SHIP STRESS
A. Pengertian Umum
Karena kapal mengapung diair maka kapal selalu mengalami tekanan dan
tegangan pada badan kapal yang diakibatkan baik pengaruh gaya dari luar
maupun dari dalam kapal itu sendiri. Pengaruh dari dalam antara lain berat kapal
itu sendiri, muatan, mesin kapal dan pengaruh dari operasional mesin-mesin
kapal. Pengaruh dari luar seperti : tekanan hydroststis dari air pada badan kapal,
angin dan ombak. Untuk itu kapal harus dirancang dengan tepat dan harus
digunakan seeficien mungkin dalam membawa muatan sehingga mempunyai
kekuatan yang cukup terhadap pengaruh tekanan dan tegangan dari gaya gaya
tersebut diatas. Tekanan dan tegangan terjadi secara local, transversal dan
longitudinal pada badan kapal namun yang paling besar yang pengaruhnya pada
badan kapal adalah secara membujur yang menyebabkan terjadinya pembekokan
(bending) sepanjang badan kapal.
Gaya yang bekerja pada badan kapal yang menyebabkan terjadinya
tekanan dan tegangan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Gaya statis yang disebabkan oleh Gaya gravity (berat) dan gaya apung
(buoyancy) yang bekerja pada titik-titik sepanjang badan kapal.
2. Gaya dinamis disebabkan oleh angin, ombak dan pergerakan kapal diatas air
Pergerakan kapal dapat digambarkan menjadi 6 gerakan seperti gambar
dibawah ini :
Ship Stress 10
1. Gaya gravity yang bekerja tegak lurus kebawah yang disebabkan oleh berat
kapal dan isinya
2. Gaya buoyancy yang bekerja tegak lurus keatas akibat tekanan hidrostatis
Besarnya gaya gravity yang bekerja pada kapal akan sebanding dengan
besarnya gaya buoyancynya, namun tidak merata disepanjang badan kapal.
Gambar ”a” menunjukkan lengkungan gaya gravity dan buoyancy yang bekerja
sepanjang badan kapal. Pada gambar “b” menggambarkan pemuatan pada titik -
titik disepanjang badan kapal dimana terdapat titik yang mengalami gaya gravity
lebih besar dari pada gaya buoyancy atau sebaliknya. Gambar “c” menunjukkan
lengkungan shearing force. Shearing force dibentuk oleh pemuatan pada badan
kapal sehingga menimbulkan gaya yang bekerja keatas dan kebawah. Gambar
“d” adalah lengkungan bending moment.
Bending moment jumlah moment pada satu sisi dengan sisi yang lain.
Maksimun bending moment terjadi bilamana shearing force adalah nol.
Ship Stress 11
melengkung keatas atau disebut Hogging. Ini disebabkan terlalu banyak
konsentrasi muatan pada bagian ujung depan dan ujung belakang kapal. (lihat
gambar II.3). Bilamana berat kapal pada bagian tengah kapal lebih besar daripada
gaya buoyancy maka kapal melengkung kebawah atau Sagging. Ini disebabkan
karena terlalu banyak konsentrasi muatan pada bagian tengah kapal. (lihat
gambar II.4)
Gambar 3.4 Kapal kondisi normal Gambar 3.5 Kapal kondisi Sagging Gambar 3.6 Kapal kondisi Hogging
Ship Stress 12
Bilamana kapal mengalami olengan maka akan terjadi pengaruh gaya dari
luar secara melintang terhadap badan kapal yang bisa menyebabkan perubahan
struktur kapal secara melintang. Hal ini disebut dengan Racking (lihat gambar 3.7)
dan pengaruh ini sangat besar dampaknya apabila kapal dalam kondisi kosong
(light condition). Oleh sebab itu untuk mengurangi adanya racking pada kapal
dipasang brackets dan beam knees pada sambungan frame dan deck untuk
menahan terjadinya racking.
Ship Stress 13
pada waktu berada diantara ombak.
Pounding / Tegangan local yang besar yang terjadi pada lajur plat dasar/
slamming bottom dan pada gading bagian depan pada waktu kapal
berlayar mendapat ombak dari depan, tegangan ini terasa
sekali pada waktu kapal diisi ballast tidak penuh yang terjadi
dil lajur kulit dasar/ bottom belakang pada perpotongan sekat
kedap air.
Ship Stress 14