Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN IMPLEMENTASI PASCA PELATIHAN

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN


BERBASIS EMPATI (EMPATY BASED LEARNING)
BAGI GURU SMP TAHUN 2023

DISUSUN OLEH:
Nama : SUNITA SISKAWATI PANE
NIP : 198603232010012032

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 109 JAKARTA
(NPSN : 20103523)
Jalan Kesehatan RT.1/RW.6, Cipinang Melayu, Kec. Makassar, Kota Jakarta
Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Telepon (021) 8615289 Faksimile (021)
8615289
LAPORAN IMPLEMENTASI PASCA PELATIHAN
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN BERBASIS EMPATI (EMPATY
BASED LEARNING) BAGI GURU SMP TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan jaman merubah pola hidup bermasyarakat menjadi pola hidup yang lebih modern
yang cenderung individualis, berkurangnya kepedulian, penuh persaingan dan mengorbankan
kepentingan orang lain. Kondisi ini berdampak pada kepekaan individu terhadap lingkungannya,
sehingga tidak mempedulikan kesejahteraan dan bahkan melanggar hak orang lain demi
kebutuhan pribadinya. Fenomena ini digambarkan dengan adanya kekerasan meningkat secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Empati sangat penting dalam pendidikan karena memungkinkan seseorang memahami
kebutuhan dan perasaan orang lain. Hal ini membantu kita menjadi guru, dosen, dan mentor
yang lebih baik karena memungkinkan kita untuk memahami apa yang siswa kita alami, apa
yang sulit bagi mereka dan bagaimana kita dapat membantu mereka sukses. Empati juga
membantu kita terhubung lebih baik dengan siswa, yang dapat membantu mereka merasa
diterima dan lebih fokus dalam belajar.
B. Tujuan
Salah satu tahapan perkembangan sosial emosional yang harus dimiliki anak adalah mampu
menyatakan respek dan berempati pada orang lain. Sehingga perlu adanya penanaman karakter
empati sejak dini pada anak, karena empati merupakan salah satu kemampuan seseorang yang
berperan utama dalam pembentukan perilaku manusia. Berdasarkan hasil analisis penelitian
Fidrayani menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki empati maka akan memiliki perilaku
prososial seperti berbagi, menolong, membuat situasi nyaman, mampu memperbaiki situasi dan
kondisi, mampu menerima perbedaan, dan mampu mengontrol diri (Fidrayani,2015). Dengan
adanya empati maka dapat mengurangi tindakan bullying sebagaimana yang sering terjadi di
sekolah terutama sekolah dengan sistem pendidikan inklusif.

II. PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
Hari : Selasa
Tanggal : 31 Oktober 2023
Tempat : SMP NEGERI 109 JAKARTA
B. Objek Implementasi Pasca Pelatihan
Guru dan Peserta didik SMP NEGERI 109 JAKARTA
C. Tahapan Pelaksanaan Implementasi Pasca Pelatihan
1. Perencanaan :
A. RPP

I. SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA


A. Identitas Modul

Nama Guru : Sunita Siskawati Pane, S.Si

Jenjang Sekolah : SMP

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 109 Jakarta

Tahun Ajaran : 2023-2024

Kelas : IX/Fase D
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (3 kali pertemuan)

B. Kompetensi Awal

1. Peserta didik sudah memahami materi ciri-ciri Makhluk Hidup


2. Pesrta didik sudah memahami tentang sel, jaringan, organ dan sistem organ

C. Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : mandiri,


gotong royong, dan Bernalar Kritis.

D. Sarana Prasarana

- HP/laptop/infokus

- Jaringan internet, buku paket Peserta didik, alat tulis dan bahan ajar
E. Target Peserta didik

Peserta didik yang menjadi target yaitu :

 Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam


mencerna dan memahami materiajar.
 Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas
hanya satu gaya.
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapaiketerampilan berfikir tingkat
tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan Problem Based Learning (PBL) berbasis


2. KOMPETENSI INTI
A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu mengidentifikasi sistem organisasi kehidupan serta melakukan analisis
untuk menemukan keterkaitan sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan
yang muncul pada sistem organ tertentu

B. Pemahaman Bermakna

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik dapat mengetahui struktur organ, fungsi
organ, hubungan struktur dan fungsi organ, serta kelainan yang dapat terjadi pada sistem
Sistem Koordinasi pada Manusia

C. Pertanyaan Pemantik

1. Bagaimana cara menuliskan susunan elektron dalam suatu atom ?


2. Apa saja bagian-bagian yang terdapat pada sistem periodik unsur modern ?
3. Apa yang dimaksud dengan jari-jari atom ?
4. Apakah jari-jari atom setiap unsur pada sistem periodik memiliki ukuran yang sama ?
D. Kegiatan Pembelajaran

PERTEMUAN I (3X40 menit)

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN:


a) Menjelaskan struktur dan fungsi sel pada sistem saraf manusia melalui studi literatur
dengan teliti.

b) Mengurutkan mekanisme penghantaran implus melalui studi literatur dengan teliti.


c) Membedakan susunan sarafpusat dan saraftepi melalui studi literatur dengan teliti.
d) Membedakan mekanisme gerak sadar dan gerak refleks melalui studi literature dengan
teliti.
e) Menganalisis kelainan pada sistem saraf manusia melalui studi literatur dengan teliti.

KEGIATAN PENDAHULUAN (10 menit)

Orientasi

 Peserta didik menjawab salam dari guru dan berdoa untuk memulai pembelajaran.

 Pesera didik dicek kehadirannya oleh guru sebagai sikap disiplin

 Peserta didik disiapkan secara fisik dan psikis oleh guru untuk mengawali kegiatan
pembelajaran.

Apersepsi

1. Guru dapat memulai pembelajaran dengan bertanya


 Bagaimana tubuh kita bisa merespon rangsangan dari luar?
 Apa yang kalian ketahui tentang sistem saraf?
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Pemberian Acuan

Membagi kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan Peserta didik disertai LKPD dan bahan
ajar

KEGIATAN INTI (90 menit)


Sintak Model Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran

Mengorientasi (2 MENIT )
Peserta Didik
pada Masalah Peserta didik memusatkan perhatian pada pengamatan
gambar/video/animasi mekanisme kerja sistem saraf manusia
(Mengamati)

Gambar 1. Komponen Sistem Saraf

Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-saraf-pada-manusia/

Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan,


sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan,
mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seseorang individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur
aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi
sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf
diantara berbagai sistem.

Mengorganisasikan Setelah memperhatikan gambar, Guru memberikan pertanyaan kepada


Kegiatan PesertaDidik sebagai berikut (Menanya) :
Pembelajaran
 Mengapa kita dapat melihat?

 Apa yang disebut reseptor?

 Apa yang disebut efektor?

 Apa yang disebut saraf sensorik?

 Apa yang disebut saraf motorik?

 Apa yang disebut sistem saraf pusat?

Membimbing (Mengumpulkan Informasi/data) :


penyelidikan
 Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mandiri dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
kelompok
masalah sistem saraf manusia.

 Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing


mengkaji lembar kegiatan/aktivitas non-eksperimen pada
LKPD 1 tentang sistem saraf manusia

 Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan,


konsep-konsep yang harus didiskusikan dan pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab untuk memecahkan masalah.
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan
informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri
dalam merumuskan masalah terkait materi dalam lembar
kegiatan/aktivitas belajar.

Mengembangkan  Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil


dan menyajikan pengamatan (Menalar)
hasil karya
 Peserta didik menjawab pertanyaan dalam lembar kegiatan/aktivitas
belajar dan menyajikannya dalam bentuk laporan lisan (presentase)

 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan.

 Peserta didik dari kelompok lain beserta Guru memberikan tanggapan


dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapanlainnya.

 Guru melakukan penilaian proses berdasarkan diskusi dan


presentasi kelompok

Menganalisis dan (Mengkomunikasikan)


Mengevaluasi Proses
1. Peserta didik menganalisis kembali setiap hasil diskusi yang telah
Pemecahan Masalah
dipresentasikan sehingga menemukan hal-hal yang perlu ditanyakan bahkan
dievaluasi kembali.

 Peserta didik mengkomunikasikan kembali hasil diskusi berdasarkan


pertanyaan yang telah disampaikan sehingga dapat mencapai kesimpulan
akhir.

KEGIATAN PENUTUP (20 menit)


Pada Setiap Akhir Pembelajaran :
1. Guru memfasilitasi peserta didik untuk mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan

2. Guru melaksanakan penilaian formatif untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran

3. Guru memberikan tugas kepada peserta didik mengerjakan Soal/membuat peta


konsep/melakukan penelitian

4. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan dibahas
dipertemuan berikutnya tentang

5. Guru bersama peserta didik berdoa dan mengucapkan salam

B. Media Pembelajaran
 LKPD
 Menggunakan Pembelajaran Dengan Service Learningmelalui diskusi kelompok

C. Evaluasi Pembelajaran
 Masih ditemukan adanya siswa yang belum bisa mendengar dengan baik ketika temannya
membacakan hasil diskusi pada kelompok masing-masing
 Masih ditemukan ada siswa yang asyik sendiri dengan kegiatannya
 Masih ditemukan siswa yang belum bisa sepaham dengan teman dalam kelompoknya
Adapun strategi pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan empati siswa
adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran Dengan Sosiodrama
Salah satu pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan empati siswa
adalah dengan menggunakan strategi sosiodrama. Dimana semua siswa baik
regular maupun berkebutuhan khusus sama-sama bermain peran sesuai peran
yang didapat.
Setelah semua siswa mendapatkan peran masing-masing guru akan berdiskusi
dengan semua siswa dan menjelaskan secara detail cara memainkan peran,
properti yang digunakan, dan juga kostum yang digunakan siswa. Setelah
selesai bermain peran guru akan mereview materi menggunakan kuis dan
membagikan lembar kerja kepada siswa terkait kegiatan bermain peran serta
makna yang terkandung didalamnya. Sesuai dengan hasil penelitian Lina
yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan sosiadrama
dapat membangun empati siswa karena pada saat bermain peran siswa
merasakan emosi dari peran yang dimainkannya. Emosi tersebut akan mampu
membangun empati yang menjadi salah satu tujuan pembangunan karakter
(Lina,2019).
b. Pembelajaran Dengan Service Learning
Strategi pembelajaran yang juga digunakan dalam meningkatkan empati
siswa adalah service learning. Pembelajaran service learning merupakan pola
dan aktivitas belajar siswa, baik dalam kelas maupun dalam kelompok yang
melibatkan masyarakat dalam sebuah aktivitas. Dalam aksi sosial ini siswa
mendemonstrasikan aksi sosialnya dalam kegiatan belajar, partisipasi kerja
secara sukarela, aktif dalam mengadakan pendampingan di dalam atau di luar
kelas (Komalasari,2013). Di sekolah semai kegiatan service learning
dilakukan dengan melakukan aksi bersih-bersih di lingkungan masyarakat
sekitar sekolah, aksi bersihbersih di pantai, bakti sosial dan juga memberikan
santunan kepada anak yatim piatu di lingkungan sekitar rumah dan sekitar
sekolah. Kegiatan ini diawali dengan guru menjelaskan komponen yang akan
dicapai, menjelaskan kegiatan pelayanan yang akan dilakukan (bentuk,

1
tempat, dan waktu), menjelaskan tujuan, menyiapkan bahan, materi, jasa,
tenaga yang bisa disumbangkan. Setelah perencanaan matang kemudia
melakukan kegiatan pelayanan, membuat laporan, mempresentasikan hasil
laporan, mengklasifikasi nilai-nilai positif dari kegiatan pelayanan yang
dilakukan, dan terakhir menyimpulkan materi secara bersama-sama. Kegiatan
pembelajaran service learning sebagai upaya dalam meningkatkan empati
sesuai dengan hasil penelitian Karlela yang menunjukkan adanya peningkatan
sikap kepedulian siswa dengan penerapan model pembelajaran service
learning (Karlela,2016).
c. Pembelajaran Dengan Storytelling
Pembelajaran dalam rangka menunjang peningkatan empati siswa juga
dilakukan dengan menggunakan storytelling, yang mana hal ini biasa
dilakukan guru di awal pembelajaran saat sesi kegiatan pendahuluan atau
biasa disebut circle time. Pada saat circle time, guru akan memberikan
stimulus dan juga pijakan pada siswa regular maupun siswa berkebutuhan
khusus dalam mengikuti pembelajaran hari itu. Pemberian stimulus biasa
dilakukan dengan storytelling ataupun permainan yang dilakukan secara
bersamaan. Selain itu, storytelling juga dilakukan di kegiatan inti
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang dipelajari. Dalam
storytelling guru akan bercerita tentang satu kisah yang dilakukan dengan alat
peraga ataupun tidak dengan ekspresi, dan intonasi yang sesuai dengan
karakter tokohnya. Sehingga dengan ini siswa akan tertarik dan bisa
mengingat pesan yang disampaikan dalam cerita tersebut. Sejalan dengan
hasil penelitian Ayuni yang menjelaskan bahwa storytelling memberikan
pengaruh pada perilaku empati anak, khususnya pada aspek fantasi, emphatic
concern, perspective taking, dan penurunan pada aspek personal distress
(Ayuni, 2013).

III. HASIL IMPLEMENTASI PASCA PELATIHAN


Masih dalam proses obervasi
IV. PENUTUP
A. Saran-Saran
1. Untuk Guru
 Sedapat mungkin selalu menanamkan pembelajaran berbasis empati pada
setiap topik pembelajaran guna mengingatkan siswa agar lebih paham dan
mengerti tentang pola perilaku empati dalam kehidupan
 Membuat program-program yang dapat menumbuhkembangkan empati
peserta didik
 Mengimplementasikan budaya empati dalam kehidupan sehari-hari
2. Untuk Siswa
 Melatih diri untuk memiliki sikap empati
 Melakukan empati dari hal-hal sederhana dilingkungan keluarga terlebih
dahulu, lalu ke luar lingkungan keluarga
 Tetap meminta bimbingan Guru dan Orangtua untuk memahami dan
melakukan empati

B. LAMPIRAN
Dokumentasi foto pelaksanaan Implementasi Pasca Pelatihan
Jakarta, 1 November 2023
Mengetahui
Peserta Pelatihan,
SMP NEGERI 109 JAKARTA

6T3D
1r
oyib Ali, M.MPd Sunita Siskalvati Pane
1994121002 NrP. 1 98603232010012032

Anda mungkin juga menyukai