Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PERTANIAN JAGUNG

DALAM PENINGKATAN HASIL PANEN MENURUT


PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
(Studi Kasus Petani Jagung di Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember)

SKRIPSI

Oleh

Aulia Kurniasih
200810102003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JEMBER
2023
ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PERTANIAN JAGUNG
DALAM PENINGKATAN HASIL PANEN MENURUT
PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
(Studi Kasus Petani Jagung di Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu
Kabupaten Jember)

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana


Ekonomi, pada program studi Ekonoi Syariah.

SKRIPSI

Oleh

Aulia Kurniasih
200810102003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JEMBER
2023

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
1. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................2
3. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................2
4. MANFAAT PENELITIAN.............................................................................2
5. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5
5.1....................................................................................................................Ke
rja sama bagi hasil penggarapan sawah.....................................................5
5.2....................................................................................................................A
kad kerja sama pengeluaran sawah............................................................6
5.3....................................................................................................................Eti
ka bisnis Islam...........................................................................................8
6. METODE PENELITIAN...............................................................................15
6.1.Jenis penelitian...........................................................................................15
6.2.Lokasi penelitian........................................................................................16
6.3.Subjek penelitian.......................................................................................16
6.4.Jenis sumber data.......................................................................................16
6.5.Teknik pengumpulan data..........................................................................17
6.6.Teknik analisis data...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Bentuk kesepakatan kerja sama pengelolahan lahan jagung pada
Desa Sidodadi.......................................................................................2
Tabel 5.1. Penelitian Terdahulu.............................................................................9
Tabel 5.2. Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu......................12

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5. 5. Kerangka Konseptual......................................................................15

iv
1

1. LATAR BELAKANG
Ekonomi Islam sangatlah berkaitan dengan etika. Yang dimana pada setiap
kegiatan ekonomi harus memperhatikan terkait etika-etika yang telah diatur
oleh syariah. Tujuan dari pada ekonomi sama dengan tujuan dari ekonomi
Islam yaitu, mencapai kebahagiaan di dunia mapun di akhirat yang dimana
sesuai dengan tata kehidupan yang sesuai dengan syariah. Bekerja merupakan
sebuah kewajiban untuk semua manusia. Apabila seseorang ingin
mendapatkan kebahagiaan maka, mereka harus bekerja dengan gigih dan juga
tekun. (Mujahidin, 2014).
Dalam mengelola sektor pertanian tentunya kita tidak mengelolanya
sendiri dikeranakan luasanya lahan yang dikelola. Didalam Islam mengelolah
tanah dengan bekerja sama, yang artinya hubungan antara dua belah pihak
atau lebih dalam menjalankan suatu kegiatan ekonomi. Kerja sama antara
pemilih laha dan penggaran pada ekonomi Islam disebuah dengan
muzara’ah dan mukhabarah yaitu, bentuk akad kerka sama pengolahan tanah
pertanian antara pemilih tanah dengan penggarap lahan. Yang nantinya
pemilih lahan memberikan lahan kepada penggarap untuk ditanam dengan
adanya sejumlah imbalan tertentu (Suhendi, 2007).
Muzara’ah dan Mukhabarah memiliki sebuah kesamaan dan juga
perbedaan. Persamaanya yaitu memiliki akad yang sama dimana, pemilik
tanah menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola. Sedangkan
untuk perbedaanya terletak pada modalnya. Apabila modal berasal dari
pengelola maka disebut dengan Mukhabarah, sedangkan apabila modal
berasal dari pemilih tanah maka disebut dengan Muzara’ah. Selain
Muzara’ah dan Mukhabarah bentuk kerja sama pada bidang pertanian yaitu
musqah. Musaqah berarti suatu bentuk kerja sama antara pemilik kebun
denga penggarap lahan dengan tujuan supaya kebun tersebut dirawat hingga
memberikan hasil yang maksimal, selanjutnya sesuatu yang dihasilkan oleh
pihak kedua merupakan hak antara pemilik lahan dan penggarap lahan sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak (Haroen, 2000).
2

Didalam Islam telah memberikan solusi dalam merealisasikan prinsip-


prinsip etika bisnis Islam. adanya sebuah petimbangan berupa memberikan
sebuah kemaslahatan atau manfaat, adanya rasa tanggung jawab, adanya
suatu keadilan, tidak adanya unsur dzalim, dan tidak adanya unsur dalam
mengambil kesempatan dalam kesempitan. Sebuah bentuk dari muamalah
yaitu bagi hasil antara pemilih lahan dan penggarap. Dengan adanyan
landasan kerjasama yang baik dan saling tolong menolong.
Kecamatan Ambulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 116.361 jiwa
dengan rata-rata mata pencaharian masyarakat bertani. Dengan keadaan
geografis desa yang memiliki tanah dengan jenis tanah gambut membuat
jagung tumbuh subur. Dalam mengelola sektor pertanian jagung para pemilik
lahan tidak dapat melakukannya sendiri dikarenakan luasnya lahan yang akan
dikelola maupun kendala seperti modal yang terlalu sedikit atapun kurangnya
kemampuan dalam mengelola lahan sehingga banyak pemilik lahan yang
mengajak petani lain untuk membantu mengelola.
Sistem bagi hasil menjadi salah satu solusi yang efektif, selain itu juga
adanya tambahan penghasilan untuk para petani jagung dan juga untuk
pemilik lahan dapat membuat lahan mejadi lebih lebih terawat serta lebih
efektif dalam pengelolahannya. Sehingga dapat menghemat biaya yang
dikeluarkan dan juga adanya hasil panen yang didapat secara maksimal.
Metode pada kerja sama yang digunakan oleh petani dan pemilik lahan
pada. Berikut bentuk kerja sama pada pertanian jagung pada Desa Sidodadi
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember :
Tabel 1.1 Bentuk kesepakatan kerja sama pengelolahan lahan jagung Desa
Sidodadi
Nama Luas
Kesepakatan Akad
Pemilik Lahan Penggarap Lahan

Bibit dari pemilik lahan.


Moh Ali Sugiono Biaya perawatan 1 Ha

ditanggung oleh penggarap


3

dengan persentase bagi


hasi 70:30 (70 bagi
Sunarso 1 Ha
penggarap dan 30 bagi
pemilik lahan)
Bibit dan semua Biaya
perawatan ditanggung oleh
penggarap dengan
Masudi 1 Ha
persentase bagi hasi 80:20
(80 bagi penggarap dan 20
bagi pemilik lahan.
Bibit dari pemilik lahan,
Madono dan biaya perawatan 1 Ha

ditanggung penggarap.
Muhammad
Sukarso Hasil panen dibagi dengan ½ Ha
Hasyim
persentase 50: 50, dan
bibit yang didapat untuk
Waryono ½ Ha
pemilik lahan
Sumber: Observasi Awal Penulis

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis dengan


pemilik lahan serta beberapa penggarap lahan pertanian jagung, ditemukan
masih banyaknya kendala yang terjadi pada sistem kerja sama. Pemilik lahan
mengatakan adanya unsur ketidak jujuran penggarap mengenai pembagian
pada hasil panen jagung. Maka dapat dikatakan bahwasannya hal ini
melanggar dan merugikan pemilik lahan. Selain itu juga penggarap lahan
pertanian mengeluh dengan sikap pemilik lahan yang kurang akan toleransi
kepada penggarap pada saat penggarap mengalami gagal panen dan
mengalami kerugian. Pada kasus ini menggambarkan adanya pihak-pihak
yang dirugikan dengan penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat terkait
teori-teori yang ada sehingga mereka melakukan sistem bagi hasil pertanian
dengan sistem yang dilakukan secara turun temurun.
4

2. RUMUSAN MASALAH
Berdarkan latar belakang diatas maka penulis dapat membuat beberapa
rumusan masalah yang diataranya yaitu :
2.1. Bagaimana implementasi sistem bagi hasil pertanian jagung pada
Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember? ;
2.2. Bagaimana Tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap implementasi
sistem bagi hasil pertanian jagung pada Desa Sidodadi Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember?.
3. TUJUAN PENELITAIN
Berdarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat membuat beberapa
tujuan penelitian yang diataranya yaitu :
3.1. Untuk mengetahui implementasi sistem bagi hasil pertanian jagung
pada Desa Sidodadi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
3.2. Untuk mengetahui tinjauan etika bisnis Islam terhadap
implementasi sistem bagi hasil pertanian jagung pada Desa Sidodadi
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
4. MANFAAT PENELITIAN
Berdarkan tujuan penelitian diatas maka penulis dapat memberikan
beberapa manfaat terhadap judul yang penulis teliti, yang diataranya yaitu :
4.1. Secara Teoritis
Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran yang terkhusus untuk memahami praktik implementasi
Pembagian Hasil Panen jagung Terhadap Penggarap dan Pemilik
Lahan Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam pada Desa Sidodadi
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember dan pengembangan
pengetahuan bagi penulis tentang praktik Pembagian Hasil Panen
jagung Terhadap Penggarap dan Pemilik Lahan Dalam Perspektif
Etika Bisnis Islam, Dan memberikan dampak positif terhadap
penelitin didalam civitas akademika pada Program Studi Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis.
5

4.2. Secara Praktis


Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil penelitian ini juga
mampu memberikan mamfaat secara praktis, yaitu dapat bermamfaat
bagi masyarakat umum, terutama bagi pemilik lahan dan penggarap
dapat dijadikan informasi bagamaina etika hubungan mitra/ kerja
sama agar tercapainya keadilan tanpa ada yang dirugikan. Dan bagi
akademisi Ekonomi Syariah diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu referensi bagi penelitian berikutnya yang
memiliki keterkaitan masalah.
5. TINJAUAN PUSTAKA
5. 1. Kerja Sama Bagi Hasil Penggarapan Sawah
Kerja sama bagi hasil penggarapan sawah adalah akad antara
pemilik lahan dan petani penggarap, dimana pemilik lahan
menyerahkan tanahnya kepada petani penggarap untuk dikelola
dan hasilnya dibagi dua sesuai kesepakatan (persentase) dari hasil
panen (KBBI, 2007).
Akad ini merupakan salah satu bentuk kerja sama dalam bidang
pertanian yang telah lama dikenal di masyarakat Indonesia. Kerja
sama bagi hasil penggarapan sawah dapat memberikan manfaat
bagi kedua belah pihak, yaitu pemilik lahan dan petani penggarap.
Bagi pemilik lahan, kerja sama bagi hasil penggarapan sawah dapat
memberikan keuntungan tanpa harus mengeluarkan biaya
operasional. Pemilik lahan hanya perlu menyediakan lahannya,
sedangkan petani penggarap bertanggung jawab atas pengelolaan
lahan dan biaya operasional lainnya (Suhendi, 2007).
Bagi petani penggarap, kerja sama bagi hasil penggarapan
sawah dapat memberikan kesempatan untuk mengelola lahan yang
tidak dimilikinya. Selain itu, kerja sama ini juga dapat memberikan
keuntungan yang lebih besar bagi petani penggarap, karena mereka
tidak perlu mengeluarkan biaya sewa lahan.
6

Dalam akad kerja sama bagi hasil penggarapan sawah, terdapat


beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kejelasan objek akad, yaitu lahan yang akan dikelola.
b. Kejelasan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
c. Kejelasan pembagian hasil.
d. Kejelasan jangka waktu akad.
e. Kejelasan mekanisme penyelesaian sengketa (Rukmana,
2019).
Untuk menjamin kepastian hukum, akad kerja sama bagi hasil
penggarapan sawah sebaiknya dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Berikut adalah beberapa
contoh skema bagi hasil penggarapan sawah:
a. Muzara'ah, yaitu akad antara pemilik lahan dan petani
penggarap, dimana pemilik lahan menyerahkan tanahnya
kepada petani penggarap, dan modal sepenuhnya
ditanggung petani penggarap. Hasil panen dibagi dua, yaitu
setengah untuk pemilik lahan dan setengah untuk petani
penggarap.
b. Mukhabarah, yaitu akad antara pemilik lahan dan petani
penggarap, dimana pemilik lahan menyerahkan tanahnya
kepada petani penggarap, dan modal sepenuhnya
ditanggung pemilik lahan. Hasil panen dibagi sesuai
kesepakatan, misalnya 70% untuk pemilik lahan dan 30%
untuk petani penggarap.
Dalam praktiknya, skema bagi hasil penggarapan sawah dapat
disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak (Suhendi,
2007).
5. 2. Akad Kerja Sama Pengelolahan Sawah
Akad kerjasama pengelolaan lahan adalah akad antara dua pihak
atau lebih untuk mengelola lahan secara bersama-sama. Akad ini
dapat dilakukan antara pemilik lahan dengan petani penggarap,
7

antara investor dengan perusahaan pengelola lahan, atau antara dua


perusahaan untuk mengelola lahan bersama-sama.
Dalam akad kerjasama pengelolaan lahan, masing-masing pihak
memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Pemilik lahan
memiliki hak untuk menerima sewa lahan atau bagi hasil dari hasil
pengelolaan lahan. Petani penggarap memiliki hak untuk
mengelola lahan dan mendapatkan bagi hasil dari hasil pengelolaan
lahan. Investor memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan dari
hasil pengelolaan lahan. Perusahaan pengelola lahan memiliki hak
untuk mengelola lahan dan mendapatkan keuntungan dari hasil
pengelolaan lahan (Amri, 2020).
Ada beberapa akad yang dapat digunakan dalam kerjasama
pengelolaan lahan, antara lain:
a. Mukhabarah, yaitu akad antara pemilik lahan dengan petani
penggarap, dimana pemilik lahan menyerahkan tanahnya
kepada petani penggarap, dan modal sepenuhnya ditanggung
petani penggarap.
b. Muzara'ah, yaitu akad antara pemilik lahan dengan petani
penggarap, dimana pemilik lahan menyerahkan tanahnya
kepada petani penggarap, dan modal sebagian ditanggung
pemilik lahan dan sebagian ditanggung petani penggarap.
c. Musyarakah, yaitu akad antara dua pihak atau lebih untuk
menyatukan modal dan bekerja sama untuk mengelola usaha
bersama.
d. Ijarah, yaitu akad antara pemilik barang dengan penyewa,
dimana pemilik barang menyerahkan barangnya kepada
penyewa dengan imbalan sewa (Syafe'i, 2007).
Dalam akad kerjasama pengelolaan lahan, perlu diperhatikan
beberapa hal berikut:
a. Kejelasan objek akad, yaitu lahan yang akan dikelola.
b. Kejelasan hak dan kewajiban masing-masing pihak.
8

c. Kejelasan jangka waktu akad.


d. Kejelasan mekanisme penyelesaian sengketa (Suhendi,
2007).
Dengan adanya akad kerjasama pengelolaan lahan yang sesuai
dengan syariah Islam, maka kerjasama pengelolaan lahan dapat
berjalan dengan lancar dan menguntungkan bagi semua pihak.
5. 3. Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk,
benar, salah, dan halal-haram dalam dunia bisnis berdasarkan pada
prinsip-prinsip moralitas yang sesuai dengan syariah Islam. Etika
bisnis Islam berlandaskan pada ajaran Islam yang tertuang dalam
Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW (Aziz, 2013).
Prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam antara lain:
a. Tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT dan meyakini bahwa
semua makhluk adalah milik-Nya.
b. Keadilan, yaitu memberikan hak kepada setiap orang sesuai
dengan yang berhak ia terima.
c. Kesucian, yaitu menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah
SWT, baik secara lahir maupun batin.
d. Kebenaran, yaitu berkata jujur dan tidak berbohong.
e. Kerja keras, yaitu berusaha dan bersungguh-sungguh dalam
mencapai tujuan.
f. Tolong-menolong, yaitu saling membantu dan menolong
sesama.
Etika bisnis Islam memiliki peran penting dalam menciptakan
lingkungan bisnis yang sehat dan adil. Etika bisnis Islam
mendorong para pelaku bisnis untuk berperilaku jujur, adil, dan
bertanggung jawab. Selain itu, etika bisnis Islam juga mendorong
para pelaku bisnis untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan
tidak merugikan pihak lain. (Aziz, 2013).
9

Berikut adalah beberapa contoh penerapan etika bisnis Islam


dalam kehidupan sehari-hari:
a. Berlaku jujur dalam bertransaksi.
b. Tidak melakukan penipuan atau kecurangan.
c. Menghormati hak-hak konsumen.
d. Bertanggung jawab atas dampak lingkungan.
e. Memberikan manfaat bagi masyarakat..
Dengan menerapkan etika bisnis Islam, para pelaku bisnis dapat
menciptakan lingkungan bisnis yang lebih baik dan bermanfaat
bagi masyarakat (Aziz, 2013).
5. 4. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema mengenai
bagi hasil pertanian. Beberapa hasil penelitian di beberapa daerah
di Indonesia secara umum terkait bagi hasil pertanian yang menjadi
bahan referensi dan rujukan dalam penelitian ini. Hal tersebut
bertujuan guna membantu memrikan pedoman dan referensi dalam
penelitian mengenai “Analisis Sistem Bagi Hasil Pertanian Jagung
Dalam Peningkatan Hasil Panen Menurut Perspektif Etika Bisnis
Islam (Studi Kasus Petani Jagung di Desa Sidodadi Kecamatan
Ambulu Kabupaten Jember)”
Tabel 5.1. Penelitian Terdahulu
PENULIS
ALAT
NO DAN JUDUL HASIL
ANALISIS
TAHUN
1. Jannahar Implementasi Penelitian Hasil penelitian
Saddam Ash Perjanjian Bagi kualitatif menunjukkan bahwa
Shidiqie Hasil Pertanian dengan implementasi
(2015) Lahan Sawah (Studi wawancara perjanjian bagi hasil
di Kecamatan mendalam. pertanian lahan
Gamping, sawah di Kecamatan
Kabupaten Sleman, Gamping masih
10

Yogyakarta)Sleman, belum sepenuhnya


Yogyakarta sesuai dengan
hukum Islam,
karena masih
terdapat beberapa
praktik yang tidak
adil, seperti petani
penggarap tidak
memiliki hak atas
lahan dan tidak
mendapatkan ganti
rugi jika terjadi
gagal panen.
2. Sudarmono Tinjauan Etika Penelitian Hasil Penelitian
(2016) Bisnis Islam kualitatif menunjukkan bahwa
terhadap Sistem dengan sistem bagi hasil
Bagi Hasil studi pertanian lahan
Pertanian Lahan literatur. sawah dapat
Sawah memenuhi prinsip-
prinsip etika bisnis
Islam, seperti
keadilan, kejujuran,
dan tanggung jawab.
3. Siti Fatimah Analisis Keadilan Penelitian Hasil penelitian
(2017) Bagi Hasil kualitatif menunjukkan bahwa
Pertanian Lahan dengan keadilan bagi hasil
Sawah dalam kajian pertanian lahan
Perspektif Etika pustaka. sawah dapat
Bisnis Islam diwujudkan dengan
memperhatikan
beberapa aspek,
11

seperti aspek
keadilan dalam
pembagian hasil,
aspek keadilan
dalam pembagian
risiko, dan aspek
keadilan dalam
menentukan nisbah
bagi hasil.
4. Muhammad Analisis Penelitian Hasil penelitian
Alwi (2018) Pelaksanaan Bagi kualitatif menunjukkan bahwa
Hasil Pertanian dengan pelaksanaan bagi
Lahan Sawah dalam wawancara hasil pertanian lahan
Perspektif Etika mendalam sawah di Indonesia
Bisnis Islam masih belum
sepenuhnya sesuai
dengan prinsip-
prinsip etika bisnis
Islam.
5. Nurul Iman Tinjauan Hukum Penelitian Hasil penelitian
(2020) Islam terhadap kualitatif menunjukkan bahwa
Pelaksanaan Bagi dengan pelaksanaan bagi
Hasil Pertanian wawancara hasil pertanian lahan
Lahan Sawah di mendalam. sawah di Desa
Desa Banyu Irang, Banyu Irang sudah
Kabupaten Tanah sesuai dengan
Laut hukum Islam,
namun masih
terdapat beberapa
hal yang perlu
diperbaiki, seperti
12

perlunya pencatatan
perjanjian bagi hasil
secara tertulis.
6. Muhammad Analisis Penelitian asil penelitian
Luthfi (2021) Implementasi Bagi kualitatif menunjukkan bahwa
Hasil Pertanian dengan implementasi bagi
Lahan Sawah dalam wawancara hasil pertanian lahan
Perspektif Etika mendalam. sawah di Desa
Bisnis Islam di Desa Sidorejo sudah
Sidorejo, Kabupaten sesuai dengan
Sleman prinsip-prinsip etika
bisnis Islam, namun
masih terdapat
beberapa hal yang
perlu diperbaiki,
seperti perlunya
sosialisasi bagi hasil
pertanian lahan
sawah kepada
masyarakat.

Tabel 5.2. Perbedaan dan Persamaan Antara Penelitian Terdahulu


Nama Kajian Peneliti,
NO Perbedaan Persamaan
Nama Jurnal
1. Praktik Bagi Hasil Pertanian Mengkaji praktik Penelitian
(Sawal) Dalam Perspektif awal menggunakan
Ekonomi Islam (Studi metode kualitatif
Masyarakat Petani di Desa Dilakukan di dengan pendekatan
Palece Kecamatan Limboro Sulawesi Barat studi kasus.
Kabupaten Polewali Mandar) dan Sumatra Penelitian
Utara. membahas praktik
13

bagi hasil pertanian


Muhammad Ariefuddin dalam perspektif
(2018) ekonomi Islam
2. Analisis Etika Bisnis Islam Mengkaji sistem Penelitian
Pada Transaksi Jual Beli Hasil borongan menggunakan
Bumi Dengan Sistem metode kualitatif
Borongan Dan Pengaruhnya Dilakukan di dengan pendekatan
Terhadap Pendapatan Petani Lampung studi kasus.
Didesa Padang Kecamatan
Balik Bukit Kabupaten Penelitian
Lampung Barat membahas praktik
bagi hasil pertanian
Lia Oktaviani (2019) dalam perspektif
ekonomi Islam
3. Tinjauan Etika Bisnis Islam Mengkaji praktik Penelitian
Terhadap Praktik Bagi Hasil syirkah. menggunakan
Pertanian (Syirkah) Dalam metode kualitatif
Perspektif Ekonomi Islam Dilakukan di dengan pendekatan
(Studi Kasus di Desa Karang Aceh dan studi kasus.
Baru Kecamatan Karang Baru Kalimantan
Kabupaten Aceh Tamiang) Tengah. Penelitian
membahas praktik
Ika Yunia Fauzia (2020) bagi hasil pertanian
dalam perspektif
ekonomi Islam
4. Analisis Etika Bisnis Islam Penelitian Mengkaji praktik
Terhadap Perlakuan Petani membahas praktik syirkah.
Terhadap Tanah Sawah bagi hasil
Dalam Sistem Bagi Hasil pertanian dalam Dilakukan di Aceh
(Syirkah) (Studi Kasus di perspektif dan Kalimantan
Desa Batu Layang Kecamatan
14

Batu Layang Kabupaten ekonomi Islam. Tengah


Sukamara)
Penelitian
Ahmad Fauzi (2020) menemukan
bahwa praktik
bagi hasil
pertanian sudah
sesuai dengan
prinsip-prinsip
etika bisnis Islam.
5. Analisis Etika Bisnis Islam Penelitian Mengkaji praktik
Terhadap Praktik Jual Beli membahas praktik awal
Hasil Pertanian Dengan bagi hasil
Sistem Bagi Hasil (Syirkah) pertanian dalam Dilakukan di
(Studi Kasus di Desa perspektif Sulawesi Barat dan
Sukamaju Kecamatan ekonomi Islam. Sumatra Utara
Panyabungan Timur
Kabupaten Mandailing Natal) Penelitian
menemukan
Khairunnisa (2021) bahwa praktik
bagi hasil
pertanian sudah
sesuai dengan
prinsip-prinsip
etika bisnis Islam
6. Implementasi Etika Bisnis Penelitian Mengkaji
Islam Dalam Sistem Bagi menggunakan implementasi etika
Hasil Pertanian (Syirkah) metode kualitatif bisnis Islam dalam
(Studi Kasus di Desa dengan sistem bagi hasil
Sidomulyo Kecamatan pendekatan studi pertanian (syirkah).
Sukoharjo Kabupaten
15

Sukoharjo) kasus.
Dilakukan di Jawa
Arief Dwi Prasetyo (2022) Penelitian Tengah.
membahas praktik
bagi hasil
pertanian dalam
perspektif
ekonomi Islam.

5. 5. Kerangka Konseptual

Perspektif
etika bisnis
Islam

Bagi
Peningkatan Hasil
hasil panen Pertanian

Muzara'a Mukhab
Kejujura Keberma Tanggun Syirkah
Tauhid Keadilan h arah
n nfaatan g jawab

6. METODE PENELITIAN
6.1.Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan jenis penelitian
lapangan (field research) artinya penelitian ini akan dijalankan secara
sistematis dengan mengolah data dari lapangan. Ide pentingnya adalah
bahwa peneliti terjun ke lapangan untuk melakukan pengamatan tentang
suatu kejadian dan keadaan alamiah. Penelitian lapangan juga dianggap
sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Pendekatan yang
dipakai di penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (Moeleng, 2021).

6.2.Lokasi Penelitian
16

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidodadi, Kecamatan Ambulu,


Kabupaten Jember. Alasan penulis memilih lokasi ini karena masyarakat
disana ada yang menggunakan kerja sama dalam pengelolaan lahan
pertanian jagung serta adanya permasalahan dalam pembagian hasil
panen jagung yaitu tidak adanya kejujuran oleh penggarap mengenai
hasil panen yang diperoleh setelah panen usai, selain itu dari penggarap
lahan pertanian jagung mengeluhkan tentang sikap pemilik lahan yang
kurang bertoleransi terhadap penggarap saat hasi panen rugi.
6.3.Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati
untuk di ambil sebagai sasaran dalam penelitian. Yang menjadi subjek
dalam penelitian ini adalah pemilik lahan dan petani penggarap.
6.4.Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Data yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam
penelitian haruslah lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder
supaya hasil penelitian bisa ditetapkan sebagai penelitian yang
berkualitas (Sefriawan, 2018).
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari sumber informasi (subjek penelitian) melalui instrument
penelitian yang sudah ditetapkan (Sefriawan, 2018). Data primer
pada penelitian ini didapatkan dari fakta yang terjadi di lapangan,
baik berupa hasil wawancara, dokumen, maupun pengamatan
langsung. Dalam hal ini peneliti akan memperoleh data langsung
dari kelompok tani, petani penggarap dan pemilik lahan pertanian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berasal dari subjek
penelitian atau informan secara tidak langsung yang didapat
melalui pernyataan orang lain ataupun yang berasal dari dokumen
(Sefriawan, 2018). Pada penelitian ini data sekunder akan dicari
17

dari sumber seperti jurnal, buku, atau dari berbagai arsip data baik
yang tidak dipublikasikan ataupun yang sudah dipublikasikan
secara umum, serta sumber data lainnya yang memiliki keterkaitan
dengan penelitian ini.
6.5.Teknik Pengumpulan Data
Dikarenakan penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif
jadi untuk mencari data yang dibutuhkan, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengumpulan data
dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan terhadap objek
yang diteliti.
b. Interview atau Wawancara
Wawancara merupakan sarana bertemunya peneliti dengan
narasumber untuk menggali fakta dan ide gagasan dengan cara
menanyakan langsung kepada infroman untuk menemukan makna
mendalam pada pembahasan topik tertentu. Ketika akan melakukan
pengumpulan data untuk menemukan masalah dalam penelitian,
peneliti bisa melakukan studi pendahuluan melalui wawancara
untuk mengetahui hal yang lebih mendalam dari subjek penelitian
(Sugiyono, 2015).
Dalam pencarian data di lapangan, penulis berhadapan
langsung dengan narasumber yaitu pemilik lahan dan petani
penggarap di Desa Sidodadi serta kelompok tani. Agar keorisinilan
dapat dipertanggung jawabkan maka wawancara dilakukan secara
tatap muka berdasarakan pertanyaan yang sudah disiapkan dan
wawancara dilakukan secara tidak terstruktur.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data kualitatif dengan mencermati
atau menganalisis dokumen-dokumen yang berasal dari orang lain
ataupun dibuat langsung oleh subjek disebut sebagai metode
18

dokumentasi. Melalui dokumentasi, peneliti bisa mendapatkan


bukti yang lebih lengkap, yang belum didapatkan melalui metode
observasi dan wawancara sehingga penulis akan mendapatkan
catatan-catatan tambahan yang berkaitan erat dengan penelitian
seperti: gambaran umum pertanian, struktur organisasi di
kelompok tani Desa Sidodadi, arsip foto, dan lain sebagainya.
6.6.Teknik Analisis Data
Analisis Deskriptif kualitatif ini digunakan untuk menjelaskan
bagaimana kondisi petani jagung di Kecamatan Ambulu Kabupaten
Jember berdasarkan hasil dari data primer dan data sekunder yang ada,
serta penggambaran macam-macam keadaan maupun kegiatan sosial
ekonomi masyarakat sekitar. Setelah data yang diperoleh terkumpul dan
hasil pengamatan data, maka diaadakan suatu analis data untuk mengolah
data yang ada. Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan ditemukan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data.
Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu mulai dari lapangan
atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari,
menganalisis, menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada
di lapangan. Analisis data didalam penelitian kualitatif dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data.
19

DAFTAR PUSTAKA
Amri, Ulil. 2020. Praktik Bagi Hasil Pertanian (Sawah) dalam Perspektif
Ekonomi Islam (Studi Masyarakat petani di Desa Palece Kecamatan
Limboro Kabupaten Polewali Mandar ) – PhD thesis, UIN Alaudin
Makasar.
Aziz, Abdul. 2013. Etika Binsis Perspektif Islam. Alfabeta, Bandung.
Haroen, Nasrun. 2000. Fiqih Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.
KBBI. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
Moeleng, J. 2021. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mujahidin, Akhmad. 2014. Ekonomi Islam Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara,
dan Pasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Rukmana, Ika. 2019. Pelaksanaan Akad Bagi Hasil Penggarapan Sawah
Perspektif Hukum Islam Studi Kasus di Desa Plumbon Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang – PhD thesis, IAIN Salatiga .
Sefriawan, R.N., 2018, Pelaksanaan Muzaro’ah Ditinjau dari Etika Bisnis Islam
(Studi di Desa Adiwarno Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung
Timur) – PhD thesis, IAIN Metro Lampung .
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta, Bandung.
Suhendi, Hendi. 2007. Fiqih Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Suhendi, Hendi. 2007. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo persada.
Syafe’i, Rachmat. 2007. Fiqh Muamalah. Pustaka Setia, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai