Anda di halaman 1dari 3

Dampak Mengonsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja

Oleh: Hana Kholifatul Husniyah/ XII MIPA 6/ 15

Remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa ini, kebutuhan gizi sangat
penting. Hal itu dikarenakan pada masa remaja pertumbuhan dan perkembangan terjadi begitu pesat
sehingga kebutuhan nutrisi harus terpenuhi dengan baik. Nutrisi itu didapatkan dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Namun, remaja seringkali mengabaikan makanan yang dikonsuminya. Apabila
dilihat dari sisi pikologis, remaja cenderung mengonsumsi makanan yang bernilai prestise, praktis, dan
sesuai tren yang ada.

Salah satu makanan yang menjadi pilihan utama remaja adalah makanan cepat saji. Makanan
cepat saji atau junk food diartikan sebagai makanan sampah atau tidak bergizi. Istilah tersebut
menunjukkan bahwa makanan cepat saji tidak mengandung nutrisi yang baik dan hanya sia-sia
sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi remaja. Selain itu, junk food akan berdampak pada
metabolisme tubuh dan mempengaruhi fungsi organ tubuh. Di bawah ini akan diuraikan dampak
mengonsumsi makanan cepat saji pada remaja.

Pertama, dapat menyebabkan obesitas atau kegemukan. Makanan cepat saji cenderung
memiliki kalori yang cukup tinggi, tetapi rendah nutrisi. Apabila makanan tersebut dikonsumi dalam
jumlah tinggi, tentunya dapat meningkatkan risiko obesitas. Berdasarkan penelitian klinik Indonesia,
konsumsi makanan cepat saji dengan frekuensi yang sering memiliki risiko 2,03 kali lebih besar
mengalami obesitas dibandingkan dengan remaja yang jarang mengonsumsi makanan cepat saji.
Risiko obesitas tersebut akan meningkat jika makanan cepat saji tidak hanya dijadikan sebagai
makanan berat, namun juga sebagai makanan ringan.

Kedua, meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi. Tanpa disadari, makanan cepat saji
tinggi akan lemak jahat dan natrium. Natrium yang tinggi dapat mempengaruhi sistem renin
angiotensin pada ginjal yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Hal itu telah diteliti oleh
beberapa lembaga penelitian di dunia, salah satunya di Yogyakarta. Penelitian di Yogyakarta
menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kebiasaan makan makanan cepat saji dengan
kejadian hipertensi. Semakin sering melakukan kebiasaan makan makanan cepat saji, maka akan
memiliki peluang sebesar 0,451 mengalami kejadian hipertensi.

Ketiga, meningkatkan faktor risiko diabetes. Sering mengonsumsi makanan cepat saji
memiliki efek yang menyebabkan peningkatan gangguan metabolisme, termasuk kegemukan,
resistensi insulin, diabetes tipe 2, serta gangguan kardiovaskular. Selain itu, penyakit diabetes juga
disebabkan oleh obesitas. Risiko menderita diabetes melitus berbanding lurus dengn peningkatan
Indeks Massa Tubuh (IMT). Orang dengan IMT di atas rata-rata akan memiliki peningkatan menderita
diabetes melitus sebesar 3-4 kali dibandingkan orang dengan IMT normal.

Keempat, meningkatkan faktor risiko kanker. Risiko terkena kanker akan meningkat apabila
pola makan yang tidak tepat dan kurang olahraga. Pola makan yang tidak tepat tersebut salah satunya
adalah kebiasaan mengonsumsi junk food yang tinggi akan kalori. Makanan tinggi kalori tersebut
memicu penumpukan lemak pada tubuh. Ketika ada sel kanker yang akan tumbuh, sistem kekebalan
tubuh yang seharusnya melawan pertumbuhan sel kanker malah didorong pertumbuhannya oleh
lemak. Hal tersebut diperparah oleh adanya zat karsinogenik pada makanan cepat saji. Makanan cepat
saji seperti daging apabila dimasak dalam temperatur tinggi akan membentuk zat karsinogenik
sehingga meningkatkan faktor risiko kanker.

Makanan cepat saji memiliki beberapa dampak yang merugikan bagi kesehatan. Remaja yang
seharusnya mendapatkan nutrisi terbaik justru kondisinya akan melemah karena kebiasaan
mengonsumsi makanan cepat saji. Oleh karena itu, remaja diharapkan dapat membatasi konsumsi
makanan cepat saji. Dengan demikian, pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja dapat
berlangsung maksimal karena kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pamelia, Icha. 2018. Perilaku Konsumsi Makanan Cepat Saji pada Remaja dan Dampaknya bagi
Kesehatan. Tersedia di : https://jurnal.unej.ac.id/inde.php/IKESMA/article/view/10459
[diakses pada 8 Februari 2021]

Anda mungkin juga menyukai