antigen tumor, dan domain pensinyalan sitoplasma yang mengaktifkan sel T, seperti motif aktivasi berbasis imunoreseptor tirosin rantai ζ (ITAM) dan motif dalam sitoplasma. ekor reseptor kostimulatori CD28 dan 4-1BB, yang mempromosikan aktivasi sel T yang kuat. V H , wilayah V dari satu rantai berat; V L , wilayah V dari satu rantai ringan.
GAMBAR 18.12 Blokade pos pemeriksaan.
Pasien tumor sering meningkatkan respons sel T yang tidak efektif terhadap tumornya karena peningkatan regulasi reseptor penghambat seperti CTLA-4 dan PD-1 pada sel T spesifik tumor dan ekspresi ligan PD-L1 pada tumor sel. Pada gambar (A) terjadi pemblokir antibodi anti- CTLA-4 atau anti-PD-1 atau anti-PD-L1 Sedangkan pada gambar (B) terjadi pengaktifan Anti- CLTA-4 dengan cara memblokir CTLA-4 pada sel T yang merespons (ditunjukkan) atau pada sel T (Treg) pengatur. Pemblokiran sangat efektif dalam mengobati beberapa jenis tumor lanjut dengan melepaskan penghambatan sel T tumor spesifik oleh molekul-molekul tersebut. (B) sangat efektif dalam mengobati beberapa jenis tumor lanjut dengan melepaskan penghambatan sel T tumorspesifik oleh molekul-molekul ini. Anti– CTLA-4 dapat bekerja dengan memblokir CTLA-4 pada sel T yang merespons (ditunjukkan) atau pada sel T (Treg) pengatur. CTLA-4, antigen limfosit T sitotoksik 4; MHC, kompleks histokompatibilitas utama; PD-1, protein kematian sel terprogram-1; PD- L1, ligan PD-1; TCR, reseptor sel T. BLOKADE POS PEMERIKSAAN
Blockade ini sangat efektif dalam mengobati
beberapa jenis tumor lanjut dengan melepaskan penghambatan sel T tumor spesifik oleh molekul- molekul ini. Anti–CTLA-4 dapat bekerja dengan memblokir CTLA-4 pada sel T yang merespons (ditunjukkan) atau pada sel T (Treg) pengatur.
CTLA-4, antigen limfosit T sitotoksik 4; MHC,
kompleks histokompatibilitas utama; PD-1, protein kematian sel terprogram-1; PD-L1, ligan PD-1; TCR, reseptor sel T. CHIMERIC ANTIGEN RECEPTORS (CARS)
Cars merupakan cell yang dapat melawan sel
tumor. Dapat dilihat pada gambar di slide ilustrasi mengenai cel T dari pasien, sel tumor, dan cars. Secara singkat bisa dikatakan bahwa CARs ini dapat mengaktifkan sel T pasien yang berguna sebagai mesin pembunuh antigen tumor. Untuk lebih jelasnya cars ini sendiri merupakan fragment variable rantai tunggal immunoglobulin ekstraseluler yang spesifik untuk antigen tumor. CARs dapat memberikan sinyal sitoplasma yang dapat mengaktifkan sel T. Kemudian Ekor dari CARs juga merupakan kostimulatori CD28 dan 4- 1BB ini juga dapat merangsang pengaktikan sel T. Maka, TUMOR MUNGKIN KEHILANGAN ANTIGENnya apabila diserang oleh CARs ini. Maka dari itu pada Sebagian pasien yang mengidap tumor transfer Cars sel ini sangat diperlukan untuk mempercepat penyembuhan. Mendeteksi neoantigen tumor yang menimbulkan respons sel T. DNA tumor dapat dimurnikan
(1), dan pengurutan exome yang dapat mendeteksi
mutasi acak dalam genom sel kanker (2). Akan ditentukan mutasi mana yang terjadi pada urutan asam amino yang menyandikan peptida yang akan berikatan dengan alel kompleks histokompatibilitas utama (MHC) pada pasien tersebut. Dalam hal ini dapat digunakan Algoritme komputer untuk menentukannya. (3). Keabsahan dari peptida neoantigenik diduga dapat diuji dengan pengujian respon sel T pasien terhadap peptida ini secara in vitro atau dengan menguji apakah kompleks multimerik MHC-peptida dapat berikatan dengan sel T (4). Deteksi neoantigen tumor ini digunakan untuk membuat vaksin tumor yang dipersonalisasi. Vaksin sel dendritik. Sel dendritik (DC), dihasilkan secara in vitro dari monosit darah yang diambil dari pasien dengan tumor dapat didenyut dengan antigen tumor tertentu dan diinfuskan kembali ke pasien, di mana mereka akan menyajikan antigen ke sel T spesifik untuk antigen itu dan meningkatkan respons imun spesifik tumor. Dalam pendekatan lain, DC ditransfusikan dengan gen yang mengkode antigen tumor dan kadang-kadang juga sitokin yang meningkatkan respons imun, dan sel-sel ini digunakan sebagai vaksin.