Laporan Acara 1 Morino Aw - 2009086014
Laporan Acara 1 Morino Aw - 2009086014
PRAKTIKUM GEOHIDROLOGI
ACARA 1
“MENGHITUNG PRESIPITASI EVAPOTRANSPIRASI DAN
INFILTRASI ”
Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian hidrologi. Menurut Asdak (1995), hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam,
dan di atas permukaan tanah. Sedangkan Arsyad (2009) berpendapat bahwa hidrologi adalah
ilmu yang mempelajari proses penambahan, penampungan, dan kehilangan air di bumi.
Presipitasi, yang juga disebut sebagai satu kelas dalam hidrometeor, adalah fenomena
atmosferik yang terjadi ketika atmosfer, suatu larutan gas raksasa, menjadi jenuh, dan uap air
kemudian terkondensasi dan keluar dari larutan. Penambahan uap air atau pendinginan
menyebabkan udara menjadi jenuh. Data hujan dikumpulkan dari penakar curah hujan yang
ditempatkan di lokasi yang disebut "Pos Hujan" sesuai dengan persyaratan dan kerapatan
antar pos untuk mewakili setiap wilayah. Saat ini ada sistem telemetring di mana data yang
diamati otomatis tidak ditampilkan dalam bentuk grafik tetapi disimpan dalam bentuk digital.
Modem, misalnya, dapat menyimpan data hujan selama lebih dari satu tahun.
Oleh karena itu, diadakannya praktikum ini untuk mengetahui tentang infiltrasi, evaporasi,
dan presipitasi, dan dapat mengolah data-data perhitungan tentang infiltrasi, evaporasi, dan
presipitasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pratikum ini di antaranya yaitu :
a. Untuk mengetahui nilai infiltrasi pada daerah pengamatan
b. Untuk mengetahui nilai evaporasi pada daerah pengamatan
c. Untuk mengetahui nilai perhitungan pada daerah pengamatan menggunakan metode
thiessan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Geohidrologi atau juga disebut hidrogeologi merupakan ilmu yang mempelajari aliran dan
kualitas airtanah. Banyak ahli membedakan istilah geohidrologi dengan hidrogeologi.
Geohidrologi lebih terfokus tentang airtanahnya sedangkan hidrogeologi lebih pada media
tempat airtanah tinggal, atau geologinya. Untuk selanjutnya kita gunakan istilah geohidrologi
(Rinaldi, 2020).
Airtanah mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi mengikuti gradient tekanan. Airtanah ini
terletak di dalam pori-pori tanah, oleh karenanya sering disebut sebagai aliran dalam media
berpori (porous media). Sebagian airtanah terletak di dalam celah atau retakan batuan dan
mengalir melalui saluran semacam pipa (conduit). Airtanah ini terletak dalam lapisan tanah
yang disebut aquifer dan media porous yang dangkal (sekitar 450 m di bawah permukaan
tanah). Airtanah yang dangkal (sekitar 3 meter dari permukaan tanah) merupakan topik
penting pada bidang ilmu tanah, pertanian, dan teknik sipil, dan juga geohidrologi (Rinaldi,
2020).
Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang
lebih rendah. air mengalir diatas permukaan tanah namun air juga mengalir di dalam tanah.
di dalamlingkungan alam, proses, perubahan ujud, gerakan aliran air (dipermukaan tanah, di
dalam tanah, dan di udara) mengikuti suatu siklus keseimbangan yang dikenal dengan siklus
hidrologi. Siklus Hidrologi adalah siklus air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer kebumi
dan kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi
(Salsabila, 2020).
Zona tanah tak jenuh air atau lazim juga disebut unsaturatled zone merupakan zona tanah
yang berada di bawah permukaan tanah sampai zona capillary fringe. Air pada zona tanah
tak jenuh air memilki pressure head yang lebih kecil dari atmospehreic pressure dan tanah
pada zona tanah tak jenuh air mengadung air dengan derajat kejenuhan <100%)
(Salsabila, 2020).
Evapotranspirasi adalah kombinasi dari dua proses: evaporasi dan transpirasi. Evaporasi
adalah penguapan atau hilangnya air dari tanah dan badan air (abiotik) dan transpirasi adalah
keluarnya air (biotik) dari tanaman karena respirasi dan fotosistesis. Transpirasi pada
dasarnya adalah penguapan air dari tanaman melalui daun ke atmosfer. Sistem perakaran
tanaman mengambil air dalam jumlah yang berbeda dan ditranspirasi (Rinaldi, 2020).
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi adalah suhu air, suhu udara (atmosfir),
kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari. Pada waktu pengukuran
evaporasi, kondisi/keadaan iklim ketika itu harus diperhatikan, mengingatfaktor itu Sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan (Sosrodarsono dan Takeda,1983). Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses transpirasi adalah suhu, kecepatanangin, kelembaban tanah, sinar
matahari, gradien tekanan uap. Juga dipengaruhi olehfaktor karakteristik tanaman dan
kerapatan tanaman (Fuasan,2020).
Proses evaporasi dimulai ketika molekul air membutuhkan energi untuk bergerak dari fase
cair ke fase uap. Energi berasal dari radiasi matahari langsung dan komponen lingkungan
lainnya yang mempengaruhi suhu udara. Gaya penggerak adalah perbedaan tekanan antara
uap air di permukaan penguapan dan tekanan udara atmosfir. Selama proses, udara sekitar
menjadi jenuh secara bertahap. Jika udara basah tidak dipindahkan ke atmosfir, proses akan
melambat dan mungkin berhenti.Kecepatan angin sangat memengaruhi perpindahan antara
udara jenuh dan udara kering (Fuasan,2020).
Oleh karena itu, radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin adalah
faktor iklim yang dipertimbangkan ketika proses evaporasi dihitung. Tingkat
penutupantanaman pelindung (tanaman pelindung) dan jumlah air yang tersedia pada
permukaan penguapan juga mempengaruhi proses evaporasi jika permukaan penguapan
adalah tanah.Ada beberapa cara untuk mengukur evaporasi, seperti menggunakan panci Eva
porasi, menggunakan lisimeter, atau menggunakan pengukuran meteorologis (Fuasan,2020).
Proses transpirasi meliputi penguapan cairan (air) yang terkandung pada jaringantanaman
dan pemindahan uap ke atmosfir. Tanaman umumnya kehilangan air melalui stomata.
Stomata merupakan saluran terbuka pada permukaan daun tanaman melalui proses
penguapan dan perubahan wujud menjadi gas. Air bersama beberapa nutrisi lain diserap oleh
akar dan ditransportasikan keseluruh tanaman. Proses penguapan terjadi dalam daun, yang
disebut ruang intercellular, dan pertukaran uap ke atmossfir dikontrol oleh celah stomata.
Hampir semua air yang diserap oleh akar keluar melalui proses transpirasi dan hanya
sebahagian kecil saja yang digunakan dalam tanaman (Fuasan,2020).
Evapotranspirasi (ETc) adalah proses dimana air berpindah dari permukaan bumi ke atmosfer
termasuk evaporasi air dari tanah dan transpirasi dari tanamanmelalui jaringan tanaman
melalui transfer panas laten persatuan area (Hillel, 1983). Ada 3 faktor yang mendukung
kecepatan evapotranspirasi yaitu (1) faktor iklim mikro, mencakup radiasi netto, suhu,
kelembaban dan angin, (2) faktor tanaman,mencakup jenis tanaman, derajat penutupannya,
struktur tanaman, stadia perkembangan sampai masak, keteraturan dan banyaknya stomata,
mekanisme menutup dan membukanya stomata, (3) faktor tanah, mencakup kondisi tanah,
aerasitanah, potensial air tanah dan kecepatan air tanah bergerak ke akar tanaman
(Ramli, 2011).
Proses transpirasi meliputi penguapan cairan (air) yang terkandung pada jaringantanaman
dan pemindahan uap ke atmosfir. Tanaman umumnya kehilangan air melalui stomata.
Stomata merupakan saluran terbuka pada permukaan daun tanaman melalui proses
penguapan dan perubahan wujud menjadi gas. Air bersama beberapa nutrisi lain diserap oleh
akar dan ditransportasikan keseluruh tanaman (Ramli, 2011).
Jenis-Jenis Evapotranspirasi
1. Evapotranspirasi potensial, adalah yang munkin terjadi pada kondisi air yang tersedia
berlebihan.Faktor penting yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah tersedianya air yang
cukup banyak.Evapotranspirasi potensial akan terjadi jika evapotranspirasi pada suatu daerah
sempit di tengah-tengah daerah yang luas,tidak terpisah,seluruh permukaan tertutup vegetasi
seragam. Dan terjadi jika dalam kondisi kelembaban tanah tidak terbatas.
2. Evapotranspirasi aktual Jumlah air tidak berlebihan atau terbatas.Dipengaruhi oleh
proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan hijau pada musim kemarau.
(Sarminah, 2017)
Proses turunnya air dari atmosfer ke permukaan bumi dan laut dikenal sebagai presipitasi.
Air yang turun bisa berbentuk hujan atau salju tergantung di mana air turun. Presipitasi yang
dibahas secara umum dalam bab ini adalah curah hujan karena Indonesia berada di daerah
tropis; namun, di daerah beriklim sedang, itu dapat berupa curah hujan atau salju (Ramli,
2011).
Perubahan bentuk air karena kondensasi dari uap menjadi cairan dikenal sebagai presipitasi,
peristiwa klimatik alamiah. Siklus hidrologi mendokumentasikan presipitasi secara
menyeluruh. Proses presipitasi dimulai dengan uap air mengalir ke atmosfer dari permukaan
bumi. Ketika suhu udara menjadi lebih dingin, uap air di atmosfer menjadi dingin dan
terkondensasi, membentuk clouds. Ketika awan tidak dapat lagi menampung air, awan akan
melepas uap air di dalamnya ke dalam bentuk presipitasi (Ramli, 2011).
Secara sederhana, agar presipitasi dapat terjadi, kondisi atmosfer harus mendukung 4 hal
berikut, yaitu:
1. Kelembaban udara yang cukup
2. Terdapat inti yang cukup untuk pembentukan kondensasi
3. Kondisi udara cukup baik untuk proses penguapan terjadi
4. Awan pembentukan kondensasi harus mencapai bumi
(Ramli, 2011).
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, presipitasi bisa terjadi dalam beberapa bentuk.
Berdasarkan ukurannya, bentukbentuk presipitasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Drizzle : Presipitasi yang terdiri dari butir-butir air berdiameter kurang dari 0,02 mm
atau intensitasnya kurang dari 0.04 mm per jam
2. Rain : Presipitasi dengan ukuran butir air lebih besar dari 0,02 mm
3. Glaze : Presipitasi berupa es yang terbentuk dari hujan atau drizzle yang membeku
akibat kontak dengan lingkungan yang dingin
4. Sleet : Presipitasi terbentuk apabila butir-butir hujan sewaktu jatuh mengalami
pembekuan akibat udara yang dingin
5. Snow : Presipitasi dalam bentuk Kristal es
6. Hail : Presipitasi dalam bentuk bola es dengan diameter lebih dari 0,2 inci.
(Salsabila, 2020).
Infiltrasi merupakan peristiwa atau proses masuknya air ke dalam tanah, umumnya (tetapi
tidak mesti) melalui permukaan tanah dan secara vertikal. Infiltrasi adalah proses masuknya
air ke dalam tanah melalui permukaan tanah dalam tingkatan prosesnya melalui 1, ambibisi
yaitu proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah atau serapan matrik tanah
2, bergeraknya air ke dalam permukaan tanah,dimana ambibisi masih berlangsung. 3,
redistribusi air tanah setelah proses ambibisi berakhir.Infoltrasi merupakan suatu peralihan
atau pergerakan air dari permukaan tanah yang terus bergerak di dalam profil tanah yang
prosesnya dikenal dengan perkolasi (Salsabila, 2020).
Laju infiltrasi dintaranya dipengaruhi oleh sejumlah variabel, termasuk kelembaban tanah,
pemampatan hujan, penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup, topografi, dan intensitas
hujan. Dalam beberapa situasi, air dapat masuk melalui rekahan atau jalur tanah, atau gerakan
horizontal dari samping, antara lain, tetapi faktor-faktor ini akan menentukan tingkat infiltrasi
dari area tertentu. Seseorang dapat mengukur laju infiltrasi di lapangan dengan mengukur
curah hujan, aliran permukaan, dan menduga komponen lain dari siklus air. Alternatif,
mereka dapat menggunakan analisis hidrograf untuk menghitung laju infiltrasi
(Salsabila, 2020).
Penetapan infiltrasi sering dilakukan pada luasan yang sangat kecil dengan menggunakan
suatu alat yang dinamai infiltrometer. Ada beberapa macam infiltrometer yang dapat
digunakan untuk menetapkan laju infiltrasi, yaitu:
(1) ring infiltrometer (single ataudouble/concentric-ring infil trometer);
(2) wells, auger hole permeameter;
(3) pressure infiltrometer;
(4) closed-top permeameter;
(5) crust test;
(6) tension and disc infiltrometer;
(7) driper; dan
(8) rainfall
(Sarminah, 2017).
Proses infiltrasi melibatkan tiga proses yang saling tidak tergantung satu sama lain, yaitu (1)
proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah, (2) tertampungnya air hujan
tersebut di dalam tanah, (3) proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping,
dan atas) (Sarminah, 2017).
Saat air hujan menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam tanah
melalui pori-pori yang ada di permukaan tanah. Gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah
membatasi aliran air hujan ke dalam tanah. Gaya gravitasi membatasi aliran air hujan tegak
lurus melalui profil tanah, sementara gaya kapiler mengalirkan air tegak lurus ke atas, ke
bawah, dan ke arah horizontal. Metode kapiler tanah ini efektif pada tanah dengan poripori
yang kecil (Sarminah, 2017).
Laju infiltrasi dapat diukur di lapangan dengan mengukur curah hujan, aliran permukaan dan
menduga faktor-faktor lain dari siklus air, atau menghitung laju infiltrasi dengan analisis
hidrograf. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam Pengantar
Hidrologi 39 tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Sarminah, 2017).
Ada beberapa macam infiltrometer yang dapat digunakan untukmenetapkan laju infiltrasi,
yaitu: (1) ring infiltrometer (single atau double/concentric-ring infiltrometer); (2) wells,
auger holepermeameter; (3) pressure infiltrometer; (4) closed-top permeameter; (5) crust
test; (6) tension and disc infiltrometer; (7) driper; dan (8) rainfall (Sarminah, 2017).
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktium kali ini yaitu:
a. Data Administrasi
b. Data Curah Hujan
c. Software ArcGIS
Presipitasi adalah proses turunnya air dari atmosfer ke permukaan Bumi dalam bentuk
berbagai macam jenis presipitasi, seperti hujan, salju, hujan es, embun beku, atau gerimis.
Ini terjadi ketika uap air di atmosfer mengembun menjadi tetes-tetes air atau kristal es yang
cukup besar untuk jatuh ke permukaan. Precipitasi adalah cara utama di mana air kembali ke
permukaan Bumi setelah menguap dari permukaan air (seperti sungai, danau, dan lautan).
Precipitasi adalah sumber air penting untuk pasokan air tawar di Bumi, yang diperlukan
untuk kehidupan, pertanian, dan berbagai keperluan lainnya.
Evaporasi adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi uap air yang terjadi ketika
air di permukaan (seperti air di sungai, danau, atau laut) terpapar panas matahari dan berubah
menjadi uap air. Evaporasi adalah salah satu cara utama di mana air menguap dari permukaan
Bumi ke atmosfer. Ini adalah langkah awal dalam siklus air yang menghasilkan uap air di
atmosfer, yang kemudian dapat kondensasi menjadi awan dan berkontribusi pada proses
presipitasi. Evaporasi juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim Bumi
dan mengatur
Infiltrasi adalah proses perembesan atau penyerapan air ke dalam tanah dari permukaan. Air
hujan atau air permukaan yang mencapai tanah dapat meresap ke dalam tanah melalui pori-
pori tanah dan batuan. Infiltrasi penting dalam siklus air karena air yang meresap ke dalam
tanah dapat menjadi sumber air bagi akuifer bawah tanah (lapisan air tanah) dan kemudian
dapat dialirkan ke sumur-sumur atau mata air. Infiltrasi juga membantu mengontrol erosi
permukaan dan mengisi kembali air tanah. Tingkat infiltrasi dapat dipengaruhi oleh jenis
tanah, tipe vegetasi, curah hujan, dan banyak faktor lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam metode Thiessen untuk mengestimasi curah
hujan:
1. Titik Data Curah Hujan: Mulailah dengan mengidentifikasi lokasi dari titik-titik
stasiun hujan yang memiliki data curah hujan yang telah terukur. Titik-titik ini akan
digunakan sebagai pusat-pusat poligon Thiessen.
2. Pembuatan Poligon Thiessen: Untuk setiap titik stasiun hujan, gambarlah garis-garis
(garis Voronoi) yang membagi wilayah sekitarnya menjadi poligon Thiessen. Garis-garis ini
adalah garis yang berjarak sama jauh dari dua titik stasiun hujan terdekat. Poligon Thiessen
adalah wilayah yang terbentuk oleh garis-garis ini.
3. Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata: Setelah pembuatan poligon Thiessen, Anda
dapat menghitung rata-rata curah hujan di masing-masing poligon tersebut. Ini biasanya
dilakukan dengan cara membagi total curah hujan pada titik data stasiun hujan yang terletak
di dalam poligon dengan luas poligon tersebut.
4. Visualisasi Hasil: Hasil dari metode Thiessen dapat divisualisasikan dalam bentuk
peta yang menunjukkan poligon Thiessen dan nilai curah hujan rata-rata di masing-masing
poligon. Ini membantu untuk melihat bagaimana curah hujan terdistribusi di wilayah
tersebut.
385
𝐸𝑎 = × 0,5
(0,9 + 0,602)
385
𝐸𝑎 = × 0,5
(1,502)
𝐸𝑎 = 256,32 × 0,5
𝐸𝑎 = 128,16
4.8 Perhitungan Infiltrasi
Berdasarkan data diberikan, maka dapat diperoleh perhitungan dari metode aritmatik, yaitu :
Rumus :
𝑅 = 𝑃 − 𝐸𝑇 − Runoff
𝑅 = 385 − 0,03 − 2,74
𝑅 = 382,23
522,741,877
𝑝 =
1925
𝑝 = 271,544,22
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum kali ini, anatara lain:
a. Berdasarkan hasil dari perhitungan suhu yang telah dilakukan, diperoleh hasil yaitu T1 =
-1,068 °C.
b. Berdasarkan hasil perhitungan evapotranspirasi adalah Ea = 128,16.
c. Berdasarkan hasil perhitungan metode thiessan adalah P = 271,544,22.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya sudah praktikan disediakan modul sebagai alat
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Rinaldi, Aris. 2020. “Hidrogeologi Tanah Tak Jenuh Air (Unsaturated Hydrogeology)”.
Bandung. ITB
Salsabila, Anisa dkk. 2020 “Pengantar Hidrologi”. CV. Anugrah Utama Raharja. Lampung
Ramli, Muhammad dkk. 2011. “Cekungan Hidrogeologi Sebagai Dasar Konversi Air
Tanah Makassar”. Fakultas Teknik Universitas Hassanuddin. Makassar.
Sarminah, Sri dkk. 2017. “Kajian Laju Infiltrasi Pada Beberapa Tutupan Lahan Dikawasan
Karst Sangkulirang-Mangkalihat Kabupaten Kutai Timur”. Fakultas kehutanan
Universitas Mulawarman. Samarinda