Anda di halaman 1dari 25

1

MAKALAH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

OLEH
1.ANRA LABIB

2.ARDHA BARANI SHIDQIN

3,AZZAHRA MAULIDYA HERMAN

4.BAIQ FITRI APRIANIZZAHRO

5.BAIQ AYUNIA ANDINI

6.LALU AHMAD SURYA PUTRA FIRDAUS

7.LAYLA MUTIA RUBINA

8.M ZIKRUL ADITYA ABDANI

9.NADIRA AULIA AGUSTINA

10.NAYLA WIDIA LESTARI

11.LINDA AYU NINGSIH

12.M MUNZIR WAHYU RAMDAN


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

SELONG, 1 AGUSTUS 2023


3

DAFTAR ISI

Contents
1. 1.MENGANALISIS KEBUDAYAAN MAKKAH DAN MADINAH SEBELUM ISLAM............4
a. MAKKAH...........................................................................................................................................4
b. MADINAH..........................................................................................................................................6
2. 2. MENGANALISIS SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW
PERIODE MAKKAH DAN MADINAH..................................................................................................8
a. Periode Makkah.................................................................................................................................8
b. Periode Madinah................................................................................................................................9
MENGANALISIS PERISTIWA PENTING ISLAM DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE
MAKKAH DAN MADINAH...................................................................................................................11
a. PERIODE MAKKAH......................................................................................................................11
b. PERIODE MADINAH.....................................................................................................................18
4

PERKEMBANGAN ISLAM PADA


MASA RASULULLAH SAW.

1. 1.MENGANALISIS KEBUDAYAAN MAKKAH DAN MADINAH


SEBELUM ISLAM
a. MAKKAH
Sebelum Islam

Masyarakat Mekah pada masa pra-Islam memiliki budaya yang khas dan beragam.
Budaya tersebut mencerminkan karakteristik mereka sebagai bangsa Arab yang hidup
di lingkungan gurun yang keras dan tandus. Beberapa aspek budaya yang dapat kita
lihat adalah:

Bahasa:

Bahasa Arab adalah bahasa utama yang digunakan oleh masyarakat Mekah.
Bahasa Arab memiliki kekayaan kosakata, tata bahasa, dan sastra yang tinggi.
Masyarakat Mekah sangat menghargai kemampuan berbahasa, terutama dalam bidang
puisi dan pidato. Puisi dan pidato adalah media untuk menyampaikan perasaan, pikiran,
ide, nasihat, kritik, pujian, atau celaan. Puisi dan pidato juga menjadi alat untuk
menunjukkan kecerdasan, keindahan, keberanian, atau kebanggaan seseorang atau
suku. Salah satu contoh puisi yang terkenal adalah Mu’allaqat, yaitu tujuh puisi terbaik
yang digantung di dinding Ka’bah sebagai penghargaan.

Pakaian:
5

Pakaian masyarakat Mekah pada umumnya terbuat dari kain wol atau katun yang
ringan dan nyaman. Pakaian mereka disesuaikan dengan iklim dan kebiasaan mereka.
Pakaian laki-laki biasanya terdiri dari kain panjang yang disebut izar yang dililitkan di
pinggang dan kain pendek yang disebut ridha yang dikenakan di atas bahu. Pakaian
perempuan biasanya terdiri dari kain panjang yang disebut khimar yang menutupi
seluruh tubuh dan kain pendek yang disebut jilbab yang menutupi kepala dan leher.
Pakaian mereka juga dilengkapi dengan aksesori seperti ikat pinggang, gelang, kalung,
anting-anting, atau cincin.

Makanan:

Makanan masyarakat Mekah pada umumnya sederhana dan sehat. Mereka


mengonsumsi makanan yang mudah didapat dan disiapkan, seperti kurma, roti, susu,
daging, sayuran, dan buah-buahan. Mereka juga menyukai makanan yang berbumbu
atau beraroma, seperti madghut (nasi dengan daging kambing), tharid (sup daging
dengan roti), atau hays (kurma dicampur dengan mentega). Mereka tidak mengonsumsi
makanan yang diharamkan oleh agama sebelumnya, seperti babi, darah, bangkai, atau
minuman keras.

Seni:

Seni masyarakat Mekah pada umumnya bersifat lisan atau oral. Selain puisi dan
pidato, mereka juga memiliki seni bercerita atau dongeng yang disebut hikayat. Hikayat
adalah cerita-cerita tentang sejarah, legenda, mitos, atau dongeng rakyat yang
mengandung hikmah atau pesan moral. Hikayat biasanya diceritakan oleh orang-orang
tua atau ahli cerita yang disebut rawi. Selain itu, mereka juga memiliki seni musik dan
tari yang disebut al-ghina wa al-raqs. Al-ghina wa al-raqs adalah musik dan tari yang
menggambarkan suasana hati atau perasaan seseorang atau kelompok. Musik dan tari
biasanya diiringi oleh alat-alat musik seperti rebana, tamburin, seruling, atau gitar.

b. MADINAH

"Perkembangan jaman dari jaman dulu sampai sekarang sudah pasti ada
perbedaannya, bahkan perbedaan tersebut sangatlah jauh sekali. Salah satu contohnya
6

Madinah pada jaman dahulu sangat jauh berbeda dengan Madinah pada saat ini, Mari
kita ikuti sampai akhir.

Madinah pada mulanya bernama Yatsrib, dinamakan Yatsrib karena orang


pertama yang tinggal di kota ini bernama Yasrib bin Qa‟id bin Ubail bin Aus bin Amaliq
bin Lawudz bin Iram, salah seorang anak keturunan Sam, putra Nabi Nuh As. kota ini
sudah terbentuk kurang lebih 1600 tahun sebelum masehi. Kota Yatsrib berjarak sekitar
300 mil sebelah utara kota Makkah, merupakan kota yang makmur dan subur dengan
pertaniannya.

Sebagai pusat pertanian, kota ini menjadi menarik bagi penduduk kota lain untuk
berpindah kesana. Kota Yatsrib dikelilingi oleh gunung berbatu, disini terdapat banyak
lembah, atau yang paling terkenal dengan nama Wadi. Persawahan dan perkebunan
yang subur menjadi sandaran hidup penduduk setempat. Penghasilan terbesarnya
adalah anggur dan kurma, tidak mengherankan jika kurma terbaik di dunia terdapat di
kota ini.

Komposisi penduduk Yatsrib sebelum Islam masuk, berbeda dengan kota


Makkah. Meskipun bersuku-suku, dilihat dari karakteristik budaya-agama, penduduk
Makkah memiliki sifat yang homogen sebagai penyembah berhala. Sedangkan wilayah
Yatsrib memiliki penduduk selain terdiri atas beberapa suku, juga ada suku Yahudi
disana dominan memeluk agama samawi dan ada juga pemeluk Nasrani.

Dilihat dari struktur sosial dan budaya, penduduk Yatsrib cenderung lebih
heterogen dibanding Makkah. Mereka terdiri atas berbagai macam etnis dan
kepercayaan serta memiliki adat istiadat sendiri dari masing-masing suku. Masyarakat
Yatsrib sebelum Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga :

1) Suku Aus dan Khazraj


7

Kedua suku ini awal mulanya adalah nama dari dua orang saudara kadung anak
dari Harits bin Tsa‟labah dari istrinya yang bernama Qilah binti al-Arqam bin Amr bin
Jafnah. Pada perkembangan selanjutnya Aus dan Khazraj menjadi dua nama kabilah
besar di Yatsrib. Selama kurang lebih 120 tahun dua kabilah ini saling bertikai,
pertikaian ini tidak lain disebabkan karna provokasi kaum Yahudi yang iri dengan
kemajuan suku Aus dan Khazraj. Akibat provokasi kaum Yahudi, suku Aus dan Khazraj
terlibat perang saudara yang hebat dan berkepanjangan, salah satu peperangan
terkenal diantara keduanya disebut dengan perang Bu‟ats.

Ketika itu suku Aus yang memiliki kekuatan besar karena beraliansi dengan
Yahudi berhasil mengalahkan Khazraj. Pada musim Haji, suku Khazraj mencoba
mencari dukungan suku Quraisy di Makkah. Pada kesempatan itu Rasulullah Saw
mencoba menarik simpati suku Khazraj dengan mengajaknya memeluk Islam, tapi
ajakan itu ditolak oleh mereka. Selanjutnya justru suku Aus menaruh simpati terhadap
ajakan Rasulullah Saw dan melakukan konsolidasi dalam Baiat Aqabah pertama
dan Baiat Aqabah kedua.

Akhirnya suku Aus menyadari betul bahwa kemenangnya atas suku Khazraj
bukan hal yang menguntungkan, bahkan menjadi titik awal kehancurannya di tengah
suku-suku Yahudi, sebab mereka membuka peluang bagi kaum Yahudi untuk
menghancurkan dari belakang. Karena itu suku Aus terus berupaya melakukan
rekonsiliasi dengan Khazraj. Mereka terus berupaya mewujudkan gerakan perdamaian

Kenyataan ini telah menunjukkan bahwa suku-suku Arab di Yatsrib terus berupaya
memelihara kekuasaan dan eksistensinya atas orang-orang Yahudi. Pada sisi lain,
perang Bu‟ats telah membangkitkan mereka untuk mencari perdamaian. Keinginan
untuk hidup damai inilah yang mendorong suku Aus dan Khazraj menerima kehadiran
Islam. Islam dalam pandangan mereka merupakan lambang persaudaraan dan
kedamaian.

2. 2. MENGANALISIS SUBSTANSI DAN STRATEGI DAKWAH


RASULULLAH SAW PERIODE MAKKAH DAN MADINAH

a. Periode Makkah

Nabi Muhammad mengajarkan ajaran tentang Islam agar masyarakat


Mekah terlepas dari ajaran-ajaran dan cara hidup di masa jahiliyah yang
8

mereka kerjakan selama bertahun-tahun. Nabi Muhammad menggunakan


strategi dakwah yang dilakukan dengan cara damai agar dapat
menunjukkan kebenaran dan kebaikan ajaran Islam serta mengurangi
penolakan, penentangan dan permusuhan.

Pembahasan
Nabi Muhammad berdakwah di Mekah bertujuan agar masyarakat Mekah
dapat meninggalkan kejahiliyah dalam bidang agama, moral, dan hukum
sehingga mampu menjadi umat yang dapat menyakini ajaran Islam yang
disampaikan Nabi Muhammad.

Dakwah Nabi Muhammad di Mekah memiliki substansi, antara lain:

Mengajarkan tentang keesaan Allah SWT,


Memberikan pemahaman dan pengajaran mengenai hari kiamat yang
merupakan hari pembalasan atas segala perbuatan manusia di dunia.
Mengajarkan tentang kebaikan sebagai salah satu cara untuk mensucikan
jiwa dari segala perbuatan buruk dan tercela.
Menciptakan persatuan dan persaudaraan di kalangan masyarakat Mekah.

Kondisi masyarakat Mekah yang masih meyakini ajaran nenek moyang dan
adat tradisi yang sudah dijalankan bertahun-tahun membuat nabi
menerapkan beberapa strategi dakwah sebagai berikut:

Melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 hingga 4 tahun


kepada orang-orang yang berada di lingkungan keluarga, kerabat, maupun
sahabat dekat Nabi Muhammad.
Melakukan dakwah di kalangan keluarga setelah diturunkannya firman
Allah yaitu QS. Asy-Syu’arā’ ayat 214.
Melakukan dakwah secara terang-terangan yang dilakukan setelah
turunnya firman Allah yaitu QS. Al-Hijr ayat 94.
Mengajarkan tentang Islam kepada suku-suku yang ada di sekitar Mekah.
Melakukan dakwah dengan cara merekrut orang-orang terdekat seperti
istri, keponakan dan sahabat-sahabat Nabi Muhammad untuk turut serta
menyampaikan ajaran Islam.
Melakukan dakwah dengan memanfaatkan peran kaum wanita, salah
satunya melalui Siti Khadijah yang giat mendidik putra-putrinya dengan
ajaran Islam.
9

Fokus pada kegiatan-kegiatan dakwah untuk tujuan pembentukan akidah

b. Periode Madinah

Sejarah dakwah Rasulullah SAW terbagi ke dalam dua periode, yakni


Mekah dan Madinah. Semasa di Madinah, ada sejumlah strategi dakwah
Rasulullah SAW yang diterapkan kepada masyarakat.

Perjuangan dakwah periode Madinah yang dilakukan Rasulullah SAW


tidaklah mudah. Di tempat baru semasa hijrah ini, tak sedikit fitnah didapati
Rasulullah SAW selama menyebarkan ajaran Islam.

Dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam, ketidaksukaan Yahudi,


kebencian kaum munafik, dan permusuhan kaum Quraisy kerap kali
menimbulkan perseteruan yang berujung pada peperangan di masyarakat
Madinah.

Berbagai persoalan semasa berdakwah di kota yang dulu dikenal dengan


Yatsrib ini berhasil diatasi oleh Rasulullah SAW. Pada puncaknya, beliau
berhasil menaklukkan Kota Madinah dan menjadikannya bagian dari
wilayah kekuasaan Islam.

Mayoritas penduduk Madinah merupakan para pendatang yang bermukim


di wilayah tersebut. Mereka terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Arab dan
Yahudi. Bangsa Arab bermigrasi dari wilayah selatan. Sedangkan, bangsa
Yahudi datang dari wilayah utara.

Bangsa Arab lebih mendominasi wilayah Madinah mereka terdiri dari dua
kelompok besar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Meskipun dari bangsa
yang sama, kedua kelompok tersebut sering terlibat dalam pertikaian dan
peperangan untuk berebut kekuasaan di Madinah.

Sementara itu, bangsa Yahudi lebih dikenal sebagai kelompok yang


sombong. Mereka menganggap kelompoknya sebagai bangsa pilihan
Tuhan.
10

Kedua kelompok yang mendiami Madinah ini saling berebut pengaruh dan
kekuasaan. Bahkan, keduanya saling mengancam untuk berperang dan
saling usir dari Madinah.

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah pada 12 Rabi'ul Awwal tahun


pertama Hijriah merupakan awal dari dimulainya dakwah. Ada empat
substansi metode dakwah yang dilakukan Rasulullah pada periode
Madinah yang meliputi pembinaan akidah, ibadah, dan mu'amalah kaum
muslim, pembinaan ukhuwah untuk menyatukan kaum muslim. Pembinaan
kader-kader perjuangan untuk mempertahankan wilayah dakwah, dan
memetakan pertahanan dan sosial untuk menjaga stabilitas Madinah.

Pada akhirnya, Rasulullah SAW berhasil menaklukkan Madinah dan


memiliki pengikut yang setia untuk sama-sama menyembah Allah SWT.
Berikut strategi dakwah Rasulullah SAW di Madinah hingga akhirnya
membawa keberhasilan:

Membangun Masjid sebagai Pusat Kegiatan Dakwah


Rasulullah SAW membangun dua masjid yang dijadikan sebagai pusat
kegiatan dakwah di Madinah, yaitu Masjid Quba' yang dibangun saat
kedatangan pertamanya dan Masjid Nabawi yang kemudian dijadikan untuk
mendidik para sahabatnya dan mengatur pemerintahan.

Melakukan Perjanjian dengan Kaum Yahudi Madinah


Selama dakwah di Madinah, Rasulullah SAW melakukan perjanjian untuk
memperkokoh posisi kaum muslimin dari gangguan penduduk asli, bangsa
Arab, maupun Yahudi. Hal ini juga dilakukan tak lain untuk menjaga
stabilitas di Madinah.

Perjanjian tersebut kemudian melahirkan Piagam Madinah. Piagam ini


berisi sepuluh bab, di antaranya pembentukan ummat, hak asasi manusia,
persatuan seagama, persatuan segenap warganegara, golongan minoritas,
tugas warga negara, melindungi negara, pimpinan negara, politik
perdamaian, dan bab terakhir merupakan penutup.

Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar


Rasulullah SAW juga mempersaudarakan dua kaum muslimin, yakni
Muhajirin dan Anshar. Rasulullah SAW menganjurkan untuk kedua kaum
11

tersebut untuk saling memupuk persaudaraan dan melarang adanya


sentimen kesukuan. Hal ini dilakukan untuk memperkuat umat Islam.

Membangun Ekonomi Rakyat dengan Mendirikan Pasar


Rasulullah SAW mendirikan pasar yang tidak jauh dari Masjid Nabawi
untuk membangun perekonomian rakyat sekaligus sebagai sarana
dakwahnya. Pasar ini dibangun untuk mendidik umat dalam mengatur roda
perekonomian yang adil berdasarkan ajaran Islam. Pasar yang dibangun
Rasulullah SAW di Madinah ini kemudian menjadi jantung perekonomian
negara Islam yang pertama

MENGANALISIS PERISTIWA PENTING ISLAM DAKWAH


RASULULLAH SAW PERIODE MAKKAH DAN MADINAH

a. PERIODE MAKKAH

1. Hijrah ke Habasyah

Siksaan terhadap kaum muslimin bermula pada tahun ke-4


kenabian. Awalnya siksaan itu terlihat lunak. Namun, seiring
berjalannya waktu, kaum kafir Qurays semakin gencar melakukan
penyiksaan dan memuncak hingga pada tahun ke-5 kenabian. Selain
penyiksaan yang dialami kaum muslimin hingga berujung perintah
melaksakan hijrah,

beberapa peristiwa penting juga terjadi selama Rasulullah Saw


berdakwah di Makkah.

1. HIJRAH KE HABASYAH
12

Melihat berbagai macam siksaan dan derita yang dialami oleh kaum
muslimin, sementara beliau tidak bisa melindungi mereka, maka
Rasulullah Saw berkata “tidakkah sebaiknya kamu sekalian pergi ke
Habasyah? Sesungguhnya disana ada seorang raja yang tidak ada
seorangpun teraniaya di sisinya, tinggllah di negeri itu, sehingga Allah
Swt memberi kemudahan dan jalan keluar dari apa yang kalian alami
saat ini

Pada tahun 615 M atau tahun ke 5 kenabian, berangkatlah kaum


muslimin menuju Habsy. Rombongan pertama dipimpin Usman bin
Affan berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 11 laki-laki dan 4 wanita.
Kemudian, disusul rombongan yang kedua dipimpin Ja’far bin Abi
Thalib berjumlah hampir 100 orang.

Kedatangan kaum muslimin ke Habsy diterima oleh Raja Najasyi


dengan baik. Mereka mendapat perlindungan dan bantuan bahan
makanan. Perlakuan Raja Najasyi terhadap umat Islam tersebut
membuat kaum kafir Quraisy sakit hati. Mereka mengutus Amru bin
Ash dan Abdullah bin Rabi’ah untuk menghadap Raja Najasyi.

Kedua utusan itu berkata kepada Raja Najasyi, ”Wahai Raja! Mereka
telah pergi dari negeriku dan datang ke negerimu. Mereka orang-
orang yang bodoh. Mereka telah melepaskan agama nenek moyang
kami dan telah masuk agama baru yang kami dan kamu tidak
mengetahuinya. Maka kami diutus oleh pemimpin-pemimpin kami
untuk minta kepadamu agar mereka dikembalikan kepada kami”.

Raja Najasyi tidak mau memenuhi permintaan utusan itu sebelum


mendengar keterangan dari kaum muslimin. Lalu, Raja Najasyi
bertanya kepada umat Islam, ”Agama apakah yang menyebabkan
kamu sekalian keluar dari agama nenek moyangmu dan tidak mau
masuk agamaku?”.
13

Kaum muslimin yang diwakili Ja’far bin Abi Thalib menjawab, ”Wahai
Raja! Kami dahulu orang Jahiliyyah, menyembah berhala, memakan
bangkai, berbuat jahat, memutuskan hubungan persaudaraan, dan
orang-orang kami memperbudak yang lemah. Lalu, datang utusan
Allah Swt, yaitu seorang di antara kami (kaum Quraisy). Kami
mengenal akhlaknya yang mulia, yaitu jujur, menepati janji, dan
pemaaf. Beliau mengajak kami untuk menyembah Allah Swt Yang
Esa, menyuruh kami berkata yang benar, bersikap jujur, adil,
memenuhi amanah, menyambung persaudaraan, serta berbuat baik
kepada tetangga. Beliau melarang kami berbuat jahat, berkata kotor,
makan harta anak yatim dengan jalan yang tidak halal, dan
menyekutukan Allah Swt. Maka kami menerima ajakannya untuk
masuk Islam”.

2. ISRA’ MI’RAJ

Pada sebuah malam 27 Rajab beliau diangkat oleh Allah SWT untuk
Isra Miraj hingga Sidratul Muntaha, langit ketujuh, untuk berjumpa langsung
dengan Sang Pencipta.

Isra adalah perjalanan malam hari dari Mekah, Masjidil Haram,


menuju Baitul Baqdis atau Masjidil Aqsa di Palestina. Perjalanan ini
menurut mayoritas ulama adalah perjalanan fisik dan batin.

Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad diangkat ke


langit hingga Sidratul Muntaha.

Dikisahkan, Rasulullah diangkat oleh Allah SWT ke langit ketujuh dan


jumpa nabi-nabi sebelum beliau. Mulai dari Nabi Musa hingga Nabi
Ibrahim.

Isra Miraj adalah peristiwa yang disebut mukjizat, ketika Nabi


Muhammad mengalami perjalanan begitu jauh dan hanya satu malam.

Perintah Salat
14

Ketika berjumpa dengan Allah SWT ketika Isra Miraj tersebut,


mendapatkan perintah salat sebanyak 50 kali dalam sehari. Beliau pun
menerimanya.

Saat turun dari langit ketujuh, beliau berjumpa Nabi Musa dan meminta
Nabi Muhamad untuk meminta keringanan salat kepada Alla

Alasan Nabi Musa, umat Nabi Muhammad akan kesulitan menjalankannya.

Lantas, Nabi Muhammad pun minta diantar kembali menuju Allah SWT.
Malaikat Jibril pun mengantar beliau kembali dan Nabi Muhammad
mengutarakan keinginannya.

Lalu Allah SWT memberikan keringanan lagi kepada umat Nabi


Muhammad. Keringanan itu berupa, salat tidak lagi 50 waktu dalam sehari,
melainkan berkurang menjadi 10 waktu salat dalam sehari.

Adapun 10 waktu pun dirasa masih akan sulit. Lantas beliau meminta
keringanan lagi hingga sampai 5 waktu sampai yang dikenal sekarang.

Itulah awal mula sejarah Salat yang kita kenal dan jalani sampai
sekarang. Salat 5 waktu berasal dari kisah Isra Miraj ini.

Kembali ke Mekah
Usai perjalanan Miraj ke langit tersebut, lantas Nabi Muhamad pun
kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra Miraj yang dialaminya.

Namun, tentu saja, peristiwa ini sulit diterima oleh kebanyakan orang.
Padahal Nabi Muhammad sudah memberi banyak bukti bahwa ia
mengalami peristiwa tersebut.

Menurut para ulama, ini sekaligus upaya menguji keimanan dari muslim
yang saat itu memang masih sedikit.

Salah satu bukti faktual yang dibawa Nabi untuk buktikan Isra Miraj
adalah, ketika ia melihat gerombolan musafir yang melakukan perjalanan
dan sebentar lagi akan tiba di Mekah. Hal Itu pun terbukti, tapi sebagian
orang tidak percaya.
15

Sejarah mencatat, Abu Bakar adalah orang pertama menerima Isra


Miraj tersebut. Gelar Ash-Shidiq pun disematkan kepada beliau yang
bermakna 'orang yang teguh hatinya dan jujur'.

Kini, sebagai umat Islam, Isra Miraj 2023 yang jatuh pada hari besok,
bisa jadi pelajaran penting, dan dijadikan hikmah bukti cinta kita kepada
Nabi Muhammad SAW.

3. RASULULLAH DIANGKAT MENJADI NABI

Nabi Muhammad SAW. menerima wahyu pertama ketika berada di gua


Hira. Sudah beberapa bulan beliau SAW. berada di sana untuk merenungi
keadaan kotanya. Karena letak gua ini berada di ketinggian dan
memperlihatkan secara menyeluruh seisi kota, menjadi tempat yang
sempurna bagi suami dari Khadijah ra., pebisnis ternama di Mekkah kala
itu, untuk memperhatikan keadaan masyarakatnya.

Tepat di malam hari Senin, malaikat Jibril as. turun, datang padanya
untuk mengatakan secara langsung wahyu pertama dari Tuhannya. Yaitu,
ayat pertama sampai kelima dari surah Al-Alaq:

١– ‫ِاْق َر ْأ اْس َر ِّب َك اَّلِذْي َخ َلَۚق‬


‫ِب ِم‬
٢– ‫َخ َلَق اِاْلْن َس اَن ِمْن َع َلٍۚق‬
٣– ‫ِاْق َر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬
٤– ‫اَّلِذْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬
٥– ‫َع َّلَم اِاْلْن َس اَن َم ا َلْم َي ْع َلْۗم‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhamu-lah
Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantara
qolam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
16

Tentu tidak serta merta beliau SAW. dapat langsung mengikuti tuntunan
malaikat Jibril as. yang saat itu muncul dengan wujud aslinya. Wujud
aslinya. Siapa yang akan kuat melihat sosok itu? Termasuk Nabi
Muhammad SAW. yang menjadi begitu ketakutan. Sehingga malaikat Jibril
as. terus menyerukan ayat pertama, “Bacalah!” yang dijawab oleh beliau
SAW., “aku tidak bisa membaca.” Dan terus diulanginya hingga tiga kali
sambil memegang tangan dan merangkul pundak manusia paling mulia itu.
Membuat nafasnya terasa sesak.

Lalu, sampailah kelima ayat itu berhasil diulanginya. Kejadian yang luar
biasa agung itu kelak akan menggemparkan seluruh isi kota Mekkah,
seluruh tanah Arab, sehingga seiring masa menyebarkan getarannya ke
seluruh dunia. Malam itu juga, setelah menerima wahyu pertama, Nabi
Muhammad SAW. menuruni Jabal Nur, dimana gua Hira terletak, dan
pulang menuju rumahnya masih dengan gemetaran.

Istri yang menyambutnya berkata dengan cemas, “Wahai Abal Qasim,


dari manakah engkau? Demi Allah, aku telah menyuruh orang untuk
mencarimu hingga ke puncak Mekkah, namun mereka kembali tanpa
membawa hasil apapun.” Abal Qasim adalah panggilan Nabi Muhammad
SAW., karena anak laki-lakinya saat itu bernama Qasim (yang kemudian
meninggal saat masih kecil). Tubuh beliau SAW. yang begitu menggigil
langsung meminta untuk diselimuti oleh istrinya, “selimutilah aku.
Selimutilah aku. Agar rasa gemetar ini hilang!”

Diambilnya selimut untuk menutupi tubuh gemetaran suami yang


dicintainya itu, lantas berkata setelah beliau SAW. cukup tenang, “sungguh,
aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu.” Khadijah ra. meminta suaminya
untuk bercerita apa sesungguhnya yang telah terjadi sehingga
membuatnya segemetar itu. Tidak lama, Nabi Muhammad mulai
menceritakan tentang peristiwa turunnya wahyu yang dibawa oleh malaikat
Jibril as. di gua Hira kepadanya.

Mendengar peristiwa yang agung itu, Khadijah ra. langsung


menenangkan beliau SAW. dengan berkata, “Jangan takut. Bergembiralah!
Allah tidak akan merendahkanmu. Sesungguhnya engkau menyambung
hubungan keluarga, menafkahi kerabat, dan membantu orang-orang tidak
mampu. Memberikan jamuan kepada tamu serta menolong orang-orang
17

yang tertimpa musibah. Allah tidak akan mengizinkan setan


mengganggumu, mereka tidak akan membuatmu tenggelam dalam
khayalan. Tidak bisa diingkari lagi, Allah SWT. telah memilih engkau untuk
memberi petunjuk kepada kaummu.”

Demikian agunglah peristiwa pengangkatan Nabi Muhammad SAW.


menjadi Rasul.

Tepat seperti perkataan istrinya yang setia, yang telah memberikan


segenap harta dan jiwanya dalam perjalanan dakwah beliau SAW., ajaran
dari wahyu Al-Qur’an terus menyebar ke seluruh pelosok negeri Arab dan
ke seluruh pelosok dunia. Al-Qur’an yang secara sempurna diturunkan
berangsur-angsur selama 23 tahun, tidak pernah berubah isinya dan
sampai detik ini, telah dihafal oleh jutaan orang di seluruh dunia. Ajaran Al-
Qur’an yang dibawanya akan terus menyebar hingga akhir zaman, karena
beliau SAW. diutus sebagai Nabi terakhir bagi ummat manusia.

Hebatnya, baik yang mengimani Nabi Muhammad SAW. ataupun tidak,


akan merasa terkagum-kagum dalam sanubari mereka dengan kisah
hidupnya yang telah mengubah sejarah manusia untuk selamanya. Hal ini,
menjadikan sosok Nabi Muhammad SAW. sebagai manusia paling
berpengaruh nomor satu di dunia, versi buku “The 100” oleh Michael H.
Heart. Dan sebagaimana yang telah Allah katakan padanya,

‫َو َر َفْع َن ا َلَك ِذ ْك َر َۗك‬

“dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu.” (QS. Al-Insyirah: 4).

Semoga Allah selalu mencurahkan rahmat dan kasih sayangNya


kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. dan kepada semua
ummatnya hingga akhir zaman. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.

b. PERIODE MADINAH

1. PIAGAM MADINAH
18

Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, atau saat kota terakhir
masih bernama Yatsrib, di sana terdapat 2 kabilah besar yang saling bertikai
ratusan tahun lamanya. Dua kabilah besar di Yatsrib tersebut adalah kabilah Aus
dengan sekutu Yahudi bani Quraizhah dan kabilah Khazraj dengan sekutu Yahudi
bani Nadhir. Tercatat sekitar 120 tahun dua kabilah tersebut bertikai. Kendati
demikian, kedua kabilah tersebut sebenarnya merindukan perdamaian, tetapi
tidak menemukan sosok yang menyatukan mereka. Akibat perseteruan 2
kelompok suku di Yatsrib itu, setidaknya telah terjadi 4 perang besar, yaitu perang
Sumir, perang Ka’b, perang Hathib, dan perang Bu’ats. Ratusan korban sudah
berjatuhan dari kedua belah pihak.

Oleh sebab itu, sejak 2 tahun sebelum hijrah (620 Masehi), Nabi
Muhammad SAW sering dihubungi oleh beberapa tokoh dari Yatsrib, baik asal
kabilah Aus dan Khazraj. Meski Nabi Muhammad SAW memiliki banyak musuh di
Makkah, ia tetap terkenal atas reputasinya sebagai Al-Amin, orang yang jujur dan
terpercaya, serta pernah menyelesaikan perselisihan terkait peletakan Hajar
Aswad saat pemugaran Ka'bah

Para pemuka kabilah di Yatsrib menyadari bahwa keadaan sosial politik di


kota itu mengalami krisis sehingga membutuhkan seorang hakam atau arbitrator
yang mampu menyelesaikan sengketa dua suku besar. Dan, mereka lantas
sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang layak dan kapabel
untuk menjadi sang arbitrator guna menyelesaikan konflik tersebut.

Pada saat bersamaan, perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW di Makkah


juga mengalami jalan buntu. Maka itu, Rasulullah SAW mengajak kaum muslim di
Makkah, yang masih berjumlah sedikit untuk hijrah menuju Yatsrib. Tentu dengan
harapan, dakwah Islam disambut lebih baik oleh warga kota tersebut. Lantas,
pada 622 Masehi atau tahun pertama hijriah, Nabi Muhammad SAW membuat
perjanjian dengan pelbagai kalangan yang terdiri dari beragam suku, ras, dan
agama di Yatsrib, yang dikenal dengan sebutan Piagam Madinah, demikian
seperti dilansir dari NU Online.

Piagam Madinah berisi pernyataan bahwa para warga muslim dan non-
muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani,
19

serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan
gangguan.

Dalam Piagam Madinah yang dideklarasikan Nabi Muhammad SAW tersebut,


terdapat 47 pasal yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan
beragama, serta kesetaraan di muka hukum, perdamaian, dan pertahanan

Apa saja isi Piagam Madinah? Dalam kitab Siratun Nabi (Hlm. 119-133) yang
dilansir laman Elsam, Abu Muhammad Abdul Malik atau Ibnu Hisyam menulis
bahwa isi Piagam Madinah adalah sebagai berikut.

PIAGAM MADINAH

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ini adalah
piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, untuk kalangan mukminin dan
muslimin yang berasal dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti
mereka, menggabungkan diri, dan berjuang bersama mereka.

ISI PIAGAM MADINAH

Pasal 1 Sesungguhnya mereka satu umat, berbeda dari komunitas manusia lain.

Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy sesuai keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka dan mereka membayar tebusan
tawanan dengan cara baik dan adil di antara mukminin.

PASAL 3
Bani Auf sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu membayar
uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar
tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 4
Bani Sa’idah sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.
20

Pasal 5
Bani Al Hars sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 6

Bani Jusyam sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu


membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 7 Bani An Najjar sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu


membahu membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan
setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara
mukminin.

Pasal 8
Bani ‘Amr bin ‘Auf sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 9 Bani
Al Nabit sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu membayar
uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar
tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 10
Bani Al ‘Aus sesuai dengan keadaan kebiasaan mereka bahu membahu
membayar uang tebusan darah di antara mereka seperti semula, dan setiap suku
membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat
menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam
pembayaran tebusan atau uang tebusan darah.

Pasal 12 Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan dengan


sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
21

Pasal 13 Orang-orang mukmin yang bertakwa harus menentang orang di antara


mereka yang mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan
permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu
dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.

Pasal 14 Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya


lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu
orang kafir untuk membunuh orang beriman.

Pasal 15 Jaminan Allah satu. Jaminan perlindungan diberikan oleh mereka yang
dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung kepada
golongan lain.

Pasal 16 Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas


pertolongan dan santunan, sepanjang mukminin tidak terzalimi dan ditentang
olehnya.

Pasal 17 Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh


membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu
peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara
mereka.

Pasal 18 Setiap pasukan yang berperang bersama harus bahu-membahu satu


sama lain.

Pasal 19 Orang-orang mukmin membalas pembunuh mukmin lainnya dalam


peperangan di jalan Allah. Orang orang beriman dan bertakwa berada pada
petunjuk yang terbaik dan lurus.

Pasal 20 Orang musyrik Yatsrib (Madinah) dilarang melindungi harta dan jiwa
orang musyrik Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang
beriman.

Pasal 21 Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas
perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela menerima uang
tebusan darah. Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
22

Pasal 22 Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya
pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat
kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat
tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat,
dan tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.

Pasal 23 Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut


ketentuan Allah Azza Wa Jalla dan keputusan Muhammad SAW.

Pasal 24 Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam


peperangan.

Pasal 25 Kaum Yahudi dari Bani ‘Auf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi
kaum Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga
kebebasan ini berlaku bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi
yang zalim dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarga.

Pasal 26 Kaum Yahudi Bani Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 27 Kaum Yahudi Bani Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 28 Kaum Yahudi Bani Sa’idah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 29 Kaum Yahudi Bani Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 30 Kaum Yahudi Bani Al ‘Aus diperlakukan sama seperti Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 31 Kaum Yahudi Bani Sa’labah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani
‘Auf.

Pasal 32 Kaum Yahudi Bani Jafnah dari Sa’labah diperlakukan sama seperti
Yahudi Bani ‘Auf.

Pasal 33 Kaum Yahudi Bani Syutaibah diperlakukan sama seperti Yahudi Bani
‘Auf.

Pasal 34 Sekutu-sekutu Sa’labah diperlakukan sama seperti mereka (Bani


Sa’labah).
23

Pasal 35 Kerabat Yahudi di luar kota Madinah sama seperti mereka (Yahudi).

Pasal 36 Tidak seorang pun dibenarkan untuk berperang, kecuali seizin Nabi
Muhammad SAW. Ia tidak boleh dihalangi untuk menuntut pembalasan luka yang
dibuat orang lain. Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu
akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah
sangat membenarkan ketentuan ini.

Pasal 37 Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya dan bagi kaum muslimin ada
kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan Muslimin) bantu-membantu dalam
menghadapi musuh piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasehat.
Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman
akibat kesalahan sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya.

Pasal 38 Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam


peperangan.

Pasal 39 Sesungguhnya Yatsrib (Madinah) itu tanahnya haram (suci) bagi warga
piagam ini.

Pasal 40 Orang yang mendapat jaminan diperlakukan seperti diri penjamin,


sepanjang tidak bertindak merugikan dan tidak khianat. Pasal 41 Tidak boleh
jaminan diberikan kecuali seizin ahlinya.

Pasal 42 Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung


piagam ini, yang di khawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan
penyelesaiannya menurut ketentuan Allah Azza Wa Jalla, dan keputusan
Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik
isi piagam ini.

Pasal 43 Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy Mekkah dan juga bagi
pendukung mereka.

Pasal 44 Mereka pendukung piagam ini bahu membahu dalam menghadapi


penyerang kota Yatsrib (Madinah)

. Pasal 45 Apabila pendukung piagam diajak berdamai dan pihak lawan


memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian
24

itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib
memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang
yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan kewajiban masing
masing sesuai tugasnya.

Pasal 46 Kaum Yahudi Al ‘Aus, sekutu dan diri mereka memiliki hak dan
kewajiban seperti kelompok lain pendukung piagam ini, dengan perlakuan yang
baik dan penuh dari semua pendukung piagam ini. Sesungguhnya kebaikan
(kesetiaan) itu berbeda dari kejahatan (pengkhianatan). Setiap orang
bertanggung jawab atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah paling
membenarkan dan memandang baik isi piagam ini

. Pasal 47 Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat.
Orang yang keluar bepergian aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali
orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik
dan takwa. Dan Muhammad SAW adalah Utusan Allah.

SEKIAN MAKALAH DARI KAMI, JIKA ADA KESALAHAN MOHON

DIMAAFKAN
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
25

DAFTAR PUSTAKA

https://tirto.id/isi-piagam-madinah-dan-latar-belakang-sejarah-kelahirannya-f644

https://news.detik.com/berita/d-5350191/piagam-madinah-sejarah-isi-dan-tujuannya.

https://www.posciety.com/peristiwa-pengangkatan-nabi-muhammad-saw-menjadi-rasul/

https://www.kompas.tv/religi/379418/kisah-lengkap-isra-miraj-perjalanan-rasulullah-ke-
langit-ketujuh-dan-perintah-salat-5-waktu?page=all

https://www.google.com/search?
sxsrf=AB5stBjsWfHDleKg3bmm6_EKbIULnFYrgQ:1690881277488&q=logo+man+1+lotim&t
bm=isch&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwjBpJvPj7uAAxUFyDgGHa6QC8YQ0pQJegQID
BAB&biw=1366&bih=689&dpr=1#imgrc=bnt3CCR8KyEXLM

https://an-nur.ac.id/kondisi-sosial-masyarakat-makkah-sebelum-islam/

Anda mungkin juga menyukai