Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Menjelaskan Apa Itu Teori Anne Roe”

Dosen pengampu : Muh. Yusuf Ilyas S.pd, M.si

Disusun Oleh : kelompok 3

Mirnawati 922862010003
Ade Surya Akbar 922862010010
Andi Saribunga Nasir 922862010018
Sahrul 922862010027
Diyah Ayu Anjani 922862010036
Nurlaeni 922862010044
Syafaruddin 922862010052
Kurnia. P 922862010060
Munjia Nur Fajri 922862010072

STKIP ANDI MATAPPA

BIMBINGAN DAN KONSELING

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Menjelaskan apa itu
teori Anne Roe" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Bk karier Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang apa itu teori Anne bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Penulis
mengucapkan terima kasih kepada bapak Muh. Yusuf Ilyas S.pd, M.si selaku
dosen mata kuliah BK karier.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu Menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Pangkajene, 1 November 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Konsep dasar teori Anne Roe .................................................................... 3


B. Pilihan karir berdasarkan teori Anne Roe ................................................. 6
C. Kelebihan dan Kekurangan teori Anne Roe .............................................. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11

Kesimpulan ........................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Salah satu prinsip dalam bimbingan dan konseling adalah bahwa setiap
individu itu unik. Keunikan – keunikan tersebut dapat dilihat dalam berbagai hal.
Misalnya saja karakter masing – masing individu, potensi dalam diri, cara berpikir
(mindset), serta pemilihan karir setiap individu.
Dalam bimbingan dan konseling, salah satu bidang layanannya adalah
bimbingan konseling karir. Bimbingan konseling karir adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar individu tersebut dapat memhami diri dan
lingkungannya, sehingga mampu merencanakan karirnya di masa yang akan
datang.
Banyak cara untuk memahami tingkah laku karir orang. Pemilihan
pekerjaan dan hal memutuskan karir bukanlah peristiwa sesaat melainkan proses
yang panjang. Konselor adalah tenaga profesional, maka dalam menjalankan
tugas bimbingannya akan berbeda dengan kerja seorang tukang, ia memerlukan
landasan teori untuk menjelaskan mengapa ia melakukan suatu tugas, dan dalam
melakukan tugas itu mengapa ia melakukan dengan satu cara dan tidak dengan
cara lainnya. Begitulah, makalah ini selanjutnya menyajikan salah satu teori yang
mendukung pelaksanaan bimbingan karir, yaitu teori pilihan karir Anne Roe.
Roe (1956) menekankan bahwa pengalaman pada awal masa kanak-kanak
memainkan peranan penting dalam pencapaian kepuasan dalam bidang yang
dipilih seseorang. Penelitiannya menginvestigasi bagaimana pola asuh orang tua
(parental styles) mempengaruhi hierarki kebutuhan anak, dan bagaimana
hubungan antara kebutuhan ini dengan gaya hidup masa dewasanya. Dalam
mengembangkan teorinya, dia menggunakan teori Maslow tentang Hierarchy of
Needs sebagai dasar. Struktur kebutuhan seorang individu menurut Roe, sangat
dipengaruhi oleh frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Misalnya,
individu yang menginginkan pekerjaan yang menuntut kontak dengan orang
(person oriented) adalah mereka yang didorong oleh kebutuhan yang kuat untuk

1
memperoleh kasih sayang dan mendapatkan pengakuan sebagai anggota
kelompok. Mereka yang memilih jenis pekerjaan non-person oriented akan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman pada tingkat yang lebih rendah. Roe
berhipotesis bahwa individu yang senang bekerja dengan orang adalah mereka
yang dibesarkan oleh orang tua yang penuh kehangatan dan penerimaan, dan
mereka yang menghindari kontak dengan orang adalah yang dibesarkan oleh
orang tua yang dingin atau menolak kehadiran anaknya.

B. Rumusan Masalah
1. bagaimana konsep dasar teori Anne Roe ?
2. Pilihan karir berdasarkan teori Anne Roe ?
3. Kelebihan dan Kekurangan teori Anne Roe ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar teori Anne Roe.
2. Untuk mengetahui pilihan karir berdasarkan teori Anne Roe.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori Anne Roe.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Teori Anne Roe


Teori Roe atau biasa disebut sebagai “a need theory approach to career
choice” atau teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan, memandang
pilihan karir seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam
hidup. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Hereditas terhadap Putusan Karir
Roe memandang bahwa pada prinsipnya individu memiliki berbagai
potensi bawaan yang akan menentukan sifat – sifat, minat, bakat dan tempramen.
Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan
seseorang terutama dalam pemilihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan
datang. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa
cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak, demikian
juga halnya dengan bidang pekerjaan lainnya. Sifat, minat, bakat dan temperamen
individu diturunkan dari orang tua mereka.
2. Pengalaman Masa Kecil
Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak – anak akan
mempengaruhi bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan
iklim yang ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilihan karir
individu. Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti,
kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya,
perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan
dan pola asuh orang tua terhadap anak sebagai berikut :
a. Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara
wajar akan menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa
kanak – kanak dan orang yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan
ditempatinya.

3
b. Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan acuh terhadap anak
akan menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam
pekerjaan.
c. Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu
berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan.
d. Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak
kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan.
e. Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah
keterkaitan yang memadai.
Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga
menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan
pribadi dan gaya hidup dewasa nanti. Roe mengemukakan tiga kategori
pendidikan yang diterapkan oleh orang tua. Ketiga kategori tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Menjauhi Anak: Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung akan
bersifat sebagai berikut :
a) Menolak. Dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan –
kekurangan dan mengabaikan preferensi – preferensi dan opini –
opini anak.
b) Mengabaikan. Memberikan perawatan fisik minimum tidak
memberikan
c) Konsentrasi Emosional pada Anak
b. Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua kategori, yaitu :
a) Overprotecting. Memberikan perlindungan berlebih – lebihan
(cenderung hangat), terlalu baik, penuh kasih sayang, membolehkan
sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.
b) Overdemanding. Terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan
standar – standar tinggi, mendesak untuk memperoleh prestasi
akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim cenderung
menolak.
c. Penerimaan terhadap Anak

4
Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu :
a) Santai atau Casual. Sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak
kacau, tidak ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan
dan tidak melaksanakannya.
b) Penuh Kasih atau Loving. Memberikan perhatian hangat dan penuh
kasih sayang, membantu dengan rancangan – rancangan,
menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong
independensi.
Menurut Roe dari kategori emosional yang ada di dalam rumah tersebut,
kategori penuh kasih, overprotective dan overdemanding akan cenderung
menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada kontak dengan orang
lain (person oriented). Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan
cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda-
benda (non-person oriented).
3. Kebutuhan-kebutuhan Manusia
Kebutuhan – kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu
tersebut. Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan motif
kebutuhan individu (dalam Alwisol, 2012 : 204-206), yaitu :
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
b. Kebutuhan keamanan (safety needs)
c. Kebutuhan dimiliki dan dicinta (belonging and love needs)
d. Kebutuhan harga diri (self esteem needs)
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)

Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida,


dimana kebutuhan paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas
ruang yang tersedia semakin kecil. Disana dapat diliat bahwa manusia dalam
kehidupannya memiliki tingkatan – tingkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi,
sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada

5
kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan
bahkan ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.

Struktur kebutuhan seorang individu, menurut Roe, sangat dipengaruhi oleh


frustasi dan kepuasan pada awal masa kanak-kanak. Secara umum teori Roe
sendiri memiliki dua taraf, yaitu:

❖ Latar belakang genetik setiap individu mendasari kemampuan dan minat-


minat yang pada gilirannya berhubungan dengan pilihan vokasional. tiap
individu dalam menggunakan enegi psikisnya tidak sepenuhnya berada
dalam kontrolnya yang pada akhirnya secara genetik berpengaruh dalam
perkembangan kemampuan- kemampuan individu. Jika dihubungkan
dengan energi psikis dalam waktu yang sama berkembang pula
keunggulan – keunggulan kebutuhan. faktor – faktor genetik dan hirarki-
hirarki kebutuhan secara bersama- samat mempengaruhi pilihan
vokasional.
❖ Perkembangan pola-pola dan kekuatan-kekuatan kebutuhan pokok yang
dipengaruhi oleh pengalaman masa kanak-kanak. Berkaitan dengan ini
muncul 3 proporsi khusus :
1. Kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan secara rutin tidak menjadi
motivator yang tidak disadari.
2. Kebutuhan-kebutuhan untuk jenjang yang lebih tinggi (seperti: kebutuhan
aktualisasi diri) akan tidak muncul sama sekali jika jarang terpuaskan.
Sebaliknya kebutuhan yang berada pada jenjang yang lebih rendah justru
akan menjaadi motivator dominan jika jarang terpuaskan.
3. Kebutuhan- kebutuhan yang terpuaskan setelah tertunda agak lama akan
menjadi motivator yang tidak disadari pada situasi tertentu.
B. Pilihan karir berdasarkan teori Anne Roe
Roe menggolongkan seluruh jabatan atas dua kategori dasar (dalam
Winkel dan Hastuti, 2007:630), yaitu :
1. Person Oriented, adalah pekerjaan yang berorientasi pada kontak dengan
orang lain. Misalnya orang -orang yang suka bekerja bersama dengan

6
orang lain, di anggap cenderung demikian karena mereka menghayati
kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain. Semua orang ini
di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan
menyayangi. Kelompok atau penggolongan pekerjaan yang tergolong
dalam kelompok ini adalah.
• Jasa (service), merupakan pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya
berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk
melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
• Kontak bisnis (business contact), merupakan pekerjaan-pekerjaan yang
langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih
kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat
untuk kepentingan orang lain.
• Organisasi (organization), yaitu pekerjaan-pekerjaan manajerial serta
membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
• Kebudayaan (general culture), merupakan pekerjaan-pekerjaan yang
tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan
budaya,seperti halnya pendidikan.
• Seni dan hiburan (art and entertainment), merupakan pekerjaan-
pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang yang
memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.
2. Non-Person Oriented, merupakan pekerjaan yang berorientasi pada benda-
benda. Pekerjan non-person oriented ini biasanya adalah orang-orang yang
lebih suka bekerja dengan menangani barang atau benda tanpa mencari
kontak dengan individu di sekitarnya itu di anggap berkecenderungan
demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa
aman dan terlindung dari bahaya. Kelompok atau penggolongan pekerjaan
yang tergolong dalam non-peron oriented adalah:
• Teknologi (technology), seperti pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi
kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan barang.

7
• Luar ruangan (outdoor), seperti pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di
ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan
adanya interaksi dengan banyak orang.
• Ilmu pengetahuan (science), seperti pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang
ilmu yang berhubungan dengan perilaku.

Roe dalam Munandir (1996) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan


karir yang dilalui individu, yaitu:

1. Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian


atau pendidikan khusus. Pekerjaan bersifat repetitif dan pekerjaan hanya
dituntut untuk mempu mengikuti pedoman atau pedoman kerja yang
ditetapkan.
2. Semi terampil; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya
keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya
kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
3. Terampil; pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan
pendidikan khusus pada individu. Dibutuhkan kualifikasi sebagai berikut:
tanggung jawab rendah, penerapan kebijaksanaan hanya untuk diri sendiri,
berpendidikan menengah atas umum atau teknologi kejuruan.
4. Semi professional dan bisnis kecil; pekerjaan pada tingkatan ini telah
menuntut adanya tanggung jawab dalam skala rendah dan kebijaksanaan
untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini berpendidikan menengah
atas umum atau teknologi kejuruan. Biasanya dibutuhkan keterampilan:
otonomi tanggung jawab lebih sempit dari tingkat profesional, penafsir
kebijaksanaan, pendidikan tinggi tingkat sarjana sampai megister
5. Professional tingakatan kedua; mensyaratkan adanya kemandirian dan
tanggung jawab yang lebih besar serta telah menerapkan sistem manajerial
yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan
yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.

8
6. Professional tingkatan pertama; secara mandiri telah mampu untuk
berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada
tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada individu untuk
mengambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan. Individu yang berada
pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang relatif tinggi dan mapan.
Yang mencakup dalam klasifikasi seharusnya mempunyai kompetensi
antara lain: pencipta, pembaharu, dan manejer puncak; bekerja dengan
tanggung jawab dan kemandirian (otonomi) penuh, pengambilan
keputusan dan pembuat kebijaksanaan, berpendidikan tinggi
tingkat doktor/setara.

C. Kelebihan dan Kekurangan teori Anne Roe

Menurut Roe pilihan kategori jabatan terutama ditentukan oleh


kemampuan seseorang dan latar belakag sosio kulturalnya. Namun dalam
karya tulisnya yang diterbitkan kemudian (1972), Roe meninggalkan
pandangannya bahwa corak pergaulan atara orang tua dan anak, yang berbeda-
beda, akan menghasilkan pilihan jabatan yang berlain-lainan. Diakuinya
bahwa masih terdapat aneka faktor lain yang mempengaruhi jabatan,
meskipun arah orientasi yang ditanamkan pada umur sangat muda dikatakan
kiranya tetap berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang menyangkut jabatan
yang dipegang di kemudian hari (Winkel, 2010).
Maka dari itu, penting bagi para konselor karir bisa mempertimbangkan
penggunaan teori Anne Roe, dengan beberapa kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihannya
• Teori Roe lebih mengutakan pada pemilihan karir dengan pendekatan
kebutuhan.Kombinasi antara hubungan orang tua-anak pada masa dini,
pengalamanclingkungan, dan faktor-faktor genetik, menentukan
perkembangan struktur kebutuhan itu. Individu kemudian belajar untuk
memuaskan kebutuhannyactersebut. Intensitas kebutuhan merupakan
faktor penentu utama yang memotivasicindividu untuk mencapai tingkat
hierarkhi yang lebih tinggi dalam suatu struktur pekerjaan.

9
• Roe telah memberikan kontribusi yang besar pada konseling karir yaitu
dengan mengarahkan banyak perhatian pada periode perkembangan masa
kanak-kanak.
b. kelemahan.
• Perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam
pemilihan pekerjaan.
• Pendapat Roe bahwa interaksi orang tua-anak berpengaruh terhadap
pilihan pekerjaan di kemudian hari ternyata sulit untuk divalidasi.
• Jika terjadi perbedaan antara keinginan orang dan ketidaksesuaian dengan
minatdan bakat anak, maka pandangan ini tidak akan sesuai bagi konselor
karier sehingga konselor akan mengalami kesulitan dalam mengarahkan
karir anak dan konselor perlu waktu untuk menyesuaikan kondisi yang
dihadapi tersebut.

10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Teori Roe disebut sebagai “A need theory approach to career choice,” teori
pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan. Dalam teorinya Roe memandang
pilihan karir seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam
hidup diantaranya: pertama, pengaruh genetika terhadap keputusan-keputusan
karir, kedua pengalaman masa lalu, dan ketiga kebutuhan-kebutuhan manusia.
Roe menggolongkan jabatan dalam 2 kategori yaitu: Person oeriented dan
non person oriented. Yang termasuk dalam person oriented antara lain service,
bussiness contact, organization, general culture, art and entertainment. Sedangkan
yang termasuk non person oriented antara lain technology, outdoor, science.
Roe juga mengemukakan enam tingkatan karir yang harus dilalui individu,
antara lain tak terampil, semi terampil, terampil, semi profesional dan bisnis kecil,
profesional tingkat kedua, dan terakhir adalah profesional tingkat pertama.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://meygahandayani.blogspot.com/2017/12/teori-anne-roe-bk-
karir.html
https://www.scribd.com/doc/300235067/Teori-Ann-Roe
https://konselingelina.wordpress.com/2016/04/11/13/

12

Anda mungkin juga menyukai