XII
Penulis :
Novia Aatuaristy Hutabarat
Yunia Arum Hariyanti
Ari Dwi Permana
Sartika Wulandari
Rahma Ilmiati
Helmidiana
Aka Netty Heriaty
Ayukinah A.Rachman Ibrahim Eka Ad'hiya
KIMIA SMA KELAS XII 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Bahan Ajar Kimia Kelas XII berbasis
Project Based Learning. Bahan ajar Kimia Kelas XII berbasis Project Based Learning disusun
sebagai bahan ajar yang diharapkan dapat membantu guru maupun peserta didik dalam
pembelajaran.
Dalam penyusunan Bahan Ajar Kimia ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak, masukan dan sumbang sarannya demi kelengkapan bahan ajar ini sangat
diharapkan. Ucapan terimakasih kepada tim penulis; kepada guru-guru yang telah
berkolaborasi dalam penyusunan buku ini, yaitu Ibu Rahma Ilmiati, S.Pd., Ibu Helmidiana,
S.Pd., M.M., Ibu Aka Netty, S.Pd., dan Ibu Ayukinah, S.Pd., serta para dosen Kimia
Universitas Sriwijaya, Bapak Drs. A. Rachman Ibrahim, M.Ed., Ibu Eka Ad’hiya, S.Pd.,
M.Pd., dan Bapak Drs. Andi Suharman M.Si., dan pihak lain yang telah ikut turut serta
membantu.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................3
BAB 1 : TERMOKIMIA......................................................................................................7
EVALUASI...........................................................................................................................22
BAB 2 : ELEKTROKIMIA..................................................................................................30
EVALUASI...........................................................................................................................57
BAB 3 : HIDROKARBON...................................................................................................60
EVALUASI...........................................................................................................................100
BAB 4 : POLIMER...............................................................................................................104
EVALUASI...........................................................................................................................120
GLOSARIUM.......................................................................................................................124
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................126
PENDAHULUAN
Capaian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul ini, peserta didik diharapkan
mampu: memahami sistem dan lingkungan pada termokimia, mengidentifikasi reaksi
eksoterm dan reaksi endoterm, dan memahami penjelasan tentang perubahan entalpi,
Menjelaskan konsep reduksi dan oksidasi, menyetarakan persamaan reaksi redoks dalam
kondisi asam dan basa. menganalisis proses transformasi energi kimia yang terjadi pada sel
volta serta penerapannya dalam kehidupan nyata, menganalisis proses transformasi energi
kimia yang terjadi pada sel elektrolisis serta penerapannya dalam kehidupan nyata,
menerapkan stoikiometri dalam menghiting besaran-besaran yang terkait dengan sel
elektrolisis. merancang, melakukan percobaan, dan membuat laporan ilmiah tentang sel volta
menggunakan bahan-bahan sekitar. Menganalisis stuktur, nama, isomer, sifat, dan
karakteristik serta penggunaan senyawa organik jenis alkana, alkena, alkuna di kehidupan
sehari-hari berdasarkan IUPAC dan trivia/pasaran, menganalisis stuktur, nama dan isomer
senyawa organik turunan alkana : alkohol, eter, aldehid, keton, asam alkanoat dan ester di
kehidupan sehari-hari berdasarkan IUPAC dan trivia/pasaran, menganalisis stuktur dan nama
senyawa organik benzen beserta turunannya berdasarkan IUPAC dan trivia/pasaran,
menganalisis sifat, karakteristik serta penggunaan senyawa organik benzen dan turunannya
Modul Kimia Kelas XII
4|Page
KIMIA SMA KELAS XII 2023
di kehidupan sehari-
hari, merancang, melakukan percobaan, dan membuat laporan ilmiah tentang bagaimana
mengidentifikasi keberadaan unsur C dan H dalam senyawa karbon dikehidupan sehari-hari
Modul ini merupakan Modul Kimia materi Sistem Termokimia yang berbasis Project
Based Learning (PjBL). Sebelum menggunakan modul ini, pahami terlebih dahulu petunjuk
belajar berikut:
Pahami uraian materi pada modul secara cermat untuk membantu dalam
menyelesaikan permasalahan seta tes evaluasipada modul
Diskusikan dengan guru dan teman kelompok dalam menyelesaikan
permasalahan yang terdapat dalam modul
Pelajari setiap contoh soal yang diberikan dan kerjakan latihan soalnya
Tuliskan jawaban pada tempat-tempat yang disediakan
2. Petunjuk untuk Guru:
Guru menyampaikan Capaian Pembelajaran (CP) dan Tujuan Pembelajaran
(TP) yang harus dikuasai oleh peserta didik sebelum memulai kegiatan
pembelajaran
Guru memberikan motivasi dan rangsangan kepada peserta didik sebelum
memulai kegiatan pembelajaran
Membimbing peserta didik dalam sebelum memulai kegiatan pembelajaran
mulai dari tahap penentuan proyek sampai evaluasi proses dan hasil proyek
Membimbing dan memonitor peserta didik dalam tahap penyelesaian proyek
Memberikan evaluasi kepada peserta didik sebagai bentuk upaya peningkatan
berfikir kristisnya.
BAB
1 TERMOKIMIA
PETA KONSEP
TERMOKIMIA
Dikaitkan pada
Terdapat
Perpindahan kalor dibedakan
menjadi reaksi
Perubahan
Entalpi
1. Reaksi Eksoterm
2. Reaksi Endoterm
KEGIATAN BELAJAR
1. Pertanyaan Mendasar
Sumber : https://youtu.be/7d6NOuqkb3g
Ketika memasukkan air panas ke dalam wadah yang terbuka, wadah yang ditutup, dan
ke dalam termos, bagaimana urutan wadah yang suhu airnya lebih cepat menurun? Mengapa
dapat terjadi demikian?
Proses yang terjadi pada video pembelajaran di atas merupakan salah satu contoh
termokimia dalam kehidupan sehari-hari, air panas yang berada di dalam sistem terbuka akan
lebih cepat dingin karena terjadinya perpindahan kalor dan zat (materi) antara lingkungan
dengan sistem. Untuk lebih jelasnya simaklah uraian materi di bawah ini, kemudian saudara
melakukan proyek seperti pada halaman 16 dengan arahan guru.
Uraian Materi
1. Pengertian Termokimia
T
ermokimia adalah cabang termodinamika yang
mempelajari panas yang terkait dengan perubahan
kimia dan fisik. Pelopor termokimia adalah Germain
Henri
Hess atau Hess begitu dia dipanggil. Guru dari Hess salah
satunya bernama Jons Jacob Berzelius (1779-1848), yang
pertama kali menemukan lambang dari atom.
Hess menemukan bahwa senyawa gula yang dioksidasi oleh oksigen menghasilkan
asam sakarida. Selain itu senyawa jika bereaksi dengan natrium hidroksida (NaOH) akan
membentuk C7H5NO3S (sakarin) yang dapat digunakan sebagai pemanis. Jabatan profesor
berhasil diraih Hess pada tahun 1830 di Institut Teknologi Saint Petersburg. Peter Tesis
doktoral yang dihasilkannya sangat terkenal yaitu dengan judul “Jumlah kalor dalam suatu
reaksi kimia tidak bergantung pada jalannya reaksi tetapi pada kondisi awal dan akhir
reaksi” Pada tahun 1840 diterbitkan dan dikenal dengan Hess Law atau Hukum Hess. Buku
kimianya digunakan sebagai karya standar di Rusia selama beberapa dekade. Hess meninggal
pada tanggal 30 November 1850.
Sistem mencakup keseluruhan bagian dari apa yang dipelajari, sedangkan setiap yang
berada di luar dari bagian sistem disebut lingkungan. Misalnya, bila kita sedang mengamati
ikan di dalam sebuah akuarium, kita katakan bahwa ikan itu adalah sebuah system dan
sesuatu selain daripada ikan disebut lingkungan.
Dalam termokimia, reaktan dalam tabung reaksi disebut sistem, sedangkan
lingkungan di luar dari reaktan disebut lingkungan. Untuk mempelajari sistem, sistem
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu sistem terbuka, tertutup, dan terisolasi. Sistem
terbuka berarti pada sistem dan lingkungan terjadi pertukaran zat (materi) maupun energi,
Modul Kimia Kelas XII
10 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII 2023
objek yang dipelajari
berada di bawah tekanan atmosfer yang relatif stabil, yaitu sekitar 1 atm. Contoh sistem
terbuka adalah adanya penguapan pada air laut, terjadinya karat pada logam-logam, umur
pembentukan buah tumbuhan terntentu, dan lain sebagainya. Sistem tertutup yaitu pada
sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran energi, namun pertukaran zat atau materi
terjadi, volume sistem tertutup ini tetap relatif stabil ketika terjadi perubahan tekanan.
Selanjutnya yaitu sistem terisolasi yaitu pada sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran
energi maupun pertukaran zat atau materi, contohnya dari sistem terisolasi ini adalah termos,
seperti yang akan dilakukan pada pada halaman 14, kita akan membuat proyek berupa termos
sederhana sebagai salah satu contoh sistem terisolasi dan dilanjutkan dengan menguji
perbedaan dari sistem terbuka, sistem tertutup, dan sistem terisolasi.
Bergantung pada arah perpindahan panas dari sistem ke lingkungan, reaksi dalam
termokimia digolongkan menjadi dua bagian, yang pertama adalah reaksi eksoterm, eks
yang berarti keluar dan therm yang berarti panas. Kedua yaitu reaksi endoterm, endon
yang artinya dalam dan therm yang artinya panas. Suatu reaksi digolongkan sebagai
reaksi eksoterm ketika energi panas dipindahkan dari sistem ke lingkungannya, ini berarti
sistem melepaskan energi panas atau kalor. Suatu reaksi digolongkan sebagai reaksi
endoterm terjadi ketika energi panas diserap oleh suatu sistem atau kalor dipindahkan dari
lingkungan ke sistem.
1. Reaksi Eksoterm
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa ketika kita berhenti makan nasi, tubuh kita
menjadi panas? Apa yang menyebabkannya? Coba ingat kembali proses asimilasi. Ketika
Modul Kimia Kelas XII
12 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII 2023
memakan nasi, nasi yang dimakan tersebut akan bereaksi dengan oksigen yang ada di
dalam tubuh seperti pada reaksi di bawah ini.
Persamaan termokimianya:
Sehingga alasan mengapa kita merasa panas saat memakan nasi adalah karena
tubuh mengeluarkan energi panas. Selama reaksi eksotermik, terjadi perpindahan energi
panas atau kalor dari system ke lingkungan, dan menyebabkan kalor yang terdapat pada
sistem menjadi berkurang, sehingga nilai H (entalpi) bernilai negatif.
Contoh lain dari reaksi eksoterm ini adalah seperti uji coba proyek yang akan
dilakukan seperti halaman 17, dimana terjadi penurunan suhu yang berbeda-beda pada ketiga
jenis sistem yang dibuat.
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm berbanding terbalik dengan reaksi eksoterm. Pada reaksi ini,
kalor berpindah dari lingkungan ke sistem atau dengan kata lain terjadi penyerapan kalor
oleh sistem dari lingkungan, sehingga nilai H (entalpi) reaksi bertambah dan nilai
perubahan entalpi (∆H) bernilai positif.
Dikarenakan hasilnya yang positif, maka ∆H reaksi bernilai lebih besar dibandinglan
H reaksi.
Contoh :
Karena volume 1 mol gas pada STP adalah 22,4 liter sehingga
11,2
H(g) 11,2 liter = = 0,5 mol
22,4
Jika kalor 483 kJ per 1 mol gas oksigen reaktif dan 2 mol gas hidrogen (lihat persamaan
reaksi) kalor 0,5, mol gas hidrogen adalah:
0,5
2
× 483 𝑘𝐽 = 120,75 kJ
B. Entalpi
Entalpi (H) adalah jumlah energi suatu sistem pada tekanan konstan. Entalpi (H)
didefinisikan sebagai jumlah energi (E) dan kerja (W) yang terkandung dalam suatu sistem.
H=E+W
Keterangan:
E = energi (joule)
W=P×V
P = tekanan (atm)
V = volume (liter)
Menurut Hukum kekekalan energi, energi adalah sesuatu yang tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, namun energi mampu berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk energi
lainnya. Tiidak dapat diukur nilai energi material, tetapi perubahan dari energi (ΔE) diukur.
Entalpi juga tidak dapat diukur, namun perubahan dari entalpi (ΔH) dapat diukur.
ΔH = Hp – Hr
Keterangan:
ΔH = perubahan entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaks
a. Bila terjadi penyerapan panas (kalor) dari lingkungan ke sistem, maka H produk > H
reaktan, sehingga ΔH bertanda positif.
b. Bila terjadi pelepasan panas (kalor) dari sistem ke lingkungan, maka H reaktan > H
produk, sehingga ΔH bertanda negatif.
Kalor Kalor
Lingkungan
1. Perubahan Entalpi
Dalam perubahan entalpi (ΔH), secara matematis dapat diturunkan sebagai berikut.
H = E + W (1)
ΔH = ΔE + PΔV (2)
ΔE = q + W (3)
∆H = (q + W) + PΔV
∆H = (q – PΔV) + PΔV
∆H= q
Jadi, pada tekanan konstan, perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor (q) yang dilepaskan
atau diserap (James E. Brady, 1990).
Contoh :
Hitung jumlah kalor yang dilepaskan selama pembentukan 45 gram C6H12O6 (Mr = 180) jika
ΔHf° C6H12O6= –124 kJ/mol!
Jawab :
Massa
mol C6 H12O6 =
Mr
45
= 180
= 0,25 mol
= 0,25 × (–124)
= –31 kJ
Penentuan Proyek
Berdasarkan video pembelajaran dan pertanyaan essensial dari pertanyaan mendasar pada
halaman 8, bagilah kelas kalian menjadi 5 kelompok, dengan masing-masing kelompok
melakukan proyek.
Catatlah tiap progress yang telah dicapai dalam pembuatan proyek tersebut dan
laporkan kepada guru apabila terdapat kendala dalam penyelesaian proyek
tersebut.
Guru Memonitoring
Pertemuan Pelaksanaan Proyek
Kegiatan Siswa
Ke- Hasil Kegiatan Monitoring
Siswa Guru
Guru dan siswa berdiskusi
tentang pertanyaan mendasar,
lalu guru menjelaskan materi
pembelajaran, setelah itu
siswa dibagi menjadi 5
1 kelompok dan masing-masing
anggota kelompok berdiskusi
untuk menyiapkan alat, bahan,
dan desain/rancangan termos
sederhana yang diperlukan
dalam pembuatan proyek.
Masing-masing kelompok
melakukan proyek sesaui
dengan prosedur, yaitu:
1. Pembuatan termos
sederhana (sistem terisolasi)
5. Menguji Hasil
Isilah tabel berikut ini sesuai dengan proyek yang telah dilakukan
No. Hasil Pengamatan Pembahasan
Susunlah laporan serta kesimpulan terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek yang
telah dilakukan kemudian presentasikan di depan kelas!
EVALUASI
1. Sistem yang di dalamnya tidak terjadi pertukaran energi maupun materi disebut?
A. Sistem Termokimia
B. Sistem Termodinamika Kimia
C. Sistem Tertutup
D. Sistem Terbuka
E. Sistem Terisolasi
2. Sistem yang di dalamnya terjadi pertukaran energi maupun materi disebut?
A. Sistem Tertutup
B. Sistem Terbuka
C. Sistem Terisolasi
D. Sistem Termokimia
E. Sistem Termodinamika Kimia
3. Sistem yang di dalamnya terjadi pertukaran energi namun tidak dengan materi disebut?
A. Sistem Termokimia
B. Sistem Tertutup
C. Sistem Terbuka
D. Sistem Termodinamika Kimia
E. Sistem Terisolasi
4. Jika sesendok serbuk seng ditambahkan ke dalam tabung yang mengandung larutan kimia
HCl, muncul gelembung gas dan bagian bawah tabung terasa panas, reaksi ini dapat
diklasifikasikan sebagai berikut. …
A. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
B. Eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
C. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
D. Endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
E. Endoterm, energi tidak berpindah
5. Perubahan entalpi artinya adalah….
A. Perubahan suhu
B. Perubahan keadaan
C. Perubahan hari
D. Perubahan kalor
E. Perubahan suasana
6. Dalam sebuah kalorimeter, 200 cm³ larutan NaOH 1 M direaksikan dengan larutan HCl 1
M, didapatkan kenaikan suhu dari 29 °C menjadi 36 °C, massa jenis larutan
diamsumsikan sebesar 1 g/cm³, dan kalor jensi larutan juga diamsumsikan sama dengan
kalor jenis air sebesar 4,18 j/g°K.
Dengan menganggap kalorimeter tidak menyerap kalor, tentukan perubahan entalpi reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
A. +50,16 kJ
B. -50,16 kJ
C. +80,14 kJ
D. +11,704 kJ
E. -11,704 Kj
7. Untuk melakukan penguapan sebesar 4,5 gram H2O (Mr= 18) berapa kalor yang
dibutuhkan?
Reaksi :
H2O(l) → H2O(g) ΔH = + 40 kJ/mol
A. +8 kJ
B. +9 kJ
C. +10 kJ
D. +11 kJ
E. +12 kJ
8. Diketahui:
C(g) + O2(g) → CO2(g) ΔH = -394 kJ/mol
Kalor yang dihasilkan dengan membakar 4,48 liter karbon dioksida standar menurut
reaksi di atas adalah...….
A. – 78,8 kJ
B. + 78.8 kJ
C. +79,2 kJ
D. -79,2 kJ
E. +80,0 kJ
9. Persamaan reaksi:
C(g) + O2(g) → CO2 ΔH°f = -393,5 kJ/mol
Diketahui reaksi di atas menghasilkan gas CO2 sebesar 22 gram, berapa kalor yang
dibutuhkan untuk menghasilkan gas tersebut adalah….
Modul Kimia Kelas XII
26 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII 2023
A. – 196,75 kJ
B. +196,75 kJ
C. -197,75 kJ
D. +197,75 kJ
E. -198,75 Kj
10. Perhatikan siklus dibawah ini!
Hitungklah besar perubahan entalpi pada reaksi : CaO + H2O → Ca(OH)2 adalah….
A. -50 kj
B. -44 kj
C. -266 kj
D. 55 kj
E. 60 kj
KUNCI JAWABAN
1. E
2. B
3. B
4. A
5. E
6. D
7. C
8. A
9. A
10. C
BAB
2
ELEKTROKIMIA
PETA KONSEP
KEGIATAN BELAJAR
1. Pertanyaan Mendasar
Penggunaan baterai sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Hampir
sebagian besar alat-alat elektronik dalam kehidupan sehari-hari menggunakan baterai sebagai
sumber energi listriknya, misalnya senter, remote, jam dinding, dan masih banyak lagi.
Prinsip kerja baterai itu sendiri menggunakan konsep sel volta, yaitu memanfaatkan energi
kimia menjadi energi listrik.
Berdasarkan hal tersebut, tahukah kalian bagaimana cara kerja baterai hingga
dapat menghidupkan lampu senter ?
Baterai sel kering merupakan salah satu jenis baterai yang paling sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Sel Kering Karbon (sel Leclanché) merupakan sel kering yang
paling umum dan mudah didapatkan. Sel ini ditemukan oleh insinyur Perancis Georges
Leclanché (1839-1882). Tutup sel kering terbuat dari kuningan dan bagian dalamnya terdiri
dari Zink (Zn) sebagai elektroda negatif (anoda). Lalu, terdapat batang hitam di dalamnya
yang
Modul Kimia Kelas XII
31 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII 2023
terbuat dari karbon/grafit (C) sebagai elektroda positif (katoda). Di dalam baterai juga
terdapat pasta MnO dan NH4Cl yang berperan sebagai larutan elektrolit. Dengan piringan tipis
di bagian bawah baterai. Siklus reaksi oksidasi dan reduksi akan membuat aliran elektron
antara dua substansi (muatan positif dan negatif) yang dimana akan menghasilkan energi
listrik. Berdasarkan penjelasan tersebut, rancanglah proyek sesuai dengan Kegiatan Belajar
yang dapat dilihat pada halaman 20.
Selanjutnya, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya prinsip kerja baterai sama
dengan prinsip sel volta, yaitu pemanfaatan energi kimia menjadi energi listrik, dimana pada
reaksi kimia terjadi reaksi redoks. Oleh karena itu, dalam mempelajari Sel Volta yang
merupakan salah satu bagian dari Sel Elektrokimia, harus terlebih dahulu memahami reaksi
redoks. Untuk lebih memahami materi reaksi redoks simaklah penjelasan berikut ini.
Video 3 Aplikasi reaksi redoks dalam kegiatan sehari-hari, yaitu mencuci pakaian
Sumber : https://youtu.be/xwoUSocQ7zI
Kegiatan yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
mencuci pakaian. Ternyata kegiatan mencuci pakaian merupakan salah satu bentuk reaksi
redoks. Kotoran pada pakaian bertindak sebagai oksidator karena mengalami reduksi saat
dicuci, sedangkan natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2), dua zat
pemutih yang biasa digunakan, bertindak sebagai reduktor. Kotoran dalam air akan
menggumpal karena tidak menyukai air (hidrofobik), kemudian molekul bahan pemutih akan
mengoksidasi kotoran tersebut, memecah rantai kimia dalam kotoran menjadi molekul yang
lebih kecil dengan rantai yang lebih pendek. Surfaktan deterjen akan mengikat kotoran yang
telah terpotong, mencegah molekul kotoran bergabung kembali. Hal ini memudahkan untuk
memisahkan kotoran dari pakaian. Noda pada kain putih akan hilang setelah terserap air yang
Modul Kimia Kelas XII
32 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII 2023
mengandung NaOCl.
+1 -1 -
OCl- +H O → Cl + 2OH-
(aq) 2 (aq) (aq) (aq)
reduksi
Contoh lain dari reaksi redoks yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara
lain dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5 di bawah ini.
Reduksi
0 0 +1 -1
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Perhatikan bahwa kita telah menetapkan atom dalam bilangan oksidasi H2 dan Cl2 nol, karena
mereka adalah unsur bebas. Perubahan bilangan oksidasi memberitahu kita bahwa hidrogen
teroksidasi dan klorin tereduksi.
produk. Selain itu, muatan harus seimbang, dan elektron yang hilang harus sama dengan
elektron yang diperoleh. Salah satu cara termudah untuk menyeimbangkan persamaan untuk
reaksi redoks adalah dengan mengikuti prosedur disebut metode ion-elektron.
Selisih muatan di kedua sisi sama dengan jumlah elektron yang harus ditambahkan ke sisi
yang lebih positif (atau kurang negatif).
6e- + 14H+(aq) + Cr2O72- (aq) → 2Cr3+(aq) + 7H2O(aq)
Untuk menyetarakan setengah reaksi lainnya, kita tambahkan satu elektron ke kanan.
2+ 3+ -
Fe (aq) → Fe (aq) + e
Langkah 6. Setarakan jumlah elektron dan jumlahkan kedua reaksi.
Pada titik ini kita memiliki dua setengah-reaksi yang seimbang
6e- + 14H+(aq) + Cr2O72-(aq) → 2Cr3+(aq) + 7H2O(aq)
2+ 3+ -
Fe (aq) → Fe (aq) + e
Enam elektron diperoleh pada setengah reaksi pertama, tetapi hanya satu elektron yang hilang
pada setengah reaksi kedua. Oleh karena itu, sebelum menggabungkan kedua persamaan
tersebut, kita kalikan semua koefisien setengah reaksi kedua sebesar 6.
6e- + 14H+(aq) + Cr2O72-(aq) → 2Cr3+(aq) + 7H2O(aq)
6(Fe2+ (aq) → Fe3+ (aq) + e-)
Jumlah 6e- + 14H+(aq) + Cr2 O72-(aq) + 6Fe2+(aq) → 2Cr3+(aq)+ 7H2O(aq)+ 6Fe3+ (aq) + 6e-
menggunakan tujuh langkah yang baru saja dijelaskan, dan kemudian kita menggunakan tiga
langkah tambahan seperti pada contoh untuk mengubah persamaan menjadi larutan basa.
Konversi menggunakan fakta bahwa H+ dan OH- bereaksi dalam perbandingan 1 banding 1
untuk menghasilkan H2O.
Langkah Tambahan dalam Metode Ion–Elektron untuk Larutan Basa:
Langkah 8. Tambahkan OH- ke kedua ruas sama dengan jumlah H+.
Langkah 9. Gabungkan H+ dan OH- untuk membentuk H2O.
Langkah 10. Batalkan H2O apa pun yang Anda bisa.
Contoh :
Misalkan kita ingin menyetarakan persamaan berikut untuk larutan basa.
2- 2-
SO3 (aq) + MnO 4(aq) → SO4 (aq) + MnO 2(aq)
Mengikuti Langkah 1 hingga 7 untuk larutan asam memberikan hasil persamaan
2H+(aq) + 3SO32- (aq) + 2MnO4(aq) → 3SO42- (aq) + 2MnO2(aq) + H2O(aq)
Konversi persamaan ini ke persamaan yang sesuai untuk larutan basa berlangsung sebagai:
Langkah 9. Gabungkan H+ dan OH- untuk membentuk H2O. Sisi kiri memiliki 2OH-
dan 2H+, yang menjadi 2H2O.
2OH -(aq) + 2H+(aq) + 3SO 32-(aq) + 2MnO 4(aq) → 3SO 42-(aq) + 2MnO 2(aq) + H2O(aq) + 2OH -(aq)
Contoh :
2- 2+ 3+ 3+
Cr2O7 (aq) + Fe (aq) → Cr (aq) + Fe (aq)
B. Sel Elektrokimia
Semua reaksi oksidasi-reduksi yang terjadi tanpa intervansi pelepasan energi dari luar.
Misalnya, pembakaran metana, CH4, terjadi di beberapa tungku rumah. Energi dari reaksi
pembakaran memberikan panas. Panas berguna untuk pemanas rumah, namun tidak banyak
membantu saat kita ingin menjalankan perangkat elektronik. Saat itulah baterai berperan.
reaksi oksidasi-reduksi di mana listrik bereaksi menjadi energi kimia yang sering dikenal
dengan Sel Elektrolisis.
1. Sel Volta
Baterai telah menjadi sumber daya portabel
yang umum untuk berbagai konsumen produk, dari
ponsel, laptop, hingga mobil hybrid. Energi dari
baterai berasal dari reaksi redoks spontan di mana
terjadi transfer elektron melalui kawat. Peralatan
yang menyediakan listrik dengan cara ini disebut sel
(a) (b)
galvanik, setelah Luigi Galvani (1737-1798) yang
Gambar 7 (a) Luigi Galvani
dapat dilihat pada Gambar 7(a), seorang ahli (b) Alesandro Volta
tempat berpindahnya anion maupun kation dari satu elektroda ke elektroda yang lain. Media
penghantar tersebut dikenal dengan sebutan jembatan garam. Bentuk paling sederhana dari
jembatan garam adalah tabung U terbalik yang berisi larutan elektrolit inert, seperti NaNO 3,
KCl, KNO3, atau NaCl yang ion-ionnya tidak akan bereaksi dengan ion lain dalam larutan
atau dengan elektroda. Selama reaksi redoks keseluruhan, elektron mengalir dari anoda
menuju katoda. Reaksi sel galvanik tersebut dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini.
Aliran
elektron Jembatan garam
Anode Katode
Gambar 8 Sebuah sel galvanik. Sel terdiri dari dua sel setengah.
Sumber : Petrucci, R. H., et. al., 2017.
Ion Ion
Elektroda Pt Elektroda Pt
Gambar 10 (a) Sel yang terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen. (b) Sel yang
terdiri dari elektroda tembaga dan elektroda hidrogen. Kedua sel beroperasi di bawah
kondisi keadaan standar. Perhatikan bahwa dalam (a) H bertindak sebagai katoda, tetapi
dalam (b) bertindak sebagai anoda.
Sumber : Chang, R., 2010.
Dimana nilai Eosel, yang terdiri dari kontribusi dari anoda dan kontribusi dari katoda, adalah
Jadi, nilai energi potensial standar untuk Zn dapat dihitung sebagai berikut
Eosel = EoH+/H2 - EoZn2+/Zn
0,76 = 0 - EoZn 2+
/Zn
EoZn 2+
/Zn = -0,76
Untuk potensial elektroda standar pada tembaga seperti yang terlihat pada Gambar 7(b)
dapat diperoleh dengan cara yang sama seperti di atas. Dimana elektroda tembaga berperan
sebagai katoda. Diagram selnya dapat ditulis sebagai berikut.
H2(s)| H+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)
Selanjutnya, untuk reaksi sel galvanik pada Gambar 10, kita dapat menuliskan reaksi setengah
selnya sebagai berikut:
Anoda (oksidasi) : Zn(s) → Zn2+(aq) +
2e- Katoda (reduksi) : Cu2+(aq) + 2e- →
Cu(s)
Keseluruhan : Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Jadi, nilai energi potensial standar sel keseluruhan adalah sebagai berikut
Untuk semua reaksi setengah sel, pada spesi terlatur konsentrasinya adalah 1 M dan tekanan
1 atm pada fase gas. Berikut merupakan data nilaia energi potensial standar sel (E osel) pafa
suhu 25oC.
2. Sel Eletrolisis
Na+, anoda bermuatan positif menarik ion Cl-. Ketika tegangan yang tepat diterapkan, ion Na+
direduksi menjadi atom natrium di katoda:
Na+(l) + e- → Na(l)
Suhu tinggi yang diperlukan untuk menjaga agar NaCl tetap cair menghasilkan logam
natrium cair logam di katoda. Di anoda, ion klorida dioksidasi menjadi atom klorin, yang
bergabung menjadi membentuk molekul Cl2
2Cl- (l) → Cl2(g) + 2e-
Keseluruhan reaksi kimia pada proses ini adalah:
2Na+(l) + 2e- → 2Na(l)
2Cl- (l) → Cl2(g) + 2e-
2NaCl(l) → 2Na(l) + Cl2(g)
Li – K- Ba – Sr - Ca – Na – Mg – Al – Mn - (H2O) – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni –
Ni – Sn - Pb – H – Sb – Bi – Cu – Ag – Hg – Pd – Pt – Au
Reaksi elektrolisis larutan elektrolit pada keadaan standar dapat diprediksikan mengikuti
ketentuan berikut
Katode
Kation lain:
2- - 3-
Sisa asam oksi (SO 4 , NO 3 , PO 4 ):
- - - -
Sisa asam lain (Cl , Br , I ) atau OH :
Inert:
Anion teroksidasi X- aq) → X(g) + e-
(
Anode Pt, C, Au
Tak inert:
A) Hukum Faraday
Pada sekitar tahun 1833, Michael
Faraday (dapat dilihat pada Gambar 12)
menemukan bahwa jumlah perubahan kimia
yang terjadi selama elektrolisis berbanding
lurus dengan jumlah muatan listrik yang
melewati sel elektrolisis. Hasil percoban itu
dikenal dengan Hukum Faraday.
Hukum Faraday 1
Gambar 12 Michael Faraday
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing Sumber: https://nationalmaglab.org/
elektroda sebanding dengan kuat arus/arus
listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut”.
𝑤 = 𝑒.𝐹
𝑄
𝑤= 𝑒.
96.500
Keterangan :
w = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valensi = Mr/Valensi
I = kuat arus listrik (Ampere)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
Hukum Faraday 2
“Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda (terbentuk
pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan
sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut.”
𝑤1 𝑤2
=
𝑒2 𝑒2
1. Elektroplating
Elektroplating adalah prosedur di mana elektrolisis digunakan untuk menerapkan
lapisan hias atau pelindung tipis (umumnya 0,03 hingga 0,05 mm) dari satu logam ke logam
lainnya. Ini adalah teknik umum untuk meningkatkan penampilan dan daya tahan benda
logam. Misalnya, lapisan logam yang tipis dan mengkilap kromium diterapkan di atas benda-
benda baja untuk membuatnya menarik dan untuk mencegah karat.
2. Produksi Aluminium
Pada tahun 1886, Charles M. Hall menemukan bahwa Al2O3 larut dalam bentuk cair
membentuk suatu mineral yang disebut kriolit (Na 3AlF6) untuk menghasilkan campuran
konduktor dengan titik leleh yang relatif rendah, titik dari mana aluminium dapat diproduksi
secara elektrolitik. Prosesnya juga ditemukan oleh Paul Héroult di Prancis pada waktu yang
hampir bersamaan, dan pada saat sekarang metode ini digunakan untuk memproduksi
aluminium biasanya disebut proses Hall-Héroult. Al2O3 dilarutkan dalam kriolit cair,
Na3AlF6. Al3+ direduksi menjadi logam Al, dan O2- dioksidasi menjadi O2, yang bereaksi
dengan anoda karbon menghasilkan CO2. Secara berkala, aluminium cair ditarik pada bagian
bawah sel dan tambahan Al2O3 ditambahkan ke kriolit. Proses tersebut dapat dilihat pda
Gambar 13 di bawah ini.
campuran
Lelehan Al
Lelehan Al dapat
dibentuk di sini
Di katoda, ion aluminium (Al3+) menghasilkan logam bebas (Al), yang terbentuk
sebagai lapisan aluminium cair di bawah pelarut yang kurang padat. Pada anoda karbon, ion
oksida (O2-) dioksidasi menghasilkan O2 bebas.
Al3+(aq) + 3e- → Al(l) (Katoda) | x 4
2O2-(aq) → O2(g) + 4e- (Anoda) | x 3
4Al3+(aq) + 6O2-(aq) → 4Al(l) + 3O2(g) (Reaksi sel)
3. Memurnikan Tembaga
Ketika tembaga pertama kali diperoleh dari bijihnya, itu sekitar 99% murni. Pengotor—
kebanyakan perak, emas, platina, besi, dan seng—cukup menurunkan konduktivitas listrik
tembaga, bahkan 99% tembaga murni harus dimurnikan lebih lanjut sebelum dapat
dimanfaatkan sebagai kabel listrik. Dalam sel elektrolisis yang menggunakan larutan tembaga
sulfat (CuSO4) dan asam sulfat (H2SO4) sebagai elektrolit, tembaga tidak murni berfungsi
sebagai anoda. Tembaga sangat murni berfungsi sebagai katoda. Anoda, tembaga tidak
murni, larut dan tembaga murni diendapkan pada katoda. Logam yang lebih mudah
teroksidasi dari tembaga mengendap ke bagian bawah wadah sebagai "lumpur anoda” seperti
yang terlihat pada Gambar 14 di bawah ini.
Penentuan Proyek
Berdasarkan video pembelajaran dan pertanyaan mendasar yang terdapat pada halaman
1, bentuklah kelompok yang terdiri dari 6 orang setiap kelompoknya dan lakukan proyek
berikut ini.
Gambar 15 Baterai
Sumber : https://www.livescience.com/
2. Perancangan
Kelompok :
Tabel 4 Pembagian Tugas Anggota Kelompok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3. Penyusunan Jadwal
Diskusikanlah bersama guru dan anggota kelompok kalian mengenai susunan jadwal
langkah-langkah atau prosedur kegiatan proyek “Pembuatan Baterai” yang akan anda
lakukan.
4. Penyelesaian Proyek
Catatlah tiap progress yang telah dicapai dalam pembuatan proyek tersebut dan laporkan
kepada guru apabila terdapat kendala dalam penyelesaian proyek “Pembuatan Baterai"
tersebut.
Catatlah tiap progress yang telah dicapai dalam pembuatan proyek tersebut dan laporkan
kepada guru apabila terdapat kendala dalam penyelesaian proyek “Pembuatan Baterai"
tersebut.
5. Penyusunan
Susunlah laporan kegiatan proyek “Pembuatan Baterai” secara berkelompok, kemudian
presentasikanlah di depan kelas.
6. Evaluasi
1. Lakukanlah paparan mengenai proyek “Pembuatan Baterai” yang telah dibuat oleh
masing-masing kelompok di depan kelas.
2. Buatlah kesimpulan terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek “Pembuatan Baterai” yang
telah dilakukan
Laporan
iv. Pembahasan :
v. Kesimpulan :
EVALUASI
KUNCI JAWABAN
1.
Zn(s) + NO3-(aq) → ZnO22-(aq) + NH3(g) (suasana asam)
Cara bilangan oksidasi :
Zn(s) + NO3-(aq) → ZnO22-(aq) + NH3(g)
0 +5 -2 +2 -2 -3 +1
-
Oksidasi 2e x 4
Reduksi 8e- x 1
- - -
2. ClO 3 (aq) + I2(g) → Cl (aq) + IO3 (aq)
Reduksi : ClO3- (aq) → Cl- (aq)
Oksidasi : I2(g) → IO3-(aq)
ClO3-(aq) + 6H+(aq) + 6e- → Cl-(aq) + 3H2O(aq) | x 5
I2(g) + 6H2O(aq) → 2IO3(aq) + 12H+(aq) + 10e- | x 3
5ClO3- aq) + 30H+(aq) + 30e- → 5Cl- aq) +
15H
3I 2O(aq)3 6
-
- - +
5ClO 3 (aq) + 3I2(g) + 3H2O(aq) → 5Cl (aq) + 6IO3(aq) + 6H (aq)
4. Diketahui :
I = 10 A
t = 28950 s
Ditanya : massa F?
Jawab :
𝐼. 𝑡
𝐹=
96500
10 𝑥 28950
𝐹=
96500
𝐹= 3
𝑤 = 𝑒. 𝐹
𝐴𝑟 𝐹
𝑒=
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛
19
𝑒=
1
𝑒 = 19
𝑤 = 𝑒. 𝐹
𝑤 = 19 𝑥 3
𝑤 = 57 𝑔𝑟𝑎𝑚
5. Diketahui :
Larutan MgCl2 denga elektroda grafit
wCl2 = 10,65 gram
Ditanya : wMg?
Jawab :
Dalam arus yang sama
𝑤1
= 𝑤2
𝑒1 𝑒2
𝐴𝑟 𝐶𝑙
𝑒1 = 𝐴𝑟 𝑀𝑔
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒2 =
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛
24
35,5 𝑒2 =
𝑒1 = 2
1 𝑒2 = 12
𝑒1 = 35,5
𝑤1
= 𝑤2
𝑒1 𝑒2
10,65 𝑤2
=
35,5 12
10,65 𝑥 12
𝑤2 =
35,5
𝑤2 = 3,6
BAB
HIDROKARBON
3 DAN TURUNANNYA
PETA KONSEP
Hidrokarbon
KEGIATAN BELAJAR
1. Pertanyaan Mendasar
Jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, arang terdiri dari satu jenis
atom, yaitu karbon. Arang biasa digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga
dalam skala kecil maupun bahan bakar pabrik dalam skala besar. Produk
turunanan dari arang merupakan Briket arang yakni arang yang diolah lebih lanjut
menjadi bentuk briket yang terdiri dari berbagai komponen pengikat, pengisi, atau
pemanjang energi. briket arang dapat dibuat lama terbakar, sehingga menunjukkan
waktu memasak yang lebih lama, misalnya dua kali lebih lama dari berat bersih
arang bongkahan yang sama.
H C C H
H H
C C
H H
• Ikatan rangkap tiga (ganda tiga), yaitu ikatan antara atom-atom karbon
dengan tiga tangan ikatan
H
H C C C H
C C C C C C
• Rantai tertutup (siklis), pada rantai siklis ini terdapat pertemuan antara
ujung-ujung rantai karbonnya. Terdapat dua macam rantai siklis, yaitu
rantai siklis dan rantai aromatis Rantai aromatis merupakan rantai
tertutup yang terdiri dari enam atom karbon yang saling berikatan,
dengan ikatan rangkap selang-seling
H
C
HC CH
HC CH
C
H
Rantai Siklik Rantai Aromatik
b. Hidrokarbon Tak Jenuh, Yaitu Hidrokarbon Yang Antar Atom Karbon Pada
Rantai Atom Karbonnya Terdapat Ikatan Rangkap Dua Atau Tiga.
Hidrokarbon Yang Mengandung Ikatan Rangkap Dua Disebut Alkena Dan
Hidrokarbon Yang Mengandung Ikatan Rangkap Tiga Disebut Alkuna.
1. Alkana
Senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon yang paling sederhana adalah
senyawa alkana. Alkana sebagai hidrokarbon alifatik yang masing-masing atom
karbonnya terikat pada empat atom lain. Alkana juga dikenal sebagai parafin atau
hidrokarbon jenuh yang seluruh ikatan atom karbonnya tunggal. Rumus umum
dari alkana adalah CnH2n+2
Ciri terpenting dari molekul hidrokarbon alkana adalah hanya terdapat ikata
kovalen tunggal. Alkana yang paling sederhana adalah metana (CH 4), yang
merupakan hasil alami penguraian bakteri anaerob dari tanaman- tanaman dalam
air. Jika terdapat dua atom karbon (C), maka atom hydrogen (H) pada senyawa
alkananya adalah 2(2)+2, yakni 6 buah. Jika dirumuskan menjadi C 2H6. Jika
digambarkan menjadi sebagai berikut ini :
1. Apabila rantai karbon telah diketahui, jiika merupakan rantai karbon tak
bercabang, maka didepan nama tersebut diberi huru n.
Contoh : CH3- CH2-CH2- CH3 : n-butana
2. Apabila pada rantai karbon terdapat cabang, maka tentukan rantai utama
(rantai induk) atau rantai atom karbon terpanjang. kemudian pemberian
nomor dari atom karbon yang terdekeat dengan gugus alkil atau cabang.
3. Gugus alkil yang berbeda dituliskan berdasarkan urutan abjad (butil, etil,
metil, propil)
4. Untuk gugus alkil sejenis penulisan digabung dengan diberi awalan 2(di),
3 (tri), 4 (tetra), dan seterusnya.
5. Urutan penulisan : Nomor letak cabang – nama cabang – nama rantai utama
6. Apabila terdapat satu cabang pada alkana maka penulisannya sebagai
berikut.
H H2 H2
H3 C C C C CH3
CH3
2-metil-pentana
Penulisan nama alkana jika terdapat tiga cabang yang sama sebagai berikut
Gugus alkil
CH3 CH3
H2
H 3C C C C CH3
H
CH3
Rantai induk terpanjang
Gugus alkil
2,2,4-trimetil-pentana
a.
Sifat-sifat Alkana :
1) Titik leleh dan titik didih alkana naik dengan pertambahan nilai masa
molekul relatifnya (Mr)
2) Kerapatan / massa jenis alkana naik dengan pertambahan nilai masa
molekul relatifnya (Mr)
3) Viskositas / kekentalan alkana naik dengan pertambahan nilai masa
molekul relatifnya (Mr)
4) Alkana larut dalam pelarut non polar seperti CCl4 dan sukar larut dalam
pelarut polar seperti air.
5) Bila alkana dibakar dihasilkan gas karbondioksida dan uap air serta energi
panas, menurut reaksi : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) + E
6) Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen.
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom/gugus atom dengan
atom/gugus atom yang lain. CH4(g) + Cl2(g)CH3Cl(g) + HCl(g)
b.
Penggunaan Senyawa Alkana
Kegunaan alkana dapat ditinjau dari jumlah atom karbon yang ada
didalamnya. Penggunaan alkana dalam kehidupan di antaranya adalah :
1-butena 2-butena
Nama “butena” berarti bahwa ada empat atom karbon dalam rantai
terpanjang. Senyawa tersebut diberi nama 1-butana, karena terdapat 4 atom
karbon dan posisi ikatan rangkap dua terdapat pada rantai nomor 1, sehingga
nama senyawa tersebut 1-butena. Sama halnya dengan 2-butena, terdapat 4 atom
karbon dan posisi ikatan rangkap dua terdapat pada rantai nomor 2. Urutan
penulisan penamaan alkena rantai bercabang :
Nomor letak cabang – nama cabang – nomor rangkap – nama rantai
utama
H2
H2 C C C C CH3 1- pentena
H
2,3-dimetil-1-pentena
Penjelasan :
2. Etilen dan propilena digunakan dalam industri, Etilen dan propilena kadang-
kadang disebut masing-masing sebagai etena dan propena, adalah dua bahan
kimia organik yang paling banyak diproduksi secara industri. Keduanya
biasanya digunakan dalam produksi bahan mentah, termasuk berbagai benda
yang terbuat dari plastik.
3. Etena adalah bahan baku organik terpenting dalam industri kimia, Etena
diproduksi dari berbagai jenis gas alam dan minyak mentah, ini digunakan
sebagai bahan baku untuk banyak produk kimia seperti polietilen, vinil
klorida, stirena, etanol, asetaldehida, dan banyak lagi.
4. Vinil asetat diproduksi dari etilen (etena), Vinil asetat yang diproduksi dari
etilen (etena) digunakan dalam pembuatan poli (vinil asetat) yang bermanfaat
untuk emulsi cat, perekat kayu lapis dan tekstil
3. Alkuna
Alkuna merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang memiliki ikatan rangkap
tiga. Alkuna yang paling sederhana adalah asetilena, yang merupakan gas penting.
Rumus umum dari alkuna adalah CnH2n-2.
Nomor letak cabang – nama cabang – nomor rangkap – nama rantai utama
ikatan rangkap
H H2
H3C C C C C CH3 Rantai induk terpanjang
4-metil-2-heksuna
Penjelasan :
a. Sifat-sifat Alkuna
1) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah
jumlah atom C harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2) Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H2, halogen (X2= F2, Cl2, Br2, I2)
dan asamhalida (HX = HF, HCl, HBr, HI).
Contoh:
a. Reaksi adisi alkuna dengan H2
tahap 1.
HC CH + H2 H2C CH2
Etuna Etena
tahap 2.
H2C CH2 + H2
H3 C CH3
Etena Etana
b. Reaksi adisi alkuna dengan H2
H3C C CH + HCl H3C C CH2
propuna
Cl
2-kloro propena
3. Pembuatan asetaldehida, asam asetat, dan etil alkohol, Beberapa dari alkuna
ini digunakan untuk membuat senyawa organik seperti asam etanoat, asam
akrilat, dan etanol.
1. Isomer Struktur
Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer
posisi, dan isomer gugus fungsi
1) Isomer Rangka
Isomer rangka merupakan isomer yang terjadi karena senyawa-senyawa
yang mempunyai rumus molekul sama tetapi kerangkanya berbeda.
H2 H2 H C H CH
H3C C C CH3 3 C 3
Contoh :
n-butana (C4H10) CH3
2-metilpropana (C4H10)
2) Isomer Posisi
Isomer posisi dapat terjadi dikarenkan perbedaan letak posisi gugus
fungsinya yang berbeda atau posisi letak ikatan rangkap.Contoh :
H2C C
H
H2 H2 H2
C C CH3 H3C C C C CH3
H H
1-pentena 2-pentena
3) Isomer geometri
Isomer geometri yaitu isomer yang terjadi karena tidak adanya rotasi
bebas pada ikatan antar atom C. Rotasi bebas terjadi pada ikatan tunggal
C-C dan tidak bebas pada alkena ikatan rangkap dua C=C. Isomer
geometri dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Isomer cis, yaitu atom atau gugus atom berada pada posisi yang sama
b. Isomer trans, yaitu atom atau gugus atom sejenis berada pada sisi
yang berlawanan.
H3C CH3 H3C H
C C C C
H H H CH3
Cis-1-butena Trans-1-butena
1. Gugus Fungsi
Gugus atom pengganti ini disebut sebagai gugus fungsi yang berarti gugus
penentu sifat.Contoh: Etana (CH3 – CH3) apabila satu atom H-nya disubsitusi
atau diganti dengan gugus atom pengganti –O, akan menjadi etanol.
Tabel 6. Gugus Fungsi
Deret Homolog Gugus Fungsi Struktur Umum
Alcohol OH R OH
Eter H3 C O CH3 R O R
Aldehid O O
C R C
H H
R C R'
C
Asam O O
Karboksilat C OH R C OH
Ester O O
C O R R C O R
2. Keisomeran
Yaitu suatu senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi rumus struktur atau
konfigurasinya berbeda. Keisomeran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Keisomeran struktur
Keisomeran struktur Terjadi karena perbedaan struktur.
1) Isomer Kerangka
Terjadi pada senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi
yang sama tetapi rantai induknya berbeda.
Contoh :
CH3
H2 H2 H2 H2
H3C C C C OH H3C C
H
C OH
1- butanol 2-metil-1-propanol
2) Isomer Posisi
Terjafi pada senyawa yang rumus molekul, gugus fungsi, dan kerangka
yang sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbeda.
Contoh :
OH
H2 H2
H 3C C C OH H3C C CH3
H
1- propanol 2- propanol
b) Keisomeran Ruang
Keisomeran ruang terjadi karena perbedaan konfigurasi.
1) Isomer Geometris
Terjadi karena perbedaan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Terjadi pada senyawa ikatan . Isomer geometris mempunyai dua bentuk,
yaitu : Bentuk Cis terjadi apabila gugus sejenis terlek pada ruang sama ,
sedangkan Bentuk Trans terjasi apabila gugus sejenis terletak pada
ruang yang berbeda. Contoh : C2H2Br2;
H H H Br
C C C C
Br Br H H
Cis 1,2-dibromo etanan trans 1,2-dibromo etana
2) isomer optis
isomer optis terjadi pada senyawa yang mempunyai rumus molekul
sama, tetapi jika keduanya dilewatkan pada cahaya terpolarisasi
keduanya mempunyai sifat yang berbeda. Satu isomer memutar
kekanan, isomer yang lain memutar ke kiri. Senyawa yang memutar
bidang cahaya terpolarisasi ke kanan di sebut senyawa
dekstro.sedangkan, senyawa yang memutar bidang cahaya terpolarisasi
ke kiri disebut senyawa levo.
Contoh: asam laktat.
H
H C COOH
OH
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui senyawa senyawa alkohol dan
eter, misalnya makanan tape yang sedikit mengandung senyawa alkohol.
Kemudian Eter banyak digunakan dalam dunia kedokteran sebagai obat bius dan
pelarut organik. Pernahkah kalian berpikir bagaimana struktur senyawa-senyawa
tersebut? Bagaimana sifat-sifat senyawa tersebut? Bagaimana senyawa tersebut
dibuat?. Untuk menjawab pertanyaan yang telah diungkapkan tersebut terlebih
dahulu kalian akan menggali struktur dan tatanama dari senyawa alkohol eter.
Kegunaan
Modul Kimia Kelas XII
87 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII
2023
senyawa alkohol eter dalam kehidupan kalian serta cara mensintesis senyawa
tersebut.
1. Akohol
Alkanol atau alkil atau aril (sikloalkil) alkohol merupakan senyawa
monohidroksi turunan dari alkana, dimana salah satu atom H diganti oleh gugus
hidroksi (OH). Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Gugus fungsi alkohol
adalah gugus hidroksil (-OH).
2) Penomoran diawali dari atom karbon yang paling dekat dengan gugus -OH.
Contoh :
3,4-dimetil-2-pentanol
Tata nama trivial atau nama umum hanya berlaku untuk alkohol-alkohol suku
rendah atau alkohol-alkohol dengan rumus molekul sederhana. Tata nama trivial
untuk alkohol yaitu dengan menyebut nama gugus alkil yang mengikat gugus –
OH kemudian diikuti dengan kata alkohol. Contoh :
H2 H2 H2
H 3C OH H3C C OH H3C C C OH
etil alkohol propil alkohol
metil alkohol
H2 H H2 H
H H3C C OH
H3C C C OH H3C C C OH
a. Sifat Fisik
1) Titik Didih
Titik didih alkohol relatif tinggi. Hal ini terjadi karena akibat langsung dari
adanya daya tarik intermolekuler yang kuat. Ingat lagi sobat titik didih
adalah ukuran kasar dari jumlah energi yang diperlukan untuk
memisahkan suatu molekul ciar dari molekul yang paling dekat
dengannya. Apabila molekul terdekatnya melekat pada molekul tersebut
dalam bentuk ikatan hidrogen maka dibutuhkan energi yang cukup besar
untuk memisahkan ikatan tersebut.
2) Kelarutan.
Alkohol dengan massa molekul rendah dapat larut dalam air dengan baik.
Kelarutan ini lebih disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air.
Semakin panjang rantai karbon maka semakin kecil kelarutannya di dalam
air.
b. Sifat Kimia
1) Alkohol bersifat lebih polar karena ada gugus –OH. Artinya, alkohol
bisa bercampur dengan air. Kepolaran itu dipengaruhi oleh panjang
pendeknya rantai karbon suatu monoalkohol. Semakin panjang rantai
karbonnya, semakin menurun kelarutan atau kepolarannya.
2) Titik didih alkohol lebih tinggi daripada turunan alkana lain, seperti
eter. Hal itu karena alkohol memiliki ikatan hidrogen antarmolekulnya.
Titik didih tersebut bisa meningkat seiring peningkatan jumlah atom C
pada rantainya.
c. Kegunaan
Alkohol memberikan banyak manfaat di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
sebagai berikut.
2. Eter
Eter adalah senyawa yang mempunyai dua gugus organik yang melekat pada
atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-R’, gugus fungsi dapat berupa
alkil atau aril. Pada anestesi/obat biuskedua R-nya adalah gugus etil yaitu dietil
eter (CH3CH2-O- CH2CH3). Eter merupakan isomer atau turunan dari alcohol.
Cara pemberian nama menurut IUPAC adalah dengan meliahat bahwa eter
merupakan gugus alkoksi (-O-R) yang terikat pada suatu alkana. Oleh karena itu
eter disebut juga alkoksialkana. Alkoksi merupakan alkil yang rantai C-nya lebih
pendek, sementara alkana merupakan alkil yang yang rantainya lebih panjang
dianggap sebagai alkana (rantai utama). Contoh :
alkoksi H2
H3C O C CH3 alkana
metoksi etana
Jika eter dilihat sebagai gugus -O- yang mengikat dua buah gugus alkil (R) dengan
struktur R-O-R cara penamaannya adalah dengan mentukan gugus-gugus alkil
(substituen) yang mengikat gugus eter (-O). Kemudian tambahkan akhiran “eter”
setelah nama-nama subtituen.
Contoh :
alkil H2
H3C O C CH3 alkil
etil-metil eter
a. Sifat Fisik
1) Titik didih
Kedua alkil pada eter yang terikat pada oksigen tidak dapat membentuk
ikatan hidrogen sehingga eter mempunyai titik didih yang lebih kecil
dibanding alkohol dengan massa molekul relatif yang sama.
2) Kelarutan
Eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya
karena tidak ada hidrogen yang terikat pada oksigen, tetapi jika dicampur
dengan air, eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Oleh karena
itu eter sedikit larut dalam air.
b. Sifat Kimia
Eter bersifat inert seperti halnya alkana, eter tidak bereaksi dengan oksidator,
reduktor maupun basa. Sifat inilah yang menyebabkan eter banyak
digunakan sebagai pelarut organik.
4) Salah satu perbedaan paling terlihat antara eter dan alkohol adalah eter
yang tidak bereaksi dengan logam natrium.
c. Kegunaan
Kegunaan utama eter adalah sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada
operasi. Dietil eter merupakan obat bius yang diberikan melalui pernapasan,
seperti halnya kloroform atau siklopropana. Metil ters-butil eter (MTBE)
digunakan sebagai aditif bensin, yaitu untuk menaikkan bilangan oktan.
2) Pada bidang kesehatan, eter digunakan sebagai obat pembius atau obat
anestetik.
Gambar 22 . Formalin
Sumber:
https://www.kajianpustaka.com
1) Aldehida
Tata nama IUPAC
Contoh :
CH3 O
H2
C H
H3C 4 3 2C 1C
H
2- metil butanal
a. Sifat Fisik
Sifat fisika aldehid yang pertama adalah mengenai titik didihnya. Karbon
serta oksigen yang ada dalam gugus karbonil terbagi dari dua pasang elektron.
Akan tetapi, pembagiannya tidak merata dan tidak seimbang. Keelektronegatifan
dari senyawa oksigen lebih besar dalam mengikat elektron. Sehingga terdapat
kerapatan elektron di senyawa oksigen yang mana lebih besar daripada karbon.
Sementara itu, karbon memiliki muatan yang bersifat positif dan oksigen
bermuatan negatif. Untuk sifat kepolaran, ikatan karbon pada oksigen-karbon
lebih besar dari ikatan tunggal untuk karbon-oksigen. Adanya perbedaan muatan
tersebut akan mengakibatkan adanya dipol. Lalu kepolaran ikatan tersebut akan
mempengaruhi titik didihnya. Sehingga, titik didihnya akan relatif tinggi
daripada senyawa nonpolar yang seimbang. Sifat fisika yang kedua
adalah tentang
kelarutan.Biasanya sifat fisika dan kimia aldehid ini berfase cair, namun kecuali
dengan formaldehid yang memiliki fase gas. Aldehid dengan suku yang rendah
akan memiliki bau menyengat
b. Sifat Kimia
Sifat kimia aldehid yakni mengenai oksidasi. Aldehid senyawa yang sangat
mudah mengalami oksidasi, yakni menjadi asam karboksilat dengan memakai
pereaksi Fehling serta Tollens.
2) Keton
Tata nama IUPAC
O
O
C 2H 5 C CH3 H
H 3C C CH3 C CH3
2-butanon
CH3
4-metil-2-pentanon
Contoh :
H2
alkil H3C C C CH3 alkil
etil-metil
keton
1) Asam Karboksilat
Asam alkanoat atau lebih populer sebagai asam karboksilat adalah turunan
hidrokarbon yang mempunyai gugus fungsi karboksilat yang merupakangabungan
antara gugus karbonil dan hidroksil. Rumus asam karboksilat rumus umum
RCOOH. Gugus karboksilat merupakangabungan dari gugus karbonil dan
hidroksi. Asam karboksilat memiliki rumus umum CnH2nO.
Contoh :
CH3 O
H2
H3C 4 C C C OH
3 2 1
H
Asam 2- metil butanoat
Nama trivial asam alkanoat atau asam karboksilat, didasarkan pada sumbernya
atau ciri khas yang dimiliki, bukan berdasarkan strukturnya.
a. Sifat fisik
1) Pada umumnya titik didih asam karboksilat relatif tinggi. Titik didih asam
karboksilat relatif tinggi dibandingkan alkohol, aldehid, dan keton dengan
massa molekul relatif yang hampir sama.
2) Molekul asam karboksilat bersifat sangat polar.
2. Asam asetat atau asam etanoat atau dikenal dengan asam cuka digunakan
sebagai pengawet makanan dan penambah rasa pada makanan atau
masakan.
3. Asam karboksilat dan alkohol menjadi bahan baku dalam pembuatan ester
melalui reaksi esterifikasi.
4. Asam karboksilat dengan rantai atom C yang panjang, seperti asam stearat
dan asam palmitat dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat sabun
yang direaksikan dengan basa NaOH atau KOH.
Modul Kimia Kelas XII
96 | P a g e
KIMIA SMA KELAS XII
2023
2) Ester
Ester diturunkan dari asam karboksilat dengan mengganti gugus OH dengan
gugus OR. Rumus umum ester adalah R-COO-R. Reaksi esterifikasi merupakan
reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol, reaksi ini berlangsung dalam
suasana asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi yang dapat balik. Sehingga
ester dapat dihidrolisis oleh air pada suasana asam. Hasil reaksi ini adalah asam
karboksilat dan alkohol. Hidrolisis dari ester dalam suasana basa, menghasilkan
sabun dan alcohol. Penamaan senyawa ester adalah nama alkil yang melakat pada
gugus karboksilat/karbonil kemudian nama karbosilatnya. ester disebut juga
alkilalkanoat. Nama alkil yang melakat pada gugus karboksilat/karbonil yang
rantai C-nya lebih pendek, sementara alkana merupakan alkil yang yang rantainya
lebih panjang dianggap sebagai alkana (rantai utama). Penamaan alkana dengan
mengganti akhiran “a” dengan akhiran “–oat”
H2 H
H3C C C C O CH3
4 3 2 1
CH3 O
metil 2-metil butanoat
Contoh :
H2
alkil O CH3 alkil
H3C3 C C
2 1
O
etil metil ester
a. Sifat Fisik
Molekul-molekul ester bersifat polar namun tidak mampu membentuk
ikatan hidrogen intermolekuler satu dengan yang lain. Karenanya ester
mempunyai titik didih yang lebih rendah dari asam karboksilat isomernya. Seperti
yang dapat diduga
titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molar yang sebanding.
Karena molekul-molekul ester dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-
molekul air, ester dengan massa molar rendah larut dalam air.
2) Titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul
relatif yang hampir sama.
4) Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa cairan yang mudah
menguap dan baunya enak seperti buah-buahan.
b. Sifat Kimia
1) Mengalami reaksi hidrolisis
Ester merupakan senyawa yang bersifat netral. Biasanya ester mengalami
reaksi kimia di gugus alkoksi (– OR') digantikan oleh gugus yang lain.
Hidrolisis dipercepat dengan adanya asam atau basa. Hidrolisis dalam
suasana asam merupakan kebalikan dari esterifikasi. Ester direfluks
dengan air berlebih yang mengandung katalis asam yang kuat. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga reaksi tidak pernah
berhenti.
2) Mengalami reaksi reduksi
Reaksi reduksi suatu ester menghasilkan alkohol.
HC
OH
Metil benzen/Toluena
Amina benzen/anilina Hidroksi benzen/fenol Benzaldehida Asam benzoat Vinil benzen/stirena
b. Subtitusi Benzen
Jika terdapat dua substituen, maka posisi substituen dinyatakan dengan
awalan o (orto), m (meta), atau p (para). Awalan orto untuk menyatakan posisi
substituen pada atom C nomor 1,2 ; meta untuk posisi 1,3 ; dan para untuk
posisi 1,4.
Cl
Cl Cl
1
1 Cl 1 6
6 6 2
2 2 3
3 5
5 3 5
Cl 4
4 4
orto-dikloro benzena meta-dikloro benzena Cl
para-dikloro benzena
CH3
1
NO2
6
3
4
Dikarenakan gugus CH3 lebih relatif dari NO2 maka CH3 sebagai gugus
terikat dan NO2 sebagai gugus lain. Jadi, penamaan senyawa tersebut adalah
orto-nitro toluene atau bila diberi nama berdasarkan urutan nomor yaitu : 1
metil- 2-nitro benzena. Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin
benzena, maka sistem orto, meta, dan para tidak dapat diterapkan. Dalam hal
ini, posisi substituen dinyatakan dengan angka. Seperti contoh berikut.
CH3 CH3
1 CH3
1 CH3
6 6
2 2
3 3
5 5
4 4
CH3 C2H5
1,2,4-trimetil benzena 4-etil, 1,2-dimetil toluena
c. Sifat-sifat Benzen
Sifat Fisika Benzena
Benzena adalah suatu zat cair tidak berwarna, mudah menguap, dan sangat
beracun. Benzena bisa dipakai sebagai pelarut, pensintesis berbagai senyawa
karbon, dan merupakan bahan dasar pembuatan senyawa karbon. Benzena
tidak begitu reaktif, tapi sangat mudah terbakar dikarenakan kadar karbon yang
terkandung sangat tinggi. Titik didih pada benzena dan turunannya dimulai
dari 80-2500C. Untuk titik lelehnya yakni 5,530C. Senyawa turunan benzena
yang sifatnya non-polar tidak akan larut dalam air, sebaliknya, yang bersifat
polar akan larut didalam air.
6) Mudah menguap
7) Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang
kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
1) Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh
golongan halogen seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan
oleh atom dari golongan halogen dengan bantuan katalis besi (III) klorida
(FeCl3).
Contoh :
H Cl
FeCl3
Cl2 HCl
2) Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro.
Reaksi ini terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3)
pekat dengan bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Contoh :
H NO2
H2SO4
HNO3 H 2O
3) Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus
sulfonat. Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat
pekat sebagai pereaksi.
Contoh :
H SO3H
H2SO4
H 2O
4) Alkilasi
Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida
dengan katalis alumunium klorida (AlCl3).
Contoh :
CH3
a. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk
membuatTNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai
bahan peledak (dinamit).
CH3
CH3
O2N NO2
H2SO4 (pekat)
+ 3HNO3 + H2O
NO2
b. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik
polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan
untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan
cangkir
katalis
+ H2
stirena
c. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo.
Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam
nitrit dan asam klorida
NH 2 NH2HCl N+ NCl -
d. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol
yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
OH
Hidroksi benzen/fenol
e. Parasetamol
Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin
tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar
O
HO
f. Natrium benzoat
Natrium benzoat yang biasa ggunakan sebagai pengawet makanan dalam
kaleng.
O O-Na+
+ SO3 H2SO4
Penentuan Proyek
Sumber : https://www.tokomesin.com/3-cara-membuat-briket-dengan-
memanfaatkan-bahan-di-sekitar-kita.html
Susunlah laporan serta kesimpulan terhadap aktivitas dan hasil tugas proyek
yang telah dilakukan kemudian presentasikan di depan kelas!
EVALUASI
A. 2,5-dimetil-5-etil-2-pentena
B. 2-metil-5-etil-2-heksena
C. 2-etil-5-metil-2-heksena
D. 2,3-dimetil-2-heptena
E. E. 3,6-dimetil-5-heptena
H3 C C C C CH3
CH3
A. 2–metil–2–etil–3–pentena
B. 4–metil–4–etil–2–pentena
C. 2,2–dimetil–4–heksana
D. 4–etil–4–metil–2–pentena
E. 4,4–dimetil–2–pentuna
Essay
Tentukan secara mandiri nama IUPAC dari senyawa berikut ini
H2 H2 H2 H2
a. HC3
C C C C OH
H2 H2 H2 H2
C C C C O CH3
b. H 3C
O
H2 H2 H
H3C C C C C CH3
c. CH3
O
H2 H2 H
H2
H3 C C C C C C OH
d. CH3
O
H2 H2 H H
H3 C C C C C C H
CH2 CH3
e. CH3
O
H2 H2 H2 H2
f. H 3C C C C C O C CH3
KUNCI JAWABAN
1. B
Senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya terdiri dari atom
C dan H
2. A
Atom C primer adalah atom C yang berikatan dengan satu atom C lain
Atom C sekunder adalah atom C yang berikatan dengan dua atom
C lain
Atom C tersier adalah atom C yang berikatan dengan tiga atom C lain
Atom C kuarterner adalah atom C yang berikatan dengan empat atom C
lain
3. B
Senyawa dengan rumus struktur ini CH3CH(CH3)C(CH3)3 dapat
CH3
H
H3 C C C CH3
5. E
CH3
H3 C C C C CH3
CH3
BAB POLIMER
4
PETA KONSEP
KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertanyaan Mendasar
Perhatikan video berikut ini:
Video Pembelajaran
Proses yang terjadi pada gambar diatas merupakan salah satu contoh sifat
termoplastik yang terdapat pada polimer. Lilin merupakan polimer clay apabila
dipanaskan akan mencair kemudian mengeras kembali jika didinginkan, hal itu
dikarenakan polimer termoplastik yang tidak tahan panas dan mempunyai titik
leleh yang rendah, sehingga saat dipanaskan melunak dan bisa dibentuk kembali
sesuai yang diinginkan. Jika dilihat dari jenis polimer berdasarkan bentuk
rantainya maka polimer termoplastik termasuk dalam bentuk polimer linier dan
bercabang karena tidak memiliki ikatan yang kuat. Untuk lebih jelasnya
kerjakanlah proyek pada halaman 16 dengan meminta arahan guru, kemudian
simaklah penjelasan berikut.
A. POLIMER
Istilah polimer diambil dari bahasa Yunani (poly = banyak; meros = unit),
dengan kata lain senyawa polimer atau yang biasa disebut makromolekul
merupakan molekul besar yang tersusun dari untaian unit pembangun yang
saling berikatan. Unit pembangun ini disebut dengan monomer. Polimer
terbentuk dari monomer-monomer melalui proses polimerisasi, baik
polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi (Sutresna, N. 2016).
B. PENGGOLONGAN POLIMER
Polimer dapat digolongan berdasarkan beberapa aspek sebagai berikut:
1. Berdasarkan Asalnya
a) Polimer alam
Polimer alam merupakan polimer yang
bersumber dari alam yang terdapat pada
makhluk hidup. Gambar di samping ternyata
termasuk kedalam polimer alam yang
diciptakan secara alami oleh tuhan sehingga
dapat kita amati secara lansung. Jika
diperhatikan pada tubuh kita sendiri ada
Gambar 28. Sumber Polimer Alam rambut, otot, kuku dan tulang yang
Sumber:
https://www.istockphoto.com/id/protein mengandung 15 % protein yang mempunyai
fungsi masing-masing pada tubuh.
b) Polimer sintetik,
merupakan polimer hasil buatan manusia
yang terbentuk dari reaksi bahan-bahan kimia
Polimer sintetik juga sangat mudah kita
temukan dilingkungan sekitar, beberapa
perabotan rumah tangga seperti gambar di
samping merupakan contoh polimer sitetik
yang sangat mudah kita temukan. Perabotan
yang terbuat dari plastik berbahan
Gambar 29. Contoh polimer sintetik
polipropilena (PP), Polietelena Tereftalat Sumber : http://polimerjkw.blogspot/2016
Polimer yang tersusun dari untaian unit pembangun yang saling berikatan.
Unit pembangun itu disebut dengan monomer. Reaksi pembentukan polimer
bagaimana monomer satu berikatan dengan monomer lain disebut dengan reaksi
polimerisasi. Reaksi polimerisasi ini dibedakan menjadi polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondendasi sebagai berikut
a). Homopolimer
b). Kopolimer
Merupakan polimer yang tersusun atas monomer-monomer yang
berlawanan jenis. Ketika dua monomer berbeda bersatu untuk dipolimerisasi
maka hasilnya disebut kopolimerisasi. Kopolimer biasanya mempunyai
monomer yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga yang mengalami
sebauh reaksi silang dengan molekul lain untuk membentuk ikatan tunggal
baru antara monomer. Contohnya seperti: dakron, nilon, protein, asam
nukleat, polietilen tererftalat (PET). Selain itu kopolimer digolongan
berdasarkan jenis monomernya sebagai berikut.
1. Kopolimer Bergantian: Kopolimer yang terbentuk dari monomer yang
berbeda dan susunnanya bergantian secara beraturan,dengan struktur
sebagai berikut.
(-A-B-A-B-A-B-A-B-) n
(-A-A-B-B-A-A-B-B)n
(-A-A-B-A-B-B-A)
C.SIFAT POLIMER
2) Kelenturan (Elastisitas)
a. Polimer sintetis lebih lentur (mudah dicetak dibandingkan polimer alam)
Penentuan Proyek
Isilah tabel berikut inisesuai dengan proyek “Pembuatan Lilin Hias dari
Minyak Jelatah” pada halaman 14 yang telah dilakukan!
Tabel Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Pembahasan
6. Evaluasi
EVALUASI
a. CH2 = CH2
b. CHCl = CHCl
c. CH2 = CHCl
d. CH3 – CHCl – CH3
e. CH3 – CH2Cl
a. 1,2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4 saja
e. Semua benar
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. C
4. E
5. C
6. D
7. D
8. E
9. B
GLOSARIUM
reduksi.
Polimer : Senyawa molekul besar berbentuk rantai atau jaringan yang
tersusun dari ribuan hingga jutaan unit pembangunan yang
Reduktor : Zat yang dapat mereduksi zat lain dan dirinya sendiri
mengalami oksidasi.
Reaksi Redoks : Suatu reaksi dimana reaksi reduksi disertai dengan reaksi
oksidasi atau sebaliknya.
Reaksi Eksoter : Reaksi yang di dalamnya terjadi perpindahan dari
sistem ke lingkungannya.
Reaksi Endoterm : Reaksi yang di dalamnya terjadi perpindahan dari
lingkungannya ke sistem.
Sistem : Bagian dari keseluruhan yang kita pelajari.
Termokimia : Cabang termodinamika yang mempelajari panas yang
Termoplastik : Sifat polimer yang melunak saat dipanaskan dan
menggeras kembali saat didinginkan.
Termoset : Sifat polimer yang mempunyai sifat tahan panas, tidak
meleleh saat dipanaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Bauer R. C., Birk, J.P., dan Marks, P.S. (2019). Introduction to Chemistry 5th Ed. New
York: McGraw-Hill.
Brady, E. J., Jespersen, N. D., dan Holyshop, A. (2012). Chemistry The Molecular Nature of
Matter 6th Ed. USA: John Wiley Sons, Inc.
Fauziah, N. (2009). Kimia 2 : SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Harnanto, A., Ruminten. (2009). Kimia 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Larasati, dkk. (2018). Pengembangan Modul berbasi Problem Based Learning pada Materi
Polimer Kelas XII SMK ma’arif Sumpuh. Jurnal Tadris Kimiya. 3 (1), 32-41.
Kemendikbud.
Petrucci, R.H., Herring F.G., Madura, J. D., dan Bissonnette, C. (2017). General Chemistry
:
Principles and Modern Applications 11th Ed. Canada: Pearson Canada Inc.
Sutresna, N., Sholehudin, D., & helina, T. (2016). Aktif dan Kreatif belajar Kimia.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Utami, B., Dkk. (2009). Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wiratmaja, M. 2012. E- Book Polimer. Institut Teknologi Nasional: Bandung. Diakses dari
http://ebook.itenas.ac.id/repository/dcf14ea261596158181fddbe2fb838d4.pdf