Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang terus berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era digital dan informasi
yang begitu pesat, pemahaman mengenai neurosains menjadi semakin penting dalam
konteks pendidikan. Neurosains adalah cabang ilmu yang mempelajari sistem saraf
dan kognisi manusia, serta bagaimana proses-proses ini memengaruhi pembelajaran
dan pengajaran. Hakikat neurosains dalam pendidikan menggambarkan peranan
fundamental yang dimainkan oleh pengetahuan tentang otak dan sistem saraf dalam
proses belajar dan pengajaran (Taufik dan Yunita, 2022).

Pentingnya neurosains dalam pendidikan tidak dapat dipandang sebelah mata. Ketika
kita memahami bagaimana otak manusia bekerja, kita dapat mengoptimalkan metode
pengajaran dan pembelajaran. Otak adalah pusat dari proses-proses kognitif dan
belajar, dan penelitian neurosains telah memberikan wawasan mendalam tentang
bagaimana otak menerima, memproses, dan menyimpan informasi (Wathon, 2015).
Dengan pemahaman ini, pendidik dapat merancang strategi pembelajaran yang lebih
efektif dan efisien, serta mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi hambatan-
hambatan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, neurosains menjadi
landasan penting dalam perancangan kurikulum dan praktik pengajaran.

Posisi keilmuan neurosains dalam pendidikan sangat signifikan. Neurosains


memberikan dasar ilmiah untuk memahami proses-proses belajar dan perkembangan
kognitif. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana informasi disimpan dalam
otak, bagaimana emosi memengaruhi proses belajar, dan bahkan bagaimana otak
manusia berkembang dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Penelitian dalam
neurosains pendidikan juga memberikan wawasan tentang variabilitas individu
dalam belajar, yang memungkinkan pendidik untuk merancang program-program
yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan beragam peserta didik
(Batubara dan Supena, 2018). Dengan demikian, neurosains bukan hanya menjadi
disiplin ilmu yang berdiri sendiri, tetapi juga menjadi bagian integral dari
pemahaman kita tentang pendidikan.

1
Implementasi pengetahuan neurosains dalam pendidikan telah mengubah cara kita
memandang proses pembelajaran. Salah satu contoh implementasi yang paling jelas
adalah dalam penggunaan teknologi dalam pendidikan. Dengan pemahaman tentang
bagaimana otak manusia merespons rangsangan visual dan auditif, pengembang
perangkat pembelajaran telah merancang alat-alat yang dirancang untuk
memaksimalkan retensi informasi dan pemahaman (Suniasih, 2019).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neurosains?
2. Apa tujuan dari Neurosains?
3. Ruang lingkup Neurosains terdiri dari apa saja?
4. Bagaimana cara sel saraf melakukan fungsi spesifik yang berbeda?
5. Sistem motorik termasuk ke dalam sistem apa?
6. Mengapa Neurosains dan pendidikan memiliki hubungan yang erat?

C. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai neurosains
2. Mengetahui tujuan neurosains
3. Memaparkan ruang lingkup yang ada dalam neurosains
4. Menjelaskan cara sel saraf melakukan fungsi spesifik yang berbeda
5. Mengetahui mengenai sistem motorik
6. Memaparkan hubungan neurosains dengan pendidikan

Anda mungkin juga menyukai