Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK KEBAKARAN HUTAN & LAHAN DISEKTOR

EKONOMI MASYARAKAT
Untuk Memenuhi Tugas Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Tentang Bencana Kebakaran Hutan & Lahan

Kelas : XI-H

Kelompok I :

1. AVILLA EKACHINTA TAHAN 0062107705


2. AZIRA KEYZA ZEGASARI 0067691776
3. HATTA MATHA’IL FAJAR 0062656514
4. NAHLA AISYA WIDODSI 0064492215
5. SITI INNAYAH FAHRUNISA 0065028344
6. SYABAN YOGA SAPUTRA 0068707108
7. SYAMSUL SYANI 0068591618

Guru Fasilitator :

Bawi Selinta, S.Pd.

NIPPPK : 19930601 202221 2 015

SMAN 3 PANGKALAN BUN

(30201846) JL. CILIK RIWUT II, Madurejo, Kec. Arut Selatan, Kab. Kotawaringin Barat
Prov. Kalimantan Tengah 74181
Essay ini mengangkat tema tentang dampak dari permasalahan kebakaran hutan dan lahan
pada aspek ekonomi di kehidupan masyarakat. Salah satu dampak dari kebakaran hutan dan
lahan adalah rusaknya sektor pertanian dan perkebunan yang memicu terjadinya gagal
panen, berkurangnya produktivitas tanaman, dan merusak tanah. Hal ini mengakibatkan
kerugian oleh para pemilik lahan dan perkebunan. Selain itu, sektor industri hutan,
parawisata dan sektor lain yang berhubungan dengan aspek kesejahteraan masyarakat juga
terdampak oleh pengaruh kebakaran hutan dan lahan ini. Secara sudut pandang besar,
dampak kebakaran hutan dan lahan tidak hanya berfokus pada linkungan saja, tetapi juga
memiliki kosekuensi pada bidang ekonomi yang dapat memicu dampak buruk bagi sektor-
sektor di dalamnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami dan mengetahui cara
mengatasi dampak-dampak ini guna melindungi keberlanjuatan ekonomi masyarakat dimasa
depan.

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) akhir-akhir ini menjadi masalah serius yang sangat
sulit untuk ditangani, hal ini menyebabkan beberapa dampak yang sangat signifikan pada
berbagai sektor kehidupan manusia. Salah satu sektor yang terdampak adalah sektor
ekonomi. Mengapa karhutla yang notabene bisa dikatakan jauh dari istilah perekonomian
bisa berpengaruh disektor tersebut? Hal ini dapat terjadi, karena banyak negara-negara yang
bergantung dari sumber daya alam (SDA) yang mereka miliki sebagai sumber utama
pendapatan masyarakat mereka, seperti dibidang pertanian dan perkebunan, bidang
parawisata dan ekowisata, serta bidang industri yang membutuhkan sumber daya alam.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama periode
Januari – Agustus 2023 indikasi luas karhutla di Indonesia sudah mencapai 267.935,59
hektare (ha). Luas lahan yang terbakar itu lebih dari tiga ribu kali lipat area Monumen
Nasional (Monas) yang luasnya hanya 80 ha.

Berdasarkan publikasi Bank Dunia (World Bank) tahun 2019 dalam Indonesia Economic
Quarterly Reports (IEQ) menyebutkan, kerugian Indonesia terdampak kebakaran hutan dan
lahan tahun 2019 mencapai US$5,2 miliar atau setara dengan Rp 72,95 triliun. Penghitungan
kerugian ekonomi ini berdasarkan kebakaran hutan masif yang terjadi di delapan provinsi,
yaitu: Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kalimantan Barat,
Jambi, Kalimantan Timur dan Papua. Kerugian tersebut berasal dari karhutla yang terjadi
mulai bulan Januari hingga bulan September 2019 dengan luasan lahan yang terbakar
620.201 Ha.
Kebakaran hutan dapat menyebabkan dampak yang signifikan pada lingkungan,
masyarakat, dan ekonomi. Dampak kebakaran hutan pada aspek ekonomi dapat
menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, terutama bagi masyarakat yang bergantung
pada hasil hutan dan lahan pertanian. Berikut merupakan beberapa dampak dari masalah
karhutla.
1) Hilangnya hasil hutan dan lahan pertanian
Dampak kebakaran hutan terhadap mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada
hasil hutan dan lahan pertanian sangat serius, menciptakan gelombang kerugian ekonomi
yang melibatkan berbagai sektor. Ketika kebakaran hutan merebak, hasil hutan yang menjadi
sumber penghidupan bagi banyak komunitas dapat hilang dalam sekejap. Kayu, sebagai
bahan bangunan dan industri, terancam terbakar, sedangkan hasil hutan non-kayu seperti
tanaman obat-obatan, buah-buahan liar, dan tumbuhan bernilai ekonomis lainnya dapat
mengalami kerusakan serius.

Tidak hanya hasil hutan, lahan pertanian juga menjadi korban utama kebakaran hutan.
Tanaman padi, jagung, sayuran, dan tanaman pangan lainnya yang menjadi tulang punggung
ekonomi masyarakat agraris terancam musnah. Bukan hanya terbakar langsung oleh api,
tanaman juga dapat mati akibat asap yang tebal dan dampak buruk dari perubahan iklim
mikro di sekitar lahan pertanian.

Masyarakat yang bergantung pada hasil hutan dan lahan pertanian sebagai sumber
penghidupan mereka menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan. Hilangnya hasil
pertanian dan hutan menciptakan ketidakpastian dalam menyediakan kebutuhan dasar,
seperti pangan dan bahan bangunan, sehingga mengakibatkan penurunan pendapatan dan
kesejahteraan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan siklus kemiskinan yang
sulit diputuskan.

2) Kerugian ekonomi pada sektor perkebunan


Kebakaran hutan bukan hanya ancaman terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi
ancaman serius bagi sektor ekonomi, khususnya perkebunan. Kerugian ekonomi yang
ditimbulkan akibat kebakaran hutan dapat mencapai proporsi yang mengkhawatirkan.
Tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, karet, dan teh yang menjadi tulang punggung
ekonomi di banyak wilayah dapat mengalami kerusakan serius. Selain merugikan tanaman,
kebakaran hutan juga dapat mengakibatkan hilangnya sumber daya alam yang berkontribusi
pada perekonomian, seperti kayu, tanah subur, dan keanekaragaman hayati.

Pentingnya peran sektor perkebunan dalam perekonomian regional dan nasional


menambah dimensi serius terhadap dampak kebakaran hutan. Pembukaan lahan baru dengan
cara membakar hutan untuk perluasan perkebunan menjadi praktik yang merugikan, karena
tidak hanya merusak ekosistem alam, tetapi juga menciptakan kerugian ekonomi signifikan.
Hilangnya produktivitas tanah akibat kebakaran dapat berdampak jangka panjang,
memerlukan upaya pemulihan yang intensif dan biaya tinggi.

3) Kerugian ekonomi pada sektor pariwisata


Dampak kebakaran hutan tidak hanya terbatas pada sektor perkebunan, melainkan juga
merayap hingga sektor pariwisata, merugikan ekonomi dan potensi pendapatan masyarakat.
Pariwisata alam, yang menjadi daya tarik utama di banyak destinasi, menderita akibat
langsung dari kebakaran hutan yang melanda. Aktivitas wisata seperti hiking, camping, dan
birdwatching yang bergantung pada keindahan alam terancam terganggu, bahkan terhenti
sama sekali.

Ketika kebakaran hutan terjadi, hilangnya lanskap alam yang indah dapat membuat
destinasi pariwisata kehilangan daya tarik utamanya. Hiking trails yang terbakar, kawasan
camping yang terancam, dan habitat burung yang musnah menjadi gambaran menyedihkan
dari dampak kebakaran terhadap sektor pariwisata. Wisatawan cenderung menghindari
destinasi yang terkena bencana alam, mengakibatkan penurunan jumlah pengunjung dan
pendapatan yang signifikan.

Tidak hanya itu, kebakaran hutan juga menciptakan ketidakpastian di sekitar kondisi
udara dan kualitas udara, yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan wisatawan.
Asap tebal dari kebakaran dapat menutupi langit, mengurangi visibilitas, dan menciptakan
risiko kesehatan bagi mereka yang berada di area terdampak. Semua ini menyebabkan
potensi pendapatan dari sektor pariwisata menurun drastis.

4) Kerugian ekonomi pada sektor perdagangan


Dampak kebakaran hutan merambat luas hingga sektor perdagangan, menciptakan
gelombang kerugian ekonomi yang melibatkan berbagai aktivitas perdagangan, pengiriman
barang, dan layanan. Ketika kebakaran hutan melanda, aktivitas perdagangan menjadi
terganggu karena kendala logistik yang parah. Pengiriman barang dan jasa menjadi sulit
dilakukan akibat jalan yang terputus, gangguan lalu lintas, dan kondisi cuaca yang tidak
stabil. Perusahaan perdagangan menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelancaran
rantai pasokan mereka, menyebabkan penundaan dalam distribusi produk dan penurunan
produktivitas secara keseluruhan.

Tidak hanya sektor perdagangan, namun kebakaran hutan juga menciptakan hambatan
signifikan dalam aktivitas pabrik dan industri. Banyak industri bergantung pada bahan baku
yang diperoleh dari hutan, dan ketika sumber daya tersebut terancam oleh api, produksi
pabrik menjadi terhambat. Sektor industri yang mengandalkan kayu, minyak nabati, atau
bahan baku alam lainnya dari hutan menghadapi risiko serius terkait keberlanjutan
operasional mereka.

Gangguan ini dapat berdampak jangka panjang pada ekonomi lokal dan nasional.
Hilangnya produksi dan pendapatan dari sektor perdagangan dan industri dapat menciptakan
ketidakstabilan ekonomi yang memerlukan upaya pemulihan yang besar. Selain itu, reputasi
perdagangan negara dapat terkena dampak negatif di pasar internasional akibat
keterlambatan dan penurunan kualitas produk.

• Mitigasi Dalam Mengatasi Dampak Buruk Kebakaran Hutan Dan Lahan

Pentingnya pencegahan kebakaran hutan dan perlindungan terhadap ekosistem menjadi


semakin kritis dalam mendukung mata pencaharian masyarakat yang rentan. Upaya
konservasi, pendidikan tentang prakarsa keberlanjutan, dan penguatan infrastruktur untuk
mengurangi risiko kebakaran dapat membantu menjaga keberlanjutan hasil hutan dan lahan
pertanian, serta melindungi mata pencaharian masyarakat yang bergantung padanya.

Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan menjadi imperatif untuk


melindungi sektor perkebunan dan mencegah kerugian ekonomi yang lebih lanjut.
Kesadaran akan dampak serius ini harus mendorong pihak-pihak terkait, baik pemerintah
maupun pelaku industri, untuk bekerja sama dalam upaya konservasi lingkungan dan
perlindungan aset ekonomi yang berharga.
Upaya pemulihan dan perlindungan terhadap destinasi pariwisata yang terkena dampak
kebakaran hutan menjadi kunci untuk membangun kembali kepercayaan wisatawan dan
merestorasi daya tarik destinasi. Keterlibatan pemerintah, masyarakat lokal, dan pemangku
kepentingan lainnya merupakan kunci dalam merancang strategi pemulihan yang efektif,
serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan untuk mendukung
industri pariwisata berkelanjutan.

Pentingnya mengurangi risiko kebakaran hutan dan melindungi ekosistem menjadi


semakin jelas seiring dengan perubahan lanskap ekonomi. Melibatkan pemerintah, dunia
usaha, dan masyarakat dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dapat membantu
mengurangi kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh ancaman ini dan mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa kebakaran hutan bukan hanya bencana
alam, tetapi juga ancaman serius terhadap mata pencaharian dan stabilitas ekonomi
masyarakat, serta keberlanjutan sektor-sektor kunci seperti perkebunan, pariwisata, dan
perdagangan. Oleh karena itu, kerusakan yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dapat
menciptakan celah ekonomi yang sulit diisi, merugikan tidak hanya petani tetapi juga
industri yang terkait.

Tim tanggap yang terlatih dan dilengkapi dengan peralatan modern dapat memberikan
respons yang lebih efektif dan efisien dalam memadamkan kebakaran hutan. Implementasi
solusi ini tidak hanya dapat mengurangi kerugian ekonomi yang ditimbulkan, tetapi juga
dapat menjaga kelestarian hutan dan lingkungan untuk generasi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai