Anda di halaman 1dari 12

Bushido Pada Masyarakat Jepang : Masa Lalu dan Masa Kini

Oleh :
Titiek Suliyati

ABSTRACT

Special characteristic of every nation is influenced by each geographical invironment, and


outside elements. Japanese nation is one of nations that has unique culture values that still
exist.
Japanese culture values influence mainset in their live from the past until the present. This
mainset evokes awareness that Western domination can not be defeated by arms only ,but
also by the spirit of bushido. The spirit of bushido can not be separated from Samurai
imerged in Kamakura period (1192 -1333). Bushido is the principal and way of life that
constitutes honesty, bravery, generousity, politesness, honour, dignity, faithfulness,
responsibility, self control etc.
This awareness leads to the edvancement in technogy and industry of Japanese nation.
Because of its long existence of Samurai (1192-1912), the spririt of bushido resides in
Japanese character and personality .

Keyword : Bushido, Samurai, Japanese Culture

I. Pendahuluan
Setiap bangsa di dunia mempunyai semangat juang yang tinggi yang dikenal
ciri khas dan keistimewaan masing-masing. dengan bushido. Kesadaran inilah yang
Keistimewaan dan ciri khas bangsa-bangsa kemudian dapat membawa bangsa Jepang
tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan menjadi bangsa yang unggul dalam teknologi
geografis, budaya serta unsur-unsur dari luar dan industri, dan dapat menyamakan
lingkungannya. Salah satu bangsa Asia yang kedudukannya dengan bangsa Eropa dan
mempunyai keunikan nilai-nilai budaya Amerika.
adalah bangsa Jepang. Nilai budaya yang Semangat bushido tidak dapat
unik ini sampai sekarang masih dilepaskan dari kelompok Samurai yang
dipertahankan oleh bangsa Jepang ditengah- muncul pada periode Kamakura (sekitar
tengah hiruk-pikuknya dunia modern. tahun 1192 sampai dengan tahun 1333).
Nilai-nilai budaya yang sudah Sebelum jaman Kamakura peran kaisar
berakar sangat kuat mempengaruhi pola pikir Jepang dalam pemerintahan sangat besar.
dan pandangan hidup masyarakat Jepang Perubahan yang mengurangi peran dan
dalam perjuangan hidupnya dari jaman dulu kekuasaan kaisar dalam tata pemerintahan
sampai sekarang. Pandangan hidup bangsa dimulai pada periode Heian yaitu ketika
Jepang inilah yang kemudian membuahkan muncul kelompok-kelompok bangsawan dari
kesadaran bahwa dominasi bangsa barat keluarga Fujiwara dan Taira yang bersaing
tidak dapat dikalahkan hanya dengan untuk mendapatkan kekuasaan dan legitimasi
kekuatan senjata saja tetapi harus dengan dari kaisar. Kaisar memberikan kewenangan
menguasai kepandaian dan keahlian mereka pemerintahan kepada dua keluarga ini
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. berganti-ganti, tergantung dari kelompok
Usaha untuk mengungguli bangsa barat keluarga yang dapat mengungguli kelompok
harus dengan menyerap dan menguasai keluarga lainnya. Dalam upaya meraih
kelebihan-kelebihan mereka disertai dengan kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan,
kelompok-kelompok keluarga yang saling Kata samurai awalnya berasal dari
bersaing ini mempunyai prajurit yang handal bahasa Jepang kuno “samorau” dan
dan terlatih yang dikenal sebagai Samurai. kemudian menjadi “saburai” dan
Pengaruh kaum Samurai yang sangat selanjutnya menjadi “samurai”, yang artinya
besar dan kuat pada masyarakat telah pelayan yang mengabdi pada majikannya.
memunculkan simbol-simbol tentang Pada periode Edo Samurai juga disebut
kekuatan dan pragmatisme yang kemudian sebagai “bushi” yang artinya orang yang
menjadi lambang perilaku masyarakat saat bersenjata atau prajurit.
itu. Sebagai golongan kelas atas, di atas Pada masa awal pembentukannya
golongan petani dan pedagang, samurai pada periode Kamakura, Samurai merupakan
mempunyai etik dan falsafah hidup yang kelompok sosial strata atas yang sangat
disebut dengan bushido dihormati. Tugas Samurai selain untuk
Karena keberadaan kelompok pengamanan dan pertahanan di daerah, juga
Samurai ini demikian lama, yaitu sekitar bertugas di bidang administrasi dan
650 tahun dari periode Kamakura (1192- kemasyarakatan, seperti menentukan dan
1333) sampai periode Meiji (1867-1912), memungut pajak serta mengatur tata
maka semangat bushido telah mengendap kemasyarakatan. Dalam melaksanakan
dalam kepribadian dan karakter bangsa tugasnya para Samurai memakai
Jepang. Penanaman etika bushido semakin perlengkapan khas Samurai. Pada awal
mendalam ketika pada periode Edo (1603- pembentukannya para Samurai
1867) diberlakukan politik isolasi yang menggunakan sejata yang lasim digunakan
membatasi hubungan sebagian besar saat itu yaitu busur dan panah (yumi). Pada
masyarakat Jepang dengan bangsa asing. perkembangannya kemudian Samurai
Semangat bushido sampai saat ini menggunakan pedang (katana) sebagai
masih tampak dalam keseharian masyarakat senjata utama yang dianggap paling efisien .
Jepang walaupun masyarakat Jepang telah Pada perkembangannya kemudian pedang
tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat tidak dapat dipisahkan dari kehidupan para
modern. Samurai. Bahkan dalam falsafah Samurai
pedang adalah roh dari Samurai yang harus
II. Samurai dan Bushido Pada Awal diperlakukan dan dijaga sebagai kehormatan
Pembentukannya. (Swandana, 2009 :161 ). Pedang bagi
Antara Samurai dan bushido ada seorang Samurai mengandung aspek spritual
hubungan yang sangat erat dalam tentang ketinggian moral dan kedalaman
perkembangan sejarah Jepang. Terbentuknya jiwa dan hanya digunakan untuk membela
golongan Samurai terkait erat dengan kehormatan dan harga dirinya. Penciptaan
melemahnya pemerintahan pusat pada pedang harus mempertimbangkan keserasian
periode Heian (794-1192) sehingga banyak unsur-unsur materi dan spriritual yang
keluarga aristokrat yang tidak mendapatkan selaras dengan ajaran Zen. Dalam
kedudukan di pusat menyingkir ke daerah- menjalankan tugas keprajuritan bushido
daerah dan membentuk kelimpok-kelompok tidak hanya memperhatikan hal-hal yang
mandiri yang menguasai daerah-daerah. bersifat lahiriah (fisik) saja, tetapi aspek
Para birokrat yang menduduki daerah-daerah batiniah (mental) juga menjadi fokus
salaing bersaing untuk mendapatkan perhatiannya. Pedang yang diciptakan dari
kekuasaan yang lebih luas, sehingga mereka bahan terbaik tidak akan berarti bila
memerlukan pasukan pengamanan dari penggunanya tidak memiliki ketenangan dan
penduduk lokal. Pasukan pengaman yang kontrol batin yang tinggi ketika
dipersenjatai ini dikenal sebagai Samurai. menggunakannya. Dalam setiap pertempuran
Kelompok aristokrat yang terkenal saat itu pada prinsipnya para Samurai bertujuan
adalah keluarga Taira dan Minamoto. untuk unggul dan memperoleh kemenangan,
tetapi hal itu tidak berarti menang dengan
kekuatan fisik saja. Keunggulan fisik lebih agama dan kepercayaan yang mengajarkan
sempurna bila ditopang dengan upaya bahwa tidak ada tenggang waktu (jeda) dari
pengendalian diri yang kuat. Tujuan utama perbuatan yang telah dimulai dan harus
seorang Samurai adalah mencapai mushin diselesaikan. Sebagai filosofi Zen
yaitu mengosongkan pikiran dalam menekankan bahwa tidak ada batas antara
penghayatan dualisme tentang hidup dan hidup dan mati. Oleh karena Zen tidak
kematian. mentoleransi pemikiran dan sangat
Ada dua jenis pedang yang menghargai intuisi, maka filosofi Zen ini
digunakan Samurai yaitu pedang panjang sangat digemari oleh kaum Samurai. Secara
dan pedang pendek. Fungsi dua pedang ini sederhana etika Zen adalah “langsung,
berbeda, yaitu pedang panjang untuk percaya pada diri sendiri dan memenuhi
menyerang dan bertahan dari serangan kebutuhan sendiri”. Meditasi yang menjadi
musuh, sedangkan pedang pendek berfungsi tradisi Zen sangat cocok bagi Samurai yang
untuk menusuk dirinya bila kehormatan dan kehidupannya sebagian besar dihabiskan
harga dirinya terancam. dalam perenungan dan kesunyian
Sejalan dengan peningkatan status (Mattulada,1979 : 84).
Samurai, sebagai elite yang dihormati dan Selain dilandasi oleh etika Zen,
menyandang peran penting dalam kehidupan bushido juga dilandasi oleh etika Confusius
masyarakat, Samurai sebagai bushi dari Cina yang masuk ke Jepang pada masa
mengembangkan etika bushido yang sarat pemerintahan kaisar Shotoku pada tahun 593
dengan nilai-nilai moral yang tinggi. (periode Yamato). Ajaran Confusius
Bushido berasal dari kata “bu” yang mengatur harmonisasi hubungan antara
atinya beladiri, “shi” artinya Samurai (orang) sesama manusia, hubungan manusia dengan
dan “do” artinya jalan. Secara sederhana mahluk lain yang ada di dunia dan hubungan
bushido berarti jalan terhormat yang harus manusia dengan dengan alam. Selain itu
ditempuh seorang Samurai dalam ajaran Confusius menekankan hubungan
pengabdiannya (Benedict,1982 :335). yang harmonis antara sisi fisik dan batin
Bushido tidak sekedar berupa aturan dan manusia. Prinsip keseimbangan ini berlaku
taracara berperang serta mengalahkan dari jaman dahulu sampai sekarang, karena
musuh, tetapi memiliki makna yang orang-orang Jepang menyadari bahwa
mendalam tentang perilaku yang dihayati kehidupan fisik dan spiritual memiliki peran
untuk kesempurnaan dan kehormatan yang sama-sama penting. Perlakuan yang
seorang Samurai (prajurit). Dalam etika bertujuan untuk memisahkan keduanya atau
bushido terkandung ajaran-ajaran moral yang membiarkan ketidakharmonisan keduanya
tinggi terkait dengan tanggung jawab, berpotensi menimbulkan bencana dan
kesetiaan, sopan santun, tata krama, disiplin, kerusakan ( Boye de Mente, 2009: 27 ).
kerelaan berkorban, pengabdian, kerja keras, Selain didasari oleh ajaran Zen dan
kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman Confusius, bushido juga dipengaruhi oleh
berpikir, kesederhaanan, kesehatan jasmani ajaran Shinto yang mengajarkan kesetiaan
dan rohani, kejujuran, pengendalian diri kepada Kaisar (Tenno) dan negara
(Tsunenari dan Nakamura,2007 : 53-56) (Suryohadiprojo,t.t.: 49).
Dalam menjalankan bushido seorang Kristalisasi ajaran bushido seringkali
Samurai dituntut total dalam pengabdiannya. diekspresikan oleh Samurai dalam seppuku,
Bahkan kematian yang sempurna dan mulia yaitu tindakan menusuk atau merobek perut
adalah kematian dalam rangka membela dengan pedang dengan tujuan untuk
kaisar (Tenno) dan Negara. mempertahankan kehormatan atau harga diri.
Bushido merupakan etika yang Seppuku bukan sekedar harakiri (tindakan
dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen. Zen bunuh diri) yang kosong tanpa makna, tetapi
merupakan moral dan filosofis Samurai. Zen merupakan tindakan yang mulia ketika
sebagai dasar moral karena Zen merupakan seorang Samurai tidak dapat menegakkan
kehormatannya semasa hidup, maka ia lebih memiliki otoritas kekuasaan sipil dan politis.
memilih kematian. Cara pandang samurai Keadaan yang demikian ini memunculkan
terhadap kematian adalah ibarat bunga elite Daimyo, yang menguasai tanah-tanah di
sakura yang indah, tetapi keindahannya tidak daerah dan masyarakat yang berdiam di
berlangsung lama. Samurai lebih memilih daerah tersebut.
hidup yang singkat tetapi bermakna (indah) Pertentangan dan kekacauan yang
dari pada hidup panjang yang tanpa dipicu oleh perebutan pengaruh dan
kharisma. kekuasaan semakin besar ketika bangsa
Portugis masuk ke wilayah Jepang melalui
III. Perkembangan Bushido pulau Tanageshima pada tahun 1543.
Kedudukan Samurai pada periode Kedatangan bangsa Portugis di Jepang
Kamakura demikian penting karena pada semakin memperkeruh suasana sebab bangsa
periode tersebut banyak terjadi pertempuran Portugis memperkenalkan senjata api yang
antara kelompok-kelompok keluarga yang dapat segera dimanfaatkan dalam
menginginkan kekuasaan tertinggi sebagai pertempuran-pertempuran sipil.
Shogun. Seiring dengan semakin Di tengah suasana kacau ini pada
menguatnya kedudukan dan status para tahun 1549 muncul bangsa Spanyol yang
Samurai, maka semangat bushido yang salah satu di antaranya adalah Francesco
terbentuk pada periode Kamakura semakin Kavier, seorang pemuka agama Katolik.Ia
mantab dijalankan oleh para Samurai pada segera menyebarluaskan agama Katolik yang
periode Muromachi (1333-1573), berlanjut mendapat sambutan baik dari masyarakat
pada periode Azuchi Momoyama (1573- Jepang termasuk para Daimyo. Kekacauan
1603) dan periode Edo (1603-1867). yang berlangsung lama mengancam
Pada periode Muromachi yang masih persatuan Jepang.
sering terjadi pertempuran, menyebabkan Dalam kekacauan ini muncul seorang
para Samurai semakin besar perannya dalam pemimpin perang yaitu Daimyo Oda
pemerintahan keshogunan dan Nobunaga yang berupaya mempersatukan
kemasyarakatan. Pertempuran sipil yang Jepang. Upaya mempersatukan Jepang tidak
terjadi dipicu oleh perebutan kekuasaan di mudah dan memakan waktu yang lama.
antara keluarga kekaisaran dan keikutsertaan Sebelum upayanya menyatukan Jepang
para Shogun sebagai pendukung keluarga- berhasil, Oda Nobunaga tewas ketika
keluarga Kaisar tersebut. Shogun Ashikaga berusaha memadamkan pemberontakan di
Takauji yang pada masa Kamakura berhasil propinsi-propinsi pada tahun 1582.
menumbangkan kekuasaan Shogun Pengganti Oda Nobunaga adalah
Minamoto dan berhasil mengembalikan Toyomi Hideyoshi yang Yang melanjutkan
kekuasan kaisar Godaigo, pada perjuangan Oda Nobunaga untuk
perkembangan selanjutnya melakukan mempersatukan Jepang. Upaya Toyomi
perlawanan terhadap kaisar Godaigo. Hideyoshi untuk mempersatukan Jepang
Shogun Ashikaga Takauji kemudian berhasil pada tahun 1590. Selanjutnya
mengangkat Kaisar Kamyo, sehingga setelah keadaan keamanan Jepang mulai
muncul dua kekuasaan yaitu kekuasaan stabil Toyomi Hideyoshi mulai berupaya
Kaisar Gogaigo yang memerintah di menjajagi hubungan dengan Cina. Sambutan
Yoshino (daerah Nara) yang terletak wilayah penguasa Cina dibawah kekuasaan dinasti
Selatan serta kekuasaan Kaisar Kamyo yang Ming tidak memuaskan, bahkan penguasa
terpusat di Kyoto di wilayah Utara. Cina berusaha mengadakan perlawanan
Perang Onin yang terjadi pada tahun terhadap Jepang. Selain upaya untuk
1467 disusul dengan pemberontakan- menglakukan invasi ke Cina, Jepang juga
pemberontakan di propinsi-propinsi, berusaha menguasai Korea pada tahun 1597,
mengakibatkan menguatnya penguasa- tapi usaha ini juga gagal. Bahkan Toyomi
penguasa daerah atau para tuan tanah, yang
Hideyosti terbunuh pada tahun 1598 dalam masyarakat yang secara tegas memisahkan
upayanya menguasai Korea. antara kelas Samurai dan kelas-kelas di
Gugurnya Toyomi Hideyoshi bawahnya seperti petani, tukang dan
mengembalikan Jepang pada kondisi yang pedagang. Pemisahan kelas secara tegas ini
penuh pertentangan di antara para Daimyo tidak memungkinkan orang berganti status
untuk menggantikan kedudukan Toyomi ( Suryaohadiprojo, 1981 : 20).
Hideyoshi. Kondisi penuh kekacauan ini Pada masa Tokugawa filsafat
mencapai puncaknya pada pertempuran di Konfusius dipelajari kembali dan
Sekigawara (Gifu) pada tahun 1600. diterapkan secara mendalam, untuk dijadikan
Kelompok Samurai yang dipimpin oleh dasar etika Samurai. Ajaran Konfusianisme
Tokugawa memperoleh kemenangan dalam yang menekankan penghormatan dan
pertempuran di Sekigawara. kesetiaan kepada orang tua (ko) di atas
Kemenangan Tokugawa penghormatan kepada raja (penguasa), di
mengantarnya menjadi Shogun yang terkuat jaman Tokugawa dikembangkan sebagai
dan berkuasa setidaknya lebih dari 250 prinsip dasar yang utama untuk
tahun. Tokugawa Ieyasu pada tahun 1603 penghormatan kepada Tenno.
mendirikan Keshogunan Tokugawa yang Etika bushido yang masa Tokugawa
terpusat di Edo (Tokyo). Sejak Shogun semakin mantap diterapkan oleh Samurai
Tokugawa berkuasa, maka pembabakan yang kemudian menjadi etika dasar
sejarah Jepang disebut sebagai periode Edo. kemasyarakat. Etika bushido yang semakin
Dari keluarga Tokugawa ada 15 orang kuat ini berkembang dan meluas menjadi
Shogun yang berkuasa.Selama pasa etika dasar bangsa Jepang sampai ke masa
pemerintahannya Tokugawa berusaha modern (Bellah, 1985 : 90).
menciptakan kestabilan keamanan dan Kondisi keamanan pada periode Edo
persatuan di Jepang. Salah satu strategi yang relatif stabil menyebabkan para
Tokugawa menciptakan kestabilan politik Samurai memiliki kesempatan yang luas
adalah dengan memberlakukan politik untuk memantapkan ilmu beladiri diiringi
isolasi (sakoku) pada tahun1639. Politik dengan pengembangan seni-seni klasik yang
isolasi diberlakukan karena bangsa Barat berasal dari Cina seperti seni lukis, seni
yang menyebarkan agama Kristen dan sastra, puisi, kaligrafi dan lain sebagainya.
Katolik dipandang dapat mempengaruhi Selain mempelajari seni para Samurai juga
rakyat dengan doktrin-doktrin yang memiliki kesempatan untuk memperdalan
mengatasnamakan dalil-dalil agama, seperti ilmu pengetahuan di berbagai bidang.
hak asasi manusia, demokrasi dan Dengan demikian bushido tidak hanya
sebagainya. Perubahan keyakinan dan sebagai etika keperwiraan saja melainkan
pemahaman masyarakat ini mengancam juga bersinergi dengan seni dan ilmu
kedudukan Shogun. Pada prinsipnya politik pengetahuan. Seorang Samurai yang tangguh
isolasi ini adalah membatasi hubungan dan punya pengaruh besar haruslah
masyarakat Jepang dengan bangsa Barat. menguasai seni perang dan bela diri serta
Walaupun ada aturan yang membatasi orang seni-seni lain dan ilmu pengetahuan. Pada
Jepang untuk melakukan perjalanan ke luar periode Edo ini kedudukan Samurai semakin
Jepang maupun orang asing masuk ke kuat dan semangat bushido dijalankan oleh
Jepang, tetapi dalam masa isolasi ini masih Samurai dengan penuh dedikasi serta
ada toleransi bagi orang Belanda dan Cina diajarkan pada seluruh masyarakat.
untuk melakukan perdagangan melalui pulau Setelah masa isolasi yang
Deshima dan Nagasaki. panjang, pada tahun 1853 isolasi Jepang
Selain memberlakukan politik isolasi, runtuh dengan kedatangan Komodor Perry
pemerintahan Shogun Tokugawa juga yang memaksa Jepang untuk membuka
berupaya untuk menegakkan hukum serta hubungan dagang dengan Amerika. Jepang
memperketat batas dalam stratifikasi sosial tidak kuasa menahan serangan dari kapal-
kapal Amerika, sehingga Jepang pemikiran bahwa bangsa Barat tidak bisa
menandatangani perjanjian pertama antara dikalahkan hanya dengan kekuatan senjata
Jepang dan Amerika, yang tujuannya yang tidak seimbang, tetapi harus diimbangi
memberi ijin bangsa Amerika melakukan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
perdagangan di Jepang. Selanjutnya teknologi (Pyle, 1988 : 123).
perjanjian pertama antara Jepang dan Dengan kesadaran dan pemikian
Amerika semakin luas ketika pada tahun yang demikian ini, maka kemudian Tenno
1858, Townsend Harris (Konsul Jenderal mengadakan perubahan yang sangat
Amerika di Jepang) memaksa Jepang fundamental yaitu antara lain :
memberikan hak-hak khusus kepada bangsa - Penghapusan golongan Samurai sebagai
Amerika seperti hak dilindungi oleh militer kelas tertinggi dalam struktur masyarakat
mereka sendiri dan hak ekstrateritorial dalam Jepang.
bidang hukum. Setelah bangsa Amerika - Pendidikan wajib bagi seluruh masyarakat
berhasil membuat perjanjian dengan Jepang, Jepang selama 4 tahun.
maka bangsa-bangsa Barat lainnya juga - Menumbuhkan kesadaran untuk lebih
mendesak Jepang untuk membuat perjanjian berorientasi pada kekuatan bangsa sendiri
serupa. dan tidak mengandalkan bantuan dari
Keadaan ini tentu sangat tidak bangsa lain.
menyenangkan bagi Kaisar dan masyarakat - Menetapkan sistem wajib militer yang
Jepang. Mereka menganggap keadaan ini dikuatkan oleh Undang-undang pada tahun
disebabkan oleh kelemahan pemerintahan 1872.
Shogun Takugawa yang tidak dapat - Perubahan sistem perpajakan.
melindungi kekeisaran dan bangsa Jepang. Perubahan yang berlandaskan nilai-
Kekecewaan kaisar dan sebagian besar nilai Barat ini tentu saja tidak mudah
bangsa Jepang dimanfaatkan oleh Daimyo dilaksanakan bagi masyarakat Jepang yang
dari keluarga Satsuma dan Choshu untuk memiliki akar budaya yang sangat kuat.
bertekat menumbangkan kekuasaan Shogun Ketaatan kepada Kaisar dan tujuan untuk
Tokugawa. Dengan tujuan untuk meraih kejayan Jepang pada masa ynag akan
mengembalikan kekuasaan pemerintahan ke datang mendorong masyarakat Jepang
tangan Tenno, kedua kelompok daimyo melaksanakan perubahan yang telah
tersebut dan dibantu oleh kelompok Daimyo ditetapkan dengan dedikasi yang sangat
lainnya bersatu menumbangkan kekuasaan tinggi. Semangat bushido ditampilkan tidak
Tokugawa yang terpusat di Edo pada tahun dalam bentuk perang atau pertempuran fisik,
1868. melainkan dalam bentuk kerja keras dan
Runtuhnya kekuasaan keshogunan disiplin yang tinggi menjalankan aturan-
Tokugawa menyebabkan munculnya aturan yang ditetapkan oleh Tenno (Rosidi,
perubahan sosial yang sangat dasyat di 1981 : 67)
Jepang. Tenno yang saat itu berkuasa adalah Tantangan yang berat bagi mantan
Mutsuhito atau sering disebut dengan Meiji Samurai adalah ketika mereka harus melebur
Tenno. Saat isolasi Jepang dibuka oleh dengan masyarakat umum yang dahulu
Amerika, Jepang baru menyadari bahwa dianggap sebagai kalangan kelas menengah
dunia di luar Jepang telah maju demikian ke bawah.Walaupun demikian para Samurai
pesat, yang tidak mungkin dilawan dengan yang tidak tertampung di dalam
kekuatan persenjataan tradisional yang pemerintahan dapat melebur dengan
sederhana. kalangan masyarakat biasa. Ada sisi positif
Bersama dengan para Daimyo yang dari peleburan golongan samurai dalam
membantunya pada tahun 1868 Meiji Tenno lingkungan masyarakat biasa, yaitu sikap dan
yang masih berusia belia melakukan gerakan karakter positif samurai seperti kedisiplinan,
pembaharuan yang dikenal dengan Restorasi kesetiaan, dedikasi, menjunjung kehormatan,
Meiji. Restorasi Meiji dilaksanakan dengan menegakkan harga diri, kesopanan dan
watak kesatria dapat di serap oleh kalangan pemerintah Amerika Serikat tetap mengakui
masyarakat umum. Pada dasarnya perubahan eksistensi lembaga kekaisaran Jepang.
sosial yang terjadi Jepang dijalani oleh Bagaimanapun masyarakat Jepang memiliki
seluruh masyarakat dengan satu tekat untuk ikatan yang kuat dengan kaisarnya. Kaisar
kejayaan dan kemakmuran Jepang di masa adalah lambang pemersatu bangsa Jepang
yang akan datang. yang keberadaannya sudah mengakar sangat
Restorasi Meiji yang dilaksanakan kuat dalam tradisi dan budaya Jepang.
dengan semangat bushido membuahkan hasil Seandainya lembaga kekaisaran ini
yang mengagumkan. Pada tahun 1911 ditiadakan dan diganti dengan pemerintahan
industri persenjataan Jepang maju pesat republik, maka pemerintah pendudukan
sehingga Jepang berani terjun dalam kancah Amerika Serikat di Jepang akan menanggung
Perang Dunia I dan memperoleh resiko yang besar, yaitu akan timbul gejolak
kemenangan di beberapa negara. sosial yang tak terbendung dan sulit
Kemenangan dan agresifitas Jepang dikendalikan (Nurhayati, 1987: 44)
di beberapa negara sangat menakutkan Sejalan dengan perkembangan sosial
negara-negara Barat yang terlibat dalam politik negara-negara di wilayah Asia Timur,
perang Dunia I. Pada perang Dunia II Amerika Serikat sangat berkepentingan
langkah Jepang dalam melakukan ekspansi untuk meningkatkan dan memajukan
tidak terbendung, sehingga membuat masyarakat Jepang di semua bidang, karena
Amerika Serikat bertekat untuk Amerika Serikat khawatir perkembangan
menghancurkan Jepang. Tekad Amerika komunisme di Uni Sovyet dan Cina dapat
Serikat terwujud ketika pada tanggal 6 mengancam Jepang. Bila kondisi bangsa
Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan Jepang dibiarkan tetap terpuruk,
bom atom di kota Hiroshima dan tanggal 9 dikhawatirkan akan menjadi sasaran
Agustus 1945 di kota Nagasaki. Setelah komunisme. Kemajuan Jepang sangat
pengeboman di dua kota penting tersebut, menguntungkan Amerika Serikat karena
pada tanggal 15 Agustus 1945 Kaisar Jepang Jepang dapat diharapkan menjadi sekutu
menyatakan menyerah tanpa syarat. Amerika dalam melawan komunisme di
Setelah masa pengeboman di dua wilayah Asia Timur (Nakane, 1981 : 96).
kota penting tersebut dan setelah Perang Dalam proses pemulihan negara dan
Dunia II usai, merupakan masa yang berat bangsa pasca kekalahannya dalam Perang
bagi bangsa Jepang karena mereka harus Dunia II, bangsa Jepang tetap teguh dan
tunduk pada bangsa asing (Amerika) yang disiplin dalam mengejar ilmu pengetahuan
menguasai Jepang serta krisis ekonomi yang dan alih teknologi dari negara-negara Barat.
melanda dunia berdampak mendalam Walaupun Jepang mengalami kehancuran
kehidupan sosial bangsa Jepang. Hanya fisik yang parah setelah Perang Dunia II,
berlandaskan pada kesetiaan kepada Tenno bangsa Jepang tidak mengalami kehancuran
dan dedikasi pada kejayaan negara dan mental dan spiritualnya. Bangsa Jepang
bangsa, bangsa Jepang dengan penuh memiliki keistimewaan yaitu kecepatan
kesadaran dan disiplin tinggi mulai menata menyadari kondisi/situasi yang dihadapi dan
kehidupannya (Sakamoto, 1982: 78) kecepatan menyesuaian diri pada kondisi
Pembatasan-pembatasan yang tersebut (Mattulada,1979 : 228). Dalam
dilakukan pemerintah Amerika di Jepang waktu yang tidak terlalu lama bangsa Jepang
tidak menyurutkan tekad bangsa Jepang kembali bangkit untuk menata kehidupan
untuk maju. Bahkan mereka dapat sosial, ekonomi serta industrinya yang maju
memanfaatkan dan mengambil sisi positif pesat menyaingi industri negara-negara
dari pembatasan-pembatasan tersebut. Barat.
Kepatuhan dan ketaatan bangsa Jepang pada Berkat kedisiplinan, kerja keras,
pemerintah pendudukan Amerika Serikat dedikasi yang tinggi dan dengan tujuan
sangat dihargai dan sebagai imbalannya untuk menegakkan harga diri di mata dunia,
pada tahun 1970-an Jepang sudah dapat berkesinambungan. Penguasaan ilmu dan
dikategorikan sebagai salah satu negara maju pengetahuan penting untuk pengambilan
dan modern di dunia. keputusan yang cepat dan tepat. Bagi
masyarakat Jepang pengambilan
IV. Bushido Masa Kini keputusan yang cepat dan tepat
Walaupun Samurai telah dihapus dan diperlukan untuk menghadapi segala
peperangan tidak terjadi lagi di Jepang, situasi yang kadang terjadi tidak terduga.
ajaran bushido pada jaman modern ini masih Penerapan gi secara menyeluruh
dilaksanakan dan diwariskan kepada mempresentasikan kualitas pribadi
generasi muda melalui pendidikan dasar di seseorang. Secara umum seorang
rumah dan di sekolah-sekolah. Ajaran dan pemimpin berada pada puncak kariernya
etika bushido masih sangat relevan setelah melalui tahap-tahap
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan penyempurnaan gi. Jadi orang yang
masa kini. Etika bushido yang menjadi menerapkan gi secara total dapat
karakter bangsa Jepang secara menyeluruh dikategorikan sebagai orang bijak yang
terakumulasi dalam : telah mencapai tingkat kesempurnaan
1. Gi ( Integritas) secara mentalitas maupun spiritual. Gi
Gi merupakan etika Samurai yang merupakan salah satu dasar penilaian
berkaitan dengan kemampuan untuk untuk menentukan kemampuan seseorang
memecahkan masalah dan mengambil menjadi pemimpin masyarakat yang dapat
keputusan yang tepat berdasarkan pada dijadikan teladan.
alasan-alasan yang rasional (Nitobe,
Inazo.1972 : 19). Gi merupakan dasar dari 2. Yu (keberanian).
keseluruhan sikap mental terkait dengan Yu (keberanian) adalah etika yang penting
keselarasan pikiran, perkataan dan dalam semua aspek kehidupan masyarakat
perbuatan dalam menegakkan kejujuran Jepang. Nilai-nilai yang berkaitan dengan
dan kebenaran. Ketika seseorang sudah yu adalah modal yang sangat menentukan
memutuskan sesuatu tindakan, tentu perjalanan hidup masyarakat maupun
sudah melalui proses kajian dan bangsa Jepang. Yu merupakan ekspresi
pertimbangan mendalam serta sudah kejujuran dan keteguhan jiwa untuk
mempertahankan kebenaran, walaupun
dipertimbangkan pula akibat yang akan dalam menegakkan kebenaran penuh
timbul dari keputusan tersebut. tekanan dan hambatan. Di dalam yu
Keberhasilan atau kegagalan dari terkandung kesiapan menerima resiko
keputusan tersebut adalah bagian dari dalam upaya mengatasi masalah atau
beban yang harus diterima dengan penuh kesulitan.
tanggung jawab. Kebenaran mutlak dalam Dahulu keberanian merupakan ciri khas
gi adalah bersumber dari hati nurani, para Samurai, yang siap menerima risiko
sehingga ketika terjadi kesalahan dalam apapun termasuk resiko menerima
pengambilan keputusan, orang Jepang kematian untuk membela kebenaran dan
selalu melakukan instrospeksi diri, keyakinan. Keberanian mereka tercermin
melihat ke dalam diri mereka sendiri. dalam prinsipnya yang menganggap hidup
Bagi orang Jepang perbuatan mencari dan mati sama indahnya. Walau
kambing hitam atau menyalahkan orang demikian, keberanian Samurai bukan
lain adalah perbuatan yang tidak terpuji. semata-mata keberanian yang tanpa
Kegagalan bagi orang Jepang dimaknai perhitungan, melainkan keberanian yang
sebagai proses penempaan diri dan dasar dilandasi latihan yang keras dan penuh
untuk melakukan perbaikan terus disiplin. Setelah era Samurai usai
menerus. masyarakat Jepang menerapkan nilai-nilai
Dalam konsep gi terkandung unsur yang terkandung dalam keberanian dalam
pencarian ilmu dan pengetahuan yang bentuk keberanian bersaing dalam upaya
mencapai kedudukan sebagai bangsa
terhormat. 1. Makoto-Shin (Kejujuran dan
3. Jin (Murah Hati). Ketulusan)
Makna jin adalah mencintai sesama, kasih Makoto-Shin merupaka etika Samurai
sayang dan simpati. Nilai bushido yang yang sangat menjunjung tinggi kejujuran
terkait dengan jin berasal dari etika dan kebenaran. Samurai selalu
Konfusius dan Tao yang mengekspresikan mengungkapkan apa yang ada dalam
aspek keseimbangan antara maskulin pikirannya, dan melakukan apa yang
(yang) dan feminin (yin). Dahulu mereka katakan. Samurai sangat menjaga
Samurai yang memiliki keahlian ucapannya, tidak berkata buruk
bertempur yang hebat, dia juga harus (bergunjing) tentang keburukan seseorang
memiliki sifat-sifat yang penuh kasih, atau situasi yang tidak menguntungkan
murah hati, memiliki kepedulian sosial sekalipun. Janji yang diucapkan seorang
yang tinggi kepada sesama manusia, Samurai harus ditepati bagaimanapun
memiliki kemauan dan kemampuan untuk sulitnya, karena janji bagi seorang
memaafkan orang-orang atau pihak yang Samurai ibarat hutang yang harus dibayar.
melakukan kesalahan terhadap dirinya. Penerapan Makoto-Shin pada masayarakat
Secara umum masyarakat dan generasi Jepang dewasa ini terlihat pada seluruh
Jepang saat ini masih memiliki dan aspek kehidupan masyarakat.
menerapkan nilai-nilai jin dalam bentuk Ketidakjujuran dan ketidakbenaran
kepedulian pada lingkungan, kepedulian dianggap sebagai hal yang memalukan
pada masalah-masalah sosial masyarakat. sehingga ajaran tentang Makoto-Shin
Masyarakat Jepang saat ini sangat diberikan sejak usia dini di dalam rumah
ekspresif mengungkapkan bentuk-bentuk tangga dan sekolah. Sanksi moral yang
cinta dan kasih sayang serta sangat diberikan masyarakat terhadap
menghargai eksistensi kemanusiaan pelanggaran Makoto-Shin merupakan
terkait dengan agama, budaya, politik, sanksi yang dihindari karena akan
ekonomi. merusak nama baik pribadi, keluarga,
lembaga atau masyarakat dan bangsa.
4. Rei (Hormat dan Santun Kepada
Orang Lain) 2. Meiyo (Menjaga Nama Baik dan
Salah satu sikap Samurai yang diterapkan Kehormatan)
secara mendalam adalah sikap hormat dan Meiyo merupakan etika Samurai untuk
sopan santun yang tulus yang ditujukan menjaga nama baik dan menjaga
kepada semua orang, tidak hanya kepada kehormatan. Bagi Samurai lebih utama
atasan, pimpinan dan orang tua. Bahkan menghormati dan menerapkan etika
sikap hormat, santun dan hati-hati juga secara benar dan konsisten dibandingkan
terlihat dalam penggunaan benda-benda dengan penghormatan kepada kharisma
dan senjata. Samurai sangat menghindari dan talenta pribadi. Samurai lebih
sikap ceroboh yang tidak tertata. Sikap mementingkan penghormatan pada
hormat dan santun tercermin dalam sikap perbuatan nyata dari pada pengetahuan.
duduk, cara berbicara, cara menghormati Penghormatan yang tinggi seorang
dengan menundukkan badan dan kepala. Samurai ditujukan kepada atasan/majikan,
Penerapan rei pada masyarakat Jepang orang tua dan keluarga. Kehormatan dan
saat ini masih terlihat dan bahkan menjadi harga diri Samurai diekspresikan dalam
salah satu karakter masyarakat Jepang. bentuk konsistensi sikap dan kekokohan
Penanaman rei dilakukan sejak usia dini mereka memegang dan mempertahankan
di rumah dan sekolah, sehingga dalam prinsip kehidupan yang diyakini. Bila
semua aspek kehidupan masyarakat seorang Samurai tidak menunjukkan sikap
Jepang rei sangat diutamakan. terpuji dan terhormat, maka dia tidak
mendapatkan pengehormatan yang layak
dari masyarakat. Dalam menegakkan 8. Tei (Peduli)
kehormatan dan harga dirinya, tidak Tei merupakan etika bushido yang
jarang samurai harus melakukan seppuku. berkaitan dengan kepedulian terhadap
Meiyo dalam keseharian masyarakat lingkungan, baik lingkungan keluarga,
Jepang tampak sangat menonjol. Salah masyarakat, negara, bangsa maupun
satu sikap Meiyo adalah menjaga kualitas lingkungan alam, yang harus
diri dengan cara tidak membuang-buang diekspresikan secara nyata. Tei
waktu untuk hal-hal yang tidak penting merupakan dasar semua prinsip moral
dan menghindari perilaku yang tidak bushido, karena tanpa kepedulian yang
berguna. Secara umum di ruang publik nyata seseorang tidak akan bisa
kita tidak pernah menemui orang Jepang diharapkan memiliki atau melaksanakan
sedang bersantai tanpa kegiatan atau Gi, Yu, Jin, Rei, Makoto – Shin, Meiyo
bergunjing. Dalam keadaan bersantaipun dan Chugo.
orang Jepang tetap melakukan kegiatan Dalam lingkungan masyarakat Jepang
seperti membaca atau mengirim email, modern etika yang terkait dengan tei
membuat catatan atau kegiatan lainnya. terlihat nyata. Secara umum masyarakat
Oleh karena itu bangsa Jepang merupakan Jepang mulai dari usia dini sampai
salah satu bangsa yang gila kerja untuk dewasa taat kepada aturan-aturan yang
meraih tingkat kehormatan yang tinggi. dibuat untuk keamanan, keselamatan dan
ketertiban. Mayarakat Jepang secara tertib
7. Chugo (Kesetiaan Pada Pemimpin). mentaati aturan lalu luntas, tata tertib di
Chugo merupakan etika Samurai yang tempat pelayanan umum, tata tertib di
berkaitan dengan kesetiaan pada ruang publik dan sebagainya.
pimpinan. Kesetiaan pada pimpinan
dilakukan secara total dan penuh dedikasi Akumulasi dari keseluruhan etika
dalam pelaksanaan tugas. Kesetiaan dan bushido memunculkan sikap-sikap yang
pembelaan Samurai pada pimpinan/atasan berkaitan dengan amae, on, gimu, giri, yang
dilakukan sepanjang hayat, dalam sampai saat ini mewarnai perilaku umum
keadaan senang atau susah. Puncak bangsa Jepang. Amae merupakan sikap
pengabdian dan kesetiaan Samurai kepada individu dalam kelompok, yang selalu
atasannya adalah ketika Samurai menjaga keharmonisan hubungan antar-
melakukan pembelaan kepada atasan atau individu dalam kelompok tersebut.
pimpinan sampai harus mengorbankan Kehidupan dalam kelompok menuntut
jiwanya. Bagi Samurai kematian yang toleransi yang tinggi, yang setiap anggotanya
indah adalah kematian ketika sedang diharapkan tidak menunjukkan emosi yang
menjalankan tugas dan kewajibannya. berkaitan dengan kesenangan, kesedihan,
Ekspresi Chugo dalam masyarakat Jepang kemarahan, kegembiraan. Anggota
dewasa ini adalah kesetiaan kepada kelompok juga diharapkan tidak bersikap
pimpinan, atasan dan guru. Demi menjaga menguasai anggota lainnya. On adalah
nama baik dan kehormatan pimpinan, perasaan berhutang budi yang mendalam
atasan maupun guru, masyarakat Jepang terhadap orang tua, para
mau bekerja keras semaksimal mungkin. pemimpin/penguasa, masyarakat, bangsa dan
Upayanya dalam bekerja keras adalah Negara. On ini harus dibayar dalam bentuk
selain untuk kesetian dan penghormatan pengabdian tanpa batas. Gimu adalah
kepada atasan, pimpinan dan guru, juga pelaksanaan kewajiban dalam upaya
untuk kehormatan dirinya sendiri. Ajaran membalas kebaikan-kebaikan yang diberikan
Chugo secara menyeluruh ditanamkan di orang tua, pemimpin/penguasa, bangsa dan
dalam rumah-tangga dan sekolah sejak Negara yang tak terbatas baik dalam jumlah
usia dini. maupun waktunya. Giri adalah kewajiban
untuk membalas kebaikan-kebaikan yang menjadi syarat pelaksanaan etika bushido.
telah diberikan oleh orang lain. Sikap-sikap Bersikap berani dalam memulai usaha dan
tersebut menunjukkan bentuk-bentuk bersikap hati-hati, teliti dalam pelaksanaan
solidaritas kelompok, sikap patriotisme dan pekerjaan merupakan etika bushido yang
nasionalisme yang tinggi, yang menjadi tidak boleh dilupakan.
karakter bangsa Jepang saat ini. Etika bushido yang telah mengalami
masa pengendapan dan pematangan pada era
V. Kesimpulan isolasi dalam kepemimpinan keshogunan
Kaum Samurai yang keberadaannya Tokugawa pada akhirnya menjadi identitas
sejak masa Kamakura adalah sebagai alat dan karakter nasional bangsa Jepang. Etika
pertahanan dan perlindungan terhadap bushido secara nasional dipahahami sebagai
penguasa, pada perkembangannya telah etika yang dapat menjamin stabilitas dan
mengembangkan etika dasar yang diyakini kemandirian bangsa serta diimplementasikan
dan dilaksanakan selaras dengan secara menyeluruh oleh masyarakat Jepang
perkembangan budaya Jepang dari jaman dari tingkat masyarakat bawah sampai
peralihan sampai jaman modern. Walaupun masyarakat lapisan atas. Satu hal yang
saat ini Samurai sudah tidak ada dalam menjadi dasar dari pelaksanaan etika bushido
struktur masyarakat Jepang, tetapi nilai-nilai adalah keteladanan dari para pemimpin
bushido tetap hidup dan telah membawa bangsa Jepang. Pada prinsipnya tindakan
Jepang mengarungi masa kejatuhan, masa yang tidak berorientasi pada kepentingan
kebangkitan serta masa kejayaan. Etika masyarakat umum dan bangsa dianggap
bushido yang hidup di lingkungan tindakan yang tidak terpuji dan merendahkan
masyarakat Jepang saat ini telah menjadi martabat bangsa.
landasan pengembangan karakter Jepang
sehingga dapat membawa bangsa Jepang
menjadi bangsa yang diperhitungkan prestasi Daftar Pustaka
politik dan ekonominya oleh masyarakat
dunia. Bellah, Robert N (Terjemahan), 1985.
Dalam era industri di Jepang dewasa Tokugawa Relegion : The Values of
ini etika bushido juga masih diterapkan Per-Industrial Japan. Jakarta :
secara mendalam, karena pada era setelah Gramedia Pustaka Utama
restorasi Meiji, para Samurai juga banyak
yang berganti profesi sebagai industrialis. Benedict, Ruth. 1982. Pedang Samurai dan
Beberapa perusahaan besar bahkan dipimpin Bunga Seruni : Pola-pola Kebudayaan
oleh keturunan para Samurai sehingga etika Jepang. Jakarta : Sinar Harapan.
bushido juga tertanam kuat. Beberapa contoh
yaitu para industrialis menerapkan system Boye de Mente (Terjemahan), 2009. Misteri
manajemen dengan landasan etika bushido. Kode samurai Jepang, Yogyakarta:
Para industrialis wajib memfokuskan Penerbit Gara Ilmu, Yogyakarta.
perhatian pada usaha yang luas untuk
kemajuan industrinya dan harus memiliki Mattulada, 1979. Pedang dan Sempoa.Tanpa
keyakinan untuk keberhasilan usahanya. penerbit.
Usaha yang bersifat spekulatif harus
dihindari. Usaha yang dilakukan harus Nitobe, Inazo.1972. The Work of Nitobe
bertujuan untuk kepentingan nasional dan Inazo. Tokyo : University Of Tokyo
untuk pelayanan umum. Kerja keras yang Press.
tujuannya untuk mensejahterakan orang lain
menjadi kewajiban pengusaha sejati. Nakane, Chie. 1981. Masyarakat Jepang.
Pemilihan pegawai yang baik dan tepat dan Jakarta : Sinar Harapan
cara memperlakukan pegawai dengan baik,
Nurhayati, Yeti. 1987. Langkah-langkah Suryohadiprojo, Sayidiman.1981. Manusia
Awal Modernisasi Jepang. Jakarta : dan Masyarakat Jepang Dalam
Dian Rakyat. Perjoangan Hidup. Jakarta : UIP
Pyle, Kenneth B. 1988. Generasi Baru Swandana, Dozi. 2009, Dewa Perang
Zaman Meiji : Pergolakan Mencari Jepang, Sidoarjo _(Jawa Timur) : Mas
Identitas Nasional. Jakarta : Gramedia. Media Buana Pustaka, Sidoarja, Jawa
Timur.
Rosidi, Ajip. 1981. Mengenal Jepang.
Jakarta : The Japan Foundation. Tsunenari, Tokugawa dan Nakamura, 2007.
Bushido as character Education,Japan
Sakamoto, Taro (Terjemahan). 1982. Jepang Echo.
Dulu dan Sekarang. Yogyakarta :
Gadjah Mada Univercity Press

Anda mungkin juga menyukai