Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Adanya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
perangkat daerah berdampak terhadap banyaknya perubahan nama
dan struktur organisasi pada Pemerintah kabupaten/kota. Begitu
pun dengan dikeluarkannya Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/3116/M.PAN/09/2016
tanggal 20 September 2016 yang mengatur mengenai pengisian
jabatan pimpinan tinggi di lingkungan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota terkait dengan pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016.
Seleksi terbuka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi merupakan
amanat UU Nomor 5 tahun 2014, khususnya dalam pasal 108-120,
yakni di dalamnya dipertegas bahwa pengisian JPT mesti dilakukan
secara terbuka. Hal ini yang mendasari pembukaan lelang jabatan
terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pada Pemerintah
Kabupaten Maros. Terdapat 10 jabatan lowong yang akan dilelang
oleh Pemkab Maros dan salah satu jabatan yang dilelang yaitu Kepala
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPDD).
Penulis berminat untuk mendaftar pada jabatan kepala BKPPD
dengan dasar pengetahun yang diperoleh pada Sekolah Tinggi
Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dan telah menduduki beberapa
jabatan salah satunya Camat sehingga sudah terbiasa dalam tugas
pemberian pelayanan selain kepada para pegawai juga kepada
masyarakat luas serta memiliki kemampuan berkoordinasi dengan
baik dengan berbagai pihak. Apalagi didukung dengan solidaritas dan
pergaulan yang luas sesama alumni STPDN yang sekarang menjadi
IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) yang telah tersebar
diberbagai lini dan jenjang pemerintahan pusat dan daerah. Sehingga
diharapkan menjadi satu peluang dalam mengembangkan dan
memperkuat pelaksanaan tupoksi BKPDD di masa mendatang.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
A. MAKSUD
Maksud dari penulisan makalah ini yaitu memberikan informasi
mengenai rencana inovasi dan kegiatan yang akan penulis lakukan
apabila dipercaya untuk menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawain,
Pendidikan dan Pelatihan Daerah.
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini memberikan sumbangan ide dalam
pengembangan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Daerah sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada
para Pegawai lingkup Pemerintah Kabupaten Maros.
BAB II
PROGRAM KERJA BERHUBUNGAN DENGAN TUPOKSI
SESUAI VISI MISI KABUPATEN

2.1 GAMBARAN UMUM


A. SUSUNAN ORGANISASI DAN TUPOKSI
susunan organisasi Badan Kepegawaian Pendidikan dan
Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten Maros terdiri dari :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat, membawahkan :
a.Subbidang Perencanaan dan Keuangan
b.Subbagian Umum, Asset dan Kepegawaian.
3. Bidang Pengelolaan Data Aparatur Sipil Negara:
a. Subbidang Pengadaan dan Pemberhentian;
b. Subbidang Data dan Informasi
c. Subbidang Kesejahteraan dan Fasilitasi Profesi ASN.
4. Bidang Pengembangan Karir, membawahkan:
a.Subbidang Mutasi.
b.Subbidang Kepangkatan
c.Subbidang Kompetensi ASN.
5. Bidang Pengembangan SDM Aparatur Sipil Negara, membawahkan:
a.Subbidang Diklat Struktural;
b.Subbidang Diklat Teknis dan Fungsional
c.Subbidang Disiplin, Evaluasi Kinerja Aparatur.
6. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kepala Badan sebagaimana dimaksud pada angka (1) mempunyai


tugas membantu Bupati dalam melaksanakan Fungsi penunjang urusan
pemerintahan bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan yang menjadi
kewenangan daerah.
Sekretariat sebagaimana dimaksud pada angka (2) dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada angka 3-6, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Subbagian-subbagian, masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Subbidang-subbidang, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala
subbidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang yang bersangkutan. Untuk saat ini Kelompok jabatan Fungsional
belum terisi.

STRUKTURAL ORGANISASI
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD)
Kabupaten Maros

KEPALA BADAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


SEKRETARIAT

SUB BAGIAN PERENCANAAN SUB BAGIAN UMUM, ASSET DAN


DAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGELOLAAN DATA BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG PENGEMBANGAN SDM


APARATUR SIPIL NEGARA KARIR APARATUR SIPIL NEGARA

SUB BIDANG PENGADAAN DAN SUB BIDANG MUTASI SUB BIDANG DIKLAT STRUKTURAL
PEMBERHENTIAN

SUB BIDANG DATA INFORMASI SUB BIDANG KEPANGKATAN SUB BIDANG DIKLAT TEKNIS DAN
FUNGSIONAL

SUB BIDANG KOMPETENSI ASN SUB BIDANG DISIPLIN, EVALUASI


SUB BIDANG KESEJAHTERAAN
KINERJA APARATUR
DAN FASILITASI PROFESI ASN

Berdasarkan Peraturan Bupati Maros Nomor: 89 Tahun 2016 tentang


Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kabupaten
Maros bahwa BKPPD sebagai pelaksana perumusan kebijakan teknis,
perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan penyelenggara
manajemen kepegawaian serta penyelenggaraan tugas lain yang
diberikan oleh Bupati sesuai tugas pokok dan fungsinya. Kepala Badan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, mempunyai tugas
Membantu Bupati dalam melaksanakan penyelenggaraan urusan
pemerintahan bidang Kepegawaian dan Diklat bagi Aparatur Sipil Negara
yang menjadi kewenangan daerah dan tugas perbantuan yang
ditugaskan kepada daerah .
Untuk melaksanakan tugas pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai
fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang manajemen Pegawai Negeri


Sipil meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan , pengadaan,
pangkat dan jabatan , pengembangan karier, pola karier, promosi,
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan,
disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua
dan perlindungan ;
b. Pengkordinasian penyusunan perencanaan tugas dan program
dibidang manajemen pegawai negeri sipil ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan program dibidang
manajemen pegawai negeri sipil;
d. Perumusan kebijakan teknis dibidang manajemen PPPK ( Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) meliputi penetapan
kebutuhan , pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi , pemberian penghargaan,
disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan;
e. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan tugas dan program
dibidang Manajemen PPPK;
f. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan program dibidang
Manajemen PPPK;
g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dibidang manajemen
Kepegawaian dan Manajemen PPPK;
h. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya;
i. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
Uraian tugas Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah,
sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja badan kepegawaian dan
diklat terkait pengelolaan manajemen aparatur sipil negara;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan urusan yang berkaitan
penyelenggaraan tugas pokok dan program kerja serta kegiatan
Badan Kepegawaian dan Diklat;
c. mendistribusikan tugas, mengarahkan dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas
berjalan lancar;
d. membina bawahan dalam hal pelaksanaan tugas sesuai peraturan
dan standar oprasional prosedur yang berlaku;
e. menyusun rencana dan program kerja badan kepegawaian dan
diklat terkait pengelolaan manajemen aparatur sipil negara;
f. mengkoordinasikan pelaksanaan urusan yang berkaitan
penyelenggaraan tugas pokok dan program kerja serta kegiatan
badan kepegawaian dan diklat;
g. mendistribusikan tugas, mengarahkan dan memberi petunjuk
pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas
berjalan lancar;
h. membina bawahan dalam hal pelaksanaan tugas sesuai peraturan
dan standar oprasional prosedur yang berlaku;
i. merencanakan dan merumuskan peraturan perundang-undangan
daerah dibidang kepegawaian aparatur sipil negara sesuai norma,
standar, prosedur, peraturan – peraturan terkait yang ditetapkan
oleh pemerintah;
j. merencanakan dan merumuskan kebijakan dan perencanaan
program dan kegiatan manajemen aparatur sipil negara melalui
rencana strategis dan rencana kerja dalam rangka pengembangan
kapasitas aparatur sipil negara di daerah;
k. menyelenggarakan pembinaan teknis, pengawasan dan
pengkoordinasian pelaksanaan manajemen aparatur sipil negara
(pns dan pppk) sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangannya;
l. menyelenggarakan pembinaan teknis, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan dan penerapan peraturan perundang-
undangan dibidang kepegawaian aparatur sipil negara sesuai
dengan urusan dalam tingkatan pemerintahan.
m. merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan penataan aparatur
sipil negara melalui perencanaan (formasi) , pengadaan ,
pendistribusian , pengembangan karier dan pemberhentian
aparatur sipil negara;
n. merumuskan dan menyelenggarakan kebijakan peningkatan kinerja
dan kesejahteraan aparatur sipil negara serta penegakan sanksi
dan pemberian penghargaan (reward dan phunisment);
o. menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas layanan administrasi
kepegawaian aparatur sipil negara dan pemeliharaan tata naskah/
arsip kepegawaian;
p. menyelenggarakan pembinaan teknis dan pengkoordinasian
pelaksanaan pemutakhiran dan penyajian data aparatur sipil
negara ;
q. menyelenggarakan pembinaan ketatausahaan badan kepegawaian
dan diklat meliputi perencanaan program dan kegiatan,
administrasi kepegawaian, realisasi dan laporan keuangan,
pengadaan perlengkapan umum serta standar operasional prosedur
pelayanan;
r. menyelenggarakan pengembangan dan kerjasama program
pengembangan sumber daya manusia aparatur sipil negara melalui
kerjasama pendidikan dan pelatihan serta kerjasama pelaksanaan
test kompetensi, ujian dinas dan ujian penyesuaian ijazah;
s. merencanakan dan menyelenggarakan fasilitas kelembagaan profesi
aparatur sipil negara (korpri dan lembaga profesi ASN lainnya);
t. menetapkan kebijakan operasional badan sesuai dengan kebijakan
umum pemerintahan;
u. memberikan saran, pertimbangan dan rekomendasi teknis kepada
bupati mengenai pengembangan sumber daya manusia aparatur
dan pengelolaan manajemen aparatur sipil negara sebagai bahan
penetapan kebijakan umum pemerintah kabupaten;
v. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk
mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta
memberikan penilaian prestasi berdasarkan peraturan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
w. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas badan kepegawaian dan
diklat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan;
x. menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
y. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk
mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan serta
memberikan penilaian prestasi berdasarkan peraturan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
z. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas badan kepegawaian dan
diklat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan perumusan kebijakan;
aa.menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh
atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.

B. ISU STRATEGIS RPJMD KABUPATEN MAROS URUSAN


KEPEGAWAIAN

Visi dari Bupati dan Wakil Bupati Maros adalah “ Maros Lebih
Sejahtera 2021 “ sedangkan Misi dari Bupati dan Wakil Bupati maros :
1. Meningkatkan Perekonomian Daerah.
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
3. Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat.
4. Meningkatnya Pembanguan Wilayah dan Kawasan.
5. Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Sumber Daya Alam.
6. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur dan Teknologi.
Dalam upaya mewujudkan Program Unggulan Misi Bupati dan
Wakil Bupati Maros, Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan
Daerah (BKPPD) Kabupaten Maros melaksanakan pencapaian Misi
Bupati dan Wakil Bupati Maros yang ke-2 yaitu: “ Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik “. Misi ini diarahkan pada pengembangunan
bidang pemerintahan yang dilaksanakan guna memantapkan
pelaksanaan tata kelola yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme
dalam kerangka Good Governance and Clean Goverment serta
menghasilkan suatu proses birokrasi yang mencakup berbagai sistem
yang saling berkaitan, saling mendukung, dan saling menentukan guna
menghasilkan layanan publik yang berkualitas.
Misi ini searah dengan perwujudan reformasi birokrasi melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, dengan
didukung sumber daya aparatur yang profesional, kelembagaan yang
tepat fungsi dan ukuran, sistem kerja yang jelas dan terukur, kebijakan
penganggaran yang efesien, serta pemanfaatan teknologi informasi
untuk mencapai pelayanan prima.

Isu strategis adalah pernyataan suatu kondisi atau hal yang khusus
diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan dalam perencanaan pembangunan
karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat)
dimasa datang untuk memecahkan permasalahan pembangunan daerah
selama lima tahun kedepan. Adapun isu strategis yang terkait dengan
kepegawaian pada RPJMD kabupaten Maros yaitu :

a. Peningkatan SDM aparatur yang memiliki integritas dan


kompetensi yang diharapkan
b. Penegakan dan pelaksanaan hukum dan perundang-undangan
masih rendah/ lemah
c. Pengalokasian pegawai pada setiap SKPD tidak merata
2.2 PROGRAM PRIORITAS
Pada tahun anggaran 2017 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah memiliki beberapa program yaitu:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
f. Perencanaan Dan Penganggaran SKPD
g. Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial Aparatur
h. Program Pembinaan Dan Pengembangan Aparatur
i. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Kepegawaian Daerah
j. Program Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur ASN
Berdasarkan program-program yang telah tertuang pada DPA BKPPD
TA 2017 maka penulis akan fokus pada program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Kepegawaian Daerah, Peningkatan Kapasitas SDM
Aparatur ASN serta peningkatan disiplin aparatur.
Inovasi yang akan penulis lakukan apabila diberi amanah sebagai
Kepala BKPPD Kabupaten Maros yaitu :
1. Memperkuat dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian
yang telah dimiliki oleh BKPPD yaitu SIMPEG (Sistem Informasi
Kepegawaian) sehingga pelayanan kepegawaian sudah berbasis IT
sesuai dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini.
2. Mengembangkan kemampuan dan kapasitas pegawai lingkup
Pemkab Maros sehingga memiliki PNS yang handal dalam berbagai
bidang.
3. Memperkuat punishment and reward terhadap PNS yang
mendapatkan prestasi serta memberikan hukuman sesuai
peraturan yang berlaku kepada PNS yang melakukan pelanggaran
2.3 LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
Untuk mencapai inovasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka
langkah-langkah strategis yang akan dilakukan yaitu:
a. Penguatan dan pengembangan sistem informasi kepegawaian
Berdasarkan LAKIP BKDD Tahun Anggaran 2016 dilaporkan bahwa
dari 7299 jumlah pegawai pemkab Maros baru sekitar 4418
arsip/dokumen softcopy dan hardcopy pegawai yang berhasil
diperoleh. Data ini sangat penting untuk dilengkapi mengingat bahwa
dokumen kepegawaian seharusnya lengkap dimiliki oleh BKPDD
sebagai database dalam melakukan dan menjalankan tupoksi dalam
hal ini pelayanan kepegawaian. Apabila data ini tidak lengkap maka
akan sulit memberikan pelayanan prima kepada para pegawai
lingkup pemkab maros.
Masih terdapat kurang lebih 2.881 dokumen yang harus
dikumpulkan oleh BKPDD agar database dokumen kepegawaian
menjadi lengkap. Hal ini tentunya bukanlah pekerjaan yang mudah
akan tetapi memerlukan strategi dalam mengumpulkan dokumen
tersebut. Perlu peran aktif BKPPD dalam mengumpulkan dokumen
tersebut seperti melakukan pendekatan kepada para pimpinan
intansi agar memerintahkan kepada bawahannya untuk
mengumpulkan arsip dokumennya. Apabila hal tersebut telah
dilakukan dan belum berhasil maka perlu dilakukan pressure
terhadap pegawai tersebut karena dianggap tidak memiliki kepedulian
terhadap perintah atasan. Maka BKPPD berhak untuk menunda
pelayanan kepegawaian kepada yang bersangkutan apabila belum
melengkapi arsip dokumennya baik softcopy maupun hardcopy.
Selama ini penundaan gaji menjadi senjata efektif dalam memberikan
efek jera kepada para pegawai yang menganggap remeh atau
mengabaikan setiap arutan dan kebijakan yang diberlakukan. Akan
tetapi penulis harap hal tersebut tidak perlu dilakukan selama
pendekatan persuasif masih bisa dilakukan.
Apabila arsip softcopy maupun hardcopy pada pegawai lingkup
pemkab Maros telah lengkap dimiliki BKPPD maka pelayanan prima
kepada pegawai lingkup Pemda Maros bukan hanya impian semata
akan tetapi bisa diwujudkan. Kenaikan pangkat otomatis serta
pelayanan pensiun otomatis sudah di depan mata sehingga hal ini
sangat mendesak untuk dilakukan. Sehingga diharapkan ke
depannya pelayanan kepegawaian di pemda maros sudah bisa
berbasis IT seperti halnya pemberian konsultasi kepegawaian, ijin
dan tugas belajar, pemberian cuti, pembuatan karpeg dan taspen dan
berbagai pelayanan lainnya. Untuk mengembangkan sistem
kepegawaian ini tentunya membutuhkan sumber daya manusia dan
perangkat lunak yang mendukung keberhasilan dalam mencapai
program tersebut. Sehingga SIMPEG harus dikelola secara mandiri
oleh BKPPD bukan lagi melalui kominfo sehingga segala inovasi dan
pengembangan pelayanan di bidang IT bisa dikembangkan sesuai
kebutuhan.
Salah satu yang perlu dilakukan perubahan terhadap pelayanan
kepegawaian pada BKPDD yaitu membatasi pelayanan langsung
kepada orang per orang. Idealnya pelayanan kepegawaian masing-
masing instansi diwakili oleh Kasubag Umum, Aset dan Kepegawaian.
Akan tetapi realitanya banyak pegawai yang secara pribadi datang ke
BKPPD untuk mengurus kebutuhannya. Hal ini tentu berdampak
terhadap kinerja pegawai tersebut karena meninggalkan tugas dan
pekerjaannya di kantor untuk mengurus keperluannya yang pada
dasarnya seharusnya dilakukan oleh Kasubag Umum, Aset dan
Kepegawaian masing-masing instansi. Penulis tidak melarang
pegawai untuk melakukan konsultasi dan mengurus pemberkasan
akan tetapi BKPPD sudah memiliki berbagai sarana komunikasi
seperti email, fb bahkan sms center sehingga pegawai dapat
menanyakan secara pribadi keperluannya tanpa harus meninggalkan
pekerjaannya di kantor.
Menurut penulis keberhasilan pelayanan BKPPD yaitu apabila tidak
banyaknya pegawai yang datang ke kantor BKPPD untuk menerima
pelayanan kepegawaian akan tetapi cukup diwakili oleh Kasubag atau
staf kepegawaian terkait bahkan melalui sarana komunikasi lainnya
tanpa harus meninggalkan pekerjaannya.
b. Pengembangan kemampuan dan kapasitas pegawai
Banyaknya permasalahan dalam bidang pemerintahan menuntut
pemda memiliki aparatur yang cakap dan handal. Seharusnya BKPPD
selain memiliki peta jabatan juga memiliki peta keahlian. Hal ini
dimaksudkan agar BKPPD memiliki data keahlian apa saja yang
dimiliki oleh aparatur pemda maros sehingga dapat diklasifikasikan
apakah keahlian yang dimiliki perlu dikembangkan melalui kursus
singkat (jangka pendek) atau harus diberikan tugas belajar (jangka
menengah) untuk pendalaman keahlian yang dimiliki.
Sumber daya manusia dalam hal ini aparatur yang dimiliki
merupakan aset bagi pemda Maros. Aset ini harus dikelola dengan
baik karena memiliki masa manfaat yang lama. Dengan dukungan
sistem kepegawaian yang telah memiliki database yang lengkap
tentunya akan mudah dalam melakukan pemetaan keahlian.
Sehingga apabila pimpinan maupun stakeholder memerlukan
aparatur yang memiliki keahlian tertentu mudah untuk dideteksi
sehingga memudahkan dalam menjalankan roda pemerintahan. Hal
ini akan mengurangi ketergantungan pemda maros kepada pihak lain
dalam menjalankan tugas dan mewujudkan visi dan misi Bupati.
Dari data LPPD BKDD tahun anggaran 2016 tercantum 2,1% rasio
PNS terhadap jumlah penduduk kabupaten Maros. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah PNS sudah berlebih karena ambang
batas rasio PNS terhadap penduduk yaitu 2%. Hal ini di satu sisi
merupakan ancaman namun apabila kita bisa melihat dari sudut
pandang yang lain hal ini merupakan kekuatan. Jumlah pegawai
yang lebih dari 7000 merupakan aset yang besar apabila kita bisa
memetakan keahlian, pendidikan dan pengalaman kerja yang telah
dimiliki masing-masing pegawai. Akan tetapi kembali lagi harus
didukung dengan database yang lengkap sehingga memudahkan
dalam melakukan pemetaan.
c. Penguatan punishment and reward
Pemkab maros telah melakukan pemecatan terhadap PNS yang
melakukan pelanggaran sesuai PP 53 tahun 2010 terhadap PNS yang
melakukan tindak pidana. Akan tetapi penulis menilai hal ini belum
cukup karena masih adanya pegawai yang berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun tidak menjalankan tugas akan tetapi masih
dipertahankan menjadi pegawai maros. Seharusnya BKPPD pro aktif
mendata pegawai yang sudah lama tidak menjalankan tugasnya
sehingga dapat dilakukan pemecatan aka tetapi tetap harus sesuai
dengan prosedur. Apabila dinilai tidak layak dipertahankan maka
sebaiknya dilakukan pemecatan. Hal ini juga akan berdampak
terhadap jumlah PNS di pemkab maros sehingga nantinya akan
dicapai jumlah ideal rasio PNS terhadap jumlah penduduk dan
nantinya pemkab maros akan bisa mengusulkan formasi untuk
pengadaan cpns dengan tenaga baru yang fresh graduate. Hal ini
penting dilakukan agar PNS yang malas berkantor tidak menjadi
contoh yang buruk bagi PNS lainnya karena longgarnya hukuman
yang diberikan kepada mereka.
Selain PNS yang malas tentu saja ada PNS yang berprestasi. Mereka
perlu diapresiasi dan diberikan penghargaan. Selama ini BKPPD
hanya memberikan penghargaan kepada para kepala SKPD padahal
keberhasilan mereka didukung oleh bawahan yang menjadi ujung
tombak keberhasilan pencapaian prestasi yang diterima oleh Kepala
SKPD. Penghargaan ini bisa berupa kenaikan jabatan ataupun
beasiswa untuk mengupgrade kemampuan yang dimiliki. Hal ini
diharapkan akan mempengaruhi pegawai yang lain untuk berlomba-
lomba dalam berprestasi karena penghargaan yang diberikan sangat
menjanjikan bagi masa depan mereka.
BAB III
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai