Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................... 2
BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .................................................................. 3
1.2. Permasalahan ................................................................... 5
1.3. Maksud ............................................................................... 6
1.4. Tujuan ................................................................................. 7
1.5. Sasaran .............................................................................. 7
1.6. Tahapan ............................................................................. 7
1.7. Manfaat ................................................................................ 7
1.8. Sistematika ......................................................................... 10
BAB 2 : PROFIL KOPERASI ................................................................. 11
2.1. Sejarah Berdirinya Koperasi ..................................... 11
2.2. Aspek Kelembagaan .................................................... 12
2.3. Aspek Usaha .................................................................... 13
2.4. Aspek Keuangan ............................................................. 13
BAB 3 : PENUTUP ....................................................................................... 15
LAMPIRAN – LAMPIRAN
• Latar Belakang
Perkoperasian di Indonesia mempunyai kontribusi cukup
penting di sektor ekonomi, politik, maupun sosial. Secara ekonomi,
kontribusi perkoperasian tersebut diindikasikan oleh kemampuannya
dalam penciptaan nilai tambah, kesempatan kerja, serta kemampuan
multiplier effect terhadap perekonomian di daerah. Hal ini
dimungkinkan karena besar dan banyaknya unit usaha, pelaku, jumlah
produksi, hingga penciptaan kesempatan kerja, sehingga paling tidak
prospek pengembangan Koperasi mempunyai peluang cukup tinggi
dalam kerangka perekonomian makro di Indonesia. Secara politis,
Koperasi telah diakui keberadaannya sebagai salah satu pionir
kelembagaan masyarakat yang mengedepankan pendidikan
kerakyatan. Dalam konteks ini Koperasi secara konsisten “menjual” isu
pemberdayaan warga/anggota melalui alternatif tatanan yang
menjunjung tinggi transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas.
Sedangkan secara sosial, Koperasi senantiasa menghadirkan dirinya
sebagai share of interest lebih dari sekedar share of capital. Dalam hal
ini Koperasi mendudukkan dirinya sebagai social capital yang
merupakan substitusi penting terhadap kekurangan modal finansial
dalam pengembangan perekonomian daerah, nasional, regional, dan
bahkan global.
Dari data dan fakta yang tercatat selama ini menggambarkan
bahwa kiprah Koperasi semakin dilihat bukan hanya karena perannya
sebagai kontributor utama kegiatan ekonomi dan penciptaan lapangan
kerja, tetapi juga sebagai wahana pendidikan dan pemberdayaan
anggota serta sebagai garda depan pembangunan. Artinya, di masa
mendatang peran Koperasi tidak hanya terbatas pada manifestasinya
sebagai “ badan usaha ” ( peran ekonomis ), namun juga sebagai “
kelompok ” ( peran sosial ) dan sebagai “ agen perubahan”.
Sejalan dengan itu, upaya pemberdayaan Koperasi ditujukan
untuk mewujudkan lingkungan usaha yang mampu menstimulasi,
mendinamisasi, dan memfasilitasi koperasi yang sehat dan
menciptakan iklim usaha yang kondusif pada berbagai tingkatan agar
koperasi yang bersangkutan memiliki daya saing yang tinggi di dalam
dan luar negeri.
Terkait dengan upaya pemberdayaan Koperasi, pemerintah telah
menetapkan beberapa program unggulan yang ditetapkan, di
antaranya adalah :
• Program Pengembangan Kelembagaan Koperasi dengan tujuan
mewujudkan Koperasi yang berprestasi serta mampu melayani
anggotanya, sesuai dengan prinsip, identitas, dan nilai dasar
Koperasi.
• Program Penumbuhan Lingkungan Usaha yang Kondusif bagi
Pengembangan Koperasi dan UMKM pada berbagai tingkatan
pemerintahan.
• Program Pengembangan Fasilitasi Pembiayaan, dengan tujuan
meningkatkan akses Koperasi dan UMKM dalam pembiayaan
usahanya.
• Program Pengembangan Kewirausahaan dan SDM Koperasi dan
UMKM dengan tujuan meningkatkan kewirausahaan Koperasi
dan UMKM dan menumbuhkan unit usaha UMKM baru yang
berbasis pengetahuan dan teknologi.
• Program Pengembangan Sentra Bisnis Koperasi dan UMKM
menjadi klaster bisnis yang dinamis.
• Program Fasilitasi Pemasaran Produk Koperasi dan UMKM
dengan tujuan meningkatkan akses Koperasi dan UMKM dalam
penguasaan pasar, pengembangan jejaring usaha, dan
pengembangan kemitraan usaha Koperasi dan UMKM dengan
pelaku lainnya.
Dalam rangka mewujudkan lingkungan usaha yang mampu
menstimulasi, mendinamisasi, dan memfasilitasi terwujudnya
koperasi berprestasi tersebut diperlukan langkah-langkah, di
antaranya melalui upaya penilaian koperasi berprestasi untuk
mengetahui di posisi mana kualitas kinerja suatu Koperasi berada dan
menuju ke mana “ pembinaan ” harus dilakukan sesuai kekhasan
organisasi dan usahanya.
Berkenaan dengan langkah-langkah tersebut di atas, melalui
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI Nomor
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi, tersirat keinginan untuk pemberdayaa Koperasi menjadi
Koperasi yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar bebas.
2.2 Permasalahan
Koperasi merupakan salah satu usaha yang tahan terhadap gejolak
perubahan ekonomi nasional maupun global, dan karenanya Koperasi
perlu diberdayakan. Seiring dengan perkembangan perekonomian
internasional yang semakin mengglobal tersebut akan mempengaruhi
kinerja sistem perekonomian nasional, baik dalam bentuk pengaruh
yang positif maupun yang negatif. Koperasi sebagai lembaga yang
menjunjung nilai-nilai keadilan dan kebersamaan, akan memegang
peran strategis terutama dalam meningkatkan daya saing nasional
berdasarkan identitas perekonomian nasional yang dibangun di atas
nilai-nilai sosialisme Indonesia.
Untuk meningkatkan peran Koperasi dalam ekonomi yang
hypercompetitive dibutuhkan usaha pembinaan yang lebih konstruktif.
Permasalahan utama yang harus dipecahkan dalam rangka pembinaan
Koperasi adalah:
• rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi Koperasi;
• tertinggalnya kinerja Koperasi dan kurang baiknya citra
Koperasi; serta
• kurang kondusifnya iklim usaha.
Dari rumusan permasalahan tersebut jelas bahwa fokus pembinaan
Koperasi perlu diarahkan pada usaha untuk menciptakan Koperasi
yang sehat berdasarkan identitas/ciri khas organisasi Koperasi.
Pengembangan jatidiri ini penting untuk menjamin daya hidup suatu
organisasi. Berbagai cara telah dilakukan oleh Pemerintah dalam
upaya pemberdayaan Koperasi, mulai dari segi kebijakan,
perencanaan, dan pelaksanaan program pembinaan dan pendanaan
program.
Jawaban awal atas permasalahan ini adalah bahwa diperlukan
Penilaian Koperasi Berprestasi sebagai alat yang efektif dan tepat
dalam menentukan tingkat keberhasilan program pembinaan
Koperasi. Sistem tersebut dapat sekaligus menjadi sarana untuk
mendapatkan masukan dalam merancang program pembinaan
Koperasi yang sesuai dan tepat guna bagi kelompok Koperasi tertentu.
Sistem ini akan memberikan informasi atas kondisi pengelolaan dan
kinerja organisasi dari waktu ke waktu, yang mencakup seluruh aspek
pengelolaan termasuk pengelolaan secara umum, sumberdaya
manusia, produksi dan teknologi, keuangan, dan pemasaran.
Dengan dilaksanakannya Penilaian Koperasi Berprestasi ini
diharapkan dapat dipetakan proses pembinaan yang selama ini sudah
dilakukan dan dapat diambil kebijakan bagaimana pembinaan
selanjutnya dengan tetap mempertimbangkan keterkaitan antara
hukum proses bisnis atau pelayanan internal dengan logika pasar.
Dengan kata lain, Koperasi sehat sudah seharusnya merefleksikan
kesehatan organisasi, kemampuan bisnis, serta sekaligus peran dan
kontribusi sosialnya, ataupun sebaliknya. Jika hal ini diyakini bersama
oleh semua pemangku kepentingan maka seluruh proses pembinaan
dalam rangka pemberdayaan Koperasi dapat dilakukan lebih efisien.
Dalam pelaksanaan pekerjaan Penilaian Koperasi Berprestasi
ini, penilaian terhadap koperasi dilakukan secara obyektif dengan
menggunakan variabel-variabel dan indikator-indikator sesuai
dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah RI Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman
Penilaian Koperasi Berprestasi. Artinya bahwa kualitas sebuah
koperasi diperoleh bukan didasarkan pada penilaian tanpa
menggunakan kriteria indikator yang jelas, atau hanya pada
visualisasi fisik infrastruktur, tetapi penilaian lebih terstruktur,
terukur dan substantif baik menyangkut kinerja administratif,
manajemen/pengelolaan teknis dan keuangan, bersifat time series
maupun tidak, sebagaimana telah dibangun dalam bangunan alat
ukur yang jelas, terstruktur dan terukur ( variabel dan indikatornya )
pada Peraturan Menteri Koperasi tersebut.
2.3 Maksud
Maksud dari kegiatan Penilaian Koperasi Berprestasi adalah
melaksanakan pengukuran kinerja Koperasi sekaligus upaya
pembinaan, baik internal maupun eksternal dalam rangka
penumbuhan Koperasi Berkualitas.
2.4 Tujuan
Penilaian Koperasi Berprestasi mempunyai tujuan :
• Melaksanakan penilaian sesuai Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Nomor 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi, sehingga diketahui
kualitas kinerja Koperasi dalam periode tertentu.
• Hasil pelaksanaan Penilaian Koperasi Berprestasi merupakan
standar langkah pembinaan selanjutnya.
2.5 Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan Penilaian Koperasi Berprestasi adalah:
• Terlaksananya penilaian terhadap Koperasi sesuai dengan
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi yang meliputi aspek –
aspek :
• Organisasi
• Tata Laksana dan Manajemen
• Produktifitas
• Manfaat dan Dampak
• Pengembangan dan Daya Saing
• Tersusunnya hasil Penilaian Koperasi Berprestasi sebagai dasar
penetapan Koperasi Berprestasi bagi Koperasi sesuai usulan.
2.7 Manfaat
Secara umum manfaat dari Penilaian Koperasi Berprestasi ini
antara lain adalah sebagai masukan dalam perencanaan program
pembinaan Koperasi, baik bagi internal koperasi maupun pihak –
pihak lain yang terkait. Di samping itu, sistem ini pun dapat dijadikan
alat pengukuran keberhasilan program pembinaan Koperasi yang
dijalankan.
Hal ini mengingat bahwa sistem ini dirancang untuk melakukan
evaluasi dan reevaluasi kinerja organisasi. Peningkatan kualitas
kinerja koperasi akan mencerminkan keberhasilan program
pembinaan Koperasi.
Manfaat bagi Lembaga / Instansi Pemerintah
• Bagi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut :
• tersedianya data Koperasi yang lengkap dan “ up-to-date ”
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penetapan pola
bentuk, struktur dan proses pembinaan Koperasi dalam
jangka panjang.
• Penilaian Koperasi Berprestasi ini dapat digunakan sebagai
framework untuk penetapan kebijakan dan prioritas
pembinaan Koperasi secara lintas sektoral dan berkelanjutan.
• Bagi Dinas / Instansi Pemerintah Lainnya :
• tersedianya data hasil audit yang lengkap dan “ up-to-date ”
yang dapat dijadikan dasar untuk usaha ekstensifikasi
penerimaan pajak dari kelompok Koperasi yang daapat
dijadikan penilaian sumber perpajakan.
• Hasil Penilaian Koperasi Berprestasi ini dapat dijadikan
sebagai tolok ukur keberhasilan program Pembinaan Usaha
Kecil dan Koperasi ( PUKK ) / PKBL.
• tersedianya tingkatan dengan kriteria yang jelas dapat
digunakan sebagai dasar penentuan “ Tanda Daftar Rekanan ”
(TDR) untuk keperluan pemenuhan persyaratan dalam
pengadaan (procurement) di sektor publik.
• tersedianya data yang akurat dan “ up-to-date ” yang dapat
dijadikan dasar untuk perencanaan kebijakan dalam
penetapan struktur ekonomi daerah yang sebagian besar
masih didominasi Koperasi.
• tersedianya data yang akurat dan “ up-to-date ” yang dapat
dijadikan dasar untuk menetapkan pola pengembangan
Koperasi secara berkelanjutan sesuai program kerja,
orientasi, karakteristik, dan kemampuan masing –masing.
• sebagai acuan guna menciptakan persaingan secara sehat
dalam memberdayakan ekonominya menuju terbentuknya
struktur yang nyata berbasis Koperasi.
• sebagai input bagi penentuan berbagai kebijakan penanaman
modal untuk percepatan proses penciptaan nilai tambah
dalam pertumbuhan ekonomi khususnya di Kabupaten Garut.
• tersedia data dasar penetapan Koperasi yang berhak
mendapatkan kredit / bantuan untuk program pemerintah.
• sebagai dasar penetapan program-program yang diarahkan
untuk pemberdayaan dan peningkatan peran Koperasi di
dalam program-program lokal, regional, dan nasional.
ASPEK USAHA :
1 Jenis Usaha :
• Usaha Utama : Penyaluran Gas LPG
• Usaha Pendukung : Simpan Pinjam
• Usaha Tambahan : Jasa Bank
• Jenis Produk : Penyaluran Gas LPG 3 kg dan Gas
Kg dan 50 kg)
2 Sarana Usaha :
Waserda / Kios / Toko :
• Jumlah : - unit
• Status Kepemilikan :
TPK :
• Jumlah : - unit
• Status Kepemilikan : -
Gudang Penyimpanan :
• Jumlah : 1 unit
• Status : Fasilitas
Sarana Operasional :
• Kendaraan Roda 4 : 2 Unit
• Kendaraan Roda 2 : 0 Unit
• Gedung Kantor : 1 unit
• Mesin : • Unit
• Status : Milik Sendiri
ASPEK KEUANGAN :