M I S I
1 4
VISI MEMANTAPKAN 3 MEMANTAPKAN
PEMBANGUNAN
PARTISIPASI
EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PEMANGKU
“TERWUJUDNYA MEWUJUDKAN
PERTUMBUHAN
KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA YANG
KEPENTINGAN
DALAM
MASYARAKAT EKONOMI YANG
INKLUSIF
PROFESIONAL,
BERBUDAYA DAN
PEMBANGUNAN
YANG MANDIRI,
SEJAHTERA, MENINGKATKAN
DAN BERDAYA KUANTITAS DAN
KUALITAS
SAING INFRASTRUKTUR
DAERAH UNTUK
BERLANDASKA PENGEMBANGAN
PEMENUHAN MEWUJUDKAN
PELAYANAN PUBLIK PEMBANGUNAN
N TRI HITA EKONOMI
KERAKYATAN YANG 5
BULELENG YANG
BERBUDAYA DAN
KARANA” BERBASIS PADA
PRODUK UNGGULAN
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE
DAERAH
DEVELOPMENT)
2 STUNTING 6
PENGERTIAN DISABILITAS
(UU No. 08 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas)
JENIS DISABILITAS
disability yang berarti cacat
atau ketidakmampuan
setiap orang yang
mengalami 1 Disabilitas fisik
keterbatasan fisik,
intelektual, mental,
dan/atau sensorik
dalam jangka waktu
2 Disabilitas mental
lama yang dalam
berinteraksi dengan
lingkungan dapat 3 Disabilitas intelektual
mengalami hambatan
dan kesulitan untuk
berpartisipasi secara
penuh dan efektif
dengan warga negara
4 Disabilitas sensorik
lainnya berdasarkan
kesamaan hak
5 Disabilitas ganda atau multi
RAGAM DISABILITAS
FISIK MENTAL INTELEKTUAL SENSORIK
terganggunya
amputasi, fungsi pikir terganggunya
lumpuh layuh skizofrenia, karena tingkat salah satu fungsi
atau kaku, bipolar, kecerdasan di dari panca
paraplegi,
depresi, bawah rata-rata, indera, seperti
celebral palsy
(CP), akibat anxietas, antara lain disabilitas netra,
stroke, orang autis, seperti lambat disabilitas rungu,
kecil, dan lain hiperaktif belajar, grahita, dan/atau
sebagainya dan down disabilitas wicara.
syndrom.
• Setiap orang pasti mempunyai kesamaan hak tanpa pandang bulu
tidak mengenal kaya atau miskin, tua atau muda, sakit atau sehat,
dan manusia yang normal atau yang penyandang disabilitas semua
orang mempunyai kesamaan hak
DASAR HUKUM PEMENUHAN
HAK PENYANDANG DISABILITAS
UUD 1945, sudah dengan tegas menjamin para UUD 1945, UU No.39/1999 menyatakan bahwa setiap
penyandang disabilitas. Setidaknya dalam Pasal orang berhak memperoleh pengakuan, jaminan,
28H ayat (2), menyebutkan bahwa setiap orang perlindungan, dan perlakuan hukum yang adil, serta
berhak mendapat kemudahan dan perlakuan kepastian dan perlakuan yang sama di hadapan
khusus untuk memperoleh kesempatan dan hukum.11 Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak
manfaat yang sama guna mencapai persamaan untuk memperoleh keadilan
dan keadilan.
Ketidakmauan (unwilling)
Aksesibilitas Non pemerintah untuk
Aksesibiltas Fisik
Fisik menyediakan sarana
prasarana yang accessible
aksesibilitas yang berkenaan dengan
tingkat kemudahan bagi bagaimana informasi, komunikasi dan juga merupakan bentuk
penyandang disabilitas untuk teknologi dapat digunakan atau
menjangkau fasilitas dan/atau dipahami penyandang disabilitas pelanggaran hak asasi
layanan publik. dengan baik. manusia, karena fasilitas
kemudahan yang disediakan bagi
penyandang cacat sebagai upaya
dan pelayanan publik tidak
surat dan dokumen administrasi
belum ada yang berbentuk braille dan pemerintah dan masyarakat dalam boleh dijalankan secara
audio, ruang yang akses difabel belum mewujudkan kesamaan kesempatan
tersedia, rampa atau titian belum ada, dalam segala aspek kehidupan dan diskriminatif. Setiap orang
toilet belum akses,
masuk/keluar sempit, posisi pintu
pintu penghidupannya
tanpa terkecuali harus
kantor tinggi dan tidak datar, tidak ada dapat menikmati fasilitas,
guiding block, tidak disediakan lift
untuk kantor yang berlantai 2 atau
pelayanan pegawai, cara sarana prasarana dan
berinteraksi dan proses
lebih, papan informasi belum
pelayanan publik yang
accessible dan tidak lengkap, loket komunikasi di lingkungan
yang terlalu tinggi, alat bantu disediakan oleh negara
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Keselamatan
Kemudahan
Kegunaan
Kemandirian
• Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
mengamantkan bahwa setiap instansi penyelenggara layanan public
diwajibkan memberikan pelayanan dengan perlakuan khusus kepada
anggota masyarakat tertentu yaitu difabel sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Ketentuan ini menegaskan kembali bahwa
bagi kaum disabilitas, perlu perlakuan khusus dari aparatur negara
agar mereka memiliki akses yang sama dengan kaum non disabilitas.
aksesibilitas bangunan dan lingkungan yang aksesibel yang meliputi aspek
sarana dan prasarana fisik
1. Ram atau
tangga landai.
Ram ini
hendaknya
disediakan di
setiap pintu
masuk agar
mudah diakses,
baik bagi
pengguna kursi
roda maupun
penyandang
disabilitas netra.
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
2. Lift atau
eskalator.
Sarana ini
penting untuk
disediakan
apabila
gedung
memiliki lebih
dari 1 (satu)
lantai..
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pintu
otomatis
dengan
sensor
gerakan
untuk
membuka
dan menutup
secara
otomatis.
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Tolet khusus.
Toilet ini
memiliki ruang
yang lebar agar
dapat digunakan
oleh pengguna
kursi roda dan
memiliki closet
duduk yang
dilengkapi rail
pengaman agar
mereka bisa
berpegangan.
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Ruangan/
kamar
dilengkapi
dengan label,
nama atau
nomor dalam
huruf Braille.
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Pembedaan
landmark
untuk
menjadi
identitas
sebuah
gedung/
ruangan
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Parkir khusus
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Keamanan
lingkungan,
meliputi
saluran
air/got yang
tertutup dan
lantai yang
tidak
licin/basah.
PRINSIP – PRINSIP AKSESIBILITAS
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2006 tentang
Pedoman teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas dan
Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Jalur khusus
PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
DALAM RPJMD KABUPATEN BULELENG 2017 – 2022
M I S I
1 4
VISI MEMANTAPKAN 3 MEMANTAPKAN
PEMBANGUNAN
PARTISIPASI
EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PEMANGKU
“TERWUJUDNYA MEWUJUDKAN
PERTUMBUHAN
KUALITAS SUMBER
DAYA MANUSIA YANG
KEPENTINGAN
DALAM
MASYARAKAT EKONOMI YANG
INKLUSIF
PROFESIONAL,
BERBUDAYA DAN
PEMBANGUNAN
YANG MANDIRI,
SEJAHTERA, MENINGKATKAN
DAN BERDAYA KUANTITAS DAN
KUALITAS
SAING INFRASTRUKTUR
DAERAH UNTUK
BERLANDASKA PENGEMBANGAN
PEMENUHAN MEWUJUDKAN
PELAYANAN PUBLIK PEMBANGUNAN
N TRI HITA EKONOMI
KERAKYATAN YANG 5
BULELENG YANG
BERBUDAYA DAN
KARANA” BERBASIS PADA
PRODUK UNGGULAN
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE
DAERAH
DEVELOPMENT)
2 STUNTING 6
LOKET KHUSUS
PETUGAS KHUSUS
BUKU PETUNJUK BRAILE
LAYANAN INFORMASI
PETUNJUK ARAH
PELAYANAN INKLUSIF