Anda di halaman 1dari 32

Evaluating The Strategic Plan

Prof. Dr. Dorien Kartikawangi, M.Si., IAPR

Professor
School of Communication
Atma Jaya Catholic University of Indonesia and Universitas Indonesia

Adjunct Professor
Department of Art and Communication
Far Eastern University, Manila, Philippine

dorien.kartika@atmajaya.ac.id
What To Evaluate?
Evaluating The
Program

Evaluasi program adalah pengukuran sistematis dari hasil suatu


proyek, program, atau kampanye berdasarkan pada sejauh mana
tujuan yang dinyatakan tercapai. Sebagai bagian dari proses
perencanaan strategis, menetapkan metode evaluasi yang tepat
dan praktis merangkum semua rencana, ide, dan rekomendasi
sebelumnya.
Design Questions

Ketika Anda merancang program yang efektif untuk penelitian evaluasi, tanyakan pada
diri sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Kriteria apa yang harus dinilai oleh program?
• Informasi apa yang dibutuhkan untuk membuat penilaian?
• Standar akurasi dan reliabilitas apa yang dibutuhkan untuk penilaian ini?
Selanjutnya, fokuskan perhatian pada sumber informasi yang dibutuhkan.
• Siapa yang memiliki informasi ini?
• Bagaimana informasi ini dapat diperoleh dari mereka?
Akhirnya, pertimbangkan bagaimana informasi tersebut akan digunakan.
• Siapa yang akan menerima evaluasi akhir dan apa yang akan dilakukan dengan
informasi tersebut?
• Seberapa rela dan mampu pembuat keputusan untuk menerima evaluasi yang kurang
positif sepenuhnya?
• Selain pembuat keputusan, siapa lagi yang akan tertarik dalam evaluasi?
Evaluation Criteria -Three Types Of Objectives

Awareness Action
Acceptance

– Metric: Media coverage and – Metric: Tabulation of requests


calculation of media for information – Metric: Measures of results
impressions – Metric: Post-campaign (ticket sales, attendance,
– Metric: Post-campaign attitude/opinion survey memberships, donations,
awareness survey – Metric: Tabulation of letters, and so on)
emails, and phone calls – Metric: Measures of
expressing interest or support improvement
– Metric: Post-event audience – Metric: Organizational or
evaluation environmental change
Measuring Engagement in Social Media

Katie Delahaye Paine menunjukkan bahwa keterlibatan/enggagement adalah sinonim


untuk hubungan/relationship. Berikut adalah beberapa langkah tanpa biaya atau berbiaya
rendah yang dapat dilakukan organisasi untuk mengukur efektivitas situs web dan media
sosial lainnya
• Gunakan Google Analytics, WebTrends, atau perangkat pelacakan pengunjung lainnya.
• Lacak jumlah pengikut di Twitter, teman-teman Facebook, tampilan di YouTube, dan
ukuran lain dari paparan dan tujuan kesadaran.
• Gunakan tempat yang sama ini untuk mengukur tujuan keterlibatan dan penerimaan,
seperti kunjungan berulang, penggunaan tagar Twitter Anda, suka dan bagikan
Facebook, dan jumlah dan nada komentar pada berbagai situs Anda.
• Ukur tujuan tindakan dengan mendapatkan nama pengunjung untuk ditanggapi atau
ditindaklanjuti dengan meminta pengunjung mendaftar untuk akses penuh ke situs,
memposting jajak pendapat atau survei, menghubungkan blog dan mengumpulkan
nama dan kontak email dari mereka yang meninggalkan komentar.
• Gunakan alat online yang mengukur pengaruh media sosial, seperti Topsy, Kred, dan
Twtrland.
When To Evaluate?
WHEN TO EVALUATE?

IMPLEMENTATION FINAL
PROGRESS REPORT
REPORT EVALUATION
Implementation report bertujuan Progress report adalah evaluasi
untuk mengetahui bagaimana taktik awal, dimana praktisi PR dapat Evaluasi akhir menganalisis
dijalankan dan memastikan bahwa membuat modifikasi yang lebih keseluruhan program, bertujuan
setiap taktik terimplementasi strategis dlm untuk mengukur dampak dan
sesuai dengan yang telah mengimplementasikan programnya hasil yang dicapai setelah
direncanakan. ke depan. menjalankan berbagai taktik
komunikasi.
- Jadwal pekerjaan yang belum Bisa dilakukan dengan mengajukan Seberapa baik taktik yang telah
dan telah dikerjakan pertanyaan sbb: dijalankan dalam mencapai
- Identifikasi potensi kesulitan - Apakah pesan disebarluaskan objectives.
yang dapat merusak planning seperti yang diharapkan?
- Tentukan orang yang - Apakah mereka dipahami?
- Apakah orang merespons
bertanggung jawab atas setiap
seperti yang diharapkan?
taktik
RESEARCH DESIGN APPROACH

After-only Study Before-After Study Controlled Before-After


Study

Desain penelitian yang paling Pengamatan awal memberikan Menggunakan 2 kelp sampel : satu
sederhana (terapkan taktik, dasar atau tolak ukur untuk kelp yang menerima pesan, kelp
ukur dampaknya, dan anggap membandingkan dengan studi lainnya adalah kelompok kontrol
yang akan dilakukan nantinya. yang tidak menerima pesan
taktik itu yang menyebabkan
Misalnya : untuk mengukur
dampak). efektivitas pesan kampanye. Ada 4 tahapan:
• Mengamati dan mengukur tiap
Sesuai untuk mengukur respon Desain ini melibatkan 3 kelompok
audiens, seperti: kehadiran, tahapan : • Mengekspos satu dengan taktik
kontribusi, pembelian, dsb. • Mengamati dan mengukur PR, dan satunya kelompok
publik control.
• Mengekspos publik • Mengukur tiap kelompok
terhadap taktik PR kembali
• Mengukur publik kembali • Membandingkan hasil masing-
masing kelompok
FACTORS IN EVALUATION DESIGN

Faktor yang harus dipertimbangkan :


- faktor pentingnya program, keakuratan dan reliabilitas informasi
yang diterima dan sumber daya yang diperlukan (waktu, personil,
keuangan, dsb)
- Faktor-faktor asing yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi
- Efek Hawthorne atau efek placebo
yaitu dampak apapun yang timbul pada kondisi dimana seseorang
dibuat merasa penting atau sadar bahwa mereka sedang diamati.
Biasanya jangka pendek.
How To Evaluate?
JUDGMENTAL ASSESSMENTS

• Evaluasi yang dibuat berdasarkan firasat dan pengalaman disebut judgmental assessment.
Feedback informal semacam ini, kadang-kadang disebut seat-of-the-pants evaluation, tidak aneh
dalam hubungan masyarakat dan komunikasi pemasaran. Ini adalah jenis penelitian yang
kadang-kadang dilakukan semua orang karena penilaian ini adalah hal yang datang secara
alamiah.
• Judgmental assessment bergantung pada pengamatan anekdotal dan subyektif seperti berikut:
"Bos menyukainya," "Klien meminta kita untuk melanjutkan proyek," "Semua orang mengatakan
program ini sukses," "Pelanggan tampak senang," dan "Hei, kita memenangkan penghargaan
untuk proyek ini. “
• Pendekatan ini didasarkan pada pengamatan pribadi, yang merupakan kekuatan sekaligus juga
menjadi keterbatasannya. Beberapa evaluasi penilaian, meskipun informal, dapat membantu
organisasi. Misalnya, penilaian oleh para ahli di luar organisasi mungkin menawarkan analisis
program yang sangat baik.
• Keterbatasan dari pendekatan ini salah satunya adalah penilaian ini informal dan berdasarkan
perasaan yang tidak melibatkan sampel representatif serta metrik standar, hasil penilaian ini
tidak dapat mengkonfirmasi efektivitas kegiatan dalam keilmuan hubungan masyarakat dan
komunikasi pemasaran.
COMMUNICATION OUTPUTS

• Mengukur produk-produk komunikasi dan distribusinya adalah fokus dari outputs evaluation,
suatu metode yang berkonsentrasi pada pengembangan dan penyajian pesan. Sebagai metode
evaluasi, pendekatan ini tidak terlalu efektif.
• Mengukur outputs mungkin merupakan tugas yang perlu dilakukan, tetapi sebenarnya bukan
alat pengukuran yang efektif. Namun para peneliti saat ini melaporkan bahwa banyak praktisi
masih banyak yang mengandalkan pengukuran keluaran (Rice dan Atkin, 2002; Xavier et al.,
2005). Berbagai metode untuk mengukur output komunikasi termasuk message production,
message dissemination, message cost, publicity value, dan advertising equivalency.
MESSAGE PRODUCTION

• Beberapa teknik penelitian evaluasi hanya berurusan dengan apakah pesan diproduksi.
Misalnya, dengan menghitung jumlah rilis berita yang ditulis, brosur yang dicetak, atau halaman
yang diformat untuk situs web. Pengukuran produksi pesan mengukur hasil kerja agensi PR,
tetapi tidak lebih dari itu.
• Meskipun pengukuran produksi pesan mungkin berguna untuk mengukur kinerja pekerjaan
individu, pendekatan ini bukanlah ukuran efektivitas program.
MESSAGE DISTRIBUTION

• Pendekatan lain untuk evaluasi awareness tidak hanya berfokus pada produksi pesan tetapi juga
pada distribusi pesan. Dalam kategori ini, evaluator berfokus pada kontak media dan bertanya
berapa banyak berita yang dikirimkan, difaks, tweet, diposting di blog, atau diunggah ke situs
web. Mengukur penyebaran pesan memberi tahu apa yang dilakukan organisasi untuk
menyebarkan pesan, tetapi metode ini tidak mengukur dampak pesan atau efektivitasnya.
MESSAGE COST

• Jenis pengukuran lain berkaitan dengan biaya pesan. Pendekatan ini menganalisis berapa banyak
uang yang dihabiskan organisasi untuk menyampaikan pesannya. Untuk media berbayar, seperti
brosur atau iklan, organisasi hanya membagi biaya media komunikasi dengan berapa kali pesan
telah direproduksi. Misalnya, jika biayanya 500 ribu untuk menghasilkan 2.500 salinan brosur,
maka masing-masing harganya 200.
• Ketika berhadapan dengan media elektronik, standar umum adalah biaya per seribu,
diidentifikasi sebagai CPM (dari kata Latin mille, yang berarti "ribuan"). Misalnya, jika sebuah
stasiun radio dengan 75.000 pendengar selama periode waktu tertentu mengenakan biaya
150.000 untuk iklan selama 30 detik, biayanya 2000 untuk setiap seribu pendengar. Biaya per
seribu adalah cara yang efektif untuk membandingkan biaya di antara berbagai media, bahkan
media cetak.
• Saat membandingkan biaya media, ingatlah bahwa elemen yang Anda bandingkan mungkin tidak
sama. Dampak dari berbagai media dan jumlah presentasi berulang untuk pesan yang
berdampak harus dipertimbangkan, serta seberapa dekat audiens media tertentu bertepatan
dengan target kunci dari organisasi.
PUBLICITY VALUE

• Komite pengukuran dari Canadian Public Relations Society telah mengembangkan sistem poin
yang sekarang digunakan oleh sebagian besar lembaga hubungan masyarakat Kanada. Disebut
media relations rating points (MRP), MRP adalah standar untuk mengevaluasi dan melaporkan
liputan media editorial untuk inisiatif hubungan masyarakat. MRP dimaksudkan untuk
membantu para praktisi dan klien memahami nilai relatif dari berbagai taktik hubungan
masyarakat.
• Prinsipnya sederhana: Praktik PR ditingkatkan dengan menggunakan cara yang konsisten dan
sistematis untuk menghitung nilai relatif dari berbagai taktik komunikasi.
• Meskipun prinsipnya sederhana, MRP dilakukan dengan proses yang canggih. Menggunakan
perangkat lunak, MRP menghasilkan poin persentase berdasarkan perhitungan yang mencakup
jumlah total artikel atau laporan, jangkauan atau total tayangan, anggaran, dan sentimen. MRP
juga memperhitungkan penyebutan perusahaan / merek dan produk, kutipan oleh juru bicara,
penggunaan foto, ajakan untuk bertindak, pesan utama, dan panjangnya siaran / cetak / laporan
online.
ADVERTISING VALUE EQUIVALENCY
• Teknik evaluasi yang umum tetapi sangat sensitif adalah yang terkait dengan biaya pesan.
Advertising value equivalency (disingkat AVE) dimaksudkan untuk menempatkan nilai dolar pada
publisitas, membuatnya sulit menentukan perbedaan antara earned media dan paid media.
• Teknik ini memperlakukan item berita seolah-olah iklan. Secara khusus, AVE berpura-pura
mengukur nilai dugaan liputan berita, menyamakan jumlah ruang publikasi atau waktu siaran
dengan biaya pembelian dengan jumlah yang sama dengan iklan.
• Misalnya, laporan berita tentang organisasi Anda dapat dipublikasikan di surat kabar lokal, yang
melibatkan ruang seluas kolom 21 inci termasuk tajuk, cerita, dan foto. Bagaimana Anda bisa
mengevaluasi laporan ini? Dengan menggunakan metode advertising equivalency, perusahaan
akan mencari biaya iklan untuk iklan 21 inci di koran itu. Pada $ 165 per kolom inci, misalnya,
cerita itu akan menelan biaya $ 3.465 jika itu sebuah iklan. Jadi publisitas dikatakan bernilai
$3.465.
• Meskipun begitu, banyak factor yang membuat nilai sebuah berita tidak dapat dipastikan,
seperti kredibilitas penulis, sentiment berita, dan raihan pembaca. Berulang kali, dan pada
akhirnya nilai dolar apa pun yang Anda berikan pada berita itu tidaklah nyata. Hal tersebut lebih
buruk daripada tidak berharga karena memberikan kesan yang salah bahwa penilaian yang tepat
telah dilakukan.
• Singkatnya, para ahli hubungan masyarakat setuju bahwa publisitas lebih berharga daripada
iklan. Mereka dapat menunjuk pada banyak studi dan konsisten yang menunjukkan kredibilitas
publisitas yang lebih tinggi daripada iklan.
Evaluation Awareness Objective
• Paparan pesan memfokuskan pada jumlah orang pada masyarakat yang terpapar oleh
Message Exposure pesan. Langkah-langkah berdasarkan tujuan ini akan dilihat lebih dekat pada taktik
komunikasi, tidak hanya mengevaluasi penyebaran pesan, namun juga perhatian
publik. kesan media secara sederhana dapat membantu melihat pesan tersebut
terpapar untuk memperkirakan sebarapa khalayaknya.

Content Message • Isi pesan memfokuskan pada evaluasi bagaimana isi pesan tersebut yang yang
disampaikan khalayak. Isi pesan tersebut dilihat apakah ada kesalahan data,
informasi negatif, kesimpulan yang tidak beralasan, info yang kadarluarsa. untuk
mengevaluasi ini dapat dilakukan penelitian isi pesan dimana menyediakan informasi
detail untuk membuat sebuah analisis isi.

• mengevaluasi dengan pemahaman, yakni sebarapa mudah pesan dapat dipahami.


Komunikator harus dapat mengetahui siapa khalayak yang akan dituju dan tingkat bahasa yang
Readability akan digunakan. konsep keterbacaan ini, yakni tingkat kesulitan keterbacaan yang publik dapat
terima. Konsep ini juga mempertemukan bagaimana mempersiapkan pesan ditulis yang dapat
dipahami dengan masyarakat yang membacanya.

• Message recall adalah teknik dari penelitian periklanan. Melakukan wawancara, survey, atau
kelompok diskusi kapada khalayak yang terpapar berita, program televisi, atau sebagainya untuk
Message Recall mengetahui apakah khalayak dapat mengingat pesan. Ada tiga tingkat dalam study pembaca
yakni “mencatat” pembaca yang memeiliki ingatan msetelah melihat sebuah iklan; “mengaitkan”
iklan yang dilihat dengan merek tertentu; dan “paling dibaca” oleh khalayak untuk mampu
menjelaskan bagian iklan yang paling diingat.
Evaluation Acceptance Objective

Audience Feedback Benchmark Study

Langkah evaluasi ini Penelitian ini memberikan dasar


menghitung dan menganalisis untuk membandingkan hasil
reaksi audiens, seperti jumlah program dengan standard. studi
like, retweet di media sosial. benchmark dapat didasarkan pada
Evaluasi umpan balik ini salah satu dari beberapa standar
menjadi efektif mengukur yang berbeda: tingkat awal minat
tingkat informasi dan minat atau sikap positif, hasil dari
audiens. program serupa oleh organisasi
lain, hasil dari program yang sama
selama tahun sebelumnya atau
siklus, hasil dari industri atau model
profesional, atau hasil hipotetis dari
program "ideal".
Evaluating Action Objective

Audience Participation Direct Observation of Relative Media


Reasult Effectiveness

Partisipasi audines adalah Pengamatan hasil merupakan mengevaluasi tujuan tindakan


jumlah orang yang secara aktif sebuah cara yang paling berkaitan dengan perilaku yang
merespons pesan umumnya sederhana untuk mengukur dihasilkan oleh media tertentu
mudah diperoleh. Seperti efektivitas tujuan tindakan. dibandingkan dengan yang lain.
halnya kehadiran adalah tujuan tindakan berkaitan Tahap ini melihat berbagai media
tindakan efektif ketika dengan hasil umum daripada yang digunakan untuk
kehadiran itu sendiri adalah dengan kuantifikasi apa pun. mempromosikan perjalanan baru
tujuan yang diinginkan. Namun, Perilaku individu yang (iklan televisi, iklan surat kabar,
mungkin tidak mudah diamati media sosial, radio spot, papan
lebih sulit diukur daripada iklan, dan sebagainya) dan
contoh sebelumnya. menyimpulkan yang paling efektif
dan efisien.
Data Analysis

• Setelah mengumpulkan data, saatnya menganalisa dengan cermat. Cocokkan


laporan dan hasil observasi dengan hal-hal yang diharapkan dalam objectives.
• Jika program gagal dalam meraihnya, lakukan analisa lebih mendalam
• Jika evaluasi program cukup penting, tanyakan kepada auditor luar untuk melihat
atau cek data.
• Setelah selesai melakukan evaluasi dan informasi telah dikumpulkan dan
dianalisis, pastikan hasil tersebut disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami
dan diakses oleh para pengambil keputusan dalam organisasi.
Six values by Linda Childers Hon
Membantu organisasi bertahan dengan membalikkan opini negatif

Menghasilkan pendapatan dengan cara melakukan publisitas tentang produk dan layanan serta rencana dan
pencapaian organisasi

Membantu organisasi menghasilkan pendapatan dengan cara menciptakan lingkungan yang baik

Membantu organisasi menghemat pengeluaran dengan menerapkan aturan yang menguntungkan

Membantu organisasi melemahkan lawan dengan cara mendapatkan opini public yang menguntungkan

Memberikan manfaat sosial seperti meningkatkan kesadaran keselamatan jalan raya, perawatan dan penelitian medis,
dan sejenisnya.
Public Relations Metrics
• Don Bartholomew of Ketchum Public Relations memperkenalkan hierarki untuk
metriks public relations
• Exposure metric: Bagimana ketika public diterpa sebuah pesan.
• Engagement metric: Bagaimana public berinteraksi dengan organisasi dengan
berhadapan satu sama lain dalam pesan.
• Influence metric: Sejauh mana paparan pesan dan keterlibatan berdampak
pada persepsi dan sikap publik
• Action metric: Bagaimana tindakan public terhadap pesan
Don Bartholomew Model

• Model Bartholomew berlaku untuk media tradisional dan media baru,


meskipun ia mengembangkannya secara utama dengan mempertimbangkan
media sosial.
• Metrik untuk pemaparan: mencakup jumlah klik pada website, jumlah
pengunjung, peringkat mesin pencari, dan analisis objektif komentar atau
diskusi online.
• Metrik keterlibatan: dapat berupa pengunjung berulang, menyukai dan
rekomendasi, tindakan penarikan pesan, dan langganan RSS.
• Metrik untuk kategori pengaruh termasuk perubahan yang diukur berdasarkan
kesadaran atau sikap, asosiasi merek, dan pertimbangan pembelian.
• Metrik tindakan: dapat berupa kunjungan toko, kehadiran dalam acara, atau
tindakan logis seperti pembelian, pemberian suara, keanggotaan, dan
sebagainya.
Barcelona Declaration

• Praktisi public relations dari seluruh dunia mengadakan pertemuan di Spanyol


pada tahun 2010. Misi mereka adalah untuk mengartikulasikan standar dan
pendekatan umum untuk mengukur dan mengevaluasi public relations.
• Deklarasi Barcelona berisikan Prinsip Pengukuran yang muncul dari diskusi
tersebut yang mencakup tujuh prinsip.
Seven Principles from The Barcelona Declaration

• Tujuan dan sasaran. Penetapan tujuan dan pengukuran adalah aspek fundamental dalam
public relations dan program komunikasi lainnya.
• Hasil atas Keluaran. Dibandingkan berfokus pada kegiatan yang dilakukan oleh praktisi PR
(output), pengukuran harus fokus pada hasil. Lebih penting untuk mengukur efek pada
hasil (termasuk kesadaran, pemahaman, sikap, dan perilaku) daripada keluaran.
• Hasil Bisnis. Evaluasi harus mengukur hasil bisnis dari perspektif konsumen, dengan fokus
pada kuantitas dan kualitas aktivitas public relations pada metrik bisnis karena mereka
memengaruhi garis bawah organisasi.
• Kualitas dan kuantitas. Karena mengukur penempatan media dan menghitung
keseluruhan tayangan tidak ada artinya, pengukuran harus fokus pada tayangan pada
publik kunci dan pada kualitas liputan media, termasuk nadanya, kredibilitas media,
pengiriman pesan, penyertaan pihak ketiga, dan keunggulan dalam medium.
Seven Principles from The Barcelona Declaration

• Kesetaraan Periklanan. Pendekatan ini mengukur biaya ruang media dan ditolak sebagai konsep
untuk memberi nilai pada public relations. Demikian juga, pengganda yang dimaksudkan untuk
menyajikan formula untuk biaya media sebagai faktor nilai hubungan masyarakat tidak boleh
diterapkan. Jika perbandingan harus dibuat antara media yang diterima dengan media berbayar,
metrik tervalidasi harus digunakan.
• Media sosial. Tidak ada metrik tunggal untuk mengukur media sosial, yang bagaimanapun dapat dan
harus diukur terhadap tujuan dan hasil yang didefinisikan dengan jelas untuk penggunaan media
sosial oleh organisasi. Pengukuran harus fokus pada keterlibatan, konservasi, dan pembangunan
komunitas dibandingkan cakupan atau metrik dari likes.
• Transparan dan Dapat Ditiru. Metode pengukuran harus transparan dan dapat dipercaya. Mereka
harus dapat diulang, yang membutuhkan pertanggungjawaban tentang metodologi dan analisis.
Evaluation of Strategic
Communication

Goals:
Pada program The Perfect Fit hal yang ingin dicapai oleh Kopernik adalah menghadirkan solusi
manajemen kesehatan menstruasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Objectives Goals:
• Awareness: Menyebarkan informasi tentang produk reusable menstrual pad dan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan dampatk penggunaan disposable pad terhadap lingkungan
• Acceptance: Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga
kesehatan dengan memelihara kebersihan selama menstruasi dan kesehatan reproduksi seksual.
• Action: Meningkatkan penjualan The Perfect Fit.
Message

Etos:
Selama ini Kopernik bekerjasama dengan petugas kesehatan dan bidan pemerintah setempat, serta
‘wonder woman‘ yang ada (jaringan enterpreneur mikrososial).
Sebaiknya, Kopernik menggunakan Key Opinion Leader atau influencer agar pesan dapat meluas.
Pathos:
Kopernik berusaha untuk menginspirasi masyarakat dengan menonjolkan pesan virtue dalam bentuk
pemberdayaan perempuan melalui program The Perfect Fit.
Pada program The Perfect Fit, Kopernik menggunakan fear appeal secara cukup dan tepat sasaran.
Kopernik mengangkat isu kesehatan reproduksi kewanitaan sebagai fear appeal-nya.
Kopernik menggunakan guilt appeal dengan mengangkat isu yang signifikan dan penting bagi
masyarakat, yaitu mengenai lingkungan. Kopernik menggarisbawahi bahwa setiap siklus menstruasi
memerlukan setidaknya 8 buah pembalut dan satu perempuan bisa menggunakan minimum 3,840
pembalut selama 40 tahun masa menstruasinya.
Logos
• Menggunakan tagline
Media

Anda mungkin juga menyukai