Anda di halaman 1dari 57

Pengadilan

lnklusif
Ramah
Disabilitas

Sentra Advokasi Perempuan


Difabel dan Anak (SAPDA)
lnklusi? Apa ltu?
Inklusi dipahami sebagai pendekatan dalam membangun
dan mengembangkan lingkungan terbuka, mengajak
masuk dan mengikutsertakan semua orang dari berbagai
latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi,
etnik, gender dan budaya dalam lingkungan sosial.

Aspek Kunci dalam



Konsep lnklusi
• ••
•• • ••• ••
••
•• • •• ••
• ••
•• • PENGHARGAAN ••
••
•• • ••
••
• ATAS PERBEDAAN
KETERBUKAAN KESETARAAN

Ketiga aspek tersebut sebagai keseragaman yang wajar


Penyandang Disabilitas
berhadapan dengan Hukum

Penyandang Disabilitas

Setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,


mental, dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama.

Dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami


hambatan.

Kesulitan berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan


warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Prinsip layanan inklusi
• Bangunan gedung dan infrastruktur y ang aksesibel.
• lingkungan sosial y ang positif baik dari sikap atau pun perilaku
dari pemberi lay anan, tidak menstigma, tidak diskriminatif.
Pelay anan y ang setara dengan hak y ang sama.
• Lay anan terjangkau secara biay a atau pun fasilitasnya.

• Lay anan y ang berkualitas, adanya kolaborasi dan


sinergi atau rujukan dalam penanganan kasus.
• Ada partisipasi penuh penerima manfaat untuk
peningkatan kualitas termasuk ada proses
pemberian feedback, monev, dll.
• Ada konsep y ang penting y aitu memposisikan
difabel sebagai manusia y ang utuh dan
bermartabat
ILL
Aksesibilitas Fisik

Ramp/bidang miring lnformasi ramah disabilitas

Bahasa isyarat

·� •• ••
A B C D E F G
•o •o
00 0- o• o• •o
•o •• ••
••
00 OD 00 00 00 00 00

H I J K L M N
Guiding block/ ••
•o o• o• •o •o
•o
•• oe
•• Handrail/
00 0 0 •o
jalan pemandu 0 u pegangan untuk jalan
•o
••
•0
o• 00
•o

• •• oo • o•
•• o• •• •• ••

Braille
PERAN
MAHKAMAH AGUNG
DALAM MENCIPTAKAN
AKSESIBILITAS
DI PENGADILAN
Pemenuhan Akomodasi Layak
Untuk Disabilitas
PP 39/2020
Akomodasi Yang Layak

Modifikasi dan penyesuaian yang tepat yang diperlukan untuk menjamin


penikmatan atau pelaksanaan semua hak asasi manusia dan kebebasan
fundamental untuk penyandang disabilitas berdasarkan kesetaraan.

Dasar Hukum Sasaran

UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas


PP No. 39 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak
Pemenuhan akomodasi yang layak
untuk Penyandang Disabilitas
dengan memperhatikan ragam
PP No. 70 Tahun 2019 tentang Perencanaan,
penyandang disabilitas
Penyelenggaraan dan Evaluasi terhadap Penghormatan,
Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas

Layanan Peradilan
1. Perlakuan non-diskriminatif dalam proses peradilan
2. Pemenuhan rasa aman dan nyaman
3. Komunikasi yang efektif
4. Pemenuhan informasi terkait hak Penyandang Disabilitas dan perkembangan proses peradilan
5. Penyediaan fasilitas komunikasi audio visual jarak jauh
6. Penyediaan SOP pemeriksaan dan pemberian jasa hukum Penyandang Disabilitas
7. Penyediaan pendamping disabilitas, penerjemah dan/atau petugas lain yang terkait

Pemenuhan Sarana dan Prasarana

1. Ruangan yang sesuai standar dan mudah diakses bagi penyandang disabilitas
2. Fasilitas yang mudah diakses pada bangunan gedung sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
3. Sarana transportasi yang mudah diakses bagi Penyandang Disabilitas ke tempat
pemeriksaan sesuai dengan kewenangannya
4. Dilaksanakan sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pemenuhan Sarpras
Menyesuaikan hambatan dari ragam penyandang disabilitas

Penglihatan
Komputer dengan aplikasi pembaca layar
Dokumen tercetak dengan huruf braille
Media komunikasi audio

Pendengaran/Wicara/Komunikasi
Paparan informasi visual
Alat peraga
Media komunikasi menggunakan tulisan dan bentuk
visual lainnya

Mobilitas
Kursi roda
Tempat tidur beroda
Alat bantu mobilitas lain sesuai dengan kebutuhan

Mengingat & Konsentrasi


Gambar, maket dan boneka
Kalender
Alat peraga lain sesuai kebutuhan

Bagian 1
Pemenuhan Sarpras
Menyesuaikan hambatan dari ragam penyandang disabilitas

Intelektual
Obat-obatan
Fasilitas kesehatan
Fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan

Perilaku & Emosi


Obat-obatan
Fasilitas kesehatan
Ruangan yang nyaman dan tidak bising
Fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan

Mengurus diri sendiri


Obat-obatan
Ruang ganti yang mudah diakses
Keperluan lain sesuai dengan kebutuhan

Hambatan lain yang ditentukan


berdasarkan hasil Penilaian Personal

Bagian 2
HAMBATAN
DISABILITAS FISIK
DI PENGADILAN
Tidak ada ruang
Pengadilan yang Tidak ada loket
transit yang
tidak aksesibel khusus bagi
diperlukan
bagi penyandang penyandang
penyandang
disabilitas fisik disabilitas fisik
disabilitas fisik

Media informasi
Tidak semua
Tidak tersedianya dan publikasi
Petugas paham
alat bantu bagi belum semua
tentang disabikity
disabilitas fisik bisa diakses
awarenes
dengan mudah
PENGADILAN YANG
AKSESIBEL BAGI
PEYANDANG
DISABILITAS FISIK
Akses dari Luar Gedung sampai ke Ruang
Sidang aksesibel bagi disabilitas fisik.
Semua petugas paham tentang etika
berinteraksi pada penyandang disabilitas
fisik.
Memiliki loket khusus/jalur layanan khusus
bagi penyandang disabilitas fisik
Pemenuhan akomodasi yang layak bagi
penyandang disabilitas sesuai
kebutuhannya.
Memiliki media informasi dan publkasi
yang aksesibel bagi penyandang disabilitas.
TAUN 2025

Pemenuhan aksesibilitas bagi


Penyadang Disabilitas Fisik
di Pengadilan

DEFINISI LATAR
Kemudahan yang BELAKANG
disediakan bagi Adanya perbedaan
penyandang disabilitas kemampuan seseorang
untuk mewujudkan dalam mengakses semua
kesetaraan hak kebutuhannya dan
bukan mengenai
kelebihan seseorang

TUJUAN ASAS
Menciptakan Kemudahan

lingkungan yang Kegunaan

bebasd hambatan bagi Keselamatan

semua orang Kemandirian


AKSESIBILITAS AKSESIBILITAS FISIK

Adalah kemudahan bagi semua


orang untuk mengakses,
gedung/bangunan, fasilitas
umum lainnya, bergerak
dengan bebas, dapat
menggunakan fasilitas yang
ada dan meninggalkan suatu
tempat dengan aman dan
nyaman.

AKSESIBILITAS
NON-FISIK
Adalah kemudahan untuk
mengakses sistem dalam
masyarakat
AKSESIBILITAS
FISIK
Ramp
Syarat dan ukuran ramp

Upayakan tidak terlalu


banyak leveling
Permukaan jalur yang
padat dan tidak licin
Kemiringan maksimum
ramp 10 derajat atau 1:12
Jalur perlintasan
untuk interior dan 1:20
yang memiliki untuk exterior
bidang kemiringan
tertentu sebagai
alternatif bagi
orang yang tidak
bisa menggunakan
tangga
Toilet
Syarat dan ukuran
toilet disabilitas

Kloset duduk
Memasang
pegangan di
samping koset
Pintu lebar min 80
Dirancang untuk cm
dipakai orang- Westafel rendah
orang dengan
kecacatan fisik
seperti pergerakan
terbatas karena
alasan usia atau
ketidakmampuan
berjalan
Jendela
Syarat dan ukuran jendela

Tidak ada ambang jendela yang tinggi di


ruangan
Jendela-jendela mudah untuk dibuka
Tinggi jendela maksimal 60 cm
Pintu-pintu kaca yang tebal diberi tanda
untuk keamanan dan agar bisa terlihat
Pintu
Syarat dan ukuran
pintu
Lebar pintu
minimal 80 cm
Ruang sebelum
dan setelah pintu
minimal 1,5 m x
1,5 m
MEDIA INFORMASI DAN
PUBLIKASI YANG
AKSESIBEL BAGI
PENYANDANG
DISABILITAS FISIK
Leaflet, poster bergambar, kalender
bergambar, x banner, buku saku
Media sosial seperti Whatsapp, Facebook,
Instagram, Twitter, dll
Artikel di surat kabar, majalah, buletin
Video, iklan layanan masyarakat, televisi,
radio, dll
Sosialisasi pada penyandang disabilitas,
keluarga dan masyarakat
DISABILITAS SENSORIK

Orang yang mengalami


keterbatasan dalam fungsi
panca inderanya

Tuna Rungu
Keadaan seseorang yang mengalami kekurangan atau
kehilangan indera pendengaran sehingga tidak mampu
menangkap rangsangan berupa bunyi atau suara melalui
pendengaran

Tuna Netra
Kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau
hambatan dalam indera penglihatannya

Tuna Wicara
Seseorang yang mengalami kelainan baik dalam
pengucapan (artikulasi) bahasa maupun suaranya dari
bicara normal sehingga menimbulkan kesulitan dalam
berkomunikasi lisan dalam lingkungan
TUNA RUNGU
Panggil kami tuli. Mengapa
tidak tuna saja?
Istilah tuli merupakan memiliki bahasa isyarat,
unik, aktif dalam komunitas. bangga dengan
identitas dan budaya terendiri.

Istilah tuli diambil dengan perspektif sosial


budaya. Beda lagi dengan tuna rungu/hearing
impairment.

Tuna rungu/hearing impairment merupakan


sebuah gangguan pada pendengaran, diagnosa
dalam pendengaran, tidak dapat mendengar
dengan baik.
HAMBATAN YANG SERING
DI ALAMI TEMAN TULI

AKSES
BAHASA KOMUNIKASI
INFORMASI

KEBUTUHAN TEMAN TULI


DI PENGADILAN
Juru bahasa isyarat RP1.500.000.000,-

Papan petunjuk yang jelas

Aplikasi audio menjadi text

Pegawai bisa berbahasa isyarat agar


bisa berkomunikasi

Layar monitor agar bisa membaca teks


Etika bersama tuli

Berbicara terlalu Berbicara terlalu


cepat dekat di telinganya
Berbicara Pendengar pura-
denganmulut kecil pura tahu saat tuli
Berbicara dengan bercerita
mulut tertutup Terhalang cahaya
tangan atau di belakang jadi
sesuatu gelap
Berteriak keras Menyela
Berbicara dengan pembicaraan
mulut terlalu lebar Memanggil dengan
Berbicara terhalang melempar sesuatu
sesuatu ke kepala tuli
Kondisi Netra Total
(Totally Blind)
TUNA NETRA
Sama sekali tidak me,ihat
Tidak memiliki kapasitas visual
Kebutuhan khusus atas akses informasi
Ingatan tajam
Kapasitas intelektual tidak bermasalah
Kebutuhan orientasi mobilitas

Kondisi Kurang Awas


(Low Vision)

Masih memiliki kemampuan melihat


Terbatas pada jarak dan luas pandang
Sensitif pada cahaya
Kebutuhan khusus atas format indormasi
Masih memiliki kemampuan manduru
eksplorasi medan
Kapasitas intelektual tidak bermasalah
KEBUTUHAN NETRA
TOTAL (TOTALLY BLIND)
1 Orientasi medan pada tempat baru

Perangkat lunak pembaca layar


2 seperti komputer/HP

3 Media audio

Softcopy dokumen dalam format


4 teks

5 Alat peraga yang dapat disentuh

DISABILITAS SENSORIK TUNA NETRA


KEBUTUHAN KURANG
AWAS (LOW VISION)
1 Orientasi medan pada tempat baru

Perangkat lunak pembaca layar


2 seperti komputer/HP

Teks dengan ukuran besar dan


3 kontras

4 Cahaya yang cukup

5 Alat peraga yang dapat disentuh

DISABILITAS SENSORIK TUNA NETRA


ETIKA BERINTERAKSI DENGAN
PENYANDANG DISABILITAS
SENSORIK NETRA

Perkenalkan diri

Sentuh pundak/lengan untuk


menginformasikan kehadiran

Biarkan mereka memegang bahu/lengan


anda saat menuntun

Beritahukan perubahan situasi saat


berjalan

Gunakan penunjuk arah mata angin


(atas-bawah, kanan-kiri, depan-
belakang, utara-selatan)

Hindari arah ambigu


(di sana, di sini, di situ)
KEBUTUHAN KHUSUS
ATAS MEDIA

Dokumen dalam bentuk braille/audio

Dokumen softcopy dalam format teks

Pembaca layar seperti jaws, NVDA, talkback,


voiceover, narrator

Fitur aksesibilitas website

Alternate teks

Teks dengan background kontras

Teks dengan ukuran fleksibel


(dapat diperbesar/zoom)

Subtitle dengan teks kuning/putih/orange,


background abu-abu dengan ukuran minimal 14
DISABILITAS
INTELEKTUAL
Kerentanan Penyandang Disabilitas
Intelektual di Pengadilan
Rentan dipengaruhi, bahkan dengan hal buruk sekalipun
Rentan dimanfaatkan, bisa memutar balikan fakta karena
seringkali tidak bisa atau tidak mengetahui mana yang
benar dan mana yang salah
Rentan dibohongi

Seseorang dengan
kemampua intelektual
dan kognitif yang
berada dibawah
rata-rata

Cara Berkomunikasi & Cara Bersikap


Jika Bertemu Dengan Disabilitas
Intelektual
Menggunakan kalimat dan bahasa yang sederhana (bisa
dengan bahasa ibu atau dengan bahasa sehari-hari)
Sabar, karena disabilitas intelektual lamnat berfikir
Berulang-ulang, karena sulit konsentrasi
Pelan-pelan, karena mudah lupa
Artikulasi jelas
DISABILITAS
INTELEKTUAL
Kebutuhan Disabilitas Intelektual
Jika Ada Kasus Yang Menimpa
Pendampingan dari awal. Bisa dari orangtua,
keluarga, psikolog atau psikiater, pendam;ing
disailitas, konselor hukum/advokat, konselor psikiater,
paralegal
Menggunakan kalimat dan bahasa yang sederhana
Alat peraga seperti boneka, kalender, dll dalam
mengungkap kasus
Menciptakan suasana yang nyaman dan kondusif
supaya tidak menjadi tertekan, tidak jenuh dan
diahrapkan proses peradilan berjalan dengan baik
dan lancar

Pengadilan Harus Menyediakan


Tenaga ahli (psikolog/psikiater, konselor
hukum/advokat, paralegal)
Ruang relaksasi dipergunakan jika tantrum
Tenaga kesehatan/medis jika diperlukan karena
banyak juga orang berkebutuhan khusus yang juga
mempunyai penyakit tertentu
APH dan SDM yang ramah dan mempunyai
pengetahuan, mengerti serta memahami seluk beluk
orang-orang berkebutuhan khusus
Diperlakukan sama dengan orang lain, diajak bicara
atau sebagai subjek bukan sebagai pendamping saja
DISABILITAS
INTELEKTUAL
Hambatan Yang Dihadapi
Penyandang Disabilitas Intelektual
Di Pengadilan
Komunikasi sebaiknya menggunakan kalimat dan bahasa
yang sederhana, pelan-pelan dalam penyampaian, sabar,
berulang-ulang dan dengan artikulasi yang jelas
Seringkali kesulitan dalam memahami dan mengerti suatu
kejadian atau masalah
Seringkali kesulitan dalam mengendalikan sikap, bahasa
tubuh dan emosi
Seringkali kurang memahami konsep waktu seperti
tanggal, hari, bulan dan tahun
Sulit memahami perintah dan keterangan yang banyak
(sebaiknya dijelaskan dengan lebih sederhana)
APH dan SDM yang mungkin belum dan kurang mengetahui
mengenai orang-orang dengan berkebutuhan khusus

Tantangan
asih adanya perbedaan sikap dalam menghadapi
orang/anak berkebutuhan khusus (stigma negatif,
dipandang sebelah mata, perundungan/bullying
Pemahaman dan keterbatasan pengetahuan tentang
orang/anak berkebutuhan khusus
Saat menghadapi korban dengan trauma kejahatan yang
dialami (memberikan penguatan terutama secara psikis
terhadap korban dan keluarga)
Saat tantrum bisa merasa lelah/capek dengan proses
yang harus dijalani karena waktu yang lama dan
banyaknya peranyaan yang diberikan)
DISABILITAS MENTAL
"Orang yang
mengalami
keterbatasan dalam
mengontrol emosi
dan perilaku, juga
terganggu dalam
fungsi pikir"

Dimensi disabilitas mental

Biologis Sosiologis

Psikologis

Mengenal mental relapse

Relapse adalah kekambuhan kesehatan mental yang ditandai


dengan kembalinya gejala menonjol yang terkait dengan gangguan
kesehatan mental dan penurunan fungsi seseorang sebagai akibat
dari gejala tersebut
Cara berinteraksi dengan penyandang
disabilitas mental
YANG TIDAK BOLEH
DILAKUKAN

Mempertanyakan
YANG BOLEH
DILAKUKAN
kondisi dan stressor

Bersikap toritatif
Menghargai dan dan keras
mengetahui batasan

Dipandangi,
ditertawakan
Bernegoisasi

Intonasi cepat
Hargai selayaknya
manusia biasa
Bahasa susah
dipahami
Intonasi disesuaikan
Apa yang dapat disediakan
oleh Pengadilan?
Ruang relaksasi yang aman dan nyaman

Ruang relaksasi perlu memperhatikan tata letak kabel


dan listrik, ujung runcing, tata letak jendelan dan cermin

Selimut tebal

Dapat digunakan sewaktu-waktu

APH dan SDM dengan empati tinggi

Kesadaran untuk melayani sesuai dengan kebutuhan


masing-masing

Tenaga ahli

Psikiater, Psikolog, Konselor, Ambulan


PEDOMAN PELAKSANAAN
PELAYANAN BAGI
PENYANDANG DISABILITAS
DI PENGADILAN TINGGI &
PENGADILAN NEGERI
Pedoman dapat dilihat melalui link dibawah ini

PEDOMAN PELAKSAAN PELAYANAN BAGI


PENYANDANG DISABILITAS

ETIKA BERINTERAKSI & MEDIA INFORMASI

FORMAT MOU KERJASAMA DISABILITAS

SOP DISABILITAS

SARANA PRASARANA BAGI PENYANDANG DISABILITAS

PENERAPAN GUIDING BLOCK DAN WARNING BLOCK

PENILAIAN PERSONAL PERDATA

PENILAIAN PERSONAL PIDANA

SK DIRJEN BADILUM TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN


PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Anda mungkin juga menyukai