Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 MATA KULIAH

PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI
INTERPRETASI FOTO UDARA SECARA MONOSKOPIK

Disusun oleh:
Nama : AHMAD HABIBI
NIM : 210722611205
Offering /Angkatan : G / 2021

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
DEPARTEMEN GEOGRAFI
PRODI JURUSAN S1 GEOGRAFI
FEBRUARI 2023

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG


I. Tujuan, Alat dan Bahan
Menentukan skala luas liputan dan menginterpretasi objek objek
Alat dan bahan:
1. 1 Lembar Foto Udara
2. 1 Lembar plastic transparent
3. Spidol permanen
4. Penggaris
II. Landasan Teori
a. Teori Fotografi
Fotografi berasal dari kata Yunani yang artinya “photos” yang berarti cahaya dan
“grafos” yang berarti melukis atau menulis sehingga pengertian fotografi merupakan suatu
metode yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah foto dari objek yang didapatkan
melalui pantulan cahaya, kemudian cahaya tersebut akan ditangkap oleh media yang peka
akan cahaya.(Karyadi.2017).
Dalam pengambilan citra diperlukan spectrum. Pertama yaitu spektrum
elektromagnetik. Spektrum ini memiliki frekuensi yang lebar, contohnya seperti
gelombang radio, sinyal televisi, sinar radar, cahaya tak terlihat, sinar-x dan sinar gamma.
Gelombang ini akan merambat dengan kecepatan yang sama, sekitar 3x108 m/s. Sumber
elektromagentik sendiri biasanya sering kita jumpai disekitar kita. Seperti matahari,
bintang, dan juga lampu. (Swamardika, 2009).
kamera modern saat ini bisa merekam Pada spectrum fotografi yang memiliki tingkatan
lebih luas dibandingkan dengan mata manusia sendiri. Salah satunya yaitu kamera infra-
merah dan ultra-violet dapat merekam gelombang elektromagnetik yang lebih luas. Hal ini
dapat membantu fotografer untuk mengambil citra di saat minim cahaya atau bahkan sangat
terang sekalipun dan menghasilkan citra yang lebih tajan dan akurat (Sari et al, 2020)
b. Teori Interpretasi Foto Udara (secara monoskopik)
Interpretasi foto udara secara monoskopik berarti menganalisis foto udara untuk
meneliti dan memperoleh suatu informasi mengenai objek yang ada di permukaan bumi.
Hal tersebut dilakukan dengan cara menegamati serta menganalisis beberapa macam fitur
yang tampak di foto udara, contohnya seperti pola, warna, bentuk, tekstur, dan konteks
spasial. Interpretasi foto udara secara monoskopik dapat diaplikasikan dalam beberapa hal
salah satunya yaitu pemetaan penggunaan lahan. Hal ini menandakan penerapan
interpretasi foto udara secara monoskopik sangat dapat diandalkan dalam beberapa
pengambilan keputusan, contohnya seperti perencanaan kota dan konservasi lingkungan
(Fariz. 2019)
DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG
c. Skala Foto Udara
Skala foto udara merupakan perbandingan antara jarak objek pada foto udara dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi. Pada foto udara terdapat skala foto yaitu skala rata-
rata dari foto udara. Disebut skala rata-rata dikarenakan sifat sudut pandang dari foto udara
adalaha sentral, yang berpusat pada titik utama (Principal point). Oleh karena itu setiap titik
tidak akan memiliki skala yang sama. Besarnya skala pada foto udara dapat ditentukan dari
tinggi terbang dan tinggi permukaan bumi serta Panjang focus kamera.(Subakti, 2017)
d. Ukuran Baku Foto Udara
Foto Udara Format Besar atau standar memiliki ukuran bingkai negatif (film) sebesar
23×23 cm. Jenis ini diambil dengan kamera metrik dan paling umum digunakan dalam
fotogrammetri pada masanya
III. Langkah Kerja
1. Siapkan 1 lembar foto udara, plastic mika bening, dan spidol
2. Menggambar tanda fiduncial, tanda tepi, dan mencari titik P
3. Menghitung luas liputan
4. Menginterpretasi objek
IV. Pembahasan Hasil
A. Terlampir
H−h
B. 𝑃𝑃𝑆𝑆 =
f

PS : Penyebut skala
H : Atittude (Ketinggian Wahana)
h : Ketinggian Objek
f : Panjang Fokus
Diketahui;
Skala : 1:5000 (tertulis di Peta)
PS : 5000 cm
H : 910 feet = 27737cm
h :?
f : 44 mm = 4,4 cm
Dijawab:
27737−h
5000 =
4,4

h = 27737 – (5000 x 4,4)


h = 27737 – 22000
h = 5737 cm = 57,37 m (ketinggian Objek)

Luas Liputan = S2
DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Panjang sisi pada Foto udara = 23 cm
Panjang sisi sebenarnya = 23 x 5000 = 115000
Luas Liputan = 1150002 = 13.225.000.000 Cm2 = 1,3225 Km2
C. Pembahasan Objek
Interpreatasi foto udara monoskopik dilakukan untuk menganalisis mengenai objek
yang terdapat di permukaan bumi melalui foto udara. Permukaan bumi yang di analisis
pada praktikum kali ini yaitu bentang lahan di Kota Banjar baru . Luas liputan foto udara
sekitar 1,3225 Km2 dengan skala 1:5000, ditemukan sebanyak 11 objek berbeda yang
ditangkap oleh kamera Wahana yang digunakan.
Objek yang pertama yang ditangkap yaitu sungai. Objek tersebut dapat di indentifikasi
sebagai sungai dikarenakan memiliki rona berwarna coklat hal ini dan dapat dilihat dari
bentuknya yang Panjang dan berkelok serta memiliki tekstur halus dan berasosiasi dengan
sawah sebagai sumber pengairan. Objek kedua yaitu danau, objek ini memiliki rona warna
berwarna hijau dan memiliki tekstur halus, serta memiliki bentuk dan pola tidak beraturan
Objek yang ke tiga yaitu jalan, objek ini memiliki rona berwarna abu gelap. Objek ini
diindentifikasi sebagai jalan karena memiliki bentuk dan pola yang memanjang dan sejajar
serta terdapat situs kendaraan bermoto. Objek ini juga berasosiasi dengan rumah-rumah
penduduk. Objek ke-empat yaitu pemukiman penduduk tentunya dapat di indentifikasi
dengan mudah karena memiliki rona warna jingga serta berbentuk persegi dan berasosiasi
dengan jalan raya.
Objek ke-lima yaitu lahan terbuka hal ini dapat di indentifikasi dari warnanya yang
berbeda dengan warna objek sekitar yang memiliki rona coklat dan memiliki bentuk yang
tidak beraturan. Objek ke-enam yaitu di indentifikasi sebagai jalan setapak hal ini
dikarenakan objek tersebut memiliki rona berwarna coklat namun tidak berkelok serta
berhubungan dengan jalan raya dan pemukiman penduduk. Objek ke-tujuh yaitu di
indentifikasi sebagai lahan batuan kapur. Hal ini dikarenakan memiliki rona berwarna putih
dan memiliki tekstur kasar dan memiliki ukuran yang luas.
Objek ke-delapan yaitu sawah. Objek tersebut diindentifikasi sebagai sawah karena
memiliki rona berwarna hijau dan memiliki bentuk kotak serta memiliki situs pembatas
antar sawah. Objek ke-sembilan di indentifikasi sebagai ladang dikarenakan memiliki rona
hijau dan terdapat asosiasi dengan pemukiman penduduk dan jalan setapak untuk menuju
ladang tersebut. Objek ke-sepuluh diindentifikasi sebagai rawah karena memiliki rona
warna coklat gelap serta memiliki bentuk yang tidak terdatur dan berasosiasi dengan objek
hutan. Objek terakhir yaitu human hal ini dikarenakan memiliki rona warna hijau dan
memiliki textur yang tidak merata hal ini dikarenakan tinggi pohon berbeda-beda hal ini
menandakan pohon disana tumbuh alami.

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG


Nama
NO RONA/WARNA TEKSTUR BENTUK POLA BAYANGAN UKURAN SITUS ASOSIASI
Objek

1 Gelap Kecoklatan Halus Memanjang Memanjang Tidak punya Sedang dan Tidak ada Dengan sawah Sungai
dan berkelok tidak memanjang
beraturan

2 Gelap Kehijauan Halus Tidak Tidak Tidak punya Sangat luas Tidak ada Tidak ada Danau
Beraturan Beraturan

3 Gelap keabuan Halus Memanjang Memanjang Tidak punya Sedang dan Terdapat Berdekatan Jalan
dan sejajar memanjang kendaraan dengan rumah
penduduk

4 Jingga Kasar Persegi Mengikuti Tidak ada Kecil Terdapat Berdampingan Pemukiman
pola jalan jalan dengan jalan
raya raya

5 terang kecoklatan halus Tidak Tidak Tidak ada Sedang Berbeda Berdampingan Lahan
beraturan beraturan warna rona dengan lahan terbuka
dengan hijau
lahan di
sekitarnya

6 Gelap coklat halus Memanjang beraturan Tidak punya Kecil dan Jalan
dan beraturan memanjang setapak

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG


7 Terang putih kasar Tidak Tidak Tidak punya luas Lahan
beraturan beraturan terbuka
batu kapur

8 Gelap hijau kasar Persegi beraturan Tidak punya luas Petak petak Dekat dengan Sawah
beraturan beraturan sungai dan
danau sebagai
sumber
perairan

9 Gelap hijau Haluas Tidak Tidak Tidak punya sedang Terdapat Dekat dengan Ladang
beraturan beraturan jalan setapak pemukiman

10 Gelap Coklat halus Tidak Tidak Tidak punya luas Terdapat Dengan Rawah
beraturan beraturan ditengah dengan laha
hutan hijau tertutup

11 Gelap Hijau Kasar Tidak Tidak Tidak punya Sangat luas Dipenuhi Tidak ada Hutan
beraturan beraturan pepohonan

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG


V. Kesimpulan
Dengan menginterpretasi foto udara menggunakan monoskopik terdapat 11 objek
berbeda yang dapat di indentifikasi. Objek tersebut diantaranya sungai, sawah, danau, hutan,
jalan, pemukiman, dan juga lahan terbuka. Hal tersebut dapat diindentifikasi dengan cara
menganalisis rona/warna, bentuk, texture, situs, asosiasi, dan juga pola. Dengan menganalisis
beberapa unsur interpretasi citra tersebut dapat diketahui perbedaan dari setiap objek.
VI. Daftar Rujukan

Fariz, T. R. (2019). Penilaian Kerentanan Fisik Rumah Terhadap longsor Berdasarkan


Interpretasi Foto Udara Format Kecil Di Sub Das Bompon, Kabupaten Magelang
(Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Sari, S., Munawar, A. A., & Devianti, D. (2020). Aplikasi Near Infrared Spectroscopy (NIRS)
Untuk Mengetahui Kandungan Hara Fosfor pada Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah
Tangga. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 5(1), 521-530.

Subakti, B. (2017). Pemanfaatan Foto Udara Uav Untuk Pemodelan Bangunan 3D Dengan
Metode Otomatis. Spectra, 60(30), 15–30.

Swamardika, I. B. A. (2009). PENGARUH RADIASI GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA (Suatu Kajian
Pustaka). Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Manusia,
8(1), 1–4.

Subakti, B. (2017). Pemanfaatan Foto Udara Uav Untuk Pemodelan Bangunan 3D Dengan
Metode Otomatis. Spectra, 60(30), 15–30.

Swamardika, I. B. A. (2009). PENGARUH RADIASI GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA (Suatu Kajian
Pustaka). Pengaruh Radiasi Gelombang Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Manusia,

https://geospasialis.com/fotoudara/#:~:text=Foto%20Udara%20Format%20Besar%20atau,dig
unakan%20dalam%20fotogrammetri%20pada%20masanya.

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG


VII. Lampiran

DEPARTEMEN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Anda mungkin juga menyukai