Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MATA KULIAH ILMU PERILAKU KESEHATAN

COMMUNICATION / PERSUASION THEORY HEALTH COMMUNICATION AND


THEORY ABC

Disusun Oleh :

1. Nor Amalia Muthoharoh

2. La Ode Feldin Muliangi

3. Utami Laila Sari

PROGRAM MAGISTER PROMOSI KESEHATAN

KONSENTRASI PROMOSI KESEHATAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017
A. COMMUNICATION / PERSUASION THEORY HEALTH
COMMUNICATION

I. KOMUNIKASI

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya membuat


kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih,
communico yang artinya membagi (Cherry, 1983). Komunikasi merupakan
interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem symbol linguistik, seperti
simbol verbal dan non verbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara
langsung/ tatap muka atau melalui media tulisan, oral dan visual (Knapp, K,
2003).

Secara garis besar, komunikasi terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut:


1. Pihak yang mengawali komunikasi/sumber/komunikator
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender
dan ia menjadi sumber pesan (source).
2. Pesan yang dikomunikasikan
Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
3. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan
gangguan-gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima pesan. Media dapat berupa media lisan (oral),
tertulis atau elektronik.
a. Media lisan
Keuntungan dari penyampaian pesan secara lisan ini adalah si
penerima pesan mendengar secara langsung tanggapan atau
pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak-
gerik tubuh atau raut wajah dan dapat dilakukan dengan cepat.
b. Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, handout, dll.
Keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi
tetap utuh tidak dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan,
memberi waktu untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan
rumusan kata-katanya.
c. Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya
adalah prosesnya cepat, data bisa disimpan.
4. Lingkungan/situasi ketika komunikasi dilakukan
Lingkungan atau situasi (tempat, waktu, cuaca, iklim keadaan alam
dan psikologis) ialah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
komunikasi. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan
dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi,
ini dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini bisa
disebabkan karena jarak yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas
komunikasi seperti telepon, faksimili, kantor pos, dll. Faktor sosial
menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik bisa menjadi
hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang
punya bahasa yang berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang
digunakan maka dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi. Selain
itu kepercayaan masyarakat setempat atau adat istiadat dan status sosial
juga mempengaruhi kelancaran komunikasi. Misalnya menghindari kritik
yang menyinggung orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan
usia khalayak. Dimensi psikologi ini disebut juga dengan dimensi internal
(Vora, 1979). Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk
melakukan kegiatan komunikasi.
5. Pihak yang menerima pesan
Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi
sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga
dengan khalayak, sasaran, komunikan atau audience/receiver. Penerima
adalah elemen penting karena menjadi sasaran dalam komunikasi.
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang
diterima dari pengirim.
7. Pengaruh/dampak
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan.

Komponen Komunikasi
1. Komponen komunikan
Ditinjau dari komponen komunikan, seorang akan dapat dan akan
menerima pesan dengan baik kalau terdapat empat kondisi berikut:
- Pesan komunikasi benar-benar dimengerti oleh penerima pesan
- Keputusan diambil secara sadar untuk mencapai tujuan
- Keputusan diambil secara sadar untuk kepentingan pribadinya
- Mampu menempatkan baik secara mental atau fisik
2. Komponen komunikator
Dilihat dari komponen komunikator, untuk melaksanakan komunikasi
efektif terdapat dua faktor penting dalam diri komunikator yakni
kepercayaan komunikan terhadap komunikator dan dapat tidaknya dia
dipercaya.
3. Komponen pesan
Pesan dapat berupa nasehat, bimbingan, dorongan, informasi, dll. Pesan
dapat disampaikan secara lisan maupun verbal.
4. Umpan balik
Merupakan respon yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang
diterimanya. Umpan balik ini berguna untuk mengukur besar informasi
yang diterima dibandingkan dengan yang diberikan.

II. KOMUNIKASI PERSUASI


Komunikasi persuasif merupakan komunikasi yang bertujuan untuk
mengubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang
sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.

Persuasi menurut Aristoteles merupakan cara mendapatkan kekuasaan


dengan memenangkan perdebatan di depan pengadilan, bahwa persuasi itu
berdasarkan pada reputasi atau kredibilitas dari komunikator yang dia
rumuskan dalam etos, patos, dan logos
Model Komunikasi Persuasi (McGuire, 1964) menegaskan bahwa
komunikasi dapat dipergunakan untuk mengubah sikap dan perilaku
kesehatan yang secara langsung terkait dalam rantai kausal yang sama.
Efektivitas upaya komunikasi yang diberikan bergantung pada berbagai
stimulus serta tanggapan. Menurut model ini, perubahan pengetahuan dan
sikap merupakan prekondisi bagi perubahan perilaku kesehatan dan
perilaku-perilaku yang lain.

A. Jenis Jenis Persuasi menurut Huge Rank, bahwa komunikator


dapat melakukan persuasi dengan baik jika memanfaatkan dua taktik
untuk mencapai tujuannya yaitu :
1) Taktik intensify, dimana komunikator melakukan intensify atau
meningkatkan kualitas dan kuantitas pesan yang ingin menghasilkan
pengaruh tertentu.
2) Taktik downplay, yakni teknik untuk menurunkan kualitas atau
kuantitas pesan yang ingin menghasilkan pengaruh tertentu
INTENSIFY :
Repetition
Asscotiation
composition

Pesan Perubahan Sikap

DOWNPLAY
Ommission
Diversion
confusion

a) Repetisi ( Perulangan )
Merupakan taktik dari komunikator mengungkapkan pesan
dengan menyebutkan pesan berulang-ulang kali agar audiens
menganggap pesan itu penting sehingga mudah diingat.
Contoh : saya ingatkan lagi cuci tangan, cuci tangan, cuci tangan
sebelum makan !
b) Asosiasi
Adalah taktik dari komunikator untuk mengungkap suatu pesan
secara Tidak Langsung sehingga pesan itu hanya dapat dipahami jika
dihubungkan dengan : (1) seseorang atau event, (2) sesuatu yang disukai
atau yang tidak disukai; dan (3) dengan audiens tertentu.
Contoh : ingat yah kasus 100 orang anak SD Kuanpoi yang harus dirawat
di RSD itu gara gara minum susu kedaluarsa (event) > isi pesan :
Jangan membeli susu yang sudah kedaluarsa.
c) Komposisi
Merupakan taktik dari komunikator untuk mengungkapkan suatu
pesan melalui komposisi bahasa diksi, bias vokal atau visual, dan lain-
lain.
Contoh : iklan susu DANCOW > Aku dan Kau Suka Dancow
catatan : kata Dan mengingatkan kita pada kata dan dan kata Cow pada
kata kau
bahwa orang lebih mudah ingat kata yang salah contoh : Termorex atau
Termos Es
d) Omisi
Adalah taktik sederhana menyampaikan pesan yang kritis demi
menghindari (menutupi) kekurangan atau kelemahan dari apa yang
diinformasikan. Kadang kadang ada yang menyebut omisi sebagai
eufemisme, misalnya menghaluskan suatu pernyataan yang terkandung
dalam informasi sehingga membuat orang mendengar tidak tersinggung.
Contoh : Mamah mamah ingat yah waktu masak sayur pakai garam
yodium untuk mencegah gondok. ( bahwa komunikator tidak mau
membuat para ibu di kampung Kuanpoi tersinggung karena sebagian
besar orang dewasa dari kampung itu menderita gondok endemik ).
e) Diversi
Merupakan taktik untuk menyatakan keburukan kita atau
menyatakan kebaikan dari orang kita.
Contoh : Kebiasaan buruk dari ibu-ibu kita di RT 12 ini suka bedodol
waktu menggunakan anak-anak ditimbang di posyandu, coba belajar dari
ibu-ibu di RT 17, ibu-ibu mereka diajari cara masak bubur kacang ijo
sambil menunggu anak-anak ditimbang.
f) Konfusi
Adalah taktik untuk menyatakan sesuatu dengan jargon, atau
menyampaikan informasi secara kelewat detail, atau yang kontradiktif
sehingga membinggungkan orang lain, bahkan menyampaikan sesuatu
dengan logika yang salah.
Contoh :
Anak sehat Remaja sehat Pemuda Sehat Bangsa
Sehat (Jargon)
Kalau mau anak demam berdarah dan mati di UGD maka
biarkanlah dia bermain main dengan kaleng kaleng kosong
yang ada dihalaman rumah ! ( Kontradiktif dan logika yang salah )

B. Pada komunikasi persuasif umumnya sikap sikap individu/


kelompok yang hendak dipengaruhi ini terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. Kognitif, perilaku dimana individu mencapai tingkat tahu pada
obyek yang diperkenalkan
2. Afektif, perilaku dimana individu mempunyai kecenderungan untuk
suka atau tidak suka pada objek
3. Konatif, perilaku yang sudah sampai tahap hingga individu
melakukan sesuatu (perubahan) terhadap objek.
C. Perbedaan cara Berpikir dan bertindsk menurut Aristoteles yaitu :
1. Etos
Kata Aristoteles, jika anda adalah komunikan maka anda akan
dipengaruhi oleh seseorang pembicara hanya karena dia menampilkan
diri sebagai seseorang yang dilihat dan dirasakan audiens sebagai
orang (sumber, pengirim, komunikator) yang :
a. Intelegence
Komunikator yang tampil sebagai seorang yang pandai atau
cakap, percaya diri mengetahui fakta, berbicara yang jelas, berdiri
atau duduk dengan postur tubuh yang menunjukkan orang cakap.
b. Karakter
Komunikator yang tampil dengan karakter yang jujur, adil, memiliki
reputasi sehingga kita merasa orang itu berkata jujur dan benar.

c. Good Wil
Audiens juga lebih percaya kepada komunikator yang
menunukkan kemauan baik, pernyataan yang pasti, kontak mata,
gerakan yang menyakinkan, ada kesan melindungi kita.
2. Pathos
Pathos berkaitan dengan emosi artinya bagaimana seseorang kmunikator
mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu
membangkitkan perasaan komunikan. Kemampuan ini ditunjukkan oleh
manipulasi :
a. Making and calming anger > mampu membuat komunikasi
merasa sejuk dan marah
b. Love hate > mampu membuat komunikan mencintai dan
membenci
c. Fear confidence > mampu membuat komunikan merasa takut
atau membangkitkan kepercayaan diri
d. Shame shamelessness > mampu membuat komunikan merasa
malu atau membangkitkan keberanian.
e. Indignation envy > mampu membangkitkan rasa berkuasa atau
kehilangan kekuasaan / pengaruh.
f. Admiration envy > mampu membangkitkan semangat kerja atau
mendorong orang lain bekerja keras atau tidak bekerja keras.
3. Logos
Berkaitan dengan kemampuan komunikator yang secara intelek (cerdik
atau pandai) mengatakan sesuatu secara rasional dan argumentatif,
misalnya informasi dengan dukungan data statistik, memberikan contoh-
Inteligence
contoh atau dengan kesaksian kesaksian (Larson,1986, 28;30). Logos
Karakter
meliputi : Good wil
a. Invention : kemampuan menyampaikan sebuah informasi yang
menampilkan hukuman-hukuman logika (masik akal)
b. Arrangement
ETOS : kemampuan menyampaikan sebuah topik informasi
secara sederhana sesuai dengan posisi komunikator
Making and calming
c. Style : kemampuan menampilkan gaya berbicara
anger yang
Love hate
menyenangkan komunikan
Fear confidence
d. Memory : kemampuan menampilkan informasi dengan gambaran
Shame shamelessness
sesuatu informasi yang diingatIndignation
dan informasi itu berkaitan dengan apa
envy
yang anda
PATOSucapkan Admiration - envy
e. Delivery : kemampuan berbicara efektif ( Zwell,2000;20:24)

LOGOS Invention
Arragement
Style
Memory
delivery
Kredibilitas komunikator berdasarkan model reorika Aristoteles

D. Perubahan perilaku dapat terjadi jika ada perubahan sikap, dimana


keberhasilannya ditentukan oleh :

1. Pihak pemberi sumber ( Komunikator )


Keberhasilan komunikasi persuasi sangat tergantung dari karakteristik
sumber pemberi informasi atau komunikator yang terbukti secara
signifikan dalam penerimaan pesan seperti tingkat keahlian, penampilan
fisik yang baik dan kemampuan interpersonal dan verbal yang baik.
Triandis (1971) berpendapat bahwa komunikator adalah seorang ahli
yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan keahlian. Hal-hal tersebut
dapat meningkatkan rasa hormat kita kepada orang tersebut. Kemudian,
ada orang yang dengannya kita merasa mengenalnya, atau merasa dekat
dan dengannya kita tertarik. Dalam semua kasus, banyak sumber yang
berpengaruh yang mungkin memiliki peluang terbaik untuk membujuk kita
dalam mengubah sikap dan perilaku kita.
a. Keahlian
Keahlian terkait dengan kredibilitas sumber. Sesuai hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hovland dan Weiss (1952), komunikasi
yang berhubungan dengan sumber kredibilitas tinggi akan
menimbulkan lebih banyak perubahan daripada sumber yang
berkredibilitas rendah. Studi yang dilakukan oleh Bochner dan Insko
(1966) yang berhubungan dengan kredibilitas sumber yang
dihubungkan dengan kesenjangan antara pendapat target dan sumber.
Dengan memperhatikan pada kredibilitas, Bochner dan Insko berharap
bahwa pendengar sebaiknya lebih memperhatikan pada pendapat
komunikator yang lebih dipercaya. Mereka memprediksikan akan ada
perubahan sikap ketika pendapat target lebih berbeda daripada
sumber.
b. Keterandalan
Salah satu cara bagi komunikator agar tampak terandal adalah
dengan mengemukakan pendapat secara konsisten, tidak hanya untuk
kepentingan pribadi saja. Komunikator dianggap lebih andal bila
menimbulkan lebih banyak perubahan sikap. Selain itu sangat penting
bagi pendengar meyakini bahwa komunikator tidak berat sebelah dan
dapat memberi penilaian secara obyektif.
c. Rasa Suka
Segala sesuatu yang meningkatkan rasa suka biasanya juga
meningkatkan perubahan sikap. Adanya faktor kesamaan yang
dianggap dasar terjadinya rasa suka juga meningkatkan pengaruh
karena bisa berasumsi bahwa orang dengan latar belakang yang sama
dengan diri kita mempunyai kesamaan dengan nilai dan pandangan
kita mengenai berbagai hal.
d. Status
Seorang komunikator yang dianggap memiliki status yang sama
dengan audiens akan lebih mudah meyakinkan audiens, sehingga
dapat merubah perilaku.
2. Pesan yang dikomunikasikan
Variabel pesan dapat menyebabkan perubahan perilaku dimana sangat
tergantung dengan karakteristik pendengar yang dapat disampaikan
secara satu atau dua arah tergantung pada karakteristik pendengar, jika
pendengar pintar, maka pesan sebaiknya disampaikan secara dua arah.
Dan sebaliknya, bila pendengar dianggap kurang pandai, maka sebaiknya
pesan disampaikan secara satu arah.
3. Pihak penerima pesan ( Komunikan )
Pihak penerima pesan akan lebih mudah dipengaruhi ketika perhatiannya
terganggu, walaupun pesannya sederhana. Sebagai contoh, Sistrunk dan
Mc David (1971) menyatakan pendapat bahwa wanita lebih mudah
dipengaruhi daripada laki-laki hanya ketika subjek diskusi adalah laki-laki
yang lebih dikenal. Ketika topiknya berorientasi pada wanita, laki-laki lebih
mudah dipengaruhi daripada wanita. Penemuan ini membawa pada dalil
bahwa perbedaan konsisten dalam persuability disebabkan oleh bias
metodologi. Penelitian persuasi ditemukan dalam penelitian sikap,
khususnya yang berhubungan dengan topik yang berorientasi laki-laki
dan peneliti biasanya laki-laki. Jika penelitiannya tidak mengandung bias
seksual, perbedaan laki-laki atau perempuan tidak akan ditemukan.
Karena penelitian sekarang lebih canggih baik dalam desain atau
ketrampilan (Eagly dan Carl, 1981),
4. Konteks Pesan (Situasi)
Sejauh ini faktor-faktor yang telah dijelaskan menyangkut komunikator,
pesan dan target (pendengar). Namun demikian, komunikasi biasanya
berada dalam konteks yang lebih luas dimana hal-hal lain terjadi dan
ternyata hal ini juga sering mempunyai efek yang menentukan
keberhasilan usaha persuasi ada beberapa variabel situasi yang penting
dalam perubahan sikap.
Pendekatan Komunikasi dan Persuasi YALE

Faktor sumber : Perubahan


Keahlian sikap
keterandalan Perhatia Perubahan
Rasa Suka n pendapat
Status
Pesan

Faktor Pesan : Perubahan


Runutan Argumentasi persepsi
Satu/dua arah Pemahama
Daya tarik n
Kesimpulan Perubahan
pengaruh

Faktor penerima:
Persuability
Kondisi awal Perubahan
Penerimaa perilaku
Intelegensi n
Harga diri
Kepribadian
CONTOH APLIKASI TEORI
Penyuluhan tentang peningkatan pengetahuan dan sikap mahasiswa dengan
tindakan terhadap HIV/AIDS:
1. Faktor sumber
a. Penyuluh ( konselor ) yang memiliki keahlian atau kredibilitas
tinggi dalam hal penyampaian informasi mengenai HIV/AIDS
b. Memiliki pengalaman dalam menangani kasus HIV/AIDS
c. Sumber harus bisa menyampaikan pesan dengan menarik
sehingga menimbulkan rasa percaya dan antusias mahasiswa.
d. Audiens akan mudah terbujuk jika yang menyampaikan pesan
adalah seorang dengan penampilan menarik, rapi, wangi, sehat fisik
maupun mental.

2. Faktor pesan
a. Pesan tentang pentingnya bahaya HIV/AIDS, dan faktor penyebab
terjadinya.
b. Pesan yang disampaikan akan lebih mudah diterima audiens jika
komunikasi dilakukan secara dua arah (memberikan kesempatan pada
audiens untuk bertanya).
c. Pesan disampaikan secara jelas, sehingga tidak menimbulkan
kebingungan.

3. Faktor penerima
a. Pengetahuan akan meningkat jika audiens dapat menerima materi
dengan baik.
b. Audiens mudah terbujuk jika tidak diberitahu terlebih dahulu
mengenai topik yang akan disampaikan. Karena audiens tidak
memiliki waktu yang cukup untuk memikirkannya terlebih dahulu.
.
TEORI ABC (ANTESENDEN-BEHAVIOR-CONSEQUENCE)

Teori ABC merupakan alat observasi langsung yang dapat digunakan


untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi. Dimana A
(Antesenden) merupakan peristiwa yang mendahului perilaku, B (Behavior)
merupakan perilaku yang diamati dan C (Consecuence) merupakan tindakan
segera. Dalam teori ABC, strategi untuk perubahan perilaku memberikan
informasi pada audien yang umumnya akan memungkinkan mereka untuk
menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu berdasarkan tujuan perilaku.

A. ANTESENDEN
Antesedent adalah suatu pemicu (trigger) yang menyebabkan seorang
berperilaku, yakni kejadian kejadian dilingkungan kita. Menurut
Notoatmodjo, (2010:73) Antecedent ini dapat berupa alamiah (hujan, angina,
cuaca, dan sebagainya) dan buatan manusia atau man made (interaksi dan
komunikasi dengan orang lain).
Antesenden merupakan pemicu terjadinya perilaku seseorang,
sedangkan menurut (Holland & Skinner, 1961 ; Sulzer-Azaroff & Mayer, 1977
; Bandura, 1977 ; Miller, 1980) antasenden adalah peristiwa lingkungan yang
membentuk tahap atau pemicu perilaku. Antasenden dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :

1. Antasenden Ilmiah

Merupakan perilaku yang timbul karena dipicu oleh peristiwa-peristiwa


lingkungan yang sudah terjadi.

Contoh : Peningkatan kasus HIV/AIDS mendorong orang untuk


berperilaku seks sehat.

2. Antasenden Terencana

Merupakan perilaku yang timbul karena untuk melakukan sebuah


persiapan.

Contoh : Seorang mahasiswa yang bekerja sebagai PSK pernah


mengalami Penyakit Menular Seksual (PMS) karena tidak memakai
kondom maka untuk selanjutnya ia akan terus menggunakan kondom
supaya tidak terkena PMS lagi.

B. BEHAVIOUR

Reaksi atau tindakan terhadap adanya antesecedent atau


pemicu tersebut yang berasal dari lingkungan. Behaviour atau perilaku
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas atau tindakan yang dilakukan
oleh makhluk hidup. Menurut Geller (2002), perilaku mengacu pada
tindakan individu yang dapat diamati orang lain. Robert Kwick dalam
Notoadmodjo (1993) mendefinisikan perilaku adalah tindakan-tindakan
atau perbuatan organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.
Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme
dan kemudian organisme tersebut merespon , maka teori ini disebut S-O-
R (Stimulus-Organisme-Respon). Untuk respon itu sendiri dibedakan
menjadi dua jenis yaitu :
1. Respon yang tidak disengaja atau terjadi secara alamiah karena
adanya stimulus dari lingkungan luar
2. Operan respon atau instrumental respon, yaitu respon yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
tertentu.
Dilihat dari jenis respon terhadap stimulus ini, perilaku dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
1. Perilaku tertutup (Covert Behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulant dalam bentuk terselubung atau
tertutup, ini masih terbatas pada reaksi perhatian, persepsi,
pengetahuan atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, sehingga belum dapat diamati dengan
jelas oleh orang lain.
2. Perilaku Terbuka (Overt Behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata
atau terbuka, ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek yang
dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain, contohnya
anak diberi stimulus cubitan langsung melakukan tindakan spontan
menangis.

C. CONSEQUENCE

Konsekuensi adalah peristiwa lingkungan yang mengikuti sebuah


perilaku, yang juga menguatkan, melemahkan atau menghentikan suatu
perilaku (Holland & Skinner, 1961 ; Miller, 1980). Secara umum, orang
cenderung mengulangi perilaku-perilaku yang membawa hasil-hasil positif
(konsekuensi positif) dan menghindari perilaku-perilaku yang memberikan
hasil-hasil negative.
1. Reinforcement positif adalah peristiwa menyenangkan dan
diinginkan, peristiwa ramah yang mengikuti sebuah perilaku. Tipe
reinforcement ini menguatkan perilaku atau meningkatkan
kemungkinan perilaku tersebut akan terjadi lagi (Baer, Wolf & Risley,
1969, Miller, 1980).
2. Reinforcement negative adalah peristiwa atau persepsi dari suatu
peristiwa yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan, tetapi juga
memperkuat perilaku, karena seseorang cenderung mengulangi
sebuah perilaku yang dapat menghentikan peristiwa yang tidak
menyenangkan. Orang akan mencoba menjalankan berbagai perilaku
untuk mengakhiri peristiwa negative.
3. Hukuman (pusnishment) adalah suatu konsekuensi negative yang
menekan atau melemahkan perilaku. Peristiwa-peristiwa ini berlaku
sebagai hukuman karena perilaku yang mereka anut kecil
kemungkinannya terjadi lagi (Sandler, 1986).

Ciri-ciri Konsekuen
a. Suatu konsekuen yang segera mengikuti suatu prilaku adalah jauh
lebih kuat mempengaruhi prilaku dari pada konsekuen timbul setelah
satu masa penundaan.
b. Makin menonjol, relevan penting atau bermakna suatu
konsekuensi bagi individu, maka makin berdaya guna konsekuensi itu
terhadap individu.
c. Sebuah konsekuen yang lebih kongkrit lebih berdaya guna
dibandingkan dengan konsekuen yang abstrak.
d. Sekali sebuah prilaku berhasil dipelajari maka konsekuen yang
menyenangkan tidak perlu mengikuti setiap kejadian untuk
memelihara prilaku dan mempertahankan prilaku tersebut tidak perlu
selalu ada saat prilaku dilakukan.

RANTAI ABC

A1 B1 C1

A2 B2 C2

KETERANGAN :
A1 : Sebagai Antesedens awal
B1 : Sebagai Behaviour awal
C1/A2 : Sebagai Consequens awal sekaligus sebagai antesedens ulang
B2 : Sebagai Behavior ulang
C2 : Sebagai Consequensi ulang.

CONTOH APLIKASI TEORI :

(A1) (B1)

PSK Menderita Penggunaan Kondom


HIV/AIDS Setiap Melakukan
Hubungan Sexual (C1)

Pencegahan
Perluasan
Penyebaran
HIV/AIDS
(C2) (B2)

- Penggunaan
Kondom Setiap
Angka Penderita Hubungan Sexual
Hiv/Aids Pada Psk Secara
Berkurang /Menetap Berkesinambungan
- Kontrol Vct
Teratur (B2) (Penderita
Hiv/Aids
DAFTAR PUSTAKA

Graeff, Judith 1993. Communication for Health and Behaviour Change : A


Developing Country Perspective, San Fransisco : Jossey Bass Publisher

Hogg, Michael A. 1995. Social Psychology an Introduction. Prentica Hall


Sears, DO, dkk. 1994 Psikologi Sosiol Jilid I. Jakarta : Erlangga
Willy F.Maramis, 2006. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Airlangga
University Perss.

Anda mungkin juga menyukai