Puji dan sykur kami ucapkan kepada Allah SWT. Atas berkat serta
bimbingan- Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Kami mengharapkan makalah ini dapat membawa manfaat yang baik bagi
pembaca sekalian. Kami juga meyadari bahwa makalah ini belum sempurna
sehingga kritk dan saran dari para pembaca sekalian sangat diharapkan.
Kendari, 23
Maret 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1
PENDAHULUAN
b. Patogenesis
Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit
normal. Bagaimana perubahan dari saprofit menjadi patogen belum
diketahui. Organisme ini merupakan “lipid dependent yeast”.
Timbulnya penyakit ini juga dipengaruhi oleh faktor hormonal, ras,
matahari, peradangan kulit dan efek primer pytorosporum terhadap
melanosit.(
Penyakit jamur superfisial yang kronik, biasanya
asimtomatik, disebabkan oleh malassezia furfur dengan
manifestasiklinis bercak dengan pigmentasi yang bervariasi.
Bercak berwarna putih sampai coklat kehitaman. Terutama
meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat
paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit
c. Epidemiologi
Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia (kosmopolit) terutama di
daerah beriklim tropis. Di indonesia frekuensinya tinggi. Penularan
panu terjadi bila ada kontak dengan jamur penyebab oleh karena
itu kebersihan pribadi sangat penting(
d. Diagnosa
Selain mengenal kelainan yang khas yang disebabkan oleh
Melasezi fulfur diagnosa pitriasis versikolor harus dibantu dengan
pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10%
Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara mengerok
bagian kulit yang mengalami lesi. Sebelumnya kulit dibersihkan
dengan kapas alkohol 70%, lalu dikerok dengan skapel steril dan
jatuhnya ditampung dalam lempeng-lempeng steril pula. Sebagian
dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan KOH 10% yang
diberi tinta parker biru hitam, dipanaskan sebentar, ditutup dengan
gelas penutup dan diperiksa dibawah mikroskop. Bila penyebabnya
memang jamur, maka kelihatan garis yang memiliki indeks bias
lain dari sekitarnya dan jarak-jarak tertentu dipisahkan oleh sekat-
sekat atau seperti butir-butir yang bersambung seperti kalung.
Pada pitriasis versikolor hifa tampak pendek-pendek, lurus atau
bengkok dengan disana sini banyak butiran-butiran kecil
bergerombol ( partologi,
2. Pembiakan
Organisme penyebab Tinea versikolor belum dapat
dibiakkan pada media buatan.
3. Pemeriksaan dengan sinar wood
Dapat memberikan perubahan warna pada seluruh daerah
lesi sehingga batas lesi lebih muda dilihat. Daerah yang terkena
infeksi akan memperlihatkan fluoresensi warna emas sampai
orange (verma ,
e. Pengobatan
Tinea versikolor dapat diobati dengan berbagai obat yang manjur
pakaian, sprei, handuk harus dicuci dengan air panas. Kebanyakan
pengobatan akan menghilangkan bukti infeksi aktif( skuama) dalam
waktu beberapa hari, tetapi untuk menjamin pengobatan yang tuntas
pengobatan ketat ini harus dilanjutkan beberapa minggu ( verma,
Perubahan pigmen lebih lambat hilangnya. Daerah hipogmentasi
belum akan tampak normal sampai daerah itu menjadi coklat kembali.
Sesudah terkena sinar matahari lebih lama daerah-daerah yang
hipopigmentasi akan coklat kembali.
Obat-obat anti jamur yang dapat menolong misalnya salep
whitfield, salep salisil sulfur ( salep 2/4), salisil spirtus,
tiosulfatnatrikus (25%). Obat-obat baru seperti selenium sulfida 2%
dalam shampo, derivatimidasol seperti ketokonasol, isokonasol,
toksilat dalam bentuk krim atau larutan dengan kosentrasi 1-2% sangat
berkhasiat baik ( verma,
a. Morfologi
Lesi mula-mula kecil kemudian dapat menyebar secara
sentrifugal atau bersaru dengan lesi lainnya membentuk tepi
yang tidak beraturan atau polisiklis. Pigmentasi tidak merata,
paling gelap didapatkan pada bagian tepi. Tidak didapatkan
eritema atau tanda-tanda inflamasi lain. Karena asimtomatis
menyebabkan tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama. Lesi
umumnya terbatas pada satu telapak tangan, namun dapart
mengenai jaringan tangan, telapak kaki, pergelangan tangan,
dada dan leher, wajah tidak pernah terkena( sutton,
b. Epidemiologi
Penyakit ini jarang terjadi. Kasus tine nigra terjadi secara
sporadik dibeberapa bagian belahan dunia terutama didaerah
pantai negara-negara tropis dan subtropis seperti misalnya:
kepulauan karibia, amerika tengah dan selatan, Asia Afrika dan
Australia. Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak dan
dewasa muda, berumur kurang dari 19 tahun, pada wanita 3
kali lebih sering dibandingkan pada pria dan hampir sebagian
besar infeksi dilaporkan terjadi pada individu imunokompoten (
Gandahusada,
c. Diagnosis
a. Preparat langsung: kerokan kulit dengan KOH 10% akan
menunjukan adanya hifa dan spora yang tersebar didalam
gel-gel epitel, besar hifa berkisar 3-5µ dan spora berkisar 1-
2µ.
b. Pembiakan: pembiakan skuama pada media sabauroud
glukosa agar (SGA), dikeram pada temperatur kamar.
Dalam 1-2 minggu akan tumbuh koloni menyerupai ragi,
berwarna hijau dan pada bagian tepinya tumbuh daerah
yang filamentous berwarna coklat. Pada pemeriksaan
mikroskopis tampak hifa halus bercabang, mengkilat dan
spora-spora yang lonjong ( sutton,
d. Pengobatan
a. Morfologi
Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk spora
seksual. Dalam sediaan KOH, rambut dengan benjolan hitam
terlihat lebih jernih, berbentuk bulat atau lonjong, yaitu askus yang
berisi 2-8 askospora. Askospora berbentuk lonjong memanjang
agak melengkung dengan ujung yang meruncing, seperti pisang.
Askus-askus dan anyaman hifa yang padat membentuk benjolan
hitam yang keras diluar rambut. Pada rambut dengan benjolan,
tampak hifa endotrik( dalam rambut) sampai ektorik ( diluar
rambut) yang besarnya 1-2µm berwarna tengguli dan ditemukan
spora yang besarnya 1-2µm( gandahusada, dkk,
b. Epidemilogi
Penyakit ini terdapat diberbagai daerah tropis di dunia, diantaranya
di indonesia. Penularan penyakit ini mudah terjadi melalui sisir dan
alat-alat potong rambut yang terpapar jamur( verma,
c. Diagnosis
a. Langsung dengan KOH 10-20% dari rambut yang ada benjolan
tampak hifa endotrik ( dalam rambut pada lapisan kortek)
sampai ektotrik ( di luar rambut) yang besar 4-8 mu berwarna
tengguli dan ditemukan spora yang besarnya 1-2µ
b. Kultur rambut dalam media saboutound tampak koloni mula-
mula tumbuh sebagai ragi yang berwarna klining, kemudian
dalam 2-4 hari akan berubah menjadi koloni filamen.
d. Pengobatan
Pengobatan piedra adalah dengan memotong rambut yang
terkena infeksi atau mencuci kepala setiap hari dengan larutan
sublimat 1/2000 atau shampo yang mengandung antimikotik.
Sebaiknya rambut dicukur, dapat juga dikeramas dalam larutan
sublimat1/2000 dalam alkohol dilutus (spiritus 70%) hasil
pengobatan akan tampak dalam 1 minggu ( verma,
1.1.2 Jamur Piedra Putih
Piedraia beigeli merupakan penyebab piedra putih, terdapat
pada rambut. Jamur ini dapat ditemukan ditanah , udara dan
permukaan tubuh.
a. Morfologi
Piedra beigeli ( trikosporon beigeli) terutama terdapat
didaerah subtropis, daerah dingin, ( di Indonesia belum
ditemukan). Jamur ini mempunyai hifa yang tidak berwarna
termasuk moniliaceae. Secara maksroskopis jamur ini
menghasilkan arthrokonidia dan blastoconidia( verma,
b. Epidemiologi
Penyakit ini terdapat diberbagai daerah dingin di dunia,
belum pernah ditemukan di indonesia. Kebersihan dijaga
untuk mencegah penularan ( verma,
c. Dianognosis
Pemeriksaan laboratorium dengan KOH dan kultur pada
agar sabauraud:
1. Langsung dengan KOH 10-20% dari rambut
yang ada benjolan tampak hifa endotrik ( dalam
rambut pada lapisan kortek) sampai ektotrik
( diluar rambut) yang besar 4-8 mu berwarna
tengguli dan ditemukan spora yang besarnya 1-
2µ
2. Kuktur rambut dalam media SDA tampak koloni
mula-mula tumbuh sebagai ragi yang berwarna
kilning, kemudian dalam 2-4 hari akan berubah
menjadi koloni filamen
d. Pengobatan
Penanganan utama piedra putih adalah dengan mencukur
atau memotong rambut. Selain mencukur rambut yang
terinfeksi, agen anti jamur seperti terbinafine juga dapat
digunakan dalam pengobatan piedra. Pilihan pengobatan
piedra putih lainnya dapat dilakukan dengan menggunakan
anti jamur topikal seperti imidazol, ciclopirox olamine, 2 %
selenium sulfida, sulfur 6% dalam larutan minyak, larutan
chlorhexidine, cat chlorani, zine pyrithione, dan lotion
amfoterisin B. untuk sebagian besar kasus, piedra putih
adalah kondisi yang tidak berbahaya dan kebanyakan orang
dapat pulih sepenuhnya ( verma,
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
mikosis