Legenda
Warna Keterangan
(biru) Teori/materi yang tidak harus disampaikan (tergantung waktu dan kondisi)
Untuk Bank Aktivitas, total starchamp kuis maksimal adalah ⭐75⭐. Terdapat sisa
⭐25⭐ yang dapat MT gunakan sesuai proses belajar
1
Aktivitas Catatan
WARM UP (5’)
TASK 1 (40’)
Untuk mengingatkan kembali apa itu vektor, MT bisa mereview materi besaran skalar dan
besaran vektor. Jika memungkinkan siswa bisa mengerjakan soal berikut.
2
Aktivitas Catatan
Cek konsep siswa: Jadi apa persamaan dan perbedaan besaran vektor dan skalar?
Persamaan: keduanya merupakan besaran, dan nilainya dapat dinyatakan dalam angka dengan
satuan tertentu.
Perbedaanya: skalar tidak mempunyai arah, sedangkan vektor mempunyai arah
Suatu vektor dapat digambarkan dengan anak panah (→) dengan karakteristik berikut:
● Pangkal panah ⇒ titik awal
● Ujung panah ⇒ titik akhir
● Panjang anak panah ⇒ nilai atau besar vektor
● Arah anak panah ⇒ arah vektor
Penting untuk siswa bisa menginterpretasikan panjang anak panah dengan besar vektor!
Semakin besar nilai vektornya, maka semakin panjang anak panahnya.
Contoh: vektor gaya F 10 N digambarkan 2 kali lebih panjang dari vektor gaya F 5 N.
Dalam penulisannya, suatu vektor dapat dinyatakan dengan notasi dan besar vektor.
3
Aktivitas Catatan
*Jika suatu vektor dinyatakan menggunakan dua huruf (contoh vektor AB) , maka huruf pertama
(A) merupakan titik asal vektor (pangkal vektor), sementara huruf kedua (B) merupakan titik
akhir (ujung vektor).
Catatan untuk MT: Untuk memudahkan dan membedakan penulisan besaran skalar dan vektor,
MT bisa menuliskan notasi vektor dengan panah dan besar vektor dengan kurung siku.
Arah Vektor
Arah vektor dapat ditentukan oleh sudut antara garis horizontal dan vektor tersebut. Sudut
dimulai 0° dari horizontal dan berputar melawan arah jarum jam.
Contoh:
→
● Vektor 𝐹 memiliki arah 300 terhadap sumbu x.
→
● Vektor 𝐹 memiliki arah 600 terhadap sumbu y.
Contoh soal 1
Perhatikan gambar berikut!
4
Aktivitas Catatan
Jika 1 kotak mewakili 2 satuan, maka panjang vektor adalah 3 kotak x 2 satuan = 6 satuan,
→
sehingga = 6 satuan. Arah vektor 𝑎 adalah 0°.
Contoh soal 2
Perhatikan gambar berikut!
Jika 1 kotak mewakili 1 satuan, maka tentukan besar dan arah vektor P, Q, dan R! (Jadikan ini
aktivitas di kelas, MT bisa meminta perwakilan siswa (3 org) mengerjakan di depan kelas)
Jawab:
● Vektor P
→
|𝑃| = 4 kotak→x 1 satuan = 4 satuan
Arah vektor 𝑃 = 0°
● Vektor Q
→
|𝑄| = 4 kotak→x 1 satuan = 4 satuan
Arah vektor 𝑃 = 90°
● Vektor R
5
Aktivitas Catatan
→
|𝑅| = 5 kotak→x 1 satuan = 5 satuan
Arah vektor 𝑅 = 180°
Aktivitas siswa: Minta siswa menggambar 1 vektor lalu nyatakan vektor tersebut secara lengkap
(notasi, besar, dan arahnya). Share hasilnya di depan kelas. Jawaban open-ended. MT bisa
memvalidasi jawaban siswa.
6
Aktivitas Catatan
7
Aktivitas Catatan
Penguraian Vektor
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi komponen-komponen penyusunnya dengan dua metode,
yaitu diagram kartesius dan trigonometri.
dengan:
→
𝐹𝑥 = Komponen vektor 𝐹 pada sumbu x
→
𝐹𝑥 = Komponen vektor 𝐹 pada sumbu x
→
𝐹𝑥 = Komponen vektor 𝐹 pada sumbu x
Vektor satuan adalah vektor tak berdimensi yang besarnya satu satuan.
| 𝑖 | = | 𝑗 | = |𝑘| = 1 satuan
8
Aktivitas Catatan
Catatan: untuk tingkat SMA, biasanya pembahasannya hanya dibatasi pada vektor 2 dimensi
(sumbu x dan y).
→
b. 𝑄 =− 2 𝑖
1)
→
c. 𝑄 = 2 𝑗
→
d. 𝑄 =− 2 𝑗
→
e. 𝑄 = 𝑖 − 𝑗
2)
9
Aktivitas Catatan
→ → →
𝐴 = 𝐴𝑥 + 𝐴𝑦
Terlihat pada sumbu x, vektor A nilainya 8 satuan mengarah ke sumbu
→ ^
x negatif 𝐴𝑥 =− 8𝑖.
Sementara di sumbu y, vektor A nilainya 4 satuan mengarah ke sumbu
→ ^
y positif 𝐴𝑦 = 4𝑗.
10
Aktivitas Catatan
→ ^ ^
Sehingga vektor A dapat dituliskan menjadi 𝐴 =− 8𝑖 + 4𝑗.
Jadi, jawaban yang tepat C.
Apabila suatu vektor membentuk sudut tertentu namun tidak dalam diagram kartesius, maka
vektor tersebut dapat diuraikan menggunakan aturan trigonometri.
Catatan: MT bisa memberikan soal ‘konsep cek’ (bebas) untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai konsep trigonometri. Apabila siswa telah menguasai konsep tsb, MT bisa langsung
masuk ke contoh soal, namun apabila siswa belum paham konsep tsb, terlebih dulu MT perlu
membahas konsep trigonometri dasar.
Pada suatu segitiga siku-siku dengan panjang sisi miringnya 𝑙 dan salah satu sudutnya θ, maka
sisi yang berseberangan dengan sudut θ memiliki panjang 𝑙 sin θ, sementara sisi yang ada di
samping sudut θ memiliki panjang 𝑙 cos θ.
depan/sebrang ⇒ sin
samping ⇒ cos
Nilai sin, cos, tan setiap sudut berbeda-beda. Biasanya untuk tingkat SMA sudut-sudut yang
digunakan adalah sudut-sudut istimewa.
11
Aktivitas Catatan
Contoh soal
Suatu peti yang massanya 5 kg ditarik dengan sebuah gaya F yang besarnya 40 N membentuk
sudut 30° terhadap bidang horizontal. Uraikan gaya F tersebut pada komponen sumbu x dan y!
Jawab:
Agar mudah, pertama ilustrasikan soal
→
Proyeksikan vektor 𝐹 pada bidang vertikal (sumbu y) dan bidang horizontal (sumbu x)
→
Perhatikan, vektor 𝐹𝑥 posisinya ada di samping sudut 30°, ingat samping itu pake cos. itu artinya
→ →
besar vektor 𝐹𝑥 merupakan besar vektor𝐹 dikali cos 30°
||𝐹→ || = 𝐹→ 𝑐𝑜𝑠 30°
| 𝑥| ||
||𝐹→ || = (40 𝑁) 1 3
| 𝑥| ( 2 )
||𝐹→ || = 20 3 N
| 𝑥|
→
Untuk vektor 𝐹𝑦 agar mudah kita pindahkan dulu seperti gambar (salah satu sifat vektor ‘suatu
vektor dapat dipindahkan selama tidak mengubah besar dan arahnya’).
→
Terlihat vektor 𝐹𝑦 posisinya ada di depan atau seberang sudut 30°, ingat depan itu sin. Berarti
→ →
besar vektor 𝐹𝑦 sama dengan besar vektor 𝐹 dikali sin 30°.
||𝐹→ || = 𝐹→ 𝑠𝑖𝑛 30°
| 𝑦| ||
||𝐹→ || = (40 𝑁) 1
| 𝑦| ( )2
12
Aktivitas Catatan
||𝐹→ || = 20 N
| 𝑦|
→
Maka diperoleh komponen vektor 𝐹 di bidang horizontal (sumbu x) besarnya 20 3N sementara
→
komponen vektor 𝐹 di bidang vertikal (sumbu y) besarnya 20 N.
vektor .
13
Aktivitas Catatan
7. Icha menarik balok dengan gaya F yang membentuk sudut 37° terhadap
bidang vertikal. Jika gaya yang bekerja pada komponen sumbu y adalah
60 N, besar vektor F dan vektor F pada sumbu x berturut-turut adalah ....
A. 75 N dan 45 N
B. 75 N dan 60 N
C. 60 N dan 45 N
D. 60 N dan 75 N
E. 45 N dan 75 N
Jawaban: A
Pembahasan:
Vektor gaya dapat diuraikan terhadap komponen sumbu x dan sumbu y
seperti pada gambar berikut
14
Aktivitas Catatan
||𝐹→ ||
| 𝑦|
𝑐𝑜𝑠 θ = →
|𝐹|
→ ||𝐹→ ||
|𝐹| = | 𝑦|
𝑐𝑜𝑠 37°
→
|𝐹| = 60 𝑁
4
5
→
|𝐹| = 60 𝑁 ( 54 )
→
|𝐹| = 75 𝑁
Selanjutnya, vektor F pada komponen sumbu x adalah vektor Fx. Karena
vektor Fx ada di depan atau seberang sudut 37°, maka besar vektor Fx
dapat dihitung sebagai berikut:
||𝐹→ ||
| 𝑥|
𝑠𝑖𝑛 θ = →
|𝐹|
||𝐹→ || = 𝐹→ 𝑠𝑖𝑛 37°
| 𝑥| ||
||𝐹→ || = (60 𝑁) 3
| 𝑥| 5 ( )
→
||𝐹 || = 45 𝑁
| 𝑥|
Diperoleh besar vektor F dan Fx berturut-turut adalah 75 N dan 45 N.
Jadi, jawaban yang tepat A.
B.
C.
D.
E.
Jawaban: B
Pembahasan:
Untuk menyatakan vektor pada koordinat kartesius dua dimensi,
vektor dapat diuraikan terhadap komponen sumbu x dan sumbu y
Besar vektor s pada komponen sumbu x adalah
15
Aktivitas Catatan
BREAK (5’)
TASK 2 (30’)
Resultan Vektor
Seperti halnya besaran skalar, besaran vektor juga dapat dioperasikan. Kali ini kita akan
membahas bagaimana penjumlahan dua buah vektor atau lebih. Untuk operasi lainnya yaitu
perkalian vektor akan dipelajari di pertemuan selanjutnya ya! Nah hasil penjumlahan vektor
inilah yang disebut sebagai resultan vektor.
Secara umum terdapat dua metode dalam penjumlahan vektor: (Opsional untuk disampaikan)
16
Aktivitas Catatan
● Metode grafis ⇒ cara melukiskan atau menggambarkan penjumlahan vektor pada suatu
bidang datar. (-) Tidak bisa mengetahui besar dan arah resultan vektor secara kuantitatif
● Metode analitis ⇒ cara menjumlahkan vektor melalui proses penguraian vektor. Nantinya
kita tidak hanya mengetahui resultan vektor secara grafis, namun kita juga bisa
mengetahui besar dan arah vektor resultannya secara kuantitatif.
Supaya mempermudah pemahaman terkait penjumlahan vektor, pembahasannya kita bagi jadi 3
kasus:
1) Resultan vektor yang sejajar (θ = 0° atau θ = 180°)
2) Resultan vektor yang saling tegak lurus (θ = 90°)
3) Resultan vektor yang membentuk atau mengapit sudut (θ ≠ 0° ; θ ≠ 90° ; θ ≠ 180°)
Catatan penting!! untuk setiap kasus, resultan vektor digambarkan dengan sebuah garis lurus
yang ditarik dari pangkal vektor pertama (titik awal) ke ujung vektor yang terakhir (titik
akhir),
Dua buah vektor atau lebih dikatakan sejajar apabila vektor-vektor tersebut terletak pada satu
bidang datar atau sumbu yang sama dan jika dihubungkan akan membentuk satu garis lurus.
Apabila ketiga vektor tersebut dihubungkan maka akan membentuk satu garis lurus seperti ini
Sehingga dapat dikatakan vektor A, B, dan C ketiganya merupakan vektor yang sejajar.
Contoh soal: (Bisa dijadikan aktivitas di kelas. Pancing siswa untuk mengerjakan di depan kelas)
17
Aktivitas Catatan
Lala berlari sejauh 6 m ke timur, kemudian Lala berjalan sejauh 8 m ke timur. Perpindahan Lala
berapa? Karena pergerakan Lala sama-sama ke Timur, maka 6 m + 8 m = 14 m ke Timur.
Apabila Lala berbalik arah sejauh 10 m ke Barat, perpindahan Lala dari posisi awal jadi berapa? 6
m + 8 m - 10 m = 4 m ke Timur. Ingat perpindahan (resultan vektor) selalu ditarik dari pangkal
vektor pertama (titik awal) ke ujung vektor terakhir (titik akhir),
Contoh soal:
Lala berlari sejauh 6 m ke timur, kemudian Lala berjalan sejauh 8 m ke utara. Perpindahan Lala
berapa? Tetapkan arah timur sebagai sumbu x positif.
Jawab:
18
Aktivitas Catatan
9. Dimas dan Agung sedang bermain tarik tambang. Agung menarik tali
dengan gaya 32 N. Tidak mau kalah, Dimas mencurahkan sekuat tenaga
menarik tali tersebut dengan gaya 24 N. Apabila setelah beberapa saat,
keadaan menjadi seimbang, hal yang mungkin terjadi adalah …
A. Agung mengurangi gaya tarik sebesar 12 N
B. Agung memperkuat gaya tarik sebesar 8 N
C. Dimas mengurangi gaya tarik sebesar 12 N
D. Dimas memperkuat gaya tarik sebesar 8 N
E. Dimas dan Agung memperkuat gaya tarik sebesar 12 N
Jawaban: D
Pembahasan:
Dalam permainan tarik tambang, masing-masing peserta akan menarik
tali ke arah yang berlawanan dengan gaya sekuat mungkin.
Kita misalkan gaya tarik Dimas dengan vektor D besarnya 24 N ke kiri
dan gaya tarik Agung dengan vektor A besarnya 32 N ke kanan.
19
Aktivitas Catatan
Apabila keadaan menjadi imbang itu artinya resultan gaya tarik dari
Dimas dan Agung adalah 0.
→
|𝑅→| = 0→
|𝐴| − |𝐷| = 0
Dengan kata lain gaya tarik keduanya menjadi sama besar.
→ →
|𝐴| = |𝐷|
Agar hal itu terjadi, maka kemungkinan yang terjadi sebelumnya adalah
Dimas menambah gaya tariknya 8 N untuk mengimbangi Agung
→ →
|𝐴| = |𝐷|
32 N = 24 N + 8 N
Atau Agung memperlemah gaya tariknya sebesar 12 N.
→ →
|𝐴| = |𝐷|
32 N - 12 N = 24 N
Dengan demikian opsi yang memungkinkan adalah D.
10. Pindu diminta Ibu pergi ke warung membeli gula. Untuk sampai di
warung Pindu perlu menempuh jarak sejauh 21 m ke arah utara dan
berbelok ke arah barat sejauh 28 m. Perpindahan yang akan Pindu
tempuh sejauh....
A. 7 m
B. 14 m
C. 24 m
D. 35 m
E. 49 m
Jawab: D
Pembahasan:
Pergerakan Pindu dapat digambarkan sebagai berikut (dengan
anggapan arah utara sebagai sumbu y positif).
20
Aktivitas Catatan
Karena kedua vektor saling tegak lurus, maka resultan vektor dapat
dihitung menggunakan phytagoras
21
Aktivitas Catatan
atau
→ →2 →2 → →
||
𝑅 = ||
𝐴 ||
+ 𝐵 | || |
− 2 𝐴 𝐵 𝑐𝑜𝑠 α
dengan α = 180° − θ
22
Aktivitas Catatan
Penggunaan rumus sinus sering kali juga digunakan untuk menghitung arah vektor resultan
terhadap salah satu vektor komponennya.
Secara matematis persamaan untuk menentukan arah vektor resultannya adalah sebagai berikut:
23
Aktivitas Catatan
24
Aktivitas Catatan
Sebuah benda ditarik oleh tiga buah gaya seperti pada gambar. dan
membentuk siku-siku. Jika , dan , total
gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah ....
A. 5 N
B. 6 N
C.
D.
E.
Jawaban:
Pembahasan:
Perhatikan antara dan , sudut yang dibentuk adalah 90⁰. Maka
sudut antara dan sumbu vertikal (y) adalah .
Sehingga jika dan diproyeksikan kepada sumbu vertikal (y) dan
horizontal (x) terdekat menjadi sebagai berikut
25
Aktivitas Catatan
26
Aktivitas Catatan
27
Aktivitas Catatan
28
Aktivitas Catatan
14. Sebuah peti yang didorong oleh beberapa gaya bergerak ke kanan
dengan percepatan 2 m/s² di atas permukaan kasar. Jika peti tersebut
bermassa 15 kg dan mengalami gaya gesek 5 N, gaya dorong peti
tersebut adalah ....
A. 10 N ke kanan dan 15 ke kiri
B. 15 N ke kanan dan 10 ke kiri
C. 25 N ke kanan dan 25 ke kiri
D. 15 N ke kanan dan 50 ke kiri
E. 50 N ke kanan dan 15 ke kiri
Jawaban: E
Pembahasan:
Untuk mengetahui resultan gaya yang menyebabkan peti bergerak
dengan percepatan tertentu, kita bisa menggunakan persamaan Hukum
II Newton,
29
Aktivitas Catatan
15. Sebuah perahu hendak menyeberangi sungai yang lebarnya 160 m dan
kecepatan arus airnya sebesar 6 m/s. Jika perahu bergerak dengan
kecepatan 8 m/s dan diarahkan langsung ke seberang sungai tegak lurus
terhadap arah arus, panjang lintasan yang dilalui perahu adalah ….
A. 160 m
B. 180 m
C. 200 m
D. 240 m
E. 250 m
Jawaban: C
Pembahasan:
Diketahui:
𝑑 = 160 m
||𝑣→ || = 6 m/s
| 𝑎|
||𝑣→ || = 8 m/s
| 𝑝|
Ditanya:
Panjang lintasan yang ditempuh perahu (s)?
Jawab:
Awalnya perahu diarahkan tegak lurus terhadap arus air, namun karena
pengaruh arus air tersebut, arah perahu jadi berubah. Arah gerak perahu
dapat digambarkan sebagai berikut.
Titik P adalah titik asal perahu, titik Q adalah titik yang seharusnya
dituju perahu, dan titik R adalah titik sampainya perahu.
Perhatikan bahwa segitiga PQR sebangun dengan segitiga vektor
→ → →
kecepatan 𝑣𝑝, 𝑣𝑎, dan 𝑣. Karena yang dicari adalah jarak yang ditempuh
perahu (panjang PR), dengan menggunakan prinsip kesebangunan
dapat kita nyatakan sebagai:
30
Aktivitas Catatan
||𝑣→ ||
| 𝑝| 𝑃𝑄
→ = 𝑃𝑅
||𝑣
||𝑣→ ||
| 𝑝| 𝑑
→ = 𝑠
|𝑣|
Hitung dulu besar kecepatan perahu dengan persamaan pythagoras
→ 2 2
||𝑣→ || + ||𝑣→ ||
||
𝑣 = | 𝑎| | 𝑝|
→
|𝑣| = (6 𝑚/𝑠)2 + (8 𝑚/𝑠)2
→
|𝑣| = 36 𝑚2/𝑠2 + 64 𝑚2/𝑠2
→
|𝑣→| = 100 𝑚2/𝑠2
|𝑣| = 10 𝑚/𝑠
Subtitusikan besar vektor V ke persamaan sebelumnya.
||𝑣→ ||
| 𝑝| 𝑑
→ = 𝑠
|𝑣|
8 𝑚/𝑠 160 𝑚
10 𝑚/𝑠
= 𝑠
1 20 𝑚
10
= 𝑠
𝑠 = 10 (20 𝑚)
𝑠 = 200 𝑚
Diperoleh panjang lintasan yang ditempuh perahu adalah 200 m.
Jadi, jawaban yang tepat adalah C.
CLOSING (5’)
31