MAKALAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
OLEH
1.ANRA LABIB
KATA PENGANTAR
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Contents
1. 1.MENGANALISIS KEBUDAYAAN MAKKAH DAN MADINAH SEBELUM ISLAM............4
a. MAKKAH...........................................................................................................................................4
b. MADINAH..........................................................................................................................................6
2. 2. MENGANALISIS SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW
PERIODE MAKKAH DAN MADINAH..................................................................................................8
a. Periode Makkah.................................................................................................................................8
b. Periode Madinah................................................................................................................................9
MENGANALISIS PERISTIWA PENTING ISLAM DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE
MAKKAH DAN MADINAH...................................................................................................................11
a. PERIODE MAKKAH......................................................................................................................11
b. PERIODE MADINAH.....................................................................................................................18
4
Masyarakat Mekah pada masa pra-Islam memiliki budaya yang khas dan beragam.
Budaya tersebut mencerminkan karakteristik mereka sebagai bangsa Arab yang hidup
di lingkungan gurun yang keras dan tandus. Beberapa aspek budaya yang dapat kita
lihat adalah:
Bahasa:
Bahasa Arab adalah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Mekah.
Bahasa Arab memiliki kekayaan kosakata, tata bahasa, dan sastra yang tinggi.
Masyarakat Mekah sangat menghargai kemampuan berbahasa, terutama dalam bidang
puisi dan pidato. Puisi dan pidato adalah media untuk menyampaikan perasaan, pikiran,
ide, nasihat, kritik, pujian, atau celaan. Puisi dan pidato juga menjadi alat untuk
menunjukkan kecerdasan, keindahan, keberanian, atau kebanggaan seseorang atau
suku. Salah satu contoh puisi yang terkenal adalah Mu’allaqat, yaitu tujuh puisi terbaik
yang digantung di dinding Ka’bah sebagai penghargaan.
Pakaian:
5
Pakaian masyarakat Mekah pada umumnya terbuat dari kain wol atau katun yang
ringan dan nyaman. Pakaian mereka disesuaikan dengan iklim dan kebiasaan mereka.
Pakaian laki-laki biasanya terdiri dari kain panjang yang disebut izar yang dililitkan di
pinggang dan kain pendek yang disebut ridha yang dikenakan di atas bahu. Pakaian
perempuan biasanya terdiri dari kain panjang yang disebut khimar yang menutupi
seluruh tubuh dan kain pendek yang disebut jilbab yang menutupi kepala dan leher.
Pakaian mereka juga dilengkapi dengan aksesori seperti ikat pinggang, gelang, kalung,
anting-anting, atau cincin.
Makanan:
Seni:
Seni masyarakat Mekah pada umumnya bersifat lisan atau oral. Selain puisi dan
pidato, mereka juga memiliki seni bercerita atau dongeng yang disebut hikayat. Hikayat
adalah cerita-cerita tentang sejarah, legenda, mitos, atau dongeng rakyat yang
mengandung hikmah atau pesan moral. Hikayat biasanya diceritakan oleh orang-orang
tua atau ahli cerita yang disebut rawi. Selain itu, mereka juga memiliki seni musik dan
tari yang disebut al-ghina wa al-raqs. Al-ghina wa al-raqs adalah musik dan tari yang
menggambarkan suasana hati atau perasaan seseorang atau kelompok. Musik dan tari
biasanya diiringi oleh alat-alat musik seperti rebana, tamburin, seruling, atau gitar.
b. MADINAH
"Perkembangan jaman dari jaman dulu sampai sekarang sudah pasti ada
perbedaannya, bahkan perbedaan tersebut sangatlah jauh sekali. Salah satu contohnya
6
Madinah pada jaman dahulu sangat jauh berbeda dengan Madinah pada saat ini, Mari
kita ikuti sampai akhir.
Sebagai pusat pertanian, kota ini menjadi menarik bagi penduduk kota lain untuk
berpindah kesana. Kota Yatsrib dikelilingi oleh gunung berbatu, disini terdapat banyak
lembah, atau yang paling terkenal dengan nama Wadi. Persawahan dan perkebunan
yang subur menjadi sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya
adalah anggur dan kurma, tidak mengherankan jika kurma terbaik di dunia terdapat di
kota ini.
Dilihat dari struktur sosial dan budaya, penduduk Yatsrib cenderung lebih
heterogen dibanding Makkah. Mereka terdiri atas berbagai macam etnis dan
kepercayaan serta memiliki adat istiadat sendiri dari masing-masing suku. Masyarakat
Yatsrib sebelum Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga :
Kedua suku ini awal mulanya adalah nama dari dua orang saudara kadung anak
dari Harits bin Tsa‟labah dari istrinya yang bernama Qilah binti al-Arqam bin Amr bin
Jafnah. Pada perkembangan selanjutnya Aus dan Khazraj menjadi dua nama kabilah
besar di Yatsrib. Selama kurang lebih 120 tahun dua kabilah ini saling bertikai,
pertikaian ini tidak lain disebabkan karna provokasi kaum Yahudi yang iri dengan
kemajuan suku Aus dan Khazraj. Akibat provokasi kaum Yahudi, suku Aus dan Khazraj
terlibat perang saudara yang hebat dan berkepanjangan, salah satu peperangan
terkenal diantara keduanya disebut dengan perang Bu‟ats.
Ketika itu suku Aus yang memiliki kekuatan besar karena beraliansi dengan
Yahudi berhasil mengalahkan Khazraj. Pada musim Haji, suku Khazraj mencoba
mencari dukungan suku Quraisy di Makkah. Pada kesempatan itu Rasulullah Saw
mencoba menarik simpati suku Khazraj dengan mengajaknya memeluk Islam, tapi
ajakan itu ditolak oleh mereka. Selanjutnya justru suku Aus menaruh simpati terhadap
ajakan Rasulullah Saw dan melakukan konsolidasi dalam Baiat Aqabah pertama
dan Baiat Aqabah kedua.
Akhirnya suku Aus menyadari betul bahwa kemenangnya atas suku Khazraj
bukan hal yang menguntungkan, bahkan menjadi titik awal kehancurannya di tengah
suku-suku Yahudi, sebab mereka membuka peluang bagi kaum Yahudi untuk
menghancurkan dari belakang. Karena itu suku Aus terus berupaya melakukan
rekonsiliasi dengan Khazraj. Mereka terus berupaya mewujudkan gerakan perdamaian
Kenyataan ini telah menunjukkan bahwa suku-suku Arab di Yatsrib terus berupaya
memelihara kekuasaan dan eksistensinya atas orang-orang Yahudi. Pada sisi lain,
perang Bu‟ats telah membangkitkan mereka untuk mencari perdamaian. Keinginan
untuk hidup damai inilah yang mendorong suku Aus dan Khazraj menerima kehadiran
Islam. Islam dalam pandangan mereka merupakan lambang persaudaraan dan
kedamaian.
a. Periode Makkah
Pembahasan
Nabi Muhammad berdakwah di Mekah bertujuan agar masyarakat Mekah
dapat meninggalkan kejahiliyah dalam bidang agama, moral, dan hukum
sehingga mampu menjadi umat yang dapat menyakini ajaran Islam yang
disampaikan Nabi Muhammad.
Kondisi masyarakat Mekah yang masih meyakini ajaran nenek moyang dan
adat tradisi yang sudah dijalankan bertahun-tahun membuat nabi
menerapkan beberapa strategi dakwah sebagai berikut:
b. Periode Madinah
Bangsa Arab lebih mendominasi wilayah Madinah mereka terdiri dari dua
kelompok besar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Meskipun dari bangsa
yang sama, kedua kelompok tersebut sering terlibat dalam pertikaian dan
peperangan untuk berebut kekuasaan di Madinah.
Kedua kelompok yang mendiami Madinah ini saling berebut pengaruh dan
kekuasaan. Bahkan, keduanya saling mengancam untuk berperang dan
saling usir dari Madinah.
a. PERIODE MAKKAH
1. Hijrah ke Habasyah
1. HIJRAH KE HABASYAH
12
Melihat berbagai macam siksaan dan derita yang dialami oleh kaum
muslimin, sementara beliau tidak bisa melindungi mereka, maka
Rasulullah Saw berkata “tidakkah sebaiknya kamu sekalian pergi ke
Habasyah? Sesungguhnya disana ada seorang raja yang tidak ada
seorangpun teraniaya di sisinya, tinggllah di negeri itu, sehingga Allah
Swt memberi kemudahan dan jalan keluar dari apa yang kalian alami
saat ini
Kedua utusan itu berkata kepada Raja Najasyi, ”Wahai Raja! Mereka
telah pergi dari negeriku dan datang ke negerimu. Mereka orang-
orang yang bodoh. Mereka telah melepaskan agama nenek moyang
kami dan telah masuk agama baru yang kami dan kamu tidak
mengetahuinya. Maka kami diutus oleh pemimpin-pemimpin kami
untuk minta kepadamu agar mereka dikembalikan kepada kami”.
Kaum muslimin yang diwakili Ja’far bin Abi Thalib menjawab, ”Wahai
Raja! Kami dahulu orang Jahiliyyah, menyembah berhala, memakan
bangkai, berbuat jahat, memutuskan hubungan persaudaraan, dan
orang-orang kami memperbudak yang lemah. Lalu, datang utusan
Allah Swt, yaitu seorang di antara kami (kaum Quraisy). Kami
mengenal akhlaknya yang mulia, yaitu jujur, menepati janji, dan
pemaaf. Beliau mengajak kami untuk menyembah Allah Swt Yang
Esa, menyuruh kami berkata yang benar, bersikap jujur, adil,
memenuhi amanah, menyambung persaudaraan, serta berbuat baik
kepada tetangga. Beliau melarang kami berbuat jahat, berkata kotor,
makan harta anak yatim dengan jalan yang tidak halal, dan
menyekutukan Allah Swt. Maka kami menerima ajakannya untuk
masuk Islam”.
2. ISRA’ MI’RAJ
Pada sebuah malam 27 Rajab beliau diangkat oleh Allah SWT untuk
Isra Miraj hingga Sidratul Muntaha, langit ketujuh, untuk berjumpa langsung
dengan Sang Pencipta.
Perintah Salat
14
Saat turun dari langit ketujuh, beliau berjumpa Nabi Musa dan meminta
Nabi Muhamad untuk meminta keringanan salat kepada Alla
Lantas, Nabi Muhammad pun minta diantar kembali menuju Allah SWT.
Malaikat Jibril pun mengantar beliau kembali dan Nabi Muhammad
mengutarakan keinginannya.
Adapun 10 waktu pun dirasa masih akan sulit. Lantas beliau meminta
keringanan lagi hingga sampai 5 waktu sampai yang dikenal sekarang.
Itulah awal mula sejarah Salat yang kita kenal dan jalani sampai
sekarang. Salat 5 waktu berasal dari kisah Isra Miraj ini.
Kembali ke Mekah
Usai perjalanan Miraj ke langit tersebut, lantas Nabi Muhamad pun
kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra Miraj yang dialaminya.
Namun, tentu saja, peristiwa ini sulit diterima oleh kebanyakan orang.
Padahal Nabi Muhammad sudah memberi banyak bukti bahwa ia
mengalami peristiwa tersebut.
Menurut para ulama, ini sekaligus upaya menguji keimanan dari muslim
yang saat itu memang masih sedikit.
Salah satu bukti faktual yang dibawa Nabi untuk buktikan Isra Miraj
adalah, ketika ia melihat gerombolan musafir yang melakukan perjalanan
dan sebentar lagi akan tiba di Mekah. Hal Itu pun terbukti, tapi sebagian
orang tidak percaya.
15
Kini, sebagai umat Islam, Isra Miraj 2023 yang jatuh pada hari besok,
bisa jadi pelajaran penting, dan dijadikan hikmah bukti cinta kita kepada
Nabi Muhammad SAW.
Tepat di malam hari Senin, malaikat Jibril as. turun, datang padanya
untuk mengatakan secara langsung wahyu pertama dari Tuhannya. Yaitu,
ayat pertama sampai kelima dari surah Al-Alaq:
Tentu tidak serta merta beliau SAW. dapat langsung mengikuti tuntunan
malaikat Jibril as. yang saat itu muncul dengan wujud aslinya. Wujud
aslinya. Siapa yang akan kuat melihat sosok itu? Termasuk Nabi
Muhammad SAW. yang menjadi begitu ketakutan. Sehingga malaikat Jibril
as. terus menyerukan ayat pertama, “Bacalah!” yang dijawab oleh beliau
SAW., “aku tidak bisa membaca.” Dan terus diulanginya hingga tiga kali
sambil memegang tangan dan merangkul pundak manusia paling mulia itu.
Membuat nafasnya terasa sesak.
Lalu, sampailah kelima ayat itu berhasil diulanginya. Kejadian yang luar
biasa agung itu kelak akan menggemparkan seluruh isi kota Mekkah,
seluruh tanah Arab, sehingga seiring masa menyebarkan getarannya ke
seluruh dunia. Malam itu juga, setelah menerima wahyu pertama, Nabi
Muhammad SAW. menuruni Jabal Nur, dimana gua Hira terletak, dan
pulang menuju rumahnya masih dengan gemetaran.
b. PERIODE MADINAH
1. PIAGAM MADINAH
18
Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, atau saat kota terakhir
masih bernama Yatsrib, di sana terdapat 2 kabilah besar yang saling bertikai
ratusan tahun lamanya. Dua kabilah besar di Yatsrib tersebut adalah kabilah Aus
dengan sekutu Yahudi bani Quraizhah dan kabilah Khazraj dengan sekutu Yahudi
bani Nadhir. Tercatat sekitar 120 tahun dua kabilah tersebut bertikai. Kendati
demikian, kedua kabilah tersebut sebenarnya merindukan perdamaian, tetapi
tidak menemukan sosok yang menyatukan mereka. Akibat perseteruan 2
kelompok suku di Yatsrib itu, setidaknya telah terjadi 4 perang besar, yaitu perang
Sumir, perang Ka’b, perang Hathib, dan perang Bu’ats. Ratusan korban sudah
berjatuhan dari kedua belah pihak.
Oleh sebab itu, sejak 2 tahun sebelum hijrah (620 Masehi), Nabi
Muhammad SAW sering dihubungi oleh beberapa tokoh dari Yatsrib, baik asal
kabilah Aus dan Khazraj. Meski Nabi Muhammad SAW memiliki banyak musuh di
Makkah, ia tetap terkenal atas reputasinya sebagai Al-Amin, orang yang jujur dan
terpercaya, serta pernah menyelesaikan perselisihan terkait peletakan Hajar
Aswad saat pemugaran Ka'bah
Piagam Madinah berisi pernyataan bahwa para warga muslim dan non-
muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani,
19
serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan
gangguan.
Apa saja isi Piagam Madinah? Dalam kitab Siratun Nabi (Hlm. 119-133) yang
dilansir laman Elsam, Abu Muhammad Abdul Malik atau Ibnu Hisyam menulis
bahwa isi Piagam Madinah adalah sebagai berikut.
PIAGAM MADINAH
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ini adalah
piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, untuk kalangan mukminin dan
muslimin yang berasal dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti
mereka, menggabungkan diri, dan berjuang bersama mereka.
Pasal 1 Sesungguhnya mereka satu umat, berbeda dari komunitas manusia lain.
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka dan mereka membayar tebusan
tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.
PASAL 3
Bani Auf sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu membayar
uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar
tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 4
Bani Sa’idah sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
20
Pasal 5
Bani Al Hars sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 6
Pasal 8
Bani ‘Amr bin ‘Auf sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 9 Bani
Al Nabit sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu membayar
uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar
tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 10
Bani Al ‘Aus sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat
menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam
pembayaran tebusan atau uang tebusan darah.
Pasal 15 Jaminan Allah satu. Jaminan perlindungan diberikan oleh mereka yang
dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada
golongan lain.
Pasal 20 Orang musyrik Yatsrib (Madinah) dilarang melindungi harta dan jiwa
orang musyrik Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang
beriman.
Pasal 21 Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas
perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela menerima uang
tebusan darah. Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
22
Pasal 22 Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya
pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat
kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat
tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat,
dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.
Pasal 25 Kaum Yahudi dari Bani ‘Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi
kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga
kebebasan ini berlaku bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi
yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.
Pasal 26 Kaum Yahudi Bani Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 27 Kaum Yahudi Bani Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 28 Kaum Yahudi Bani Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 29 Kaum Yahudi Bani Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 30 Kaum Yahudi Bani Al ‘Aus diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 31 Kaum Yahudi Bani Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani
‘Auf.
Pasal 32 Kaum Yahudi Bani Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti
Yahudi Bani ‘Auf.
Pasal 33 Kaum Yahudi Bani Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani
‘Auf.
Pasal 35 Kerabat Yahudi di luar kota Madinah sama seperti mereka (Yahudi).
Pasal 36 Tidak seorang pun dibenarkan untuk berperang, kecuali seizin Nabi
Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi untuk menuntut pembalasan luka yang
dibuat orang lain. Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu
akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah
sangat membenarkan ketentuan ini.
Pasal 37 Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi kaum muslimin ada
kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan Muslimin) bantu-membantu dalam
menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat.
Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman
akibat kesalahan sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.
Pasal 39 Sesungguhnya Yatsrib (Madinah) itu tanahnya haram (suci) bagi warga
piagam ini.
Pasal 43 Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy Mekkah dan juga bagi
pendukung mereka.
itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib
memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang
yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan kewajiban masing
masing sesuai tugasnya.
Pasal 46 Kaum Yahudi Al ‘Aus, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan
kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang
baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan
(kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang
bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling
membenarkan dan memandang baik isi piagam ini
. Pasal 47 Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat.
Orang yang keluar bepergian aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali
orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik
dan takwa. Dan Muhammad SAW adalah Utusan Allah.
DIMAAFKAN
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
25
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/isi-piagam-madinah-dan-latar-belakang-sejarah-kelahirannya-f644
https://news.detik.com/berita/d-5350191/piagam-madinah-sejarah-isi-dan-tujuannya.
https://www.posciety.com/peristiwa-pengangkatan-nabi-muhammad-saw-menjadi-rasul/
https://www.kompas.tv/religi/379418/kisah-lengkap-isra-miraj-perjalanan-rasulullah-ke-
langit-ketujuh-dan-perintah-salat-5-waktu?page=all
https://www.google.com/search?
sxsrf=AB5stBjsWfHDleKg3bmm6_EKbIULnFYrgQ:1690881277488&q=logo+man+1+lotim&t
bm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwjBpJvPj7uAAxUFyDgGHa6QC8YQ0pQJegQID
BAB&biw=1366&bih=689&dpr=1#imgrc=bnt3CCR8KyEXLM
https://an-nur.ac.id/kondisi-sosial-masyarakat-makkah-sebelum-islam/