Anda di halaman 1dari 23

KONTRIBUSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN BERPOLITIK

(MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)

Dosen Pengampu :
AgusMukhandar,M.Pd.I

DISUSUN OLEH:
1. Bella Arbelia : 2248401006
2. Faiza Lycia Annasag: 2248401022
3. Fadillah Aulia Putri : 2248401034
4. Zahra Diva : 2248401100
TINGKAT 1 REGULER 2

PRODI DIII FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2022/2023
i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan materi
“Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Berpolitik ”

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun penjelasan materi. Untuk itu kritik dan saran akan sangat kami
terima untuk menyempurnakan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Terimakasih.

Bandar Lampung,28 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR …………………….……………………………… ………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………………… iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
I.2 TUJUAN PENULIS
I.3 RUANG LINGKUP

BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN POLITIK
2.2 POLITIK YANG DIGUNAKAN OLEH RASULULLAH SAW
2.3 KONTRIBUSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN POLITIK, BERBANGSA DAN BERNEGARA
2.4 KONTRIBUSI PEMIKIRAN PEMELUK AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN POLITIK,
BERBANGSA DAN BERNEGARA
2.5 PENJELASAN Q.S AN-NISA AYAT 59
2.6 HADITS TENTANG POLITIK ,14,15,16,17
2.7 NORMA POLITIK DALAM ISLAM

BAB 3
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………………18

BAB 4
4.1 PENUTUP
4.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………………… 20

BAB I

iii
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sistem politik adalah suatu bagian yang pasti ada di setiap Negara sistem politik sendiri
berfungsi sebagai pengatur dan membuat peraturan untuk dipatuhi oleh seluruh warga
negaranya.Ada beberapa sistem politik yaitu sistem politik komunis, liberal dan demokrasi
dari beberapasistem politik tersebut masih ada juga sistem politik Islam. Setiap Negara pasti
memiliki sistem politiknya masing-masing.Seperti misalnya Negara Indonesia yang
menggunakan sistem politik demokrasi yang berarti sistem tersebut didasarkan pada nilai,
prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis Disini kami akan membahas tentang
peranan agama Islam dalam perkembangan politik di duniasaat ini, dengan mengkaji berbagai
informasi berdasarkan Al-Qur‟an, dan Al Hadits.

1.2 TUJUAN

Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan,yaitu:

1. Memenuhi salah satu tugas matakuliah pendidikan agama islam


2. Mengetahui apa kontribusi agama dalam kehidupan politik berbangsa dan

1.3 RUANG LINGKUP

1. Pengertian Politik
2. Politik yang Digunakan Oleh Rasulullah SAW.
3. Kontribusi Agama Dalam Kehidupan Politik, Berbangsa dan Bernegara
4. Kontribusi Pemikiran Pemeluk Agama Islam dalam Kehidupan Politik, Berbangsa
dan Bernegara
5. Penjelasan Q.S. An-Nisa Ayat 59
6. Hadits tentang Politik
7. Norma Politik dalam Islam

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN POLITIK

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam


masyarakat yang antaralain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam
negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang
berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Politik adalah seni
dan ilmu untuk mencapai kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
Komponen-komponen yang diperlukan dalam politik yaitu:
 Masyarakat
 Kekuasaan
 Negara
Fungsi Politik adalah Perumusan kepentingan Pemaduan kepentingan
Pembuatan kebijakan umumPenerapan kebijakan Pengawasan pelaksanaan kebijakan.

2.2 POLITIK YANG DIGUNAKAN OLEH RASULULLAH SAW


Nabi Muhammad telah diakui memiliki kualitas kepemimpinan yang mumpuni
oleh Michael H. Hart. Sehingga, dia menempatkan Nabi Muhammad di posisi
pertama dalam bukunya,The 100: A Rangking of the Most Influential in History. Hal
ini didasari oleh kepemimpinan Nabi Muhammad yang tak hanya mengacu pada
ajaran agama, melainkan juga menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Berkat
kepemimpinannya, masyarakat Madinah yang heterogen bisa hidup berdampingan
satu sama lain. Sudah jamak diketahui bahwa sejarah kenabian Muhammad SAW
dibagi ke dalam dua fase, yaitu fase Makkah dan fase Madinah.

1. Perjalanan politik Nabi Muhammad pada fase Makkah, ditandai dengan peristiwa
Baiat Aqabah I dan Baiat Aqabah II. Kedua perjanjian ini menjadi legitimasi dari
penduduk Madinah—diwakili oleh suku Aus dan Khazraj—kepada Nabi
Muhammad sebagai pemimpin masyarakat Madinah. Jika dibandingkan dengan
fase Madinah, kegiatan politik di Makkah cukup minim karena beliau fokus
berdakwah untuk menggerus paham paganisme masyarakat Makkah.
2. Pada fase Madinah, menurut Prof. Ahmad Djazuli dalam buku Fiqh Siyasah;
Implementasi Kemaslahatan Umat dalam Rambu-rambu Syariah, peristiwa-
peristiwa sejarah yang terjadi setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah
merupakan artikulasi pelaksanaan politik Islam. Menurutnya, pelaksanaan politik
Islam yang dijalankan Nabi Muhammad berkenaan dengan persaudaraan internal
kaum muslimin (al-ukhuwah al-Islamiyah), yaitu antara Sahabat Muhajirin dan
Anshar,serta perjanjian eksternal antara muslim dan non-muslim (al-ukhuwah al-
insaniyah).
Selama kurun waktu satu dekade, Nabi Muhammad berhasil membangun
peradaban di kota Madinah, hingga Islam tersebar dengan damai ke beberapa

2
wilayah seperti Syam dan Ethiopia. Keberhasilan ini tercapai tak lepas dari
kepiawaian Nabi Muhammad dalam berpolitik, ditambah lagi dengan budi pekerti
dan kebijaksanaan beliau dalam menghadapi berbagai persoalan di berbagai lini,
baik agama, sosial, maupun politik.

Adapun beberapa kebijakan politik Nabi Muhammad yang patut diteladani selama
memimpin kota Madinah adalah sebagai berikut.

1. Membangun infrastruktur negara dengan masjid sebagai simbol dan perangkat


utamanya.
Langkah utama setelah Nabi Muhammad baru tiba di Madinah ini merupakan
salah satu upaya beliau untuk menyatukan suku Aus dan Khazraj yang baru saja
berdamai. Pembangunan masjid pada awal kepemimpinan Nabi Muhammad di
Madinah tidak sekadar difungsikan sebagai ruang untuk ibadah saja, namun juga
menjadi ruang publik untuk memecahkan berbagai persoalan keumatan.

2. menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan dilakukandiantara


komunitas yang tidak memiliki pertalian darah tapi menyatu sebagai komunitas
agama yaitu antara komunitas Islam Makkah yang baru berhijrah danpenduduk
Madinah menjadi kaum Muhajirin dan Anshar. Menurut Abu al-Hasan al-Nadwi
dalam al-Sîrah al-Nabawiyyah, kebijakan ini bertujuan untuk menanamkan prinsip
ukhuwah Islamiyahdan membentuk ikatan baru yang berlandaskan iman,
persaudaraan dan gotong royong.

3. Membuat nota kesepakatan untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang
berbeda sebagai sebuah masyarakat majemuk yang mendiami wilayah yang sama.
Dalam memimpin masyarakat Madinah yang heterogen, Nabi Muhammad
bermusyawarah dengan berbagai komunitas penting di Madinah, lalu terbentuklah
sebuah perjanjian yang dikenal dengan Piagam Madinah.Perjanjian ini merupakan
konsensus seluruh penduduk Madinah untuk saling mendukung, menghargai dan
bekerja sama dalam mewujudkan kehidupan yang damai dan turut bersinergi
membela kota Madinah dari serangan luar.

4. Membentuk angkatan perang untuk menghadapi ancaman invasi dari kafir Quraisy
Makkah. Kabar berdaulatnya Islam di Madinah yang mampu menyatukan berbagai
suku dan ras masyarakat Madinah tidak menyurutkan permusuhan kaum kafir
Quraisy. Hal ini bahkan menarik perhatian dua peradaban besar saat itu, Romawi
dan Persia.

3
2.3 KONTRIBUSI AGAMA DALAM KEHIDUPAN POLITIK, BERBANGSA DAN
BERNEGARA

Berbicara mengenai hubungan antara politik dengan agama merupakan hal


yang dapat menimbulkan kesalahpahaman serta perdebatan. Hal ini dikarenakan
politik dan agama bagaikan api dan air. Keduanya bertentangan, namun saling
melengkapi. Menurut Ketua Umum DPP PPP, Romahurmuziy, atau biasa dipanggil
Romi, agama dan politik ibarat saudara kembar. Mengapa bisa dikatakan seperti itu?

Sebelum membahas mengenai hubungan antara keduanya (agama dan politik),


saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan agama maupun
politik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agama adalah sebuah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antara manusia
dengan manusia, serta manusia dengan lingkungannya. Ajaran-ajaran dalam agama
bersifat mengikat manusia kepada Tuhannya.

Agama sangat melekat dalam kehidupan rakyat dalam masyarakat industri


maupun non-industri. Di samping itu, negara juga mengakui eksistensi partai-partai
politik dan organisasi-organisasi massa yang berbasis agama, sehingga kehadirannya
tidak mungkin tidak terasa di bidang politik. Misalnya, di masa-masa awal era
reformasi banyak pemimpin muslim terkemuka mendirikan partai politik baru. Di
antaranya mereka adalah Abdurrahman Wahid, pemimpin Nahdlatul Ulama (NU)
yang mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Amein Rais, para pemimpin
Muhammadiyah mendirikan National Trust Partai (PAN), Deliar Noer mendirikan
Partai Ummah (PUI), dan Yusril Ihza Mahendra mendirikan Partai Bulan Bintang
(PBB).

Meski demikian, partai Islam tidak dibenarkan melakukan manipulasi politik


melalui propaganda pemahaman dan pengetahuan agama (politisasi politik), misalnya
menggunakan sentimen atau legitimasi agama untuk memperkuat kepentingan politik
seseorang atau suatu kelompok tertentu untuk memperjelek citra dan kewibawaan
seseorang atau kelompok lain dalam hal-hal yang sebenarnya tidak ada hubungan
secara langsung dengan sebuah agama.

4
Sedikit atau banyak, beberapa pemerintahan di seluruh dunia menggunakan
agama untuk memberi legitimasi pada kekuasaan politik. Bahkan agama sebagai dasar
negara secara tegas disebutkan dalam pasal 29 ayat 1, yakni “Negara berdasar atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kepercayaan agama pun dapat memengaruhi hukum,
perbuatan yang oleh rakyat dianggap dosa, seperti sodomi dan incest (hubungan
dengan saudara kandung), sering tidak legal. Terdapat suatu tanggapan optimis yang
mengemukakan bahwa seiring berjalan dengan perkembangan zaman, agama akan
menyesuaikan diri dan perannya secara baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sedangkan istilah politik adalah seperangkat nilai-nilai serta pilihan-pilihan


yang diambil dari masyarakat untuk membenarkan fungsi tatanan masyarakat yang
berlaku. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bidang politik sangat diperlukan.
Namun, semua ilmu politik tidak dapat dipisahkan dengan ilmu agama yang telah ada.
Hal ini dapat diartikan, bahwa ilmu politik merupakan bentuk nyata dari penggunaan
agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai contoh, dalam ilmu politik
terdapat pemilihan pemimpin berdasarkan demokrasi, konsep itu didapat dari ilmu
agama yang tidak menginginkan adanya perpecahan dan perselisihan para pejabat
yang akan menyengsarakan rakyat. Dan masih banyak lagi yang merupakan konsep
dari agama yang di adaptasi serta di jadikan politik dalam berbangsa dan bernegara.

Agama dan politik merupakan dua lembaga masyarakat yang menghasilkan


nilai-nilai tertentu. Nilai agama yang diyakini bersumberdari Yang Maha Kuasa
dijadikan sebagai acuan kegiatan manusia (dunia maupun akhirat) yang tidak dapat
kita ingkari karena akan mendapatkan dosa sebagai balasannya, sedangkan nilai-nilai
dalam politik sebagai kerangka acuan untuk memfungsikan tatanan masyarakat.

Hubungan antara agama dengan politik sangatlah unik, menarik, lucu, serta
dinamis. Keduanya saling berseteru dan bertolak belakang, namun juga saling
melengkapi serta memiliki proses tarik menarik kepentingan. Selain itu, keduanya
juga memiliki hubungan dominasi-saling mendominasi. Hubungan sekaligus nasib
agama dan politik akan ditentukan oleh pihak mana yang paling kuat dan
mendominasi dari keduanya serta bagaimana watak dan karakter para elit politik dan
elit agama yang berkuasa. Bukan hanya agama saja yang melakukan perlawanan

5
terhadap politik. Politik juga sering melawan, mengancam, dan menghancurkan
agama.

Agama memiliki peran strategis, yakni mengkonstruksi serta memberikan


kerangka nilai dan norma dalam membangun struktur negara dan pendisiplinan
masyarakat. Sedangkan, negara menggunakan agama sebagai legitimasi dogmatik
untuk mengikat warga negara agar mematuhi negara. Adanya hubungan saling
membutuhkan dan timbal balik itulah yang kemudian menimbulkan hubungan
dominasi-saling mendominasi antar kedua entitas tersebut.

Hubungan agama dan politik selalu rumit. Ajaran agama menekankan


keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ritual peribadatan, dan moralitas. Adapun
politik menekankan aturan-aturan yang mengarah pada perebutan dan pembagian
kekuasaan dalam kehidupan bernegara. Jadi, kalau isu agama masih muncul di
Indonesia, itu wajar-wajar saja. Pertama, penduduk mayoritas Indonesia adalah
muslim. Kedua, dalam sejarah Islam, hubungan agama dan politik itu senantiasa
menyatu, sekalipun hal ini juga menimbulkan masalah politik yang sangat serius.
Karena masih kuatnya pengaruh simbol-simbol keagamaan terhadap politik, maka di
dunia Islam, termasuk Indonesia, peranan para ulama sangat signifikan dalam setiap
pemilu maupun tindakan politik.

2.4 KONTRIBUSI PEMIKIRAN PEMELUK AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN


POLITIK, BERBANGSA DAN BERNEGARA

Kontribusi agama Islam dalam kehidupan politik tertuang dalam Al-Quran di


mana di dalamnya diajarkan bahwa kehidupan politik harus berlandas pada hal-hal
berikut ini.

 Dilandasi dengan melaksanakan amanah.


 Dilandasi dengan menegakkan hukum-hukum kehidupan dengan adil antara
satu dengan yang lain.
 Dilandasi dengan adanya ketaatan terhadap Allah SWT, Rasul-Nya, dan Ulil
Amri.
 Dilandasi dengan berpedoman pada Al-Quran dan sunnah-sunnah Nabi SAW.

6
Berikut penjelasan nya:
Kontribusi merupakan suatu sumbangan atau kerja sama yang diberikan dalam
bentuk apapun, baik dalam aspek keuangan, program, ide, gagasan, dan tenaga yang
diberikan pada pihak tertentu untuk mewujudkan sesuatu yang lebih baik dan efisien.

Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat hidup secara individual karena
manusia adalah makhluk sosial. Hal tersebut merupakan anugerah yang diberikan
Allah SWT terhadap manusia sehingga memudahkannya untuk menjalani kehidupan.
Akan tetapi, hal tersebut juga tidak menutup kemungkinan bahwa manusia juga
mempunyai berbagai perbedaan antara satu dengan yang lain.

Perbedaan tersebut jika tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak
yang buruk bagi banyak manusia yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, dalam Islam
disarankan untuk berpedoman terhadap Al-Quran sebagai pedoman hidup yang akan
memberikan tuntunan agar mendapatkan kedamaian, khususnya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Al Quran memberi isyarat bahwa manusia harus bersatu untuk mendapatkan


suatu kedamaian. Hal ini didukung oleh adanya peristiwa Adam dan Hawa yang
mempunyai keinginan untuk bersatu antara satu dengan yang lain. Dengan adanya
suatu persatuan maka akan memberikan dampak yang positif bagi setiap individu di
dalamnya. Kehidupan akan lebih mudah karena adanya saling bantu antara satu
dengan yang lain.

Di sisi lain, Al-Quran juga menjelaskan bahwa salah satu fungsi kenabian
adalah untuk meluruskan pertikaian, perselisihan, dan konflik yang terjadi pada
umatnya dan kembali berpedoman terhadap Al-Quran.

Di dalam Al-Quran juga tertuang dampak dan pengaruh dari suatu kesatuan
dan persatuan. Hal ini dibuktikan dengan umat Islam yang mencapai dan
mendapatkan kemenangan saat menjujung tinggi persatuan. Adanya persatuan dan
kesatuan tersebut akan menciptakan kemuliaan umat yang sempurna. Oleh sebab itu,
Al-Quran menjunjung tinggi prinsip-prinsip kesatuan, persatuan, serta tolong
menolong sesama manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.
7
2.5 PENJELASAN Q.S. AN-NISA AYAT 59

Surat An Nisa ayat 59 adalah ayat tentang ketaatan dan sumber hukum Islam.
Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya.

KeseluruhanSurat An Nisa (‫اء‬II‫ )النس‬merupakan surat madaniyah. Aisyah


radhiyallahu anhamengatakan, surat ini baru diturunkan setelah Rasulullah serumah
dengan Aisyahdi Madinah. Demikian pula ayat 59 ini juga termasuk ayat madaniyah.

Berikut ini penjelasan Surat An Nisa Ayat 59 dan artinya:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاِط ْيُع وا َهّٰللا َو َاِط ْيُع وا الَّرُس ْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر‬
‫ِم ْنُك ْۚم َفِاْن َتَناَز ْع ُتْم ِفْي َش ْي ٍء َف ُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا َو الَّرُس ْو ِل ِاْن ُك ْنُتْم‬
‫ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخ ْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل‬
Yaa ayyuhalladziina aamanuu athii’ullaha wa athii’urrasuula wauulil amri minkum,
fain tanaaza’tum fii syai-in farudduuhu ilallaha warrasuuli inkuntum tu-minuuna
billahi walyaumil aakhiri, dzalika khairun wa-ahsanu ta-wiila. (Q.S. an-Nisa 59)

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan
Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)

IbnuKatsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas. Bahwa


asbabun nuzul Surat An Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah
binQais, ketika ia diutus oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk memimpin
suatu pasukan khusus.

8
Abdullah memerintahkan pasukannya mengumpulkan kayu bakar dan
membakarnya. Saat api sudah menyala, ia menyuruh pasukannya untuk memasuki api
itu. Lalu salah seorang pasukannya menjawab, Sesungguhnya jalan keluar dari api ini
hanya Rasulullah. Jangan tergesa-gesa sebelum menemui Rasulullah. Jika Rasulullah
memerintahkan kepada kalian untuk memasuki api itu, maka masukilah.
Kemudian mereka menghadap Rasulullah dan menceritakan halitu. Rasulullah
melarang memasuki api itu dan menegaskan bahwa ketaatan hanya dalam kebaikan.
Ibnu Hajar Al Asqalani menjelaskan, Surat An Nisa ayat 59turun berkenaan hal ini,
menjelaskan bahwa jika ada perbedaan maka harus dikembalikan kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul-Nya (hadits).

Tafsiran Surat An Nisa Ayat 59


1. Ketaatan mutlak kepada Allah dan Rasul-Nya
Poin pertama dari Surat An Nisa ayat 59 ini adalahketaatan mutlak kepada Allah
Subhanahu wa Taala dan Rasulullah shallallahu alaihiwasallam.

‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َأِط يُعواَهَّللا َو َأِط يُعوا الَّرُس وَل‬
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dantaatilah Rasul (Nya)

Ayat ini memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mentaati Allah dan
Rasul-Nya. Ketaatan di sini adalah ketaatan mutlak, tidak bisa tawar menawar.
Ketaatan harga mati. Taat tanpa tapi.

Orang yang taat kepada Rasulullah, pada hakikatnya iataat kepada Allah.
Karena tidak ada satu pun perintah dari Rasulullah yangbertentangan dengan perintah
Allah. Tidak ada sabda beliau yang bertentangandengan firman Allah karena sabda-
sabdanya bukan dari hawa nafsu melainkan dariwahyu.
Ibnu Katsir menjelaskan, taat kepada Allah adalahmengikuti ajaran Al Quran.
Sedangkan taat kepada Rasulullah adalah dengan mengamalkansunnah-sunnahnya.

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, Allah wajib ditaati. Di
antara hak prerogratif uluhiyah adalah membuat syariat. Maka, syariat-Nya wajib kita
laksanakan. Orang-orang yang beriman wajib taat kepada Allah dan wajib taat pula
kepada Rasulullah karena tugasnya itu, yakni tugas mengemban risalah dari Allah.
Karena itu, mentaati Rasulullah berarti mentaati Allah.

9
2. Taat kepada Ulil Amri
Poin kedua dari Surat An Nisa ayat 59 ini adalah ketaatan kepada ulil amri.

‫َو ُأوِلي اَأْلْمِر ِم ْنُك ْم‬


dan ulil amri di antara kamu.
Ayat ini juga memerintahkan orang-orang yang beriman untuk taat kepada ulil
amri. Yang menarik, redaksi perintahnya tidak mengulang kata athiiuu (‫وا‬II‫)أطيع‬
sebagaimana perintah taat pada Rasulullah. Maknanya, ketaatan kepada ulil amri
hanya ketika perintahnya tidak bertentangan dengan ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya.

Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Atha, Hasan Al Basri danAbul Aliyah, ulil
amri (‫ )أولي األمر‬adalah para ulama. MenurutIbnu Katsir, ulil amri itu bersifat umum
baik pemerintah maupun ulama.Sedangkan menurut Syaikh Wahbah Az Zuhaili
dalam Tafsir Al Munir, ulilamri adalah pemimpin dan para ulama.
Ketaatan kepada ulil amri harus berada dalam bingkai ketaatan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Tidak boleh bertentangan. Tidak boleh taat dalam perkara maksiat.

‫ِإَّنَم االَّطاَع ُة ِفى اْلَم ْعُر وِف‬


Sesungguhnya ketaatan itu hanyalah dalam masalah kebaikan (HR. Bukhari dan
Muslim)

‫َالَطاَع َة ِفى َم ْع ِص َيِة ِهَّللا ِإَّنَم ا الَّطاَع ُة ِفى اْلَم ْعُر وِف‬
Tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepadaAllah. Sesungguhnya ketaatan itu
hanyalah dalam masalah kebaikan (HR. Muslim)

‫ َف ِإَذ ا ُأِمَر ِبَم ْع ِص َيٍة َفَال‬، ‫ َم ا َلْم ُيْؤ َم ْر ِباْلَم ْع ِص َيِة‬، ‫الَّس ْم ُعَو الَّطاَع ُة َح ٌّق‬
‫َس ْم َع َو َال َطاَع َة‬
Mendengar dan taat (bagi muslim) itu haq, sejauh iatidak diperintah untuk
bermaksiat. Jika diperintah untuk bermaksiat, maka tidakada kewajiban mendengar
dan taat. (HR. Bukhari)

10
0
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam khutbah Haji Wada:

‫َو َلِو اْس ُتْع ِم َل َع َلْيُك ْم َعْبٌد َيُقوُد ُك ْم ِبِكَتاِب ِهَّللا َفاْس َم ُعوا َلُهَو َأِط يُعوا‬
Seandainya seorang budak memimpin kalian denganmemakai pedoman Kitabullah,
maka tunduk dan patuhlah kalian kepadanya.(HR. Muslim)

3. Kembali kepada Al Quran dan Hadits


Poin ketiga dari Surat An Nisa ayat 59 ini adalah menjadikanAl Quran dan Hadits
sebagai sumber hukum. Jika ada perselisihan, harusdikembalikan
kepada keduanya.

‫َف ِإْن َتَن اَز ْع ُتْم ِفي َش ْي ٍء َف ُر ُّدوُه ِإَلى ِهَّللا َو الَّرُس وِل ِإْن ُك ْنُتْم ُتْؤ ِم ُن وَن‬
‫ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر‬
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamubenar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian.

Menurut Mujahid dan ulama mufassir lainnya, maknanya adalah


mengembalikan hal tersebut kepada Kitabullan dan Sunnah Rasulullah.

Ibnu Katsir menjelaskan, ini merupakan perintah Allah. Jika ada perselisihan
di antara manusia mengenai masalah pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya,
hendaknya dikembalikan kepada penilaian Kitabullah dan sunnah Rasulullah.
Sebagaimana juga firman-Nya:

‫َو َم ا اْخ َتَلْفُتْم ِفيِه ِم ْن َش ْي ٍء َفُح ْك ُم ُه ِإَلى ِهَّللا‬


Tentang sesuatu apa pun yang kalian perselisihkan, maka putusannya
(terserah) kepada Allah. (QS. Asy Syura: 10)
Kitabullan dan sunnah Rasulullah ini merupakan dua pusaka yang Rasulullah
wariskan untuk menjadi sumber hukum dan pedoman hidup umat Islam.

‫َتَر ْك ُتِفيُك ْم َأْم َرْيِن َلْن َتِض ُّلوا َم ا َتَم َّس ْك ُتْم ِبِهَم ا ِكَتاَب الَّلِهَو ُس َّنَة َنِبِّيِه‬

11
Aku tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang kepada
keduanya yakni Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya. (HR. Malik)

Perintah mengembalikan perselisihan kepada Al Quran danhadits ini ditujukan


kepada orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Halini menunjukkan bahwa
siapa yang tidak menyerahkan keputusan hukum kepadaKitabullah dan Sunnah rasul-
Nya di saat berselisih pendapat, ia bukan orangyang beriman kepada Allah dan hari
akhir, tegas Ibnu Katsir.

4. Hasil ruju’ kepada Quran dan Hadits


Poin keempat dari Surat An Nisa ayat 59 ini adalah hasil kembali kepada Al Quran
dan Hadits.

‫َٰذ‬
‫ِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َس ُن َتْأِو يًل‬
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Kembali kepada Al-Quran dan Sunnah serta menjadikannya rujukan akan
membawa kebaikan. Yaitu lebih baik akibatnya dan penyelesaiannya, kata As Saddi.
Lebih baik penyelesaiannya, kata Mujahid.

 Kandungan Surat An Nisa ayat 59


Berikut ini adalah isi kandungan Surat An Nisa ayat 59:

Orang-orang yang beriman wajib taat kepada Allah dan Rasulullah secara
mutlak. Yakni mengamalkan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam.
Wajib taat kepada ulil amri selama tidak bertentangan dengan ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya. Jika ulil amri memerintahkan sesuatu yang bertentangan
dengan Al-Quran dan Sunnah Rasulullah atau untuk bermaksiat kepada Allah, maka
tidak ada kewajiban mentaatinya.
Al-Quran dan hadits adalah sumber hukum Islam. Ketika ada hal-hal yang
diperselisihkan, harus dikembalikan kepada Al-Quran dan hadits. Menjadikan Al-
Quran dan hadits sebagai sumber hukum dan mengembalikan kepada penilaian

12
keduanya ketika terjadi perselisihan adalah bukti keimanan. Orang yang tidak
mau menjadikan Al-Quran dan hadits sebagai hakimnya, keimanannya
dipertanyakan.
Kembali kepada Al-Quran dan hadits akan menghasilkan penyelesaian yang lebih
baik dan membawa akibat yang penuh berkah.

2.6 HADITS TENTANG POLITIK

Dari hadist Furat al-Qazzaz, mengatakan: aku telah mendengar Abu Hazim
mengatakan: aku telah duduk (belajar) lima tahun sama Abu Hurairah, dan aku
mendengarnya bercerita tentang nabi Nabi bersabda:Adalah kaum Bani Israil
dipimpin/diperintah oleh seorang Nabi. Setiap kali Nabi itu meninggal maka
digantikan lagi dengan Nabi yang lain, dan tidak ada lagi Nabi setelah aku
(Muhammad); dan akan ada pemerintah (khalifah) yang jumlahnya banyak.
Mereka mengatakan: Apa yang engkau perintahkan kepada kami. Nabi
mengatakan: Penuhilah dan baiatlah yang pertama dan selanjutnya. Dan berikanlah
hak mereka, karena sesungguhnya Allahakan menanyai mereka(diharikemudian)
tentang kepemimpinan mereka.

 Makna dan Kandungan Hadis


1. Istilah siyasah yang berarti politik sesungguhnya sudah dikenal sejak zaman
jahiliyah.Sebagian pakar mengatakan bahwa al-Khansa yang nama aslinya
Tadamur binti Amru bin Tsarid Assulammy seorang sastrawati Arab dianggap
sebagai orang yang pertama kali menggunakan terminologi politik dalam
penyusunan syair untuk mengekspresikan kehidupan politik dimasanya.

13
Penggunaan istilah itu dapat dilihat ketika terjadi perang antara kabilah al-Khansa
dengan kabilah Sahar.
2. Sebagian ahli sejarah seperti al-Makrizi (wafat 845 H.) menyatakan bahwa asal
usul kata siyasah berasal dari bahasa Mongol yaitu yasa yang kemudian ditambah
huruf sin didepannya sehingga menjadilah siyasah. Almakrizi menisbahkan kata
tersebut ke kitab al-yasa yang ditulis Jenkis Khan (wafat 624 H) setelah
menguasai beberapanegeri Islam seperti dinasti al-Hawarizmiah di Turkistan pada
masa pemerintahan Sultan Alauddin Muhammad Khawarizem Syah. Namun
secarai lmiah,sebenarnya kedua kata yang disebutkan yakni siyasah dan yasa
tidaklah memiliki relevansi sama sekali karena kata siyasah sendiri dalam
terminologi Arab penggunaannya sudah banyak dipakai terutama dalam
penulisan syair sebagai ekspresi kehidupan sosial politik yang sedang bergejolak
seperti yang dilakukan al-Khansa, lalu kemudian diikuti oleh yang lainnya
semisal Ibnu al-Mukaffa. Bangsa Arab jahiliyah telah menggunakan kata siyasah
yang berarticara, ketua dan pertahanan.
3. Kata tasusuhum dalam haditst ersebut bermakna urusana dministrasi dan
pemerintahan. Penjelasan tersebut memberi satu indikasi konkret.
bahwa masyarakat Arab sudah memahami makna implisit kalimat siyasah.
Karenanya para ulama Islam telah banyak menorehkan dalam karya monumental
mereka tentang sistem pemerintahan dalam Islam dengan sebutan siyasah seperti
Ibnu Taimiyah denganJudul: Assiyasah Assyar’iah fi Islahi Arra’i wa Arraiyah.
Begitupula yang ditulis Ibnu Qayyimal-Jauziah dengan judul: Atturukal-
HukumiahfiAssiyasahAssyar’iah.
4. Para pemikir Islam memandang bahwa segala bentuk perilaku politik semestinya
tidak terlepas dari nilai etika dan norma agama yang sifatnya transenden.
Karenanya setiap individu atau kelompok harus mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai yang dimaksud karena alam ini ibarat common wealth yang mencakup dua
unsur yaitu, Tuhan dan manusia yang saling terkait satu sama lain, apalagi jika
dilihat dari sisi tujuan berdirinya sebuah negara adalah untuk mencapai
kemaslahatan bersama,saling menguntungkan tanpa harus melihat
ras,suku,bangsa,dan bahkan agama.
5. Sering terdengar ditengah masyarakat termasuk dikalangan akademisi sendiri
bahwa politik itu kotor karena hanya melahirkan figur-figuryang ambivalen.
Pernyataan tersebut mungkin ada benarnya, karenamemang banyak indikator

14
yang menunjukkan bahwa dalam prosesdemokratisasi seringkali terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan tidakhanya karena melanggar aturan dan regulasi yang ada,
tetapi memangsecara etika sangat tidak layak untuk dilakukan misalnya dengan
praktek money politik demi merebut kekuasaan. Karena itulah tidak salah bila
seorang sarjana Muslim. Bernama Muhammad Abduh pernah mengatakan:auzu
billahi minas siyasah,aku berlindung kepada Allah dari politik.
6. Para sarjana Muslim sejak awal telah menjelaskan secara gamlang tentang
pentingnya etika dalam perilaku politik.Sebut saja misalnya, Abdurrahman Ibnu
Khaldun (732-808 H) dengan sederhana memberikan naratif bahwa perilaku
politik seorang pemimpin tidak terlepas dari tiga kategori :
 Almalik attabi’i. Perilaku politik seorangpemimpin yang hanya berdasarkan
intuisi semata. Jadi, semua bentuk perilaku yang dilakukan seorang politisi
dalam mencapai satu tujuan tidak terlepas dari pengaruh intuisi yang
dimilikinya, sehingga ada kemungkinan otoriter dalam pengambilan sebuah
keputusan. Karena itu, Ibnu Khaldun memandang bagian ini sebagai perilaku
politik yang tidak terpuji,
 almalik assiyasi. Perilaku politik seorang pemimpin yang banyak dipengaruhi
oleh akal dalam pengambilan sebuah keputusan sangat tergantung pada nilai
rasionalisasi masalah. Bila perilaku tersebut dinilai rasional oleh publik maka
akan sangat signifikan sehingga dapat diterima. Sebaliknya jika tidak dinilai
sebagai sesuatu yang rasional maka akan dianggap destruktif dan tidak dapat
diterima. Tetapi dalam prakteknya, para ahli hukumtetap menilai bahwa
perilaku politik seperti itu setidaknya dapatmemberi dampak positif pada
setiap individu sebagai bagian dari komunitas masyarakat yang ada, misalnya
rasa keadilan, kedamaian dan ketenteraman hidup. Hanyasaja,corak politik
seperti ini masih dianggap tabu dan kurang produktif, karena hanya
mementingkan sisi duniawi saja dan kurang memperhatikan nilai-nilai
spiritual agama;
 perilaku politik seorang pemimpin yang tidak terlepas dari nilai moralitas
agama. Segala aktivitas politik yang dilakukan seorang politisi, baik berupa
terobosan baru atau upaya menarik empati masyarakat terkontaminasi oleh
nilai yang ada sehingga kecil kemungkinan terjadi kecurangan. Selain itu,

15
keseimbangan antaraprivasi yang diberikan kepada setiap individu untuk
menyatakan aspirasi politiknya akan tetap sejalan dengan petunjuk agama.
7. Ibnu Taktaki dalam karya monumentalnya al-fakhri fi al-adabassultaniyah
menjelaskan bahwa seorang politisi yang kapabel dan berintegritas adalah yang
mampu mengaktualisasikan nilai-niali moralitas agama dalam setiap perilaku
politiknya serta dapat memenuhi kualifikasi umum yang ada,antaralain:
 Memiliki rasa takut kepada Allah Swt.
Hal ini sangat esensial karena merupakan inti dari segala sumber keberkahan
yang ada. Seorang politisi yang mampu menjadikan asas tersebut sebagai
pijakannya dalam semua aktivitas yang dilakukannya akan senantiasa
mendapatkan kepercayaan yang luar biasa dari rakyat. Sebagai contoh yang
ditorehkan oleh sejarah adalah Khalifah AlibinAbiThalib. Suatu ketika beliau
memanggil seorang pembantunya, lalu seorang lelaki menghampirinya
serayaberkata: “Wahai Amirul Mukminin, orang yang enkau panggil ituada di
belakang pintu dan mendengar panggilanmu, namun iatidak mau menjawab”.
Setelah yang dipanggil itu datang, Khalifah Alibertanya:“Kenapa engkau tidak
menjawab panggilanku padahal engkau mendengarnya? Diamenjawab:Aku
tidak menjawab karenaaku yakin engkau tidak akan menyakitiku. Khalifah Ali
bin AbiThalib kemudian mengatakan: “Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakanku untuk tidak menyakiti hambanya”;
 Tidak dengki.
Sifat ini sangat penting, karena sifat dengki dapat merusak niat seseorang
sehingga perilakunya banyak dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak baik;
 Memiliki jiwa pemaaf dan reseptif terhadap orang lain.
Di saat Umar bin Khattab dilantik sebagai Khalifah, seorang badui berteriak di
depannya seraya melontarkan kata-kata mengancam:“Wahai Umar berlaku
adillah kepada kami,karena kalau tidak,akulah orang yang pertama kali akan
memenggal lehermu dengan pedang kuini”. Seketikaitu, para sahabat meminta
kepada Umar bin Khattab agar mereka diperkenankan memotong leher badui
tersebut, tapi Umar bin Khattab hanya tersenyum seraya berkata:“Wahai
rakyatku,bila engkau tidak menyampaikan aspirasimu kepada kami maka
engkau semua tergolong orang yang tidak punya kebajikan. Begitu pula, jika

16
kami tidak mendengar apa yang engkau inginkan, maka kami pun termasuk
orang yang tidak punya kebajikan.
.

2.7 NORMA POLITIK DALAM ISLAM

Norma adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam


kehidupan berbangsa bermasyarakat dan bernegara, dan harus tunduk kepadanya.
Pancasila sebagai nilai pertahanan dan keamanan.

Pertahanan suatu negara tidak luput dari penegak hukum yang memiliki
pengalaman di bidang hukum dan mempunyai moral yang mulia agar dapat,
menjalankan norma norma hukum dengan baik, karena di setiap warga negara
tidak ada yang kebal hukum baik itu dari kalangan penegak hukum juga rakyat
sipil biasa.

Dalam pelaksanaan politik, Islam juga memiliki norma-norma yang harus


diperhatikan. Norma-norma ini merupakan karakteristik pembeda politik Islam
dari sistem poltik lainnya. Diantara norma-norma itu ialah

1. Politik merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan ,bukan dijadikan
sebagai tujuan akhir atau satu-satunya.
2. Politik islam berhubungan dengan kemashlahatan umat.
3. Kekuasaan mutlak adalah milik allah. manusia diberi amanah sebagai khalifah
untuk mengatur alamini secara baik. Pengangkatan pemimpin didasari atas
prinsip musyawarah.
4. Ketaatan kepada pemimpin wajib hukumnya setelah taat kepada allah dan
rasul .
5. Islam tidak menentukan secara eksplisit bentuk pemerintahan negara.

17
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut kelompok kami bahwa, dalam kontibusi agama dalam kehidupan politik
adalah hubungan yang sangatlah rumit namun memiliki timbal balik. Agama berfungsi
sebagai kontrol manusia dalam melakukan kegiatan berpolitik membangun negeri. Serta
dalam praktik berpolitik, banyak sekali nilai-nilai yang diadaptasi dari agama. Oleh karena
itu, dalam kehidupan politik, sangat dibutuhkan adanya nilai-nilai agama sebagai alat kontrol
para politisi negeri agar tidak melampaui batas dan dapat membangun negeri yang kita cintai
ini.
Maka dari itu, Islam adalah solusi. Solusi segala permasalahan di dunia ini dengan
kesempurnaan ajarannya (syumul). Kesempurnaan ajaran Islam dapat ditelaah dari sumber
aslinya, yaitu Alquran dan Sunnah yang mengatur pola kehidupan manusia, mulai dari hal
terkecil hingga terbesar baik ekonomi, sosial, politik, hukum, ketatanegaraan, budaya, seni,
akhlak/etika, keluarga, dan lain-lain. Bahkan, bagaimana cara membersihkan najis pun diatur
oleh Islam.

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dengan demikian penyusun dapat menyimpulkan bahwa :
1. Agama itu sangat penting disegala aspek kehidupan umat manusia selain itu
agama juga berperan untuk menenangkan jiwa dan raga. Dengan agama yg kita
yakini hidup akan lebih baik dan indah. Dengan agama kita akan lebih bijak
menyikapi sesuatu. Contohnya saja di Zaman Nabi Muhammad agama berperan
penting dalam segala bidang termasuk pemerintahannya.
2. Hubungan Islam dan Politik itu sangat berkaitan karena telah dijelaskan tentang
aturan dan cara dalam berpolitik yang sesuai tuntunan Al Quran dan Hadits.
3. Sistem politik yang digunakan disetiap negara akan percuma kalau tidak didasari
dengan kesadaran iman dan taqwa kepada tuhan oleh setiap pemimpin dan
rakyatnya.

4.2 SARAN
Berkenaan dengan pentingnya penguasaan memahami kontribusi agama dalam
kehidupan politik, berbangsa dan bernegara dalam pembelajaran. Khususnya
pendidik harus mampu :
1. Menjelaskan pentingnya Agama dalam kehidupan berpolitik, berbangsa dan
bernegara.
2. Memberikan contoh pemimpin yang sesuai dengan kaidah Agama.
3. Menerapkan Suri Tauladan yang dicantumkan Dalam Hadits.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/kebijakan-politik-nabi-muhammad-saw-ZPtFu

https://news.detik.com/berita/d-5661854/surah-an-nisa-ayat-59-berisi-tentang-apa-ini-
jawabannya

https://www.academia.edu/11282802/Pengertian_Poltik_Islam
Arake, Lukman. 2020. Hadis-Hadis Politik dan Pemerintahan. Yogyakarta : Lintas
Nalar

20

Anda mungkin juga menyukai