Prodi Pendidikan Profesi Ners Malang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Prodi Pendidikan Profesi Ners Malang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Oleh :
Tantri Yuliana
P17212235050
Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan kasus Kebutuhan Rasa
Aman dan Nyaman Di Ruang Seruni RSUD Mardi Waluyo Blitar Periode tanggal 09 s/d 14
Malang,
Preceptor Lahan RS Preceptor Akademik
_________________________ _________________________
NIP/NIK. NIP.
Mengetahui,
Kepala Ruang ……
_________________________
NIP/NIK.
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN
A. Masalah Kesehatan
Gangguan Rasa Aman dan Nyaman
B. Pengertian
Gangguan rasa nyaman merupakan keadaan atau perasaan kurang senang, lega,
dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospritual, lingkungan dan sosial (Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016). Asuhan keperawatan masalah aktual terhadap nyeri
merupakan gangguan rasa nyaman nyeri dimana The Internasional Association for The
Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri merupakan pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau ancaman kerusakan
jaringan. Berdasarkan definisi tersebut nyeri merupakan suatu gabungan dari
komponen objektif (aspek fisiologi sensorik nyeri) dan komponen subjektif (aspek
emosional dan psikologis) (Wiarto,2017 dalam Meilania Feron, 2019).
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau juga bisa
disebut dengan keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2006). Nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah
nyeri).
Setiap individu membutuhkan rasa aman dan nyaman. Dalam konteks
keperawatan, perawat harus memperhatikan dan memenuhi rasa aman dan nyaan.
Gangguan rasa aman dan nyaman yang dialami pasien diatasi oleh perawat melalui
intervensi keperawatan. Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan abntuan. Kondisi
ketidaknyamanan yang paling sering dihadapi oleh pasien adalah nyeri.
C. Penyebab
Beberapa penyebab gangguan rasa aman dan nyaman, yaitu:
1. Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat beban
berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
4. Kondisi muskuloskeletal kronis
5. Kerusakan sistem saraf
6. Penekanan saraf
7. Infiltrasi tumor
8. Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor
9. Gangguan imuntas (mis. neuropati terkait HIV, virus varicella-zoster)
10. Gangguan fungsi metabolik
11. Riwayat posisi kerja statis
12. Peningkatan indeks massa tubuh kondisi pasca trauma
13. Tekanan emosional
14. Riwayat penganiayaan (mis. fisik, psikologis, seksual)
15. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
D. Tanda dan Gejala
Pada masalah gangguan rasa aman dan nyaman terdapat tanda dan gejalanya, yaitu:
1. Mengeluh nyeri
2. Merasa depresi (tertekan)
3. Tampak meringis
4. Gelisah
5. Tidak mampu menuntaskan aktivitas
6. Merasa takut mengalami cedera berulang
7. Bersikap protektif (mis. posisi menghindari nyeri)
8. Waspada
9. Pola tidur berubah
10. Anoreksia
11. Fokus menyempit Berfokus pada disi sendiri
12. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)
13. Frekuensi nadi meningkat
14. Sulit tidur
15. Tekanan darah meningkat
16. Pola napas berubah
17. Nafsu makan berubah
18. Proses berpikir terganggu
19. Menarik diri
20. Berfokus pada diri sendiri
21. Diaforesi
E. Pohon Masalah Keperawatan
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah
ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya rasa aman dan nyaman, seperti :
1. Melakukan pemeriksaan laboratoriuum dan radiologi
2. Sinar X (Rontgen)
3. CT-Scan
4. MRI
5. Menggunakan skala nyeri
G. Penatalaksanaan
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres.
Teknik relaksasi memberikan ide itu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri stres fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkosentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara betahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik Imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hipnosis diri
dapat mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi distraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
mengajarkan rasa nyaman dan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik Distraksi adalah penglihatan dari fokus perhatian terhadap stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televisi, dll), distraksi pendengaran (mendengarkan musik suara gemricik
air), distraksi pernafasan (bernaps ritmik), distraksi intelektual ( bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesik
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manjemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer didaerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesik opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
5. Imobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang bisanya pada saat kontraktur atau terjadi
ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus.
H. Pengkajian Keperawatan Fokus
1. Anamnesis : Biodata (nama, umur, tanggal lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan,
jenis kelamin)
2. Keluhan utama
3. Masalah pada pernafasan (dahulu dan sekarang)
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Adanya batuk dan penanganan
6. Masalah pada fungsi kardiovaskular
7. Factor resiko yang memperberat oksigenasi
8. Riwayat penggunaan medikasi
9. Stressor yang dialami
10. Status atau kondisi kesehatan
11. Pemeriksaan fisik
I. Diagnose Keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma) d.d
Tampak meringis, Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri),
Gelisah, Frekuensi nadi meningkat, Sulit tidur, Tekanan darah meningkat, pola
napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, Menarik diri,
Berfokus pada diri sendiri, Diaforesis.
2. Risiko Infeksi b.d ketidakkuatan pertahanan tubuh sekunder.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan.
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
1 Nyeri akut b.d Agen pencedera Manajemen Nyeri (I.08238)
fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, Observasi
neoplasma) d.d Tampak meringis, - Identifikasi lokasi, karakteristik,
Bersikap protektif (mis. waspada, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
posisi menghindari nyeri), Gelisah, nyeri
Frekuensi nadi meningkat, Sulit - Identifikasi skala nyeri
tidur, Tekanan darah meningkat, - Idenfitikasi respon nyeri non verbal
pola napas berubah, nafsu makan - Identifikasi faktor yang memperberat
berubah, proses berpikir terganggu, dan memperingan nyeri
Menarik diri, Berfokus pada diri - Identifikasi pengetahuan dan
sendiri, Diaforesis. keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap
12. Anoreksia
13. Perineum terasa tertekan - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
perlu
2 Risiko Infeksi b.d Ketidakdekuatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
pertahanan tubuh sekunder Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
benar
- Ajarkan etika batuk
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
perlu
3 Defisit Perawatan Diri b.d Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Kelemahan Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas
Tujuan : perawatan diri sesuai usia
Setelah dilakukan tindakan - Monitor tingkat kemandirian
keperawatan diharapkan Perawatan - Identifikasi kebutuhan alat bantu
Diri Meningkat. Dengan kriteria kebersihan diri, berpakaian, berhias,
hasil : dan makan
1. Kemampuan mandi meningkat Terapeutik
2. Kemampuan mengenakan - Sediakan lingkungan yang terapeutik
pakaian meningkat (mis: suasana hangat, rileks, privasi)
3. Kemampuan makan meningkat - Siapkan keperluan pribadi (mis:
4. Kemampuan ke toilet parfum sikat gigi, dan sabun mandi)
(BAB/BAK) meningkat - Dampingi dalam melakukan
5. Verbalisasi keinginan perawatan diri sampai mandiri
melakukan perawatan diri - Fasilitasi untuk menerima keadaan
meningkat ketergantungan
6. Minat melakukan perawatan diri - Fasilitasi kemandirian, bantu jika
meningkat tidak mampu melakukan perawatan
diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri