OLEH
MULIA TANGKAS UTAMA
SOAL :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi! Berikan contoh
konkret!
Jawab:
Multikulturalisme dalam era Globalisasi adalah banyaknya budaya, disuatu masyarakat,
Diakibatkan salah satunya oleh globalisasi, karena globalisasi ataumendunia, menyebabkan
masuknya budaya asing atau luar negeri masuk kesuatu negara tertentu. Masuknya budaya
asing itu menyebabkan munculnyapencampuran budaya asing dengan budaya asing, atau juga
bisa menambahkanbudaya asing ke daerah tertentu, hingga munculnya banyak ragam budaya
yang disebut multikuluralisme.
Contoh Mulkulturalisme dalam era Globalisasi :
1. Budaya musik DJ, yang berasal dari negara asing atau negara lain, yang masuk ke
Negara Indonesia, sehingga ada orang Indonesia yang mengikutinya. Maka musik DJ di
Indonesia ada dan berkembang. Sehingga menambahkan ragam budaya msuik di Indonesia
2. Remaja yang lebih banyak menyukai budaya luar karena masih cenderung pada
pencaharian jati diri dan terkadang melunturkan budaya dalam negeri. Dampaknya sekolah
menjadi ajang pamer dan akan adanya perbedaan jenjang kelas secara ekonomi anatara
menengah ke atas dan ke bawah. Hal ini sudah beberapakali di jumpai pembangunan konsep
Pendidikan sekarang ini pengelolahanya banyak yang menarifkan cukup mahal sehingga dari
kalangan masyarakat yang kurang mampu kurang bisa merasakan aksesbilitas Pendidikan yang
digalakan serta lebih cenderung mengutamakan Bahasa Inggris sebagai bahasa komponen
utama sedangkan bahasa daerah pun semakin lama semakin luntur.
Sumber referensi :
https://roboguru.ruangguru.com/forum/apa-itu-multikulturalisme-dalam-era-globalisasi-_FRM-
9SXHWPT
https://id.scribd.com/document/537155705/multikulturalisme-dalam-era-Globalisasi-ISBD
Contoh stereotip :
1. Orang yang memakai tato di bagian tubuhnya dianggap sebagai berandalan. Orang-
orang menilai bahwa dia adalah anak nakal dan suka berbuat hal-hal negatif. Orang juga berpikir
ketika dia menggunakan tato maka akan sulit mendapatkan pekerjaan karena dianggap tidak
profesional, semaunya sendiri, dan disinyalir sudah pernah melakukan tindak kriminalitas.
2. Orang yang nilai matematikanya tinggi dianggap pintar dan yang mendapat nilai
rendah dianggap bodoh. Mereka dianggap tidak pernah belajar dan pemalas. Padahal setiap
orang mempunyai kecerdasan masing-masing. Mungkin lemah dalam matematika, namun
unggul dalam pelajaran seni atau olahraga.
3. Orang yang berbadan kurus dinilai tidak pernah makan. Sementara orang gemuk
dinilai sering makan banyak dan tidak pernah berolahrga. Terlepas dari itu, badan yang kurus
dan gemuk juga ditentukan oleh tingkat metabolisme dan faktor genetik.