Anda di halaman 1dari 9

SIMULASI PENGUMPULAN DATA LITMAS

1. Kasus 1 : Litmas untuk Sidang (untuk Kelompok 1 dan Kelompok 2)


Berikut ini adalah hasil pengumpulan data mulai tanggal 30 Desember 2020
dari penyidik, klien, orangtua klien, tokoh masyarakat dan korban:
a. Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) dilaksanakan berdasarkan surat
permintaan dari Kepolisian Resort Ponorogo tanggal 26 Desember 2020
nomor B/669/XIIRES.1.8/2020, perihal permintaan Penelitian
Kemasyarakatan tersangka anak di bawah umur yang diterima Bapas
Madiun tanggal 30 Desember 2020.
b. Klien bernama MUHAMAD RIZALDI lahir di Ponorogo, 22 Januari 2003,
Laki-laki, Islam, suku Jawa/Indonesia/WNI, berpendidikan : MTS, Belum
kawin, merupakan anak tunggal, Relasi antara anggota keluarga
senantiasa berjalan lancar dan tidak ada hambatan, hingga saat ini
orangtua klien selalu berkomunikasi dengan baik dengan anaknya. Klien
dilahirkan sehat, dengan bantuan bidan, perkembangan fisik dan psikis
berlangsung dengan baik. Orang tua klien mendidikan klien dengan baik
dan klien pun senantiasa sopan santun pada orang tuanya. klien rutin
melaksanakan sholat 5 waktu yang menjadi kewajiban bagi umat muslim
serta sering mengaji dan mengikuti kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan di mushola dekat rumah klien. Klien bahkan rajin membantu
ibunya mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mencuci baju
sendiri. Klien juga tidak pernah merokok maupun mengonsumsi minum-
minuman keras dan juga tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang
atau narkotika.
c. Pendidikan formal yang ditempuh klien pada usia 6 tahun di SDN
Campurejo Ponorogo selama 6 (enam) tahun selanjutnya melanjutkan ke
sekolah di MTS Jetis Ponorogo selama 3 tahun dan pada saat ini klien
sudah malas sekolah lagi karena sering membolos dan tidak pernah
mendapatkan pendidikan non formal. Dalam mengikuti pelajaran di
sekolah klien sangat malas belajar sehingga klien juga sering membolos
dan akhirnya tidak mau sekolah. Sehari-hari banyak menghabiskan waktu
untuk bermain sepakbola. Sering keluar bersama teman sepermainan
pada saat malam hari dengan mengendarai sepeda motor. Salah satu
teman klien yang bernama Anas adalah seorang pria berusia 21 tahun

1
2

yang bekerja sebagai buruh serabutan, mengajak klien untuk berjalan-


jalan menggunakan sepeda motor untuk membeli makanan namun
kemudian ternyata dalam perjalanan mengajak klien melakukan pencurian.

Hal tersebut terjadi pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2020 Pukul
00.00 wib, awalnya klien dengan teman-temanya sedang berkumpul di
rumah Anas, Setelah itu Anas mengajak klien keluar rumah untuk membeli
makanan, klien pun ikut denga nanas menggunakan sepeda motor.
Dalam perajalanan, anas mengajak klien melakukan pencurian di rumah
korban, mereka melakukan pencurain dengan cara mencongkel ventilasi
dapur, setelah itu mereka masuk lewat ventilasi rumah, selanjutnya
mengambil sepatu di rak sepatu yang ada didapur, kemudian sepatu
tersebut disimpan dilantai dapur. Mereka selanjutnya masuk ke dalam
kamar korban bernama Linda Purnama Sari yang pada waktu itu sedang
tidur, setelah itu teman klien membekap korban dengan sapu tangan
warna hijau motif batik yang sudah dilumuri alkohol, sementara Klien
mengambil 1(satu) unit hande Phone BlackBerry yang disimpan di atas
meja. Mereka kemudian keluar dari kamar tersebut, namun ternyata ibu
korban belum tidur dan memergoki klien dan teman klien, ibu korban
kemudian berteriak-teriak kemudian klien dan temannya kabur melalui
pintu dapur, namun kemudian tertangkap oleh warga yang datang karena
mendengar teriakan ibu korban, Setelah itu klien dan temannya diaman di
pos ronda hingga petugas kepolisian datang dan membawa klien dan
temannya ke kantor Polres.
d. Klien yang masih dibawah umur tetap dinyatakan bersalah serta didakwa
melanggar pasal 365 KUHP, maka sambil menunggu proses hukum yang
masih berjalan klien menjalani penahanan di Rutan Ponorogo. Atas
kejadian tersebut keluarga korban mengharapkan ada penggantian
kerugian sebesar Rp. 4.000.000,-.
e. Atas tindak pidana yang dituduhkan kepadanya, Klien merasa bersalah
dan menyesali atas perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulanginya
Kembali, klien berharap dapat dimaafkan oleh keluarga korban dan
permasalahan yang terjadi bisa segera selesai dengan
kesepakatan damai
3

f. Klien tinggal dengan Ayahnya yang bernama HADI NUR FUAT lahir di
Ponorogo, 06 Februari 1972, Islam, suku Jawa dengan Pendidikan, SMA,
bekerja sebagai petani terkadang juga berdagang padi dengan
penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saja
sedangkan Ibunya bernama UMI HIDAYATI lahir di Ponorogo. 01
September 1967, Islam, suku Jawa, berpendidikan SMA, seorang Ibu
rumah tangga. Menikah sekitar tahun 2002, hubungan rumah tangga
terjalin dengan baik dan dapat dikatakan harmonis.
g. Orang tua klien sangat kaget, saat mengetahui anaknya melakukan
tindak pidana pencurian, mengingat selama ini mereka sudah berusaha
mencukupi kebutuhan jajan klien meskipun dengan dengan kondisi
ekonomi yang seadanya.
h. Mereka menyanggupi untuk bertanggung jawab memberikan ganti rugi
kepada korban. Orangtua klien berharap keluarga korban dapat
menyelesaikan permasalahan ini secara musyawarah kekeluargaan
tanpa harus menempuh jalur hukum.
i. Hal ini dikarenakan masa depan klien masih panjang serta klien ingin
melanjutkan pendidikannya untuk menggapai cita-cita yang
diharapkannya. Orangtua klien masih sanggup menerima, membimbing
serta memberi pengawasan terhadap klien.
j. Orangtua klien cukup baik dalam bermasyarakat dan bergaul dengan
warga lingkungan tempat tinggalnya. Mereka sekeluarga tinggal di rumah
milik kakek klien, kondisi bangunan permanen dengan luas 9m x 15m,
memiliki 2 kamar tidur, lantai depan keramik, listrik dari PLN serta air dari
PDAM yang beralamat di Desa Campurejo RT 06, RW 02, Kecamatan
Sambit, Kabupaten Ponorogo. Sebagian besar mata pencaharian warga
di sekitar tempat tinggal klien adalah petani dengan strata ekonomi
menengah ke bawah. Rata-rata pendidikannya SLTA dan namun ada
sebagian warga yang melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
pada umumnya masih ada hubungan darah atau keluarga sehingga
kerukunan tetap terpelihara dengan baik, masyarakat cukup religius
dengan adanya pengajian bagi warga yang dilaksanakan satu minggu
sekali setiap hari Kamis malam. Apabila terjadi permasalahan antar
warga maka tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat
4

senantiasa aktif mengupayakan penyelesaian secara musyawarah dan


selama ini keadaan lingkungan setempat dapat dikatakan aman.
k. Dengan adanya kejadian pencurian ini, masyarakat memberikan
tanggapan agar kejadian yang dialami klien menjadikan pelajaran bagi
warga masyarakat yang lain untuk lebih berhati-hati dalam menjaga
anaknya khususnya yang berusia remaja agar tidak bermain di malam
hari.
l. Pihak keluarga korban yang masih merupakan tetangga klien sebenarnya
juga telah memaafkan klien dan menurut keterangan keluarga korban
bahwa keluarga klien sudah ada itikad baik datang ke rumah korban untuk
meminta maaf, keluarga korban juga setuju bila ingin keluarga klien ingin
memberikan ganti rugi namun untuk permasalahan hukum tetap
diserahkan kepada aparat hukum. Ketua RT setempat juga mendukung
untuk diadakan musyawarah mengingat klien masih berusia di bawah
umur.

2. Kasus 2 : Litmas untuk Pembebasan Bersyarat (Untuk Kelompok 3 dan


Kelompok 4)
Hasil pengumpulan data/informasi dilakukan dengan wawancara dan
observasi, serta pengamatan, studi literatur, dokumentasi dan lain-lain
terhadap sumber informasi yang relevan yang dilaksanakan pada tanggal 11
Agustus 2020 :
a. Penelitian kemasyarakatan ini dilaksanakan berdasarkan surat Kepala
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bogor Tanggal 10 Agustus 2020
Nomor: W.11.PAS.PAS.PK.04.05.06-1418 Perihal Permohonan Litmas
untuk Pembebasan Bersyarat a.n. Zainal Abidin bin Ading
b. Zainal Arifin, Laki-laki, lahir di Bogor tanggal 5 Agustus 1987, Sunda,
beragama Islam, bekerja sebagai Penjaga Villa, mulai menjalani
penahanan sejak 16 November 2016 karena tindak pidana Narkotika/Pasal
114 UURI No.35 Th. 2009 tentang Narkotika, berdasarkan putusan
Pengadilan nomor 50/Pid.Sus/2017/PN Bgr tanggal 9 Mei 2017 dijatuhi
hukuman selama Hukuman 06 Tahun 6 Bulan, Denda Rp 1.000.000.000,-
Subsider 2 Bulan, 2/3 masa pidananya jatuh pada tanggal 17 November
2020, dan ekspirasinya pada tanggal 15 Januari 2023 dengan nomor
5

register BI.PD 108/17, klien memiliki ciri-ciri khusus berupa tatto tulisan di
tangan kiri.
c. Ayah klien bernama Ading, lahir di Bogor usia 52 tahun, suku sunda,
Pendidikan SMP, yang bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan
Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) perbulan dan ibu bernama Ejes, lahir di
Bogor, usia 48 tahun, suku sunda, agama Islam dan Pendidikan SMP dan
pekerjaan ibu rumah tangga. Klien tinggal di rumah bersama ayah, ibu,
adik-adik dan isterinya seta anak angkatnya. Hubungan klien dengan adik-
adik, isteri dan anak angkatnya cukup baik dan kedekatan klien dengan
orangtuanya sangat erat. Klien sangat menyayangi orangtua, adik-adik
dan keluarganya sehingga hubungan di antara mereka berlangsung
harmonis.
d. Klien mempunyai lima orang adik yakni : Asep Supriyatna, laki-laki, 28
tahun yang bekerja sebagai Wiraswsata; Ratna Wintarsih, perempuan 25
tahun seorang Ibu rumah tangga; Siti Sari, perempuan 23 tahun yang
bekerja sebagai karyawati, siti yulianti perempuan, perempuan usia 13
tahun dan Siti Aisyah, Perempuan usia 9 tahun yang masih berstatus
pelajar. Mereka tinggal di rumah sederhana berukuran 100m2 dan
memiliki 4 kamar, dan 1 dapur, layak huni dengan lantai keramik dan
dinding batu bata yang diplester serta dicat seadanya. Peralatan rumah
tangga yang digunakan terdiri dari peralatan elektronik seperti TV, serta
perabotan rumah tangga lainnya. Penerangan menggunakan arus
listrik yang dipakai dari PLN, serta air tanah yang digunakan sehari-hari
untuk air minum, mandi dan mencuci pakaian.
e. Warga yang tinggal disekitar rumah klien mayoritas bekerja sebagai buruh
harian, pedagang kecil, pengemudi ojek, dan pemetik teh. Mayoritas warga
di sana merupakan warga setempat dan ada beberapa pendatang dari
Jakarta yang menetap di kawasan tersebut Banyak warga yang baik
suami maupun isterinya adalah pekerja yang tinggal di sekitar tempat
tinggal klien cukup terbuka. rata-rata tingkat pendidikan untuk anak-anak
dan remaja disana sudah banyak mencapai lulus SLTA, Sedangkan
tingkat pendidikan orangtua disana umumnya hanya mencapai tingkat
SLTP saja. Antara warga satu dengan lainnya saling mengenal dan
kehidupan bermasyarakat antar warga tergolong rukun serta jarang ada
perselisihan. Warga dan dan pemerintah setempat mengenal dengan baik
6

kedua orangtua klien dan mengetahui jika salah satu anaknya sedang
dipidana di lembaga pemasyarakatan karena kasus narkotika, namun hal
tersebut dan tidak membuat kedua orangtua klien dikucilkan dari
masyarakat. Toleransi warga terhadap perbedaan cukup tinggi dan
hubungan antar warga sekitar lingkungan rumah klien cukup harmonis dan
memiliki rasa kebersamaan dengan kekeluargaan serta kesetiakawanan
yang baik. Mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat setempat
adalah Islam. Lokasi tempat tinggal klien dekat dengan Masjid. Pada
masjid tersebut, selain kegiatan shalat berjamaah yang dilakukan setiap
hari dan shalat jumat berjamaah, warga juga biasa mengikuti kegiatan
keagamaan secara rutin. Kegiatan tersebut terdiri dari pelatihan baca tulis
al- Qur’an untuk anak-anak, pengajian untuk ibu-ibu dan Peringatan hari
besar keagamaan. Apabila terjadi permasalahan antar warga, pemerintah
setempat berusaha untuk aktif mengupayakan penyelesaian dengan
musyawarah untuk mencapai mufakat.
f. Klien dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Agustus 1987 melalui persalinan
normal dengan bantuan bidan. Ia dirawat dan dibesarkan dengan baik
oleh orangtuanya, Pertumbuhan fisik klien berjalan dengan normal baik
secara alami seiring dengan penambahan usianya juga didukung oleh
perawatan yang diberikan oleh orangtua klien. orangtua klien
menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada klien dan menasehati klien agar
berhati-hati dalam bergaul. Pola asuh yang diberikan orangtua
terhadap klien adalah pola asuh permisif (terbuka) dengan
menegakkan aturan secara fleksibel dan memberikan kebebasan dalam
berinteraksi serta bersosialisasi. Sebelum klien berada di Lapas klien
malas untuk menjalankan ibadah, hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan klien tentang agama dan kurangnya pendidikan orangtua
kepada klien dalam menjalani ibadah. Klien mudah beradaptasi dengan
lingkungan sekitar, patuh kepada orangtua, dan setia kawan, namun
demikian kurang konsentrasi, kurang percaya diri, mudah terpengaruh,
dan kurang memiliki perencanaan yang baik dalam melakukan sesuatu.
Klien mulai mengkonsumsi rokok dan alkohol sejak klien duduk di kelas 3
SMK. Klien sampai saat ini adalah perokok aktif dan menghabiskan rokok
setengah bungkus perhari. Klien sudah tidak lagi mengkonsumsi alkohol
sejak klien mempunyai penyakit asam lambung pada tahun 2012.
7

Sedangkan terkait Napza, klien pertama kali menggunakan jenis ganja


sejak tahun 2014 ketika klien bekerja sebagai penajaga villa.
g. Orang tua klien selalu menyesuaikan diri dan bersosialisasi dengan baik
dengan warga di lingkungan tempat tinggalnya, selalu bersikap ramah dan
bertegur sapa dengan warga setempat. Lingkungan sosial di daerah
tempat tinggal penjamin sangat heterogen, terdapat setidaknya 78 kepala
keluarga yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
h. Klien mulai mengikuti pendidikan formal sekolah dasar di SDN Tugu Utara
02 Cisarua, Bogor selama 6 (enam) tahun dan lulus pada tahun 1999.
Klien kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di Madrasah
Tsanawiyah Darul Qur’an di Cisarua, Bogor selama 3 (tiga) tahun dan lulus
pada tahun 2002. Selama menjalani pendidikan dasar dan menengah
pertama, klien dapat menempuhnya dengan baik. Kemudian klien
melanjutkan pendidikan menengah atas di SMK STEKMA Cianjur, Jawa
Barat, namun klien tidak menyelesaikan pendidikannya (berhenti ketika
klien duduk di kelas 3) karena orang tua klien tak mampu lagi membiayai
pendidikan klien, sebelumnya klien tidak pernah menempuh pendidikan
formal. Klien berusaha mencari pekerjaan dengan bekerja menjadi
penjaga villa di malam hari sambil mengojeg di sore hari. Klien menikah
dengan wanita bernama Imasyadah di Bogor Jawa Barat pada tahun
2013, pernikahan yang direstui oleh kedua orang tua masing-masing.
Setelah menikah selama 3 (tiga) tahun, klien belum dikarunia anak
sehingga memutuskan untuk mengangkat anak perempuan yang diberi
nama Najwa yang saat ini berumur 11 tahun dan bersekolah di Pondok
Pesantren at- Tauhid dekat rumah klien.
i. Pada hari Senin tanggal 14 November 2016 pukul 14.00 WIB, teman klien
yang bernama Asep datang ke Villa Laura tempat klien bekerja dan
menanyakan kepada klien apakah klien masih mempunyai stok ganja
untuk dipakai. klien kemudian menghubungi Iyang untuk memesan ganja
yang dimaksud. Iyang akhirnya datang pada pukul 16.00 ke Villa Laura
dan mengatakan bahawa untuk mendapatkan ganja tersebut harus diambil
di daerah Baranang Siang. Asep yang saat itu membutuhkan barang
terlarang tersebut akhirnya bersedia untuk mengambilnya di daerah
tersebut dan diantar oleh Iyang dengan menggunakan mobil. Klien tidak
ikut dalam pengambilan ganja tersebut, klien hanya menunggu sampai
8

Asep dan Iyang kembali lagi ke Villa dan klien juga memesan beberapa
gram ganja kepada Iyang untuk dikonsumsi pribadi. Setelah Iyang dan
Asep kembali ke Villa pada pukul 21.00 untuk menemui klien ternyata
disana sudah ada beberapa polisi dari Polres Bogor yang sebelumnya
sudah menangkap Iyang dan Asep dan akhirnya klien ditangkap dengan
barang bukti : 1 (satu) bungkus kertas koran berisikan narkotika jenis ganja
dengan berat netto 1.563 gram.
j. Klien menanggapi bahwa apa yang dituduhkan kepadanya adalah benar,
klien juga memahami bahwa tindakannya adalah perbuatan yang melawan
hukum dan dapat dijatuhi sanksi pidana. Ia perbuatannya dan merasa
bersalah karena telah merugikan banyak orang dan juga membuat malu
keluarga. Ia berharap proses pembebasan bersyarat dirinya dapat berjalan
lancar, sehingga dapat bebas lebih cepat dari tanggal ekspirasi yang
seharusnya dan bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.
k. Keluarga klien terutama orangtua klien menyambut baik rencana
pembebasan bersyarat yang klien akan jalani, sehingga klien dapat
berkumpul kembali dengan mereka. Keluarga klien berjanji akan
mengawasi klien apabila bebas nanti, terutama pada pergaulan klien
dengan teman-temannya dan akan mencarikan pekerjaan kepada klien
agar kesadaran klien semakin bertambah dan tidak lagi berhubungan
dengan narkotika. Warga yang tinggal di sekitar tempat tinggal klien tidak
keberatan terhadap rencana pembebasan bersyarat yang akan dijalani
klien, demikian halnya juga pemerintah setempat bersedia menerima klien
kembali.
l. Klien telah menjalani masa pengenalan lingkungan melalui program
admisi, orientasi dan observasi dengan baik, belum pernah mempunyai
masalah yang menyebabkan klien terdaftar dalam buku register F. Pada
masa 1/3 yang jatuh pada tanggal 13 September 2018 dan 1/2 masa
pidana yang jatuh pada tanggal 13 Oktober 2019, klien aktif mengikuti
pembinaan kepribadian yang diselenggarakan oleh Lapas Kelas IIA Bogor
terutama pada pembinaan mental dan disiplin (kesadaran beragama)
ditambah dengan beberapa penyuluhan kesehatan. Menjelang 2/3 masa
pidana yang telah dijalani, klien sedang mengikuti asimilasi di Yayasan
Harapan Permata hati Kita Bogor yang mengadakan kegiatan di dalam
Lapas, tugas klien adalah sebagai tenaga administrasi yang
9

mempersiapkan kebutuhan penyuluhan kesehatan antara lain daftar hadir,


mempersiapkan tempat maupun terkadang membantu tenaga penyuluh
menaympaikan materi penyuluhan.untuk kepentingan diri klien dan juga
sebagai syarat ketika klien nanti akan mengajukan pembebasan bersyarat.
Hingga saat ini klien telah memperoleh Remisi sebanyak 5 Bulan 24 Hari.

Anda mungkin juga menyukai