pembelajaran atau kegiatan jika seseorang mengikuti perkembangan
yang menyenangkan. Penelitian dilakukan zaman, seseorang bisa berkomunikasi dengan
pada anak-anak usia 3-5 tahun. Prosedur berbagai media. Dalam hal ini, tidak ada
penelitian dilakukan dengan cara memberikan pengguna internet yang gagap teknologi.
terapi bermain pada sejumlah anak. Terdapat Sebagian dari pengguna intenet tersebut
dua kelompok yang diterapi yaitu kelompok memiliki telepon canggih.
laki-laki dan perempan dengan jumlah Jumlah pengguna internet di
masing-masing 50 anak, serta terdapat 6 jenis Indonesia tahun 2017 adalah 143.26 juta.
permainan yang diberikan. Sebelum terapi, Angka ini adalah sebesar 54.68% bila
anak-anak tersebut diukur perilaku dibandingkan dengan jumlah seluruh
kooperatifnya, kemudia dihitung reratanya. penduduk di Indonesia. Hasil survei APJII
Demikian pula setelah terapi, perilaku (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
kooperatif anak diukur kembali. Indonesia) menyatakan bahwa perkembangan
pengguna internet di Indonesia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. Kominfo
memprediksi peningkatan yang tinggi di tahun
2018, bahkan peningkatannya lebih besar funsional. (3) Pendapat ini diperjelas oleh
50% dari peningkatan di tahun 2017. Para pemaparan Fergusonn, yang menyatakan
pengguna internet ini mengakses internet di bahwa diglosia yakni tidak hanya terdapat di
berbagai lokasi, seperti warnet, kantor dan dalam masyarakat bahasa yang secara resmi
sekolah. mengakui keanekaragaman bahasa, tetapi
juga terdapat di dalam masyarakat yang
menggunakan ragam sehari-hari dan klasik.
(4) Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui
bahwa masyarakat diglosik bukan hanya
masyarakat bahasa yang dikarenakan
menggunakan ragam tinggi dan rendah dari
bahasa yang sama, melainkan juga
masyarakat bahasa yang menggunakan ragam
bahasa tidak serumpun.

Penerapan teknologi komunikasi dan


informasi ditunjukkan dengan
Dari pembakaran batu bara (9)
berkembangnya nilai-nilai di negara-negara
menghasilkan sisa berupa (10) fly ash dan
maju. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah
(11) bottom ash yang termasuk kategori (12)
efisiensi, efektivitas dan rasionalitas. Jika
berbahaya dan beracun. Kebanyakan dari
teknologi komunikasi mengalami kemajuan,
perusahaan yang (13) menggunakan bahan
orang mudah dalam berkomunikasi.
bakar batu bara ini belum begitu paham kalau
Kemudahan orang dalam berkomunikasi
sisa (14) membakar dari batu bara ini
menyebabkan suatu peristiwa dapat diketahui
termasuk limbah B-3 (beracun, berbahaya,
orang di seluruh dunia pada saat yang sama.
dan beresiko). Karena sifatnya yang
Misalnya, hanya dengan berada di depan
berbahaya, limbah B-3 yang dihasilkan dari
komputer orang bisa melakukan pembicaraan
kegiatan industri harus (15) terkelola dengan
dengan orang lain, mengirimkan informasi
baik.
serta melakukan transaksi seperti pembelian,
pembayaran dan penjualan. Meskipun
demikian, kemajuan teknologi bagi kehidupan
manusia dapat diibaratkan sebuah pisau
bermata dua. (1) Adalah Joe, yang hanya bisa
PMB mengejar tukang baso dengan pandangannya
yang pilu, Joe merupakan mahasiswa yang
(1) Bahasa Banjar yang digunakna bisa dikatakan maniak weight loss, yang
oleh penduduk setempat, walaupun bukan mengatur diet sehat dan diet ketat-macam
satu variasi bahasa Dayak, turut andil dalam betul. (2) Hari-hari ia isi dengan konsumsi
mempengaruhi situasi komunikasi dalam makanan penuh gizi rendah kalori, plus
masyarakat di salah satu wilayah Kalimantan dengan hati yang tidak menikmati. (3) Joe
Tengah sehingga menjadi masyarakat diglosik. tidak menyadari bahwa ia tidak terlahir kurus,
(2) Jika secara cermat memedulikan pendapat kedua orangtuanya gemuk, hamper seluruh
dari Fishman, kita dapat menarik kesimpulan, sanaknya gemuk, kecuali satu orang, yaitu
bahwa masyarakat diglosik tidak hanya Alex, si buncit yang humoris.
disebabkan karena adanya beragam dialek
yang digunakan dalam masyarakat, namun
juga karena digunakannya logat-logat, laras-
laras, atau ragam-ragam yang berbeda secara
tangganya, rumah tanggaku, rumah tangga
kami. Aku pasrah. Dan keputusanku memang
PPU
tindak lanjut dari penerimaanku terhadap
(1) Penghematan energi atau takdir. Biarpun tidak mutlak demikian, tetapai
konservasi energi adalah tindakan aku belum menemukan jalan kecuali pasrah.
mengurangi jumlah penggunaan energi. (2) Aku pasrah menerima keadaan, bairpun aku
Hal tersebut dapat dicapai melalui belum ingin menadang dan menantang nasib.
penggunaan energi secara efisien. (3) Dengan
efesiensi energi, walaupun menggunakan
energi yang lebih sedikit daripada biasanya, As a hospice and palliative medicine
dapat diperoleh manfaat yang sama. (4) Di physician, my job is to help reduce suffering.
samping itu, penghematan energi dapat At the end of life, that job becomes especially
dilakukan dengan mengurangi kebutuhan intense when time is short, when machines
energi dan kegiatan yang menggunakan and data seem to be taking over, and so many
energi. (5) Penghematan energi memiliki intense emotions surround a body that is
banyak keuntungan, di antara nya trying to die. But here in that narrow trench,
berkurangnya biaya dan meningkatnya nilai both providers and patients do have power to
lingkungan, keamanan negara, keamanan shape their experience together, especially if
pribadi, dan kenyamanan. (6) Bagi suatu they take the time to have a few crucial
organisasi ataupun perseorangan, conversations. In the spirit of palliation, here
penghematan energi dapat menghemat biaya. are a few things, as a physician, I wish I could
(7) Adapun bagi penggunaan komersial dan share more often with patients and their
industri, dapat meningkatkan efisiensi dan caregivers.
keuntungan.
You don’t need to be dying to receive
palliative care. In hospitals, it is still common
for palliative care clinicians to be pulled aside
(1) Hingga kehidupan berakhir,
by a well-meaning though misinformed nurse
manusia, hewan, dan tumbuhan akan tetap
or doctor who says, "This poor family is
tergantung hidupnya kepada air. (2) Ironisnya,
miserable, but they're not ready for palliative
masih banyak manusai berprilaku buruk
care yet." They imply that either the patient is
terhadap air dan sumber-sumber air. (3)
not dying, or the patient does not realize that
Sumber-sumber air, terutama sungai, danau,
he or she is dying. But what this statement
dan laut dijadikan tempat buangan berbagai
does is to conflate hospice or end-of-life care
macam limbah, mulai dari limbah organik -
with palliative care. Palliative care is an
anorganik, hingga logam berat. (4) Air dan
approach, framed within the context of
sumber air menjadi tercemar dan tidak dapat
serious illness, where easing suffering is the
dimanfaatkan karena membahayakan mahluk
goal. So, you just need to be sick and suffering
hidup, termasuk manusia. (5) Masih sangat
to qualify for palliative care, not necessarily
banyak sekali orang yang berlaku boros dalam
dying any time soon. Don't be afraid to say
menggunakan air.
you want it.

Don’t wait for your doctor to bring up


Aku sendiri tidak mampu hospice. Doctors tend to wait too long to
merumuskan, apakah aku kalah atau menang acknowledge when death is close. And as
sebagaimana istriku juga tidak menimbulkan research has made clear, the closer we feel to
kesan bahwa dia menang atau kalah dalam the patient, the more wildly we overestimate
peperangan yang disulut dalam rumah their prognosis. In an effort to get primary
physicians to think sooner about Trench in the Pacific Ocean, was an equally
recommending hospice, researchers came up remarkable feat and has rarely been
with the "surprise question." As in: "Doctor, repeated.
would you be surprised if your patient died
While thousands of climbers have
within a year?" If the answer is no, then that
since climbed Everest in the footsteps of
doctor should start considering a referral to
Tenzing Norgay and Edmund Hillary, only two
hospice. But there is nothing stopping you
more people have followed the route of
from asking the surprise question yourself. If
Jacques Piccard and Don Walsh, who reached
you live with advancing chronic illness and are
the bottom in 1960. It was not until 2012 that
thinking about how you want your life to go,
film-maker James Cameron conducted a solo
you might turn the table and ask: "Hey doc,
dive to the almost 11km-deep valley,
would you be surprised if I died in the next
collecting samples and video. Last year,
year?" This is a good and bold way to open an
explorer Victor Vescovo followed suit.
honest dialogue with your doctor and get the
sort of support you need. True, other reaches, not quite as
distant, have been better explored. But
It’s OK to laugh. In my book, "A
though more than half the world is covered by
Beginner's Guide to the End: Practical Advice
ocean more than 200m deep – the point at
for Living Life and Facing Death," someone
which the sunlight fades and one enters the
tells of their stepfather wearing a shirt that
twilight zone – it was not until 1930 that
read, "I'm so old I can't find my own nuts,"
humans reached the deep sea for the first
with a doodle of a squirrel on it. His dying
time. Though scientists have since discovered
wish was to make his daughter laugh, and it
extraordinary creatures and features, much
helped both of them immensely. To honor
remains to be discovered.
him, she buried him in that shirt, sealing his
personality in death as it had been in life. The reaches of the sea beneath 6km
Illness isolates people, not just physically. are known as the hadal zone, taking their
When we get sick, people around us start name from the underworld of the ancient
censoring themselves. The solemnity is Greeks: the depth of the Mariana Trench
supposed to be a form of kindness, perhaps, ensures it is perpetually dark, and that
but it can feel more like yet another loss, temperatures are only just above freezing. Yet
almost a premature death. As patients and we are discovering that if it is an inhospitable
caregivers know, illness and its indignities space for humans, it is far from deserted. Four
offer plenty of rich material for humor. The years ago, a live video feed from a remotely
joke is only on us if we don't find some way to operated vessel allowed ordinary viewers to
laugh back. see the abundant, though “not very diverse”,
life to be found down there. The area now
enjoys protection, escaping unscathed after it
TEXT 2 was listed as one of the 27 national
monuments that Donald Trump placed under
The 60th anniversary of the
review in 2017.
expedition that first took humans to the
highest spot on earth – the peak of Everest – Other parts of the deep sea are at
was widely celebrated seven years ago. The immediate risk. Even as researchers increase
60th anniversary of the first expedition to its their ability to explore this world, the race is
deepest point has gone almost unnoticed. Yet on to exploit it. An analysis published last
that trip to the bottom of the Challenger month in the journal One Earth warned of the
Deep, at the southern end of the Mariana threat to the oceans from “blue acceleration”,
the recent rise in marine industrialisation,
which includes seabed mineral mining.

Greenpeace warned last year that 29


ocean-floor exploration licences had been
issued, covering an area totalling 1.3 million
sq km – threatening to worsen the climate
emergency by disrupting carbon stores in
seafloor sediments, as well as destroying
barely explored habitats that might offer
extraordinary scientific insights – and even
new medicines. Though the UN is supposed to
wrap up a global ocean treaty this year, many
campaigners are pessimistic about the
prospect of it offering the kind of protection
they believe is needed. Governments must do
better. To fall short would not only threaten
the habitats and creatures of the deep, but
humans too, however unlikely most of us are
to ever venture down there.

Anda mungkin juga menyukai