Anda di halaman 1dari 6

wwwww e-ISSN: 2550-0813 | p-ISSN: 2541-657X | Vol 9 No 2 Tahun 2022 Hal.

: 807-812
-

NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial


available online http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/nusantara/index

PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA1

Ebenhaezer Alsih Taruk Allo

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Abstrak

Penyandang disabilitas kerap kali disebut oleh masyarakatan sebagai orang cacat dan orang yang
tidak bisa produktif melakukan sesuatu bahkan menghasilkan sesuatu dalam hidupnya. Tak
jarang juga masyarakat menganggap, para penyandang disabilitas ini tidak bisa menjalankan
tugasnya dan tanggung jawabnya dengan baik, maka sering kali hak-hak merekapun terabaikan.
Penyandang disabilitas yang dikenal masyarakat biasanya adalah penyandang disabilitas fisik
seperti tidak bisa berjalan, tidak bisa berbicara, tidak bisa melihat, dan lain sebagainya. Ternyata
bukan hanya itu, bahkan orang yang kesulitan untuk berinteraksi dan berpartisipasi dengan baik
dan efektif di masyarakat dalam langka waktu panjang juga bisa dikategorikan sebagai
penyandang disabilitas. Sesungguhnya, mereka sama saja dengan kita yang mempunyai
kesehatan fisik dan mental yang baik. Hanya saja mereka memang mempunyai keunikan
tersendiri yang bukan untuk dijauhkan atau dijelek-jelekkan, tetapi kita sebagai manusia yang
memiliki hati nurani, harus saling peduli dan menolong sesama manusia. Sehingga tidak ada lagi
yang namanya membedaan perilaku pemenuhan hak antara orang normal dengan mereka
penyandang disabilitas. Setiap manusia yang dilahirtidak serupa ada yang normal dan bahkan ada
yang tidak normal. Salah satunya adalah disabilitas. Penyandang disabilitas itu sendiri merupakan
cacat fisik dan mental yang dialami seseorang karena ketidak sempurnaan perkembangan otak.
Akibatnya banyak sekali sisi negatif yang mereka rasakan dari pencemooh, dikucilkan, diasingkan,
dihina, dilecehkan dan lain sebagainya. Penyandang disabilitas juga merupakan ciptaan Tuhan
sehingga dalam kehidupannya, mereka berhak mendapan kehidupan dan pekerjaan yang layak.
Maka dari itu sangat penting sekali peran pemerintah dalam memberikan perhatian lebih guna
kelangsungan hidup mereka dari Pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya Suatu istilah yaitu
penyandang disabilitas Semiloka terminologi atau penyandang Cacat untuk mendorong ratifikasi
Konvensi Internasional mengenai Hak-Hak Penyandang Cacat, yang dihadiri oleh inguistik, sosial
budaya, hukum, HAM, psikologi, perwakilan instansi pemerintah, pemerhati penyandang cacat,
LSM, dan masyarakat sipil telah memperoleh paham yang sama mengenai pentingnya.

Kata Kunci: Penyandang disabilitas, pekerjaan, perlindungan,

*Correspondence Address : ebenhaezeralsihtarukallo@gmail.com


DOI : 10.31604/jips.v9i2.2022.807-812
© 2022UM-Tapsel Press
807
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (2) (2022): 807-812

PENDAHULUAN Perlakuan khusus dibuat dan diberikan


Manusia adalah Ciptaan Tuhan dalam upaya memberikan penghargaan,
yang sempurna, mungkin dari ciptaan rasa saling melindungi dan memperoleh
Tuhan tersebut ada yang cacat dan haknya yang telah menjadi haknya.
bahkan ada normal, terkadang yang tidak Berdasarkan pasal diatas yaitu
normal ini menjadi sorotan bagi meyakinkan para pekerja disabilitas
masyarakat umum karna orang non bahwan menjamin akan pemenuhan
normal memiliki stigma yang buruk haknya. UU Mengenai Penyandang
sehingga mengurangi harkat dan disabilitas pasal 53 : 1 - 2 menyatakan :
martaban orang yang tidak normal. 1) BUMN, dan BUMD wajib
Kekurangan yang dimiliki seseorang memberikan pekerjaan
yang dianggap cacat sebagai suata hal kepada mereka, paling sedikit
yang ridak normal di kalangan dua persen para Penyandang
masyarakat. Seperti dalam Kamus Besar Disabilitas dari jumlah
Bahasa Indonesia kata cacat sendiri yaitu keseluruhan pekerja yang
kekurangan yang mengakibatkan nilai ada.
atau kualitasnyanya kurang baik atau 2) Perusahaan swasta wajib
kurang sempurna. Penyandang mempekerjakan satu persen
disabilitas mempunyai kedudukan yang Penyandang Disabilitas dari
sangat Lemah dan dibawah, yaitu jumlah keseluruhan pekerja
kedudukan penyandang disabilitas yang ada.
selalu menghambat mereka untuk
bergabung dan berkontribusi dalam Namun pada kenyataannya
berbagai kegiatan yang dilakukan di penyebab dan akibat disabilitas mental
lingkungan sosial. Keterbatasan fisik, tidak bias dijelaskan dengan cara
mental, intelektual dan sensorik sederhana sekalipun karena harus
merupakan kendala utama yang mereka diasumsikan dan dilihat hubungannya
rasakan. dengan biomedis dan sosial. Penjelasan
Menurut Goffman, penyandang psikologi sosial dan sosiologi dari sudut
disabilitas adalah mereka serba terbatas pandang tertentu sebagai suatu
tidak mampu berkomunikasi dengan pergumulan sistem sosial. Moscovici
individu yang lain. Lingkungan mengemukakan teori representasi sosial
menganggap mereka tidak bias yang dapat dikelompokan sebagai
melakukan apapun yang menjadi pendekatan psikologi sosial sosiologis.
penyebab suatu masalah. Karena serba Representasi sosial diartikan sebagai
terbatas dan stigma buruk yang sistem nilai, ide‐ide dan praktek sosial
diberikan orang lain, sehingga mereka yang dapat menjelaskan aturan tertentu
berusaha dan yakin agar tidak sehingga masyarakat bisa membawa
ketergantungan dengan individu yang dirinya dalam kehidupan sosial.
lain. Penyandang Disabilitas mempunyai Komunikasi akan terjadi antara
posisi, hak dan kewajiban yang sama, masyarakat dengan menggunakan kode ‐
sudah sangat seharusnya penyandang kode yang dapat terjadi pertukaran
disabilitas mendapatkan perlakuan yang sosial dan kode‐ kode untuk memberi
baik dan khusus karena mereka klasifikasikan aspek kehidupan. Ide‐ide,
termasuk kedalam kelompok rentan, yang selanjutnya dapat menjadi
untuk memberikan perlindungan dari kepercayaan, mengenai disabilitas
kerentanan tindakan diskriminasi yang mental dihubungkan dan saling
sewaktu waktu akan terjadi kepada diinteraksikan antar individu dalam
mereka dan perlindungan dari ancaman kelompok sosial melalui ekspresi melalui
dari orang lain atau perlindungan HAM. pertukaran kesan dan pesan, sehingga
808
Ebenhaezer Alsih Taruk Allo
Penyandang Disabilitas Di Indonesia ……………………………………………………………………………………….(Hal 807-812)

dapat dijelaskan dengan sederhana prasarana untuk kebutuhan disabilitas di


bahwa komunitas masyarakat yang rumah. Laporan hasil kegiatan, hasil
berkomunikasi untuk mengintruksikan disabilitas. Dikembangkan dan diangkat
objek sosial. Hubungan ini oleh Miles dan Huberm dengan
menggambarkan representasi social memperhatikan proses penemuan data
bukanlah sebuah entitas namun dan informasi yang di dapat di lapangan
berkembang dari masa ke masa. Bauer yaitu kegiatan pemenuhan hak-hak
dan Gaskel membuat sebuah diagram disabilitas pada keluarga yang miskin.
toblerone untuk menjelaskan sebuah Mencakup suatu penjelasan mengenai
representasi sosial terbentuk dari model pendekatan, misalnya survei,
dimensi waktu untuk memahami dan studi kasus, eksperimen, Participation
mengerti sejarah dan proyeksinya di Action research disambung dengan alat-
masa yang akan datang. alat yang dipakai dan dimanfaatkan,
Terdapat satu pasal yang misalnya untuk pengumpulan data
mengatur perihal perlindungan khusus kuesioner, panduan wawancara.
bagi penyandang disabilitas, yaitu Pasal
28H ayat (2) menyatakan, “setiap orang PEMBAHASAN
berhak mendapat kemudahan dan Penyandang Disabilitas
perlakuan khusus untuk memperoleh pentingnya mengganti makna
kesempatan dan manfaat yang sama penyandang cacat dengan maksud
guna mencapai persamaan dan sebagai berikut:
keadilan”. Tahun 2011, Indonesia telah 1) Dari aspek bahasa, kata cacat
meratifikasi Convention on the Rights of bernuansa negatif, karena
Persons with Disabilities yaitu konvensi penyandang cacat dianggap
tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas. sebagai minoritas yang dapat
Tahun 2016, tahun 2018, Indonesia telah meresahkan dan mengganggu
dipercaya untuk menjadi ke Pesta OR aktifitas atau kegiatan
difabel yaitu ajang olah raga yang dibuat masyarakat normal,
untuk atlet yang mengalami disabilitas. 2) Kata cacat hadir karena suatu
kekuasaan yang memberikan
METODE PENELITIAN doktrin sebagai suatu
Penelitian ini bersifat kualitatif identitas masyarakat yang
dengan analisis secara deskriptif yang dianggap cacat. Karna di
mencoba ingin mendapatkan penjelasan pikiran masyarakat cacat itu
tentang kompleks yang ada dalam sendiri berarti tidak berguna,
interaksi manusia serta secara khusus merusak segala hal dan
untuk mendapapatkan informasi dan sebaiknya dibuang sama hal
seluk beluk pemenuhan hak-hak nya orang cacat pada
rehabilitasi penyandang disabilitas yang umumnya
dilakukan keluarga miskin. 3) Manusia diciptakan
Pengumpulan data digunakan teknik sempurna oleh Tuhan dan
wawancara dilakukan terhadap dengan derajat dan posisi
penyandang disabilitas, pelaksana yang setinggi-tingginya ada
program, dan masyarakat. Observasi yang normal dan tidak
dilakukan dengan cara melihat, normal, tetapi memiliki
memahami dan mengamati terutama kelebihan dan
kegiatan sehari-hari penyandang kekurangannya masing-
disabilitas dan keluarga serta kondisi masing. Manusia diciptakan
sosial ekonomi. Observasi dilakukan sama dari segi hak, hukum dll,
terhadap ketersediaan sarana dan
809
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (2) (2022): 807-812

4) Istilah dari penyandang cacat ketergantungan bantuan orang lain,


menimbulkan perlakuan yang berbeda, tidak sempura dan serba tidak
sangat buruk dari masyarakat mampu dikarenakan keadaan fisik yang
terhadap orang penyandang dialami, sehingga lapak pekerjaan yang
cacat. Cacat dianggap ingin merekrut penyandang disabilitas
masyarakat sebagai identitas memikirkan hal itu. Padahal mereka juga
dari seseorang yang berhak sekali dalam menerima hak yang
menyandangnya, yang lebih sama serta pekerjaan yang layak.
rendah dari pada oarng Pekerjaan yang layak bagi
normal biasanya. Penyandang penyandang disabilitas adalah bentuk
Cacat menjadi bentuk kepedulian dari pemerintah untuk
kekerasan dan pelecehan terwujudnya pelaksanaan HAM. Hak
yang dilakukan orang lain, konstitusional penyandang disabilitas
yang menimbulkan adanya sangat perlu diatur dan diperhatikan
pelanggaran HAM yang yang bertujuan untuk memberikan rasa
dialami dan dirasakan peka terhadap oknum dan masyarakat
penyandang cacat. lebih giat lagi dalam mengembangkan
5) Dampak psikososial harkat dan martabat penyandang
penyandang cacat antara lain disabilitas. Pemenuhan HAM di suatu
a. Membuat adanya social negara tertentu, tidak lepas dari
distencing, kewajiban yang ada baik oleh suatu
b. merasa selalu bersalah negara maupun masyarakat dalam
akan keadaan, negara sehingga muncul keharmonisan
c. penyandang cacat yang sempurna dan sama antara hak dan
menganggap dirinya kewajiban manusia. Pemerintah dan
sebagai subyek yang tidak pengusaha serta masyarakat perlu sekali
lengkap tidak sempurna, dalam memastikan apakah
tidak mampu, dll dihapuskannya masalah-masalah dalam
d. tidak diinginkan mempekerjakan penyandang disabilitas.
kehadirannya, Namun, pemenuhan kewajiban Negara
e. meresahkan dan tidak hanya pada aturan perundang-
mengganggu undangan melainkan juga Negara harus
f. dan selalu menjadi korban. memberikan jaminan partisipasi
g. Stigma yang buruk penyandang disabilitas dalam segala
h. Pesimis aspek kehidupan yang mereka jalani
i. Dijadikan bahan kedepan dan seterusnya.
percobaan Pemerintah memilik posisi vital
j. Selalu merasa cemas dan dalam memegang penuh penyandang
sedih disabilitas, selalu saja ada anggapan dan
k. Menganggap dirinya tidak lontaran pedas dari masyarakat bahwa
bermanfaat bagi orang lain penyandang disabilitas tidak berguna
l. Memiliki dunia sendiri dan payah terutama hal pekerjaan.
sangat berbeda dengan Upaya yang harus dilakukan pemerintah
orang lain dalam memberantas diskriminasi yang
dilakukan masyarakat umum kepada
Upaya yang dilakukan mereka yaitu hak seimbang, Maksud
Pemerintah dalam memberantas dengan sejajar merupakan
Diskriminasi Penyandang Disabilitas memposisikan mereka sama.
Penyandang disabilitas memiliki Lembaga perlindungan HAM
kekurangan yang membuat dirinya berupaya melakukan perlindungan HAM
810
Ebenhaezer Alsih Taruk Allo
Penyandang Disabilitas Di Indonesia ……………………………………………………………………………………….(Hal 807-812)

yang dijalankan dan diatur oleh lembaga 3) Ikut berpartisipasi, aktif dan
pemerintah dan lembaga swasta yang berbaur di dalam masyarakat,
memiliki hak, yaitu diantaranya sebagai 4) Menghargai suatu perbedaan
berikut: Polisi, Jaksa, Komnas HAM, dan menerima apa adanya ,
pengadilan, YLBHI, Biro Konsultasi, 5) Kesamaan dalam melakukan
Bantyuan hokum dan Komnas anak. peluang,
Mereka semua adalah Lembaga-lembaga 6) Kesamaan gender.
atau instansi yang secara tidak langsung
sebagai penolong bagi penyandang Apapun kondisi yang dialami
disabilitas dalam menjalani seseorang berhak memperoleh
kehidupannya, Pendidikan, dalam pendidikan serta pekerjaan yang layak.
bekerja dan lain sebagainya. Namun yang terjadi nyatanya,
Menurut UU No.39 Th 99, perusahaan tertentu yang memberikan
memberikan informasi tentang tanggung kesempatan disabilitas untuk bekerja
jawab pemerintah dalam memberikan masih sangatlah Tipis. pemerintah dapat
rasa percaya diri, memberikan bekerjasama Kemensos, Kemen BUMN,
memenuhi adanya Hak Asasi Manusia, Apindo dan serikat buruh atau pekerja.
serta mengatur tentang Komnas HAM. Pemerintah juga seharusnya secara
Pemerintah menjadi perwakilan suatu berkala mengadakan lapak pekerjaan
negara wajib memiliki kebijakan tetang dikhususkan untuk penyandang
adanya larangan untuk melakukan disabilitas, mengadakan pameran
diskriminasi, baik dari peraturan produk karya buatan dari penyandang
perundang-undangan maupun di dalam disabilitas dan memberikan berupa
penerapannya dalam kehidupan nyata. hadiah bagi perusahaan-perusahan
WN mempunyai akan jaminan hidup tertentu yang telah mempekerjakan dan
untuk pemenuhan, dikarenakan adanya memanfaatkan mereka tidak distigma
hak konstitusional. Pasal-pasal tersebut sebagai orang yang payah, merepotkan
menjelaskan bahwa saat warga negara dan menjadi benalu di sana.
tidak memperoleh diantaranya yaitu hak
memperoleh kelayakan dalam bekerja KESIMPULAN
WN dapat menerima haknya kepada Berdasarkan hasil penelitian
negaranya yang bersangkutan. Jika menjelaskan yaitu kesejahteraan dan
kebijakan yang dibuat pemerintah dan kemakmuran si penyandang disabilitas
penyandang disabilitas merasa dirinya yang dilakukan keluarga mereka masih
dikucilkan, maka semestinya peraturan disishkan dan dibelakangi tanpa adanya
tersebut diperiksa kembali, apakah perhatian dari pemerintah. Di sisi yang
peraturan yang dibuat telah sesuai atau lain pemerintah masih saja belum
ada yang harus ditambahkkan. maksimal dalam memberikan pelayanan
Selanjutnya, dalam upaya yang yang dibutuhkan penyandang disabilitas.
dilakukan pemerintah untuk melindungi Kemiskinan menyebabkan keluarga
serta memenuhi sebagian dari haknya, serba terbatas dalam mencari informasi
negara wajib untuk berfokus pada yaitu pelayanan yaitu memberikan pendidikan
diantaranya : secara khusus untuk diberi kepada
1) Menghormati, seseorang penyandang disabilitas dan keluarga.
yaitu bebas dalam memilih, Penyandang disabilitas bekerja
dan kemerdekaan secara bukan hanya untuk memenuhi
individu kebutuhannya, melainkan mereka juga
2) Tidak Melakukan bekerja untuk mengembangkan
diskriminasi, keterampilannya. Tanpa kita sadari
sebenarnya penyandang disabilitas itu
811
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9 (2) (2022): 807-812

sendiri memiliki kemampuan yang tidak Pekerjaan Di Perusahaan Swasta Dan Perusahaan
dimiliki oleh orang normal pada Milik Negara. Mimbar Keadilan. Vol. 12(1): 21-
34.
umumnya, sehingga mereka dapat
berguna dan berkontribusi di sutau Prakosa, Petra, W. B. 2005. Dimensi
perusahaan yang mereka tempati. Sosial Disabilitas Mental Di Komunitas Semin,
Dengan mereka bekerja, berarti secara Yogyakarta. Sebuah Pendekatan Representasi
tidak langsung penyandang disabilitas Sosial. Jurnal Psikologi. Vol. 32(2): 61-73.
dapat masuk dalam lingkungan sosial Priamsari, RR. Putri A. 2019. Hukum
dengan mengembangkan jaringan sosial, Yang Berkeadilan Bagi Penyandang Disabilitas.
keterampilan, kemampuan pribadi, dan Masalah-Masalah Hukum. Vol. 46(2): 215-223.
melaksanakan peran sosial serta mereka
bekerja untuk mendapatkan suatu Hidayatullah, N.A., dan Pranowo. 2018.
Membuka Ruang Asa Dan Kesejahteraan Bagi
penghargaan dan mendapatkan Penyandang Disabilitas. Jurnal PKS. Vol. 17(2):
pengakuan bahwa kehadirannya dapat 195-206.
menghasilkan dan memperoleh sesuatu.
Pembangunan ketenagakerjaan Mumpuniarti. 2016. Pembentukan
di Indonesia, apapun kondisi yang Karakter Mandiri Bagi Penyandang Disabilitas
Kecerdasan Dalam Kapasitas Kemanusiaan.
dialami seseorang berhak memperoleh Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi
pendidikan serta pekerjaan yang layak. dan Aplikasi. Vol. 4(1): 59-66.
Namun yang terjadi nyatanya,
perusahaan tertentu yang memberikan Widinarsi, Dini. 2019. Penyandang
kesempatan disabilitas untuk bekerja Disabilitas Di Indonesia: Perkembangan Istilah
Dan Definisi. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial.
masih sangatlah sedikit. Pemerintah juga Vol 20(2): 127-142.
seharusnya secara berkala mengadakan
lapak pekerjaan dikhususkan untuk Purinami A, G., Apsari, N., dan Mulyana,
penyandang disabilitas, mengadakan N. 2018. Penyandang Disabilitas Dalam Dunia
pameran produk karya buatan dari Kerja. Jurnal Pekerjaan Sosial. Vol. 1(3): 234-
244.
penyandang disabilitas dan memberikan
reward bagi perusahaan-perusahan
tertentu yang telah mempekerjakan dan
memanfaatkan mereka supaya tidak
distigma sebagai orang payah,
merepotkan dan menjadi benalu

DAFTAR PUSTAKA
Barkah, Aah Laelatul. 2018.
Perlindungan Hak Penyandang Disabilitas Tuna
Grahita Sebagai Saksi Korban Dalam Proses
Peradilan Pidana di Indonesia. Adliya. Vol. 12(2):
123-140.

Surwanti, Arni. 2014. Model


Pemberdayaan Ekonomi Penyandang Disabilitas
di Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis. Vol.
5(1): 40-58.

Setyaningsi, R.., dan Gutama, T. A. 2016.


Pengembangan Kemandirian Bagi Kaum Difabel.
Jurnal Sosiologi DILEMA. Vol. 31(1): 42-52.

Istifarroh, dan Nugroho, W.C. 2019.


Perlindungan Hak Disabilitas Mendapatkan
812

Anda mungkin juga menyukai