Anda di halaman 1dari 2

ISPA

DEFINISI
Iritasi dan pembengkakan yang terjadi di saluran pernapasan bagian atas yang dapat sembuh
sendiri disertai batuk, tidak ada tanda2 pneumonia atau tidak ada riwayat PPOK, bronchitis
kronik atau emfisema.
Meliputi hidung, sinus, faring, laring, dan saluran udara besar.

Anatomi saluran napas atas


ETIOLOGI
 Paling sering disebabkan oleh virus, 15% oleh bakteri.
 Virus  rhinovirus (paling sering), virus influenza, adenovirus.
 Bakteri  S. pyogenes, streptococcus group A

FAKTOR RISIKO
 Kontak erat dengan anak-anak (banyak anak2 saling menularkan di sekolah)
 Pasien dengan asma dan rhinitis alergi
 Merokok
 Kurang minum/banyak minum air dingin  menyebabkan lapisan mukosa saluran
napas atas kering dan rentan terjangkit virus dan bakteri
 Makan dengan tangan kotor
 Individu system imun yang rendah (HIV, fibrosis, konsumsi kortikosteroid,
transplantasi, splenectomy)
 Polip nasal, dismorfik wajah (anatomi)

PATOFISIOLOGI
Virus dan bakteri dapat ditularkan melalui udara, terutama jika seseorang yang terinfeksi
batuk atau bersin. Kuman langsung menginvasi mukosa saluran napas atas (menghirup udara
terinfeksi) dapat dicegah dengan:
Pertahanan saluran napas
1. lapisan rambut yang menjebak pathogen
2. lendir yang menjebak pathogen
3. sudut antara faring dan hidung yang mencegah partikel jatuh ke saluran udara
4. sel bersilia di saluran udara bawah yang mengangkut pathogen kembali ke faring
5. sistem imun humoral (tonsil dan adenoid)

kuman masuk ke dalam mukosa saluran pernapasan  melewati pertahanan saluran napas 
melalui mekanisme produksi toksin, protease, faktor penempelan bakteri, pembentukan
kapsul (mencegah fagositosis)  menginvasi sel-sel saluran napas  mengakibatkan reaksi
inflamasi  respons pembengkakan lokal, eritema, edema, sekresi mukosa berlebih, demam
sebagai respons sistemik.

GEJALA KLINIS
Batuk, sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, demam ringan, nyeri pada
tulang wajah, bersin, lemas, nyeri otot.
Muncul setelah 1-3 hari setelah paparan, berlangsung 7-10 hari, bertahan hingga 3 minggu.

TATALAKSANA
 Karena disebabkan oleh virus dan dapat sembuh sendiri, terapi bersifat suportif.
 Kompres hangat, perbanyak minum air putih, irigasi hidung
 Pengobatan  dekongestan atau kombinasi dekongestan-antihistamin, vitamin C,
tidak perlu antibiotic
 Vaksinasi

PROGNOSIS
Biasanya dapat sembuh total dan sembuh sendiri

EDUKASI
 Menjaga kesehatan tubuh  makanan bergizi seimbang, menjaga kebersihan,
vaksinasi
 Pada pasien ISPA, hindari penularan kepada orang lain  tutup hidung dan mulut
ketika bersin, buang tisu yang sudah dipakai
 Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
 Gunakan masker terstandar saat berada di tempat umum.
 Cukup minum air putih.

Anda mungkin juga menyukai