Disusun Oleh:
HESDI RETNA. S.KEP. NERS
NS. PRISTA YUNIAR, S.KEP
NS. ROSARI LISA ELIA RUMONDOR, S.KEP
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2) Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis dan frekuensi
3) Cek riwayat alergi
4) Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
5) Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
6) Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
7) Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
8) Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali Evaluasi
efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
2 Defisit nutrisi Tujuan: 1) Monitor intake 1) Mengetahui
a) Pasin menunjukkan makanan pasien, informasi tentag
berat badan yang status gizi pasien
stabil, hasil lab apakah pasien makan 2) Memberikan
normal dan tidak sampai habis iformasi tentang
ada tanda malnutrisi 2) Kaji kemampuan penambahan dan
b) Intake adekuat pasien dalam intake, penurunan berat
c) Tidak ada mual dan pakah ada kesulitan badan pasien
muntah menelan atau masalah 3) Kebutuhan gizi
d) Berpartisipasi lainnya yang tercukupi
dalam 3) Timbang dan ukur dapat membantu
penatalksanaan diet berat badan 1 minggu proses pemulihan
yang sekali pasien
berhubungandengan 4) Anjurkan pasien untuk 4) Mencegah mual
penyakitnya mengkonsumsi muntah, distensi
makanan tinggi kalori berlebih, yang
dan protein dapat meurunkan
5) Kolaborasi dengan ahli nafsu makan
gizi terkait diet pasien 5) Menunjukkan
6) Anjurkan makan porsi keadaan gizi saat
kecil apabila ada mual ini
7) Kolaborasi dengan
dokter untuk evaluasi
hasil lab
(SDKI, 2018)
3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah penialaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan
dari evaluasi ini adalahntuk pertama mengakhiri rencana tindakan keperawatan, kedua
memodifikasi rencana tindakan keperawatan, ketiga meneruskan rencana tindakan
keperawatan. Jenis Evaluasi :
3.5.1 Evaluasi proses (formatif)
a) Evaluasi yang dilakukan setiap selesai tindakan.
b) Berorientasi pada etiologi.
c) Dilakukan secara terus-menerus sampai tujuan yang telah ditentuakn tercapai.
3.5.2 Evaluasi hasil (sumatif)
a) Evalusi yang dilakukan setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
b) Berorientasi pada masalah keperawatan.
c) Menjelaskan keberhasilan / ketidakberhasilan.
d) Rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan kerangka waktu
yang ditetapkan.
Catatan perkembangan berisikan perkembangan atau kemajuan dari tiap- masalah yang
telah dilakukan dan disusun oleh semua anggota yang terlihat dengan menambahkan catatan
perkembangan pada lembaran yang sama. Catatan dengan kata-kata dapat dipakai pada
pengisian statustentang data yang menojol dari tiap masalah atau menggunakan format S O A
P I E R (Saputra dkk, 2023).
3.6 Persiapan pasien pulang
3.6.1 Perencanaan diet dan nutrisi
3.6.2 Manajemen nyeri mandir
3.6.3 Jadwal kontrol
3.6.4 Obat obatan yang dibawa pulang (dosis, cara minum)
3.6.5 Edukasi pasien terkait seksualitas
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
4.1 Pengkajian
4.1.1 Identifikasi
A. Pasien
Nama : Tn. Herry Gorda
No. MR : MRCCC.00-46-15-37
Tgl lahir/ umur : 25 September 1977 / 46Y1M5D
Jenis Kelamin : Laki-laki
DPJP : dr. Jefry betha tenggara, SpPD-KHOM
No./Tgl admisi : IPA2310290016/ 29 Oktober 2023
Bed no./ Bangsal : 3104/ Ward 31st floor
Status perkawinan : Menikah
Jumlah anak : 3
Agama/ suku : Kristen/ China
Warga negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat rumah : Sidosermo Indah 3/48 Surabaya ,kota Jawa Timur
Indonesia
Asal masuk : Outpatient
Anamnesis :
Autoanamnesa V
Alloanamnesa
Status perkawinan : Menikah
V
Jumlah anak : 3
Status perkawinan : Menikah
Agama/ suku : Kristen/
Jumlah anak : 3
Warga negara : Indonesi
Agama/ suku : Kristen/
Bahasa yang digunakan : Indonesi
Warga negara : Indones
Pendidikan : SMA
Bahasa yang digunakan : Indones
Pekerjaan : Wiraswa
Pendidikan : SMA
Alamat rumah : Sidoserm
Pekerjaan : Wiraswa
Indonesi
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. Yen Yen
Umur : 45 tahun
Alamat rumah : : Sidosermo Indah 3/48 Surabaya ,kota Jawa Timur Indonesia
Hubungan dengan pasien : Istri
4.1.2 Data Medik
Diagnosa Medik
Saat masuk : Mixed Germ Cell Tumor Meta Paru Dan KGB
Saat Pengkajian : Mixed Germ Cell Tumor Meta Paru Dan KGB
Riwayat alerg : Obat : Primperan (gelisah, berdebar, keringat dingin)
Makanan : Tidak ada
Lainnya : Tidak ada
Riwayat konsumsi obat : Xarelto 1x20 mg, Betaloc zok 1x25 mg, Coralan 2x5 mg
4.1.3 Keadaan Umum
A. Keadaan Sakit
Pasien tampak sakit ringan
Alasan : Pasien terlihat mampu menggerakkan semua anggota tubuhnya, akan tetapi
pasien tidak bisa memenuhi kebutuhannya secara keseluruhan karena keterbatasan
aktivitas adanya pemasangan kemoport di derah abdomen untuk akses ivline. Kesadaran
pasien compos mentis, dan pasien melakukan semua aktivitas didampingi oleh perawat
dan keluarga ( Istri). Juga pasien tidak ada keluhan selama perawatan saat ini.
B. Tanda-Tanda Vital
1) Kesadaran : Skala Coma Glasgow 15 E4M6V5 (CM)
2) Tekanan Darah : 117/70 mmHg
MAP : 86 mmHg
3) Nadi : 93 kali/mnt
Irama : V Teratur Taki k ardi Bradi k ardi
V Kuat Lemah
4) Suhu : 37 ,5 ˚ C Oral V Axilla
5) Pernafasan : 18 kali/mnt
Irama : Teratur
Jenis : Perut
6) Saturasi : 98% RA
7) Urine Output : 50 ml/jam
8) Skor nyeri : 0/0
9) Risiko jatuh : 5 (risiko jatuh rendah)
10) EWS :0
11) Skor VTE : 2 (risiko sedang)
12) Skor braden : 19 (tidak ada risiko)
C. Pengukuran
Tinggi Badan : 175cm
Berat badan : 68 Kg
Indeks Massa Tubuh : 22,2 kg/m2
Kesimpulan : Normal
D.Genogram
4..1.2 PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan sehat tidak dapat digantikan oleh
apapun dan tidak dapat ditukar oleh apapun. Kesehatan
adalah nomor satu. Tetapi pasien suka makan makanan
siap saji dan sering makan keluar terutama sewaktu
akhir pekan
2. Riwayat penyakit saat ini
3. Keluhan utama : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
4. Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan 1 minggu SMRS pasien sempat cek
lab dan trombosit rendah, pasien mengatakn sempat
terjadi perdarahan pada hidung karena dikorek
RUQ LUQ
8x/mnt 10x/mnt
RLQ LLQ
7x/mnt 9x/mnt
: Kanan Kiri
Uji kekuatan otot
12345 12345
:12345 12345
Atas
:12345 12345
Bawah
Refleks fisiologi
: Positif Negatif
Refleks patologi
Babinski,
Kiri
Kanan : Positif Negatif
Clubbing finger : Tidak ada clubbing finger
Varises Tungkai : Tidak ada varises tungkai
Columna
e. Vetebralis
Inspeksi :
Kelainan bentuk
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Nyeri tekan : Pasien mampu menggerakkan bola mata sesuai dengan instruksi,
N. III – IV - VI pasien mampu mengangkat kelopak mata. Pupil mata pasien isokor
N. V Motorik 2 mm dan reflex pupil terjadi miosis (reflex pupil mengecil) pada
N. VII Motorik kedua bola mata.
: Hasil didapatkan saat pasien diminta untuk menggigit terlihat
simetris dan reflex kornea baik.
: Hasil yang didapatkan bahwa wajah pasien simetris saat
tersenyum, mengangkat alis dan memajukan bibir
: Pasien mampu mengangkat bahu dan memberikan tahanan pada
gerakan kepala.
: Tidak ada kaku kuduk.
Basofil 0 % 0-1
Eosinophil 0 % 1-3
Band 3 % 2-6
Neutrophil
Segmental 63 % 50-70
neutrophil
Limfosit 19 % 25-40
Monosit 15 % 2-8
Therapy : Tidak ada terapi yang diberikan berhubungan dengan pola
E. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidur 6 jam dari jam 24.00
malam dan bangun jam 6 pagi. Pasien mengatakan tidur nyenyak. Pasien mengatakan jarang
tidur siang.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan setelah sakit pasien sering terbangun karena
peralatan medis, dan kemoport yang dipakai. Namun masih dapat tidur dengan baik.
3. Observasi : Pasien tidak tampak mengantuk dan menguap.
Ekspresi wajah : Positif Negatif
Banyak menguap : Positif Negatif
Palpebra inferior gelap : Positif Negatif
4. Therapy : Tidak ada terapi
F. POLA PERSEPSI KOGNITIF
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak mengenakan kacamata maupun alat
bantu dengar dan tidak ada gangguan yang membahayakan saat dirumah.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien tidak mengenakan kacamata dan alat bantu dengar. Pasien
dapat melihat dan mendengar dengan jelas.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Penglihatan
Cornea : Tidak ada kekeruhan
Visus : Pasien mampu membaca dalam jarak 20 cm dengan ukuran tulisan yang
besar tanpa menggunakan alat bantu mata. Pasien mampu membaca dalam jarak 40 cm
tanpa menggunakan alat bantu mata.
Pupil : Pupil bulat, dan isokor, kiri 2 mm kanan 2 mm
Lensa mata : Lensa tidak terlalu jernih, sedikit keruh
b. Pendengaran
Kanalis : Tidak ada serumen atau nanah
Membran : Membrane timpani utuh
c. N I : Pasien mampu membedakan bau kopi dengan bau minyak kayu putih
d. N II : Lapang pandang pasien penuh,
e. N V Sensorik : Pasien mampu merasakan gesekan dan petikan tangan, mampu
membedakan sensasi benda tajam dan tumpul
f. N VII Sensorik : Pasien mampu membedakan rasa tawar seperti air mineral dan rasa
manis seperti gula.
g. N VIII : Tidak terkaji karena alat tidak memadai Pendengaran
4. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium : Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus yang
berhubungan dengan pola kognitif
Lain-lain : Pasien mampu berbicara dengan jelas, pasien
dapat mengatakan tempat dimana dia berada saat ini, waktu sekarang dan dapat mengenali
orang.
5. Therapy : Tidak ada terapi yang berhubungan dengan pola persepsi kognitif
G. POLA PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan kesehatan No.1 olahraga jogging minimal
500 langkah. Tetapi tidak disiplin makan.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakit aktivitasnya menjadi terbatas, ia
hanya bisa tidur dikamar supaya istirahat cukup karena harus menjalani pengobatan rutin
( kemoterapi). Supaya kondisi fisiknya terjaga. Dan bisa menjalani kemoterapi sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan
3. Observasi
a. Kontak mata : Kontak mata penuh
b. Rentang Perhatian : Fokus
c. Suara dan cara : Intonasi suara jelas dan tegas bicara
d. Postur Tubuh : Tidak terkaji karena pasien tidak bisa berdiri atau duduk.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kelainan kongenital : Tidak ada
b. Abdomen
Bentuk : Rounded
Bayangan Vena : Tidak terlihat bayangan vena
Benjolan massa : Tidak ada benjolan massa
c. Kulit : Tidak ada masalah kulit, kulit tampak lembab.
d. Penggunaan protesa : Tidak ada alat bantu tambahan
H.POLA PERAN DAN HUBUNGAN DENGAN SESAMA
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan hubungan dengan sesama dan tetangganya
sangat baik dan hubungannya sangat erat dan masih sering komunikasi dengan teman-
teman semasa sekolahnya.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakit hubungan dengan sesama tetap
terjalin dengan baik, pasien sering di kunjungi oleh keluarga dan juga rekan sekerja
3. Observasi : Pasien tampak berkomunikasi dengan orang lain mengenai keadaannya
melalui telepon sewaktu perawat datang.
I. POLA REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan aktiv melakukan hubungan seksual dengan
istrinya 2-3 kali seminggu dan tidak ada masalah
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan setelah menjalankan operasi dan kemoterapi
beberapa kali pasien mulai merasakan ada perbedaan saat berhubungan seksual, pasien
mengatakan terasa seperti mulai susah untuk ereksi
3. Observasi : Tidak ada perilaku yang menyimpang, pasien tampak berperilaku sesuai
dengan jenis kelaminnya
4. Pemeriksaan diagnostik
Laboratorium : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
5. Therapy : Tidak ada
J. POLA MEKANISME KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak pernah mengeluh dan makanan tidak
perlu di pikirkan. Sering taveling untuk merilekskan pikiran.
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan tidak stres, maksimalkan istirahat agar bisa
traveling kembali, bosan saat diruangan tetapi tetap enjoy.
3. Observasi : Pasien lebih banyak cerita kepada perawat
tentang penyakitnya.
4. Pemeriksaan fisik
Tekanan Darah Berbaring : 117/70 mmHg
HR : 93 kali/mnt
Keringat dingin : Tidak ada keringat dingin.
K. POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
1. Keadaan Sebelum sakit : Pasien mengatakan ia beragama Kristen dan sering ke gereja
setiap minggu
2. Keadaan sejak sakit : Pasien mengatakan sejak sakit suah tidak rutin ke gereja karena
waktu perawatan
3. Observasi : Saat dilakukan pengkajian pasien sedang mendengarkan musik rohani
4.2 Analisa Data
Data Subjektif & Objektif Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif Kemoterapi dapat menurunkan Perfusi Jaringan Perifer
1) Pasien mengatakan badan masih lemas jumlah sel darah merah yang Tidak Efektif
2) Pasien mengatakan sedikit pusing berfungsi membawa oksigen ke
3) Pasien mengatakan mudah lelah seluruh tubuh. Agen
kemoterapi menyebbkan
Data Objektif: anemia secara langsung dengan
1) TTV: menggangu hematopoiesis,
a) Tekanan darah: 121/79 mmHg termausuk sintesis prekusor sel
b) Nadi : 107 x/menit darah merah di sumsum tulang
c) Pernafasan: 20x/menit
d) Suhu: 36.7oC
e) SpO2: 96%
2) Konjungtiva tampak anemis
3) Bibir tampak pucat
4) Pasien tampak lemas
5) Hasil HB tanggal 29/10/2023: 7,6 mg/dl
Data Subjektif Obat-obatan kemoterapi dapat Nausea
1) Pasien mengatakan mengeluh mual menyebabkan iritasi pada
2) Pasien mengatakan ingin muntah lambung atau lapisan
gastrointestinal yang
3) Pasien mengatakan nafsu makan berkurang dan tidak menghabiskan menghasilkan pelepasan
makanan neurotrasmitter sehingga pasien
akan mengalami rasa mual
Data Objektif
1) TTV:
a) Tekanan darah: mmHg
b) Nadi : 100 x/menit
c) Pernafasan: 18x/menit
d) Suhu: 36.6oC
e) SpO2: 97%
2) Tampak piring makan pasien tidak habis
3) Bibir pasien tampak pucat
4) Pasien post kemoterapi siklus ke 6 pada 31/10/2023
Memberikan transfusi
darah PRC 214 cc via
kemoport
Hasil: pasien tidak ada
tanda-tanda reaksi
transfusi, TTV
Tekanan darah: 125/68
mmHg, Nadi: 85
x/menit, Pernafasan:
18x/menit.\, Suhu:
36.7oC, SpO2: 98%
Menganjurkan pasien
untuk makanan dalam
kondisi hangat
Melakukan kolaborasi
dengan dokter terkait
pemberian antiemetik
Ramozea 0,3 mg satu
kali sehari
5.1 Kesimpulan
Germ cell tumor (GCT) adalah kumpulan dari neoplasma heterogen yang paling sering
terjadi padagonad, testis, dan ovarium. GCT adalah jenis neoplasma yang paling umum terjadi
pada pria (15-40 tahun) di banyak bagian dunia. Pada kasus yang kelompok bahas ditemukan
pasien Tn. H 46 tahun dengan diagnosa Mixed Germ Cell Tumor. Mixed germ cell tumor
ditandai dengan komposisi dua atau lebih komponen sel germinal ganas, kombinasi paling
umum adalah disgerminoma dan tumor kantung kuning telur. Penatalaksanaan Germ Cell
Tumor meliputi pembedahan, radiasi, kemoterapi dan terapi hormon.
Pasien Tn. H (46) datang kerumah sakit untuk kemoterapi siklus ke enam. Saat
pengkajian awal masuk pasien tampak lemas, konjungtiva anemis dan saat dilakukan cek
darah lengkap di temukan hasil hemoglobin 7,6 mg/dl. Sehingga dokter memberikan rencana
transfusi PRC 700 cc untuk menaikkan kadar hemoglobin dalam darah. Dalam hal ini
kelompok mengambil masalah keprawatan perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d penurunan
konsentrasi hemoglobin d.d konjungtiva anemis, bibir tampak pucat, pasien lemas, nilai hb
7,6 mg/dl. Saat kelompok melakukan pengkajian kepada pasien ditemukan bahwa da
perubahan bentuk pada testis pasien karena prosedur operasi dan pemberian kemoterapi
mempengaruhi fungsi seksualitas pasien sehingga kelompok mengambil diagnosa
keperawatan risiko disfungsi seksual. Pada hari kedua perawatan pasien sudah post
kemoterapi hari pertama, pasien mengeluh mual dan nafsu makan berkurang sehingga
kelompok mengambil diagnosa keperawatan nausea b.d efek agen farmakologis d.d pasien
mengeluh mual dan ingin muntah, pasien tidak bisa menghabiskan makanan satu porsi.
9 Asuhan keperawatan yang dilakukan selama dua hari, kelompok melakukan evaluasi pada
setiap masalah yang ditemukan pada pasien. Namun dari tiga diagnosa keprawatan tersebut
belum teratasi karena pasien masih ada keluhan terkait masalah keperawatan yang
dilakukan dan terbatasnya waktu untuk melakukan asuhan keprawatan kepada pasien.
Sehingga didapat untuk perencanaan kepulangan pasien meliputi: 1) Memberitahukan
kepada pasien dan keluarga terkait jadwal kontrol dan cek lab sebelum kontrol jika ada, 2)
Berikan informasi yang jelas dan mudah dipahami terkait obat obatan yang dibawa pulang
(dosis, cara minum). 3) Beberapa keluhan umum yang mungkin muncul setelah dilakukan
kemoterapi. 4) Mengedukasi pasien dan keluarga cara penyuntikan neukin. 5) Memberikan
edukasi pasien dan keluarga terkait pemberian diet tinggi zat besi untuk membantu
peningkatan Hb dan mempertahankannya dalam batas normal. 6) Jika masih mual muntah,
obat anti mual dapat diminum 30 menit sebelum makan dna makan dalam porsi yang kecil
tapi sering. 7) Mengedukasi pasien dan pasangan terkait dampak seksualitas yang mungkin
muncul. 8) Mengedukasi pasien dan pasangannya bahwa untuk memenuhi kebutuhan
hubungan seksual itu tidak hanya dengan melakukan hubungan intim.
5.2 Saran
1) Bagi perawat
Dengan adanya studi kasus ini yang dilakukan di IPD 31 ruang 3104 MRCCC Siloam
Hospital Semanggi diharapkan dalam pemberian asuhan keprawatan kepada pasien
dengan Germ Cell Tumor dapat secara maksimal dan mengembangkan kembali intervensi
yang dilakukan pada setiap diagnosa keprawatan yang muncul pada pasien.
2) Bagi pasien dan keluarga
Pasien Tn. H dan keluarga diharapkan menerima informasi yang cukup dan edukasi terkait
penyakit dan pengobatan yang sedang dijalankan dan kiranya terbantu dengan asuhan
keperawatan yang diberikan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. (2018). Testicular Cancer Early Detection, Diagnosis, and Staging.
Diakses pada 30 Oktober 2023 dari https://www.cancer.org/cancer/types/testicular-
cancer/detection-diagnosis-staging.html
American cancer society. (2023). Testicular Cancer Survival Rates. Diakses pada 30 Oktober 2023
dari https://www.cancer.org/cancer/types/testicular-cancer/detection-diagnosis-
staging/survival-rates.html)
Cancer Council. (2023). Kanker Testis: Gejala Penyebab dan Pengobatan. Diakses pada 30
Oktober 2023 dari https://www-cancer-org-au.translate.goog/cancer-information/types-of-
cancer/testicular-
cancer/?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc&_x_tr_hist=true
Cancer Research UK (2022). Survival For Testicular Cancer. Diakses pada 30 Oktober 2023 dari
https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/testicular-cancer/survival
Giona, S.(2022).Urologic Cancers: The Epidemiology of Testicular Cancer.Exon Publication.
DOI: https://doi.org/10.36255/exon-publications-urologic-cancers-epidemiology-testicular-
cancer
IARC. (2020).Estimated age-standardized incidence rates (World) in 2020, worldwide, all ages.
ICCC. (2023). Kanker Testis. Indonesia Cancer Cancer Care Communty. Diakses pada 30
Oktober 2023 dari https://iccc.id/kanker-testis
Kliesch, S., Schmid, S., Wilborn, D.,...Albers, P. (2021). Management of Germ Cell Tumours of
the Testis in Adult Patients. German Clinical Practice Guideline Part I: Epidemiology,
Classification, Diagnosis, Prognosis, Fertility Preservation, and Treatment Recommendations
for Localized Stages. Karger Internasional:Urologia Internationalis
Lobo,J., Gillis,A.,...,Looijenga,L.(2019).Human Germ Cell Tumors are Developmental Cancers:
Impact of Epigenetics on Pathology and Clinic.International Journal of Molecular
Sciences,20(258):1-28. DOI:10.3390/ijms20020258.
Muller, M., Skowron, M., Albers, P., & Nettersheim, D.(2021).Molecular and Epigenetic
Pathogenesis of Germ Cell Tumors.Asian Journal of Urology, 8(2):144-154.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214388220300357#bib62
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, edisi
1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keprawatan.
Jakarta :DPP PPNI
PPNI (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia: definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi
1. Jakarata: DPP PPNI
Stephenson, A., Eggener, S. E., Chelnick, D.,..., Sheinfeld, J. (2019). Diagnosis dan Pengobatan
Kanker Testis Stadium Awal: Peedoman AUA. Jurnal Urologi. Diakses ada 30 Oktober 2023
dari https://www-auajournals-
org.translate.goog/doi/10.1097/JU.0000000000000318?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=
id&_x_tr_pto=tc
Tim Medis Siloam hospital (2023). Kanker Testis: Penyebab Gejala, dan Pengobatannya. Siloam
Hospital. Diakses pada 30 0ktober 2023 dari https://www.siloamhospitals.com/informasi-
siloam/artikel/apa-itu-kanker-testis
Tinke, J., Dohle,G., Looijenga, L.(2015). Etiology and Early Pathogenesis of Malignant Testicular
Germ Cell Tumors: Towards Possibilities for Preinvasive Diagnosis. Asian Journal of
Andrology,17(3):381-393.Doi:10.4103/1008-682X.148079.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4430936/
DAFTAR PUSTAKA POSTER
City of Hope.(20 September 2023).5 Common Chemotherap Myths and The Reality Behind
Them.Cancer Center.diakses pada 01 November 2023 dari
https://www.cancercenter.com/community/blog/2023/09/chemotherapy-facts-and-myths
Fatimah,N.(24 Agustus 2022).Mitos Seputar Kemoterapi.Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Diakses pada 01 November 2023 dari
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1366/mitos-seputar-kemoterapi