Anda di halaman 1dari 72

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) berbentuk kegiatan belajar aktif dan


pengalaman belajar di lapangan yaitu rumah sakit atau puskesmas yang
memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar dalam keadaan
tatanan nyata. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kami SMK AL
MUHADJIRIN 2 akan melaksanakan praktek keperawatan, khususnya
Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi peserta didik.
Selama melaksanakan Praktek kerja lapangan (PKL), peserta didik
diberi kesempatan untuk menerapkan kemampuan kognitif. Komunikatif
dan keterampilan keperawatan dasar dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Pendekatan system dan tehnik komunikasi yang
terapeutik.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Prakerin

 Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PRAKERIN).


Peserta didik diharapkan mampu menerapkan kemampuan kognitif dan
komunikatif kepada klien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya
serta mampu. Menerapkan asuhan keperawatan dasar kepada klien dan
keluarganya.
 Tujuan Khusus

Setelah mengkuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


diharapkan peserta didik mampu :
a. Menciptakan hubungan antara manusia khususnya dengan klien,
keluarganya dan semua anggota tim kesehatan
b. Mendemonstrasikan keterampilan berkomunikasi secara terapeutik
dalam setiap aktivitas keperawatan
c. Melakukan pengkajian dalam rangka mengidentifikasi maslah -
smasalah klien secara akurat
d. Merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan dasar sesuai
dengan kebutuhan klien pada berbagai tingkat usia
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan dasar yang telah dilakukan

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.3.1 Manfaat Bagi Kemensos

a. Mendapatkan tenaga kerja sementara dengan “upah seikhlasnya”


b. Mendukung program pendidikan pemerintah dalam bidang
kesehatan
c. Meningkatkan citra kemensos
d. Meningkatkan produktivitas kerja kemensos
e. Dapat mengenal lebih kualitas peserta didik yang berlatih di
kemensos

1.3.2 Manfaat Bagi Peserta Prakerin

a. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa – siswi itu


sendiri, karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat
didunia usaha/industry
b. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses Pendidikan
c. Menambah skills, keterampilan dan gagasan seputar dunia usaha dan
industri secara professional
d. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta
memberikan pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja
e. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
profesional, dengan keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan zaman
f. Menyusun kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan dunia
Industri

1.4 Sistematika Penulisan

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Pelaksanaan Prakerin

1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.3.1 Manfaat bagi Kemensos

1.3.2 Manfaat bagi peserta Prakerin

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran umum Kementerian Sosial / Kemensos

2.1.1 Sejarah singkat Kementerian Sosial / Kemensos


2.1.2 Visi misi Kementerian Sosial / Kemensos

2.1.3 Struktur organisasi Kementerian Sosial / Kemensos

2.2 Uraian kegiatan

2.3 Jadwal kegiatan

BAB III BAHASAN DAN TEMUAN

3.1 Kajian Teori

3.1.1 Definisi penyakit

3.1.2 Etiologi

3.1.3 Tanda dan Gejala

3.1.4 Patogenesis

3.1.5 Penatalaksanaan

3.2 Diagnosa Keperawatan

3.3 Intervensi

BAB IV TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian

4.2 Diagnosa

4.3 Intervensi

4.4 Implementasi

4.5 Evaluasi

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Gambaran Umum Kementerian Sosial / Kemensos

2.1.1 Sejarah Singkat Kementerian Sosial / Kemensos

 Masa Awal Kemerdekaan

Menteri Sosial pertama pada masa awal kemerdekaan


dipercayakan pada Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang berada waktu itu
membawahi kurang lebih 30 orang pegawai bagi Anggota
Perburuhan dan Anggota Sosial. Hampir seluruh pegawai tersebut
kurang/tidak berpengetahuan dan berpengalaman cukup mendalam
dalam anggota perburuhan dan anggota sosial. Pada awalnya kantor
Kementerian Sosial berlokasi di Jalan Cemara no. 5 Jakarta namun
pada waktu Ibu kota Republik Indonesia pindah ke Yogyakarta, pada
tanggal 10 Januari 1946 kantor Kementerian Sosial ikut pindah ke
gedung Seminari di Jl. Code Yogyakarta. Yang belakang sekali
ketika pemerintahan Republik Indonesia pindah kembali ke Jakarta,
Kantor Kementerian Sosial menempati kantor di Jalan Ir.Juanda 36
Jakarta Pusat, dan mengalami perpindahan lokasi lagi ke Jalan
Salemba Raya 28 Jakarta Pusat hingga sekarang.
 Masa Pembubaran ( Likuidasi )

Pada ketika pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,

Departemen Sosial (Kementerian Sosial) dan Departemen

Penerangan ditiadakan. Ketika itu Presiden Abdurrahman Wahid

menggagas bahwa pelayanan kesejahteraan sosial cukup dilakukan

oleh penduduk. Namun keadaan bercakap lain, secara tidak diduga


pula, ketika itu muncul beragam masalah kesejahteraan sosial seperti

bencana dunia, bencana sosial, populasi anak jalanan dan anak

terlantar semakin bertambah terus jumlahnya, sehingga para mantan

petinggi Kementerian Sosial pada waktu itu menggagas bagi

dibuatnya sebuah Badan yang berada langsung di bawah Presiden,

maka terbentuklah Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN)

 Masa Penggabungan

Terbentuknya BKSN ini permasalahan tidak segera terentaskan,


malah yang terjadi serba kekurangan karena tidak berimbangnya
populasi permasalahan sosial dengan petugas yang dapat
menjangkaunya dan kewenangan BKSN juga sangat terbatas. Dengan
pertimbangan seperti itu maka pada Kabinet Persatuan Nasional,
Kementerian Sosial dimunculkan kembali tetapi digabung dengan
Departemen Kesehatan. Nomenklaturnya dijadikan Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Gagasan penggabungan ini juga
tidak memberikan solusi permasalahan kesejahteraan sosial secara
memadai, padahal populasi permasalahan sosial semakin kompleks.
Yang belakang sekali pada masa Kabinet Gotong Royong,
Kementerian Sosial difungsikan kembali bagi mengadakan tugas-
tugas pembangunan di anggota kesejahteraan social.

2.1.2 Visi Misi Kementerian Sosial / Kemensos

 Visi

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian


Berlandaskan Nilai dan Gotong Royong
 Misi
Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju
dan Sejahtera

2.1.3 Struktur organisasi Kementerian Sosial / Kemensos

2.2 Uraian kegiatan

2.2.1 TTV

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan dan


posisi (lihat keadaan pasien)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:


Baki dan pengalas

Bak instrument

Thermometer raksa dalam tempatnya

3 gelas/botol kaca yang berisi larutan : sabun, desinfektan
dan air bersih
 Sphygmomanometer raksa
 Stetoskop
 Bengkok
 Tissue
 Arloji/Jam tangan
 Buku catatan TTV dan alat tulis
 APD (Sarung tangan bersih)
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan


TAHAP KERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai tindakn dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Mengatur posisi pasien supinasi

11. Menempatkan diri di sebelah kanan pasien bila memungkinkan

12. Memasang manset 2 jari di atas mediana cubiti, selang sejajar arteri
brachialis

13. Meraba denyut arteri branchialis

14. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri tersebut

15. Menutup sekrup balon, membuka penguci air raksa

16. Memompa manset hingga tidak terdengar denyut arteri

17. Melakukan validasi dengan mengulangi mulai poin 40-41 (bila hasil
pengukuran keduanya beda, ulangi sekali lagi)

18. Menguci air raksa dan melepas manset

19. Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan

Pengukuran suhu dan pernafasan

20. Membersihkan axilla pasien pada lengan yang jauh

21. Membebaskan axilla dengan tissue

22. Memeriksa thermometer, pastikan pada skala dibawah 35° C bila


belum turunkan dengan cara menggibaskan thermometer
23. Memasang reservoir thermometer tepat pada tengah axilla

24. Menyilangkan tangan didepan dada, memegang bahu

25. Menghitung pernafasan klien/pasien

26. Memgangkat termometer setelah 10 menit

27. Mengusap termometer dengan tissue kering kearah reservoir

28. Membaca hasil pengukuran dan mencatatat hasil

29. Membersihkan termometer : mencelupkan kedalan air sabun kemudian


usap kearah reservoir, merendam ke dalam larutan desinfektan
selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan usap dari arah reservoir

30. Menurunkan air raksa

31. Mengembalikan thermometer ketempatnya

Pengukuran denyut nadi

32. Menentukan tempat pengukuran denyut nadi dengan menggunakan 2


atau 3 jari (telunjuk, tengah dan manis)

33. Setelah didapatkan nadi mulai menghitung sekurang – kurangnya ½


menit untuk pasien aritmia dan pasien anak-anak

34. Mencatat hasil pengukuran

TAHAP TERMINASI

35. Tanyakan kemnyamannan kepada pasien

36. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

37. Merapikan pasien

38. Membereskan semua alat intruksi kerja

39. Melepas alat pelindung diri


40. Berpamitan dengan pasien

41. Ucapkan salam dan buka tirai

42. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

43. Cuci tangan

DOKUMENTASI

44. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang dicapai/evaluasi

2.2.2 Memandikan

NO ASPEK YANG DINILAI


TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan


dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
• Pakaian bersih 1 stel
• Baskom mandi 2 buah
• Air hangat
• Washlap 2 buah
• Perlak dan handuk kecil 1 buah
• Handuk besar 2 buah
• Selimut mandi/ kain penutup
• Celemek
• Tempat tertutup untuk pakaian kotor
• Sabun mandi
• Bedak
• Sarung tangan bersih
• Sisir rambut
• Rak handuk
• Sketsel
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan Namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAP KERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Menanyakan kesiapan klien sebelum tindakan di mulai

11. Merapikan selimut mandi kemudian melepas pakaian atas pasien


dan menutupnya kembali dengan selimut mandi
12. Membentangkan perlak kecil & handuk kecil di bawah kepala,
menawarkan pasien menggunakan sabun / tidak kemudian
membersihkan muka, telinga dengan washlap basah dan
mengeringkan dengan handuk yang berada di bawah kepala
13. Menggulung perlak & handuk kemudian ditaruh di dalam tempat
linen kotor yang tertutup
14. Memasang handuk besar di atas dada kemudian menurunkan
selimut mandi ke bagian perut & kedua tangan klien diletakkan
diatas handuk
15. Membasahi tangan klien dengan washlap air bersih, disabun
kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan dari ekstremitas
terjauh klien) , dikeringkan dengan handuk yang bearda diatasnya
16. Meletakkan kedua tangan yang sudah bersih dibagian kepala
mengarah keatas, kemudian membersihkan dada dan perut pasien
dari bawah handuk yang menutupi dada,dengan washlap basah,
disabun, dibilas dengan air bersih dan dikeringkan dengan handuk
yang berada diatas dada pasien
17. Memiringkan pasien kearah perawat dan membentangkan handuk
di belakang punggung hingga bokong
18. Membasahi punggung hingga bokong dengan washlap, di sabun
kemudian dibilas dengan air hangat & dikeringkan dan memberi
bedak pada punggung
19. Mengembalikan ke posisi telentang kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian atas
20. Mengambil handuk yang berada di atas dada untuk dimasukkan ke
tempat linen kotor dan mengambil handuk yang berada di bawah
punggung untuk di bentangkan dibawah kaki pasien
21. Melepas pakaian bawah pasien dengan tetap menjaga privacy
pasien
22. Menekuk kaki, kemudian membasahi kaki mulai dari pergelangan
sampai pangkal paha disabun dibilas dengan air bersih kemudian
dikeringkan dan melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang
lain
23. Mengambil handuk dibawah kaki pasien dan meletakkan ketempat
linen kotor
TAHAP TERMINASI
25. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

26. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

27. Merapikan pasien

28. Membereskan semua alat intruksi kerja

29. Melepas alat pelindung diri


30. Cuci tangan

31. Berpamitan dengan pasien

32. Ucapkan salam dan buka tirai

33. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

34. Cuci tangan

DOKUMENTASI

35. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang dicapai/evaluasi

2.2.3 Mencuci Rambut

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan dan


posisi (lihat keadaan pasien)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:

 Handuk 2 buah
 Talang
 Peniti/penjepit
 Kain pel
 Baskom berisi air hangat
 Gayung
 Sampo
 Sisir 2 buah
 Kain kasa dan kapas
 Ember kosong
 Sarung tangan bersih
 Bengkok berisi larutan desinfektan 2-3%
 Celemek
 Alat pengering rambut
TAHAP ORIENTASI
4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAPKERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai tindakan dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Memakai celemek dan sarung tangan

11. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi

12. Mengatur posisi tidur pasien yaitu kepala di pinggir tempat tidur

13. Memasang handuk dibawah kepala kemudian memasang ember yang


dialasi kain pel dan memasang talang dengan ujung berada di dalam
ember

14. Menutup dada dengan handuk sampai leher kemudian menyisir rambut
dari ujung kepangkal

15. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain kassa

16. Menyiram dengan air hangat, menggosok/ memijit kulit kepala dan
rambut dengan sampo meggunakan kasa dan membilas rambut dengan
air sampai bersih

17. Melepas penutup telinga dan penutup mata kemudian mengangkat


talang dan memasukkan kedalam ember bekas air mencuci rambut,
mengeringkan rambut dengan handuk kemudian dengan pengering dan
menyisir rambut

18. Merapikan pasien untuk tindakan berikutnya

TAHAP TERMINASI

19. Tanyakan ke nyamanan kepada pasien

20. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

21. Merapikan pasien

22. Membereskan semua alat intruksi kerja


23. Melepas alat pelindung diri

24. Cuci tangan

25. Berpamitan dengan pasien

26. Ucapkan salam dan buka tirai

27. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

28. Cuci tangan

DOKUMENTASI

29. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang dicapai/evaluasi

2.2.4 Perawatan Parineal

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan

dan posisi (lihat keadaan pasien)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat :

• Bak instrument berisi handscoon


• Alas bokong
• Bengkok
• Korentang beserta tempatnya
• Pispot
• Tempat tempat baju kotor
• Baki / nampan beserta alasnya
• Sampiran
• Handuk
• Phantom vagina
• Kapas DTT dalam kom tertutup
• Air cebok
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAP KERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

9. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan perawatan perineum

10. Mengganti sarung tangan steril

11. Mengambil phantom vagina dan peralatan perawatan perineum,

meletakkan perlak kecil dibawahnya

12. Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk, bersihkan labia

mayora, labia minora, vestibulum dan perineum

13. Membersihkan labia mayor sebelah kanan dari depan ke belakang

1 kapas untuk 1 kali usapan lakukan hingga bersih

14. Membersihkan labia mayor sebelah kiri dari depan ke belakang 1

kapas untuk 1 kali usapan lakukan hingga bersih

15. Membersihkan labia minor sebelah kanan dari depan ke belakang

1 kapas untuk 1 kali usapan lakukan hingga bersih

16. Membersihkan labia minor sebelah kiri dari depan ke belakang 1

kapas untuk 1 kali usapan lakukan hingga bersih

17. Bersihkan permukaan vestibulum hingga perineum dengan sekali


usap hingga bersih

18. Mengeringkan dengan tisu kemudian mengambil perlak

19. Membantu pasien menggunakan pakain bawah

20. Membereskan alat dan merapikan pasien

TAHAP TERMINASI

21. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

22. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

23. Merapikan pasien

24. Membereskan semua alat intruksi kerja

25. Melepas alat pelindung diri

26. Berpamitan dengan pasien

27. Ucapkan salam dan buka tirai

28. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

29 Cuci tangan

DOKUMENTASI

30. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang

dicapai/evaluasi

2.2.5 Bed Making

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan dan


posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:

 Bed standar
 Trolley
 Baki dan pengalas
 Sprei
 Stik laken
 Perlak (Zeil)
 Sarung bantal
 Selimut
 Tempat linen kotor bertutup
 Larutan desinfektan dalam botol semprot
 Lap kerja 3 buah
 Hand scoon bersih
 Celemek
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAPKERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai tindakn dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Turunkan penghalang tempat tidur. Atur tinggi tempat tidur pada
posisi yang memudahkan perawat bekerja. Atur posisi klien, bila perlu
angkat bantal

11. Posisikan pasien pada tempat yang memungkinkan untuk mengganti


alat tenun kemudian miringkan pasien ke arah berlawanan dengan
perawat dan pasang pengaman tempat tidur (bila ada)

12. Menempatkan bantal dibawah kepala pasien

13. Miringkan klien ke arah yang berlawanan dengan posisi perawat

14. Melepaskan alat tenun dari bawah dimana perawat berdiri

15. Menggulung alat tenun sampai ke punggung pasien


16. Membersihkan tempat tidur sebelah tempat perawat berdiri dengan
menggunakan desinfektan

17. Membentangkan sprei bersih memanjang dengan lipatan tengahnya


tepat pada bagian tengah tempat tidur

18. Menyisipkan sprei bagian kepala dan kaki ke bawah kasur

19. Membentangkan perlak dan stik laken

20. Menyisipkan sprei dan perlak beserta stik laken ke bawah kasur dari
arah kepala ke kaki pasien dengan membentuk sudut

21. Menelentangkan pasien

22. Memiringkan pasien ke arah sisi perawat, bila pasien tidak mampu
maka dibantu perawat lain yang memegang atau menahan bagian bahu
dan paha pasien dari sisi lain dan memasang pengaman tempat tidur
(bila ada)

23. Perawat pindah ke sisi lain dengan membawa alat kebersihan

24. Mengangkat sprei, perlak dan stik laken yang kotor dengan bagian
kotor berada di dalam dan memasukan ketempat laken kotor

25. Membersihkan tempat tidur seperti yang dilakukan pada sisi


sebelumnya

26. Menarik sprei bersih, perlak dan stik laken pada punggung pasien lalu
bentangkan sampai rata

27. Menyisipkan sprei, perlak dan stik laken dari bagian kepala ke kaki
kebawah kasur kemudian membuat sudut

28. Menelentangkan pasien

29. Mengangkat bantal, diratakan isinya dan diganti sarungnya dengan


yang bersih, lalu diletakan kembali dibawah kepala pasien

30. Mengganti selimut yang kotor dengan yang bersih kemudian


menyisipkan selimut bagian kaki ke bawah kasur

TAHAP TERMINASI

31. Tanyakan kemnyamannan kepada pasien

32. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

33. Merapikan pasien


34. Membereskan semua alat intruksi kerja

35. Melepas alat pelindung diri

36. Berpamitan dengan pasien

37. Ucapkan salam dan buka tirai

38. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

39. Cuci tangan

DOKUMENTASI

40. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang


dicapai/evaluasi

2.2.6 Menggunting Kuku

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan dan


posisi (lihat keadaan pasien)

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:

 Pengalas (perlak kecil dan alasnya)


 Gunting kuku
 Handuk
 Bengkok berisi lisol 3%
 Baskom berisi air hangat
 Sabun
 Sikat kuku
 Sarung tangan bersih
 Aseton (jika perlu untuk menghilangkan cat kuku)
 Kapas
 Celemek
TAHAP ORIENTASI
4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan pada
keluarga psien

TAHAPKERJA

6. Berikan kesempatan pada keluarga klien untuk bertanya

7. Memulai tindakan dengan cara yang baik

8. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

9. Memakai celemek dan sarung tangan

10. Memasang pengalas di bawahnya kemudian merendam tangan dalam


baskom berisi air hangat selama 1-2 menit untuk melunakkan kuku,
jika kuku sangat kotor sikat kuku dan sabun kemudian bilas dengan air
hangat dan keringkan dengan handuk

11. Meletakkan tangan diatas bengkok berisi lisol 3% supaya kuku tidak
berserakan. Potong kuku pada jari tangan sesuai dengan lengkungan
kuku

12. Setelah selesai, masukkan gunting kuku kedalam bengkok setelah


dipotong, kikir kuku agar rapi, rata dan halus

13. Memasang pengalas di bawahnya kemudian merendam kuku kaki


dalam baskom berisi air hangat selama 1-2 menit untuk melunakkan
kuku, jika kuku sangat kotor sikat kuku dan sabun kemudian bilas
dengan air hangat dan keringkan dengan handuk

14. Meletakkan kaki diatas bengkok berisi lisol 3% supaya kuku tidak
berserakan. Potong kuku pada jari kaki sesuai dengan lengkungan kuku

15. Setelah selesai, masukkan gunting kuku kedalam bengkok setelah


dipotong, kikir kuku agar rapi, rata dan halus

16. Mengembalikan alat ke tempat semula dan posisikan pasien senyaman


mungkin

TAHAP TERMINASI

17. Merapikan pasien

18. Membereskan semua alat intruksi kerja


19. Melepas alat pelindung diri

20. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

21. Cuci tangan

DOKUMENTASI

22. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang dicapai/evaluasi

2.2.7 Membantu Makan dan Minum

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan


dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
 Piring
 Sendok
 Garpu
 Gelas minum
 Serbet
 Mangkuk berisi sayur dan tisu
 Makanan dan minuman yang disiapkan
 Sarung tangan
 Celemek
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan


pada keluarga pasien
TAHAP KERJA
6. Berikan kesempatan pada keluarga klien untuk bertanya

7. Memulai tindakan dengan cara yang baik

8. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

9. Memakai celemek dan sarung tangan

10. Beri tahu pasien

11. Atur kepala pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan

12. Bentangkan serbet di bawah dagu pasien

13. Ingatkan pasien untuk berdoa sebelum makan

14. Tawari pasien minum, jika perlu gunakan sedotan

15. Beri tahu pasien jika makanan panas / dingin, anjurkan untuk
mencicipi makanan terlebih dahulu
16. Suapkan makan sedikit demi sedikit jangan tergesa gesa untuk
menhindari tersedak
17. Setelah selesai makan, beri pasien minum, dilanjutkan dengan
pemberian obat jika ada
18. Bersihkan mulut pasien dengan tisu

TAHAP TERMINASI

19. Tanyakan kemnyamannan kepada pasien

20. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

21. Merapikan pasien

22. Membereskan semua alat intruksi kerja

23. Melepas alat pelindung diri

24. Berpamitan dengan pasien

25. Ucapkan salam dan buka tirai


26. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

27. Cuci tangan

DOKEMENTASI
28. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi

2.2.8 Mengukur TB dan BB

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan


dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
 Timbangan
 Meteran
 Sarung tangan
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAP KERJA
6. Berikan kesempatan pada keluarga klien untuk bertanya

7. Memulai tindakan dengan cara yang baik

8. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

9 Memakai celemek dan sarung tangan

10. Bantu pasien untuk naik diatas timbangan


11. Bacalah angka petunjuk jarum pada timbangan secara tepat

12. Kemudian bantu pasien untuk berdiri tegak membalikkan


badannya
13. Ukur tinggi pasien dengan menggunakan alat ukur yang tersedia

14. Membantu pasien kembali ke tempat tidurnya

TAHAP TERMINASI
15. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

16. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

17. Membantu pasien ke tempat tidur dan mengatur posisi senyaman


mungkin
18. Membereskan semua alat intruksi kerja

19. Melepas alat pelindung diri

20. Berpamitan dengan pasien

21. Ucapkan salam dan buka tirai

22. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

23. Cuci tangan

DOKUMENTASI
24. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi

2.2.9 Membantu BAB dan BAK

NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan


dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
 Pispot atau steekpan bertutup dan urinal
 Handscoon disposible
 Botol berisi air cebok
 Kapas cebok dalam tempatnya
 Kertas kloset bila tersedia
 Sampiran bila perlu
 Selimut atau kain penutup
 Bel bila tersedia
 Celemek
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan


dilakukan
TAHAP KERJA

6. Berikan kesempatan pada keluarga klien untuk bertanya

7. Memulai tindakan dengan cara yang baik

8. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

9. Memakai celemek dan sarung tangan

10. Pakaian bawah ditanggalkan, selimut kain penutup dipasang

11.1 Pasien dianjurkan membengkokkan lututnya dan menggangkat


bokong, alas bokong dipasang. Pispot disorongkan sampai
letaknya tepat dibawah bokong, jika pasien tidak dapat
melakukan sendiri perawat membantu membengkokkan lutut dan
menggangkat pinggul pasien dengan tangan kiri, tangan kanan
menyorongkan Pispot sedemikian rupa supaya letak pot tepat
12. Bel diletakkan dekat pasien
13. Bila sudah selesai kaki pasien direngangkan selimut dibuka
sedikit, rectum vulva, dibuka dan dibersihkan. Jika pasien
menginginkan cebok sendiri. Perawat membantu menyiram bila
sudah selesai tangan disiram/cuci bersih
14. Bila pasien tidak cebok sendiri, setelah disiram Pispot di angkat
dan ditutup kemudian diturunkan. Pasien dimiringkan tangan kiri
perawat membuka bokong pasien tangan kanan membersihkan
anus dengan kapas kloset lalu dibuang kedalam bengkok
dilakukan beberapa kali sampai bersih
15. Bokong dikeringkan dengan pengalas

16. Pasien dirapikan, alat dibereskan

TAHAP TERMINASI

17. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

18. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

19. Merapikan pasien

20. Membereskan semua alat intruksi kerja

21. Melepas alat pelindung diri

22. Berpamitan dengan pasien

23. Ucapkan salam dan buka tirai

24. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

25. Cuci tangan

DOKUMENTASI
26. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi

2.2.10 Oksigenasi
NO ASPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan pergerakan


dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
 Tabung oksigen dengan flowmeter
 Humidifier dengan cairan steril, air distilasi atau air
matang
 Nasal kanul dan selang
 Kasa
 Handscoon
 Celemek
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan dilakukan

TAHAP KERJA

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai tindakn dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi perintah pengobatan

11. Siapkan klien dan keluarga


- Atur kebutuhan klien semi fowler jika memungkinkan. Posisi
ini memungkinkan ekspansi dada lebih mudah sehingga
memudahkan klien untuk bernapas
- Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika petunjuk
keamanannya diperhatikan dan akan mengurangi
ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasikan kepada klien
dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan
dengan penggunaan oksigen
12. Atur peralatan oksigen dan humidifier

13. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi
- Cek apakah oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang.
Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungan tidak
bocor dan terdapat gelembung udara pada humidifier saat
oksigen mengalir lewat air. Perawat merasakan oksigen keluar
dari kanul
-Atur oksigen dengan flowmeter sesuai dengan dengan perintah,
misalnya 2-6 L/menit
14. Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai
- Letakkan kanul pada wajah klien, dengan lubang kanul masuk
ke hidung dan karet pengikat melingkar ke kepala
- Jika kanul ingin tepat berada di tempatnya, plasterkan pada
bagian wajah
- Alasi selang dengan kasa pada karet pengikat pada telinga dan
lubang pipi jika dibutuhkan
15. Kaji klien secara teratur
- Cek liter flowmeter dan tinggi air pada humidifier dalam 30
menit dan saat memberikan perawatan pada klien
- Pertahankan tinggi air di humidifier
- Pastikan petunjuk keamanan diikuti
TAHAP TERMINASI
16. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

17. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja


18. Merapikan pasien

19. Membereskan semua alat intruksi kerja

20. Melepas alat pelindung diri

21. Berpamitan dengan pasien

22. Ucapkan salam dan buka tirai

23. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

24. Cuci tangan

DOKUMENTASI

25. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang


dicapai/evaluasi

2.2.11 Pemberian Obat Peroral

NO ASSPEK YANG DINILAI

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan


pergerakan dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan

3. Siapkan alat-alat:
 Obat
 Gelas berisi air minum
 Alat pemotong
TAHAP ORIENTASI

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan


dilakukan
TAHAP KERJA
6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

7. Menanyakan keluhan utama klien

8. Memulai tindakn dengan cara yang baik

9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

10. Kaji kemampuan klien untuk minum obat per oral

11. Periksa Kembali perintah pengobatan dengan prinsip 5B (Benar


obat, Benar pasien, Benar dosis. Benar waktu, Benar rute)
12. Periksa tanggal kadaluwarsa obat, bila ada hal yang tidak sesuai

13. Siapkan baki obat lengkap dengan obat yang akan diberikan.
Cek jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengkontaminasi obat
14. Tuangkan tablet ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh
obat
15. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan
16. Jika kien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi
bubuk dengan menggunakan martil dan lump
17. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya

18. Menanyakan keluhan utama klien

19. Memulai tindakn dengan cara yang baik

20. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)

21. Kaji kemampuan klien untuk minum obat per oral

22. Periksa Kembali perintah pengobatan dengan prinsip 5B (Benar


obat, Benar pasien, Benar dosis. Benar waktu, Benar rute)
23. Periksa tanggal kadaluwarsa obat, bila ada hal yang tidak sesuai

24. Siapkan baki obat lengkap dengan obat yang akan diberikan.
Cek jumlah obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengkontaminasi obat
25. Tuangkan tablet ke dalam mangkuk disposibel tanpa menyentuh
obat
26. Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan
27. Jika kien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi
bubuk dengan menggunakan martil dan lump
TAHAP TERMINASI

28. Tanyakan kenyamanan kepada pasien

29. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja

30. Merapikan pasien

31. Membereskan semua alat intruksi kerja

32. Melepas alat pelindung diri

33. Berpamitan dengan pasien

34. Ucapkan salam dan buka tirai

35. Kembalikan alat-alat pada tempatnya

36. Cuci tangan

DOKUMENTASI
37. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi

2.2.12 Memberikan Posisi Fowler

Persiapan Alat

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Footboard
 Sarung tangan
Prosedur

 Tahap Pre Interaksi

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan


pergerakan dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat
 Tahap Orientasi

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan
 Tahap Kerja

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya


7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Memulai tindakn dengan cara yang baik
9. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan.
10. Naikkan kepala tempat tidur 45°-90° sesuai kebutuhan.
Fowler rendah atau semi fowler (15°- 45°), fowler tinggi 90°.
11. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal,
apabila ada celah di sana.
12. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.
13. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.
14. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut
dalam keadaan fleksi.
15. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) di samping
masing- masing paha.
16. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantal kecil.
17. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan,
apabila klien memiliki kelemahan pada kedua tangan tersebut.
 Tahap Terminasi

18. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja


19. Merapikan pasien
20. Membereskan semua alat intruksi kerja
21. Melepas alat pelindung diri
22. Berpamitan dengan pasien
23. Ucapkan salam
24. Kembalikan alat-alat pada tempatnya
25. Cuci tangan
26. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi

2.2.13 Memberikan Posisi Lateral

Persiapan Alat

 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Sarung tangan
Prosedur

 Tahap Pre Interaksi

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan


pergerakan dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat
 Tahap Orientasi

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan
 Tahap Kerja

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya


7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Memulai tindakn dengan cara yang baik
9. Baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur
10. Gulingkan klien hingga posisinya miring.
11. Letakkan bantal di bawah kepala dan leher klien.
12. Fleksikan bahu bawah dan posisi ke depan sehingga tubuh
tidak menopang pada bahu tersebut
13. Letakkan bantal di bawah
14. Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas sehingga
ekstremitas bertumpu secara paralel dengan permukaan
tempat tidur
15. Meletakkan bantal guling di belakang punggung kain untuk
menstabilkan posisi
 Tahap Terminasi

16. Tanyakan kenyamanan kepada pasien


17. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja
18. Merapikan pasien
19. Membereskan semua alat intruksi kerja
20. Melepas alat pelindung diri
21. Berpamitan dengan pasien
22. Ucapkan salam
23. Kembalikan alat-alat pada tempatnya
24. Cuci tangan
25. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi
2.2.14 Memberikan Posisi Dorsal Recumbent

Persiapan Alat

 Selimut
 Handscoon
Prosedur

 Tahap Pre Interaksi

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan


pergerakan dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan
 Tahap Orientasi

3. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


4. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan
 Tahap Kerja

5. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya


6. Menanyakan keluhan utama klien
7. Memulai tindakn dengan cara yang baik
8. Klien berbaring kentang dan pakaian bawah kain dibuka
9. Lutut ditekuk paha direnggangkan dan telapak kaki menapak
pada tempat tidur
 Tahap Terminasi

10. Tanyakan kenyamanan kepada pasien


11. Melakukan evaluasi tindakan instruksi kerja
12. Merapikan pasien
13. Berpamitan dengan pasien
14. Ucapkan salam
15. Cuci tangan
16. Dokumentasi: nama klien, tindakan, waktu, hasil yang
dicapai/evaluasi
2.2.15 Pemeriksaan Fisik

Persiapan Alat

 Meteran
 Timbangan BB
 Pen light
 Stetoskop
 Tensimeter atau spignowmanometer
 Termometer
 Arloji atau stopwatch
 Refleks hammer
 Otoskop
 Handschoon bersih
 Tisu
 Buku catatan perawat
Prosedur

 Tahap Pre Interaksi

1. Cek catatan klien terutama yang berhubungan dengan


pergerakan dan posisi (lihat keadaan pasien)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat-alat
 Tahap Orientasi

4. Berikan salam, panggil klien dengan namanya


5. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan yang akan
dilakukan
 Tahap Kerja

6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya


7. Menanyakan keluhan utama klien
8. Memulai tindakn dengan cara yang baik
9. Sediakan privasi bagi klien (pasang tirai)
10. Kulit
- Inspeksi
lihat ada atau tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna
kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi rambut kulit
- Palpasi
diraba dan tentukan turgor kulit elastik atau tidak tekstur
(kasar/halus), suhu akral dingin atau hangat
11. Rambut
- Inspeksi
distribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak,
bercabang atau tidak

- Papasi
mudah rontok atau tidak, tekstur (kasar/halus)
12. Kuku
- Inspeksi
Catat mengenai warna: biru: sianosis, merah: peningkatan
visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena hypoxia pada kanker
paru, beau's lines pada penyakit difisisensi fe/ anemia fe.
- Palpasi
Catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler
refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik).
13. Kepala
- Inspeksi
Lihat kesimetrisan wajah, jika muka kanan dan kiri berbeda
atau misalnya lebih condong ke kanan atau ke kiri itu
menunjukkan ada parese/kelumpuhan.
- Palpasi
Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri
dengan menekan kepala sesuai kebutuhan.
14. Mata
- Inspeksi
Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris kanan dan kiri
atau tidak, refleks kedip baik/tidak, konjungtiva dan mata
masih dapat melihat/membaca yang seharusnya di baca pada
jarak 2 m.
- Palpasi
Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan
intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien
glaukoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.
15. Hidung
- Inspeksi
Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada
sekret.
- Palpasi
Apakah ada nyeri tekan atau tidak dan ada massa atau tidak
16. Telinga
-
 Tahap Terminasi

2.3 Jadwal kegiatan

Pelaksanaan prakerin bertempat di Kementerian Sosial Bekasi Timur.


Kegiatan prakerin berlangsung selama 30 hari mulai tanggal 26 Desember s/d
27 Januari 2023.

Kegiatan praktik kerja industri (PRAKERIN) dibagi menjadi 3 tempat,


yaitu:

Tempat Hari Kerja Jam Kerja


Budi Dharma (PL 1) Senin s/d Sabtu 07.00 – 16.00
Tan Miyat (PL 2) Senin s/d Sabtu 07.30 - 16.00
Pangudi Luhur (PL 3) Senin s/d Jumat 07.30 – 16.00
Budi Dharma (PL 1)
Hari/Tanggal Jam Kegiatan
08.00 Datang
10.00 Mengukur tekanan darah Tn. A
10.05 Mengukur tekanan darah Tn. C
11.30 Mengantarkan makan siang
Senin, 26-12-2022
11.45 Melakukan bed making Tn. H
12.00-13.00 Ishoma
15.00 Mengantarkan makan sore
16.00 Pulang
07.25 Datang
07.30 Mengantarkan makan pagi
08.30 Menggunting kuku tangan Tn. K
10.00 Mengukur tekanan darah Tn. A
Observasi pemasangan oksigen,
Selasa, 27-12-2022 11.45
NGT, kateter urine, dan infus Tn. Z
11.00 Mengantarkan makan siang
12.00-13.00 Ishoma
15.00 Mengantarkan makan sore
16.00 Pulang
Rabu, 28-12-2022 06.00 Datang
Memandikan dan membantu posisi
06.00
lateral Ny. N
06.20 Membantu BAK Tn. S
Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK,
07.25
perawatan perineal, dan membantu
posisi dorsal recumbent Tn. T
07.50 Menyuapi Tn. T
10.30 Mengantarkan makan siang
11.00 Pemberian obat Tn. H
12.00-13.00 Ishoma
14.00 Membantu BAB Ny. N
14.30 Mengantarkan makan sore
15.00 Menyuapi Tn. T
16.00 Pulang
06.30 Datang
07.00 Mengantarkan makan pagi
Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK dan
07.30 BAB, perawatan perineal, dan
membantu posisi dorsal recumbent
Tn. T
09.50 Melakukan TTV Ny. Y
10.30 Melakukan bed making Tn. M
10.35 Melakukan bed making Tn. H
Kamis, 29-12-2022 12.00-13.00 Ishoma
14.00 Melakukan TTV Ny. W
14.10 Melakukan TTV Ny. P
Membantu mencatat hasil TTV Tn.
14.30
L
Membantu mencatat hasil TTV Tn.
14.35
T
14.45 Melakukan TTV Tn. H
15.20 Mengantarkan makan sore
15.25 Menyuapi Tn. T
16.00 Pulang
Jumat, 30-12-2022 06.30 Datng
07.05 Mengantarkan makan pagi
07.30 Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK,
perawatan perineal, dan membantu
posisi dorsal recumbent Tn. T
11.00 Mengantarkan makan siang
12.00-13.00 Ishoma
14.15 Pemberian obat Tn. H
15.00 Mengantarkan makan sore
15.15 Menyuapi Tn. T
16.00 Pulang
06.10 Datang
06.30 Memandikan dan membantu posisi
lateral Ny. N
06.45 Membantu BAK Tn. S
08.40 Melakukan bed making Tn. A
11.00 Mengantarkan makan siang
Sabtu, 31-12-2022
11.35 Melakukan TTV Tn. A
11.45 Melakukan TTV Ny. N
11.55 Menggunting kuku tangan Ny. N
12.00-13.00 Ishoma
15.00 Mengantarkan makan sore
13.00 Pulang
Senin, 02-01-2023 06.30 Datang
06.50 Melakukan bed making Ny. J
07.15 Mengantarkan makan pagi
07.45 Melakukan bed making Tn. H
07.50 Melakukan bed making Tn. K
07.55 Melakukan bed making Tn. M
08.20 Pemberian obat Tn. H
08.30 Melakukan TTV Tn. K
08.35 Membantu mencatat hasil TTV Tn.
U
08.40 Melakukan TTV Tn. C
08.45 Membantu mencatat hasil TTV Tn.
A
08.50 Melakukan TTV Tn. D
08.55 Membantu mencatat hasil TTV Tn.
W
09.20 Pemberian obat Tn. D dan Tn. U
11.00 Mengantarkan makan siang
12.00-13.00 Ishoma
14.45 Mengantarkan makan sore
15.20 Menyuapi Ny.S
16.00 Pulang
06.30 Datang
07.15 Mengantarkan makan pagi
08.00 Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK dan
BAB, perawatan perineal, dan
Selasa, 03-01-2023 membantu posisi dorsal recumbent
Tn. T
10.30 Mengantarkan makan siang
14.00 Pemeriksaan fisik Tn. D
14.30 Mengantarkan makan sore
16.00 Pulang
Rabu, 04-01-2023 06.30 Datang
07.15 Mengantarkan makan pagi
07.30 Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK dan
BAB, perawatan perineal, dan
membantu posisi dorsal recumbent
Tn. T
09.30 Pemberian obat Tn. A dan Tn. R
09.40 Pemberian obat Tn. H
10.30 Mengantarkan makan siang
12.00-13.00 Ishoma
14.00 Kunjugan pembimbing sekolah
15.00 Mengantarkan makan sore
16.00 Pulang
06.30 Datang
07.30 Mengantarkan makan pagi
07.45 Melakukan bed making Tn. H
Membantu posisi fowler,
memandikan,, membantu BAK dan
07.50 BAB, perawatan perineal, dan
membantu posisi dorsal recumbent
Tn. T
Kamis, 05-01-2023 08.35 Pemberian obat Tn. R
10.30 Mengantarkan makan siang
12.00-13.00 Ishoma
Pemeriksaan TB dan BB Tn. D, Tn.
14.00
C, Tn. A
14.40 Mengantarkan makan sore
15.30 Mengukur tekanan darah Tn. C
15.35 Mengukur tekanan darah Tn. A
16.00 Pulang
BAB III
BAHASAN DAN TEMUAN

3.1 Kajian Teori

3.1.1 Definisi Penyakit

Asma merupakan penyakit kronis yang mengganggu jalan napas


akibat adanya inflamasi dan pembengkakan dinding dalam saluran
napas sehingga menjadi sangat sensitif terhadap masuknya benda
asing yang menimbulkan reaksi berlebihan. Akibatnya saluran nafas
menyempit dan jumlah udara yang masuk dalam paru-paru
berkurang. Hal ini menyebabkan timbulnya napas berbunyi
(wheezing), batuk-batuk, dada sesak, dan gangguan bernapas
terutama pada malam hari dan dini hari (Soedarto. 2012).

3.1.2 Etiologi

Penyebab awal terjadinya inflamasi saluran pernapasan pada


penderita asma belum diketahui mekanismenya (Soedarto, 2012).
Terdapat berbagai keadaan yang memicu terjadinya serangan
asma, diantara lain:
 Kegiatan fisik (exercise)
 Kontak dengan alergen dan irritan
Allergen dapat disebabkan oleh berbagai bahan yang ada di
sekitar penderita asma seperti misalnya kulit, rambut, dan sayap
hewan. Selain itu debu rumah yang mengandung tungau debu rumah
(house dust mites) juga dapat menyebabkan alergi.
Hewan seperti lipas (cockroaches, kecoa) dapat menjadi pemicu
timbulnya alergi bagi penderita asma. Bagian dari tumbuhan seperti
tepung sari dan ilalang serta jamur (nold) juga dapat bertindak
sebagai allergen.
Irritans atau iritasi pada penderita asma dapat disebabkan oleh
berbagai hal seperti asap rokok, polusi udara. Faktor lingkungan
seperti udara dingin atau perubahan cuaca juga dapat menyebabkan
iritasi. Bau-bauan yang menyengat dari cat atau masakan dapat
menjadi penyebab iritasi. Selain itu, ekspresi emosi yang berlebihan
(menangis, tertawa) dan stress juga dapat memicu iritasi pada
penderita asma.
 Akibat terjadinya infeksi virus
 Penyebab lainnya. Berbagai penyebab dapat memicu terjadinya asma
yaitu:
 Obat-obatan (aspirin, beta-blockers)
 Sulfite (buah kering wine)
 Gastroesophageal reflux disease, menyebabkan terjadinya
rasa terbakar pada lambung (pyrosis, heart burn) yang memperberat
gejala serangan asma terutama yang terjadi pada malam hari
 Bahan kimia dan debu di tempat kerja
 Infeksi

3.1.3 Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala yang muncul yaitu hipoventilasi, dyspnea,


wheezing, pusing-pusing, sakit kepala, nausea, peningkatan nafas
pendek, kecemasan, diaphoresis, dan kelelahan. Hiperventilasi
adalah salah satu gejala awal dari asma. Kemudian sesak nafas parah
dengan ekspirasi memanjang disertai wheezing (di apeks dan hilus).
Gejala utama yang sering muncul adalah dipsnea, batuk dan mengi.
Mengi sering dianggap sebagai salah satu gejala yang harus ada bila
serangan asma muncul.
3.1.4 Patogenesis

Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang

dikendalikan oleh limfosit T dan B. Asma diaktifkan oleh interaksi

antara antigen dengan molekul IgE yang berikatan dengan sel mast.

Sebagian besar alergen yang menimbulkan asma bersifat airbone.

Alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak dalam periode

waktu tertentu agar mampu menimbulkan gejala asma. Namun, pada

lain kasus terdapat pasien yang sangat responsif, sehingga sejumlah

kecil alergen masuk ke dalam tubuh sudah dapat mengakibatkan

eksaserbasi penyakit yang jelas.

Obat yang sering berhubungan dengan induksi fase akut asma

adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin, antagonis beta-

adrenergik dan bahan sulfat. Sindrom khusus pada sistem pernafasan

yang sensitif terhadap aspirin terjadi pada orang dewasa, namun dapat

pula dilihat dari masa kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal dari

rhinitis vasomotor perennial lalu menjadi rhinosinusitis hiperplastik

dengan polip nasal akhirnya diikuti oleh munculnya asma progresif.

Pasien yang sensitif terhadap aspirin dapat dikurangi gejalanya

dengan pemberian obat setiap hari. Setelah pasien yang sensitif

terhadap aspirin dapat dikurangi gejalanya dengan pemberian obat

setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi silang akan

terbentuk terhadap agen anti inflamasi nonsteroid. Mekanisme

terjadinya bronkuspasme oleh aspirin ataupun obat lainnya belum


diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan leukotriene

yang diinduksi secara khusus oleh aspirin.

Antagonis delta-agrenergik merupakan hal yang biasanya

menyebabkan obstruksi jalan nafas pada pasien asma, demikian juga

dengan pasien lain dengan peningkatan reaktifitas jalan nafas. Oleh

karena itu, antagonis beta-agrenergik harus dihindarkan oleh pasien

tersebut. Senyawa sulfat yang secara luas digunakan sebagai agen

sanitasi dan pengawet dalam industri makanan dan farmasi juga dapat

menimbulkan obstruksi jalan nafas akut pada pasien yang sensitif.

Senyawa sulfat tersebut adalah kalium metabisulfit, kalium dan

natrium bisulfit, natrium sulfit dan sulfat klorida. Pada umumnya

tubuh akan terpapar setelah menelan makanan atau cairan yang

mengandung senyawa tersebut seperti salad, buah segar, kentang,

kerang dan anggur.

Faktor penyebab yang telah disebutkan di atas ditambah dengan

sebab internal pasien akan mengakibatkan reaksi antigen dan

antibodi. Reaksi tersebut mengakibatkan dikeluarkannya substansi

pereda alergi yang merupakan mekanisme tubuh dalam menghadapi

serangan, yaitu dikeluarkannya histamin, bradikinin, dan

anafilatoksin. Sekresi zat-zat tersebut menimbulkan gejala seperti

berkontraksinya otot polos, peningkatan permeabilitas kapiler dan

peningkatan sekresi mukus.


3.1.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asma dapat dibagi menjadi menjadi 2 yaitu :


 Pengobatan dengan obat-obatan :
a. Beta agonist (beta adregenik agent)
b. Methylxanlines (enphy bronkodilator)
c. Anti kolinergik (bronkodilator)
d. Kortekosteroid
e. Mast cell inhibitor (inhalasi)
 Tindakan yang spesifik
a. Pemberian oksigen
b. Pemberian agonis B2 (salbutamol 5 mg atau veneteror 2,5mg atau
terbutalin 10 mg), inhalasi nebulezer dan pemberiannya dapat
diulang setiap 30 - 60 menit.
c. Aminofilin bolus IV 5-6 mg/kg BB
d. Kortekosteroid hidrokortison 100-200 mg, digunakan jika tidak ada
respon segera atau klien sedang menggunakan steroid oral atau
dalam serangan yang sangat berat

3.2 Diagnosa Keperawatan

Tanggal No Diagnosa Keperawatan Paraf Tanggal


Ditegakkan Teratasi
Senin, 26- 1 Gangguan Pertukaran Selasa, 03-
Gas b/d
12-2022 01-2023
Ketidakseimbangan
Ventilasi Perfusi
Senin, 26- 2 Bersihan Jalan Nafas b/d Selasa, 03-
12-2022 Ketidakmampuan Batuk 01-2023
Efektif
Senin, 26- 3 Gangguan Tidur b/d Selasa, 03-
Suhu Lingkungan
12-2022 01-2023
3.3 Intervensi

Tgl/ Dx Tu/Kh Intervensi Rasional Paraf

Jam

1. Ganggu Setelah Edukasi Observasi


an dilakukan Pengukuran 1)Posisi dapat
Pertukar rencana Respirasi membantu
an Gas keperawatan Observasi pernafasan
b/d selama 6x24 1) Berikan 2)Untuk
Ketidak jam maka posisi semi memenuhi
seimban gangguan fowler kebutuhan
gan pertukaran 2) Berikan nutrisi klien
Ventilas gas tidak nutrisi Edukasi
i Perfusi terjadi Edukasi 3)Agar klien
DS : dengan kh: 3) Ajarkan mengerti
1) Klien 1) Klien tidak cara cara
mengelu pusing, menghitun menghitung
h pusing, 2) Klien tidak g respirasi respirasi
2) Klien batuk dengan 4)Pasien
mengelu 3) Klien tidak mengamati dapat
h sesak sesak naik mengitung
napas 4) Kesadaran: turunnya respirasinya
disertai Compos dada saat sendiri
dengan mentis bernapas
batuk 5) TTV 4) Ajarkan
DO : TD: 120/80 cara
1) Klien mmHg menghitun
tampak S : 36,5 C g respirasi
sesak N:60x/ menit selama 30
2) Kesadar RR:20x/ menit detik dan
an: 6)GCS : 15 kalikan
Compos dengan2
mentis atau hitung
3) TTV selama 60
TD:120/ detik jika
80 respirasi
mmHg tidak
S : 35 C teratur
N :
52x/men
it
RR :
24x/men
it
4) GCS :
15
2.Bersihan Setelah Manajemen Observasi
Jalan dilakukan Jalan Nafas 1) Untuk
Nafas b/d rencana Observasi memenuhi
Ketidakma keperawatan 1) Berikan kebutuhan
mpuan selama 6x24 nutrisi nutrisi klien
Batuk jam maka Terapeutik Terapeutik
Efektif bersihan 2) Berikan 2) Air hangat
DS : jalan nafas minum dapat
1) Klien tidak terjadi hangat mengatasi
mengelu dengan kh: Edukasi batuk
h sesak 1) Klien 3) Anjurkan Edukasi
napas tidak asupan 3) Kadar cairan
disertai batuk cairan dalam tubuh
dengan 2) Klien tidak 2000 harus selalu
batuk alergi debu ml/hari dijaga agar
2) Klien 3) Klien tidak 4) Ajarkan tetap berada
mengata sesak teknik dalam
kan batuk keseimbanga
alergi efektif n stabil
debu 4) Agar klien
DO : dapat batuk
1) Klien dengan
tampak mudah
sesak

3.Ganggua Setelah Dukungan Observasi


n Tidur dilakukan Tidur 1) Untuk
b/d Suhu rencana Observasi memenuhi
Lingkun keperawatan 1) Berikan kebutuhan
gan selama 6x24 nutrisi nutrisi klien
DS : jam maka Terapeutik
Terapeutik
1) Klien pola tidur 2) Agar
2) Tetapkan
mengata membaik memiliki
jadwal
kan dengan kh: jam tidur
tidur rutin
tidak 1) Klien tahan yang tetap
Edukasi
tahan saat suhu Edukasi
3) Jelaskan
saat udara 3) Agar klien
pentingnya
suhu dingin mengetahui
tidur
udara 2) Klien dapat pentingnya
cukup
dingin tidur. tidur cukup
selama
2) Klien 3) Klien puas 4) Agar klien
sakit
mengatak tidur menghinda
4) Anjurkan
an sulit 4) Klien tidak ri makanan
menghinda
tidur. menggiggil atau
3) Klien ri makanan minuman
mengata atau yang
kan minuman menggangg
tidak yang u tidur
puas menggang
tidur gu tidur
DO :
1) Klien
tampak
menggig
gil
BAB IV
TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian

Tanggal Masuk : 03 Desember 2021

Tanggal Pengkajian :

Jam Masuk :

Ruangan : Wisma Cempaka

Nomor Kamar :

Nomor Registrasi :

Diagnosa Medis : Asma

1. Identitas Klien

a. Nama Klien : Dirham Makmur

b. Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 26 November 1947

c. Status Perkawinan : Cerai Mati

d. Agama : Islam

e. Suku Bangsa : Minang

f. Bahasa Yang Dipakai : Indonesia

g. Pendidikan Terakhir : Akademi Teknik Nasional

h. Pekerjaan Terakhir : Pedagang

i. Alamat :

j. Jenis Kelamin : Laki-laki


k. Sumber Informasi : Klien

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan tidak tahan saat suhu udara dingin, klien mengatakan
alergi debu, klien mengeluh sesak napas disertai dengan batuk, klien
mengeluh pusing, klien mengatakan tidak puas tidur, dan klien mengatakan
sulit tidur.
3. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan tidak tahan saat suhu udara dingin dan tidak kuat
berjalan jauh.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dahulu.


5. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan Umum
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
GCS :456
Tinggi Badan : 167 cm
Berat Badan : 55 kg
Ciri-ciri Tubuh :-
b. TTV
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 52x /menit
Pernafasan : 24x /menit
Suhu : 35oC
c. Kepala
Inspeksi : Penyebaran rambut ( merata ), Lesi ( - ), Benjolan
( - ), Pendarahan ( - ), Ukuran dan bentuk ( simetris )
Palpasi : Nyeri tekan ( - ), Benjolan Abnormal ( - )
d. Mata
Inspeksi : Sclera ( normal ), Pendarahan ( - )
Palpasi : Conjungtiva ( normal ), Pandangan ( jelas )

e. Telinga
Inspeksi : Bentuk ( simetris ), Pendarahan ( - ), Serumen ( - )
Palpasi : Nyeri Tekan ( - ), Gangguan Pendengaran ( - )
f. Leher
Inspeksi : JVD ( tidak terkaji ), Lesi ( - ), Massa Abnormal
(-)
g. Dada / Thorax
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
Perkusi : Tidak terkaji
h. Abdomen
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji
Auskultasi : Tidak terkaji
Perkusi : Tidak terkaji
i. Genetalia
Inspeksi : Tidak terkaji
Palpasi : Tidak terkaji

Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan tidak tahan 1. Klien tampak sesak
saat suhu udara dingin 2. GCS : 15
2. Klien mengatakan alergi debu 3. Kesadaran : Compos mentis
3. Klien mengeluh sesak napas 4. TTV
disertai dengan batuk TD : 120/80 mmHg
4. Klien mengeluh pusing, S : 35 C
5. Klien mengatakan sulit tidur. N : 52x/menit
6. Klien mengatakan tidak puas RR : 24x/menit
tidur 5. Klien tampak menggiggil

Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Ketidakseimbangan Gangguan
1. Klien mengeluh pusing, Ventilasi Perkusi Pertukaran Gas
2. Klien mengeluh sesak napas
disertai dengan batuk
DO :
1. Klien tampak sesak
2. Kesadaran: Compos mentis
3. TTV
TD : 120/80 mmHg
S : 35 C
N : 52x/menit
RR : 24x/menit
4. GCS : 15
DS : Ketidakmampuan Bersihan Jalan
1. Klien mengeluh sesak napas Batuk Efektif Nafas
disertai dengan batuk
2. Klien mengatakan alergi debu

DO :
1. Klien tampak sesak

DS : Suhu Lingkungan Gangguan Tidur


1. Klien mengatakan tidak tahan
saat suhu udara dingin
2. Klien mengatakan sulit tidur.
3. Klien mengatakan tidak puas
tidur
DO :
1. Klien tampak menggiggil

4.2 Diagnosa

Tanggal No Diagnosa Keperawatan Paraf Tanggal


Ditegakkan Teratasi
Senin, 26- 1 Gangguan Pertukaran Selasa, 03-
Gas b/d
12-2022 01-2023
Ketidakseimbangan
Ventilasi Perfusi
Senin, 26- 2 Bersihan Jalan Nafas b/d Selasa, 03-
12-2022 Ketidakmampuan Batuk 01-2023
Efektif
Senin, 26- 3 Gangguan Tidur b/d Selasa, 03-
Suhu Lingkungan
12-2022 01-2023

4.3 Intervensi

Tgl/ Dx Tu/Kh Intervensi Rasional Paraf

Jam

1. Ganggua Setelah Edukasi Observasi


n dilakukan Pengukuran 1)Posisi
Pertukar rencana Respirasi dapat
an Gas keperawatan Observasi membantu
b/d selama 6x24 1) Berikan pernafasan
Ketidaks jam maka posisi semi 2)Untuk
eimbang gangguan fowler memenuhi
an pertukaran 2) Berikan kebutuhan
Ventilasi gas tidak nutrisi nutrisi
Perfusi terjadi Edukasi klien
DS : dengan kh: 3) Ajarkan Edukasi
1) Klien 1) Klien cara 3)Agar klien
mengeluh tidak menghitun mengerti
pusing, pusing, g respirasi cara
2) Klien 2) Klien dengan menghitun
mengeluh tidak mengamati g respirasi
sesak batuk naik 4)Pasien
napas 3) Klien turunnya dapat
disertai tidak dada saat mengitung
dengan sesak bernapas respirasiny
batuk 4) Kesadaran 4) Ajarkan a sendiri
DO : : Compos cara
1) Klien mentis menghitun
tampak 5) TTV g respirasi
sesak TD: 120/80 selama 30
2) Kesadara mmHg detik dan
n: S : 36,5 C kalikan
Compos N:60x/ menit dengan2
mentis RR:20x/ atau
3) TTV menit hitung
TD:120/80 6) GCS : 15 selama 60
mmHg detik jika
S : 35 C respirasi
N:52x/ tidak
menit teratur
RR:24x/
menit
4) GCS : 15
2.Bersihan Setelah Manajemen Observasi
Jalan Nafas dilakukan Jalan Nafas 1) Untuk
b/d rencana Observasi memenuhi
Ketidakma keperawatan 1) Berikan kebutuhan
mpuan selama 9x24 nutrisi nutrisi
Batuk jam maka Terapeutik klien
Efektif bersihan 2) Berikan Terapeutik
DS : jalan nafas minum 2) Air hangat
1) Klien tidak terjadi hangat dapat
mengeluh dengan kh: Edukasi mengatasi
sesak 1) Klien 3) Anjurkan batuk
napas tidak asupan Edukasi
disertai batuk cairan 3) Kadar
dengan 2) Klien 2000 cairan
batuk tidak ml/hari dalam
2) Klien alergi 4) Ajarkan tubuh
mengatak debu teknik harus
an alergi 3) Klien batuk selalu
debu tidak efektif dijaga agar
DO : sesak tetap
1) Klien berada
tampak dalam
sesak keseimban
gan stabil
4) Agar klien
dapat
batuk
dengan
mudah
3.Ganggua Setelah Dukungan Observasi
n Tidur dilakukan Tidur 1) Untuk
b/d Suhu rencana Observasi memenuhi
Lingkun keperawatan 1) Berikan kebutuhan
gan selama 9x24 nutrisi nutrisi
DS : jam maka Terapeutik klien
1) Klien pola tidur 2) Tetapkan Terapeutik
mengatak membaik jadwal 2) Agar
an tidak dengan kh: tidur rutin memiliki
tahan saat 1) Klien Edukasi jam tidur
suhu tahan saat 3) Jelaskan yang tetap
udara suhu udara pentingnya Edukasi
dingin dingin tidur 3) Agar klien
2) Klien 2) Klien cukup mengetahu
mengatak dapat selama i
an sulit tidur. sakit pentingnya
tidur. 3) Klien puas 4) Anjurkan tidur
3) Klien tidur menghinda cukup
mengatak 4) Klien ri makanan 4) Agar klien
an tidak tidak atau menghinda
puas tidur menggiggi minuman ri makanan
DO : l yang atau
1) Klien menggang minuman
tampak gu tidur yang
menggigg menggang
il gu tidur

4.4 Implementasi

No Tgl/Jam Tindakan Keperawatan TTD


DX
1 Rabu, 28-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
07.30 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Rabu, 28-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
2
10.30 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Rabu, 28-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
3
14.30 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Kamis, 29-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
1
07.00 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Kamis, 29-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
2
10.30 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Kamis, 29-12- Memberikan makan dan minum
2022 RO : Pasien tampak senang
3
15.20 WIB RS : Pasien mengatakan
terimakasih
Jumat, 30-12- Memberikan posisi semi fowler
2022 RO : Pasien tampak sedikit rileks
1
10.30 WIB RS : Pasien mengatakan sedikit
baikkan
2 Jumat, 30-12- Memberikan minuman yang hangat
2022 RO : Pasien tampak meminum air
11.00 WIB hangat
RS : Pasien mengatakan
tenggorokannya masih
sedikit sakit
Jumat, 30-12- Menetapkan jadwal tidur rutin
2022 RO : -
3
14.00 WIB RS : Pasien mengatakan akan
mengikuti jadwal
Sabtu, 31-12- Ajarkan cara menghitung
2022 respirasi selama 30 detik dan
09.00 WIB kalikan dengan2 atau hitung
selama 60 detik jika respirasi
tidak teratur
1
RO : Pasien tampak menghitung
respirasi
RS : Pasien mengatakan sudah
mengerti cara menghitung
respirasi
Sabtu, 31-12- Menganjurkam asupan cairan 2000
2022 ml/hari
11.00 WIB RO : Pasien terlihat minum
2
sedikit tetapi sering
RS :Pasien mengatakan akan
lebih banyak minum air
Sabtu, 31-12- Membatasi waktu tidur siang
3 2022 RO : -
15.00 WIB RS : -
Senin, 02-01- Memeriksa TTV
2023 RO :
08.50 WIB TD :120/80 mmHg
1 N : 54x/menit
RR : 24x/menit
S : 35,9 C
RS : -
Senin, 02-01- Ajarkan teknik batuk efektif
2023 RO : Pasien tampak melakukan
2 11.30 WIB teknik batuk efektif
RS : Pasien mengatakan mengerti
cara batuk efektif
Senin, 02-01- Menjelaskan pentingnya tidur
2023 cukup
15.00 WIB RO : Pasien tampak mengerti
3 pentingnya tidur yang
cukup
RS : Pasien mengatakan akan
berusaha tidur yang cukup
Selasa, 03-01- Memberikan posisi semi fowler
2023 RO : Pasien tampak rileks
1
07.30 WIB RS : Pasien mengatakan lebih
baikkan
Selasa, 03-01- Memberikan minuman yang hangat
2023 RO : Pasien tampak meminum air
10.30 WIB hangat
2
RS : Pasien mengatakan
tenggorokannya tidak sakit
lagi
3 Selasa, 03-01- Anjurkan menghindari makanan
2023 atau minuman yang mengganggu
15.00 WIB tidur
RO : Pasien tampak bisa
membedakan
makanan/minuman yang dapat
mengganggu tidur
RS : Pasien mengatakan akan lebih
selektif dalam memilih
makanan / minuman.

4.5 Evaluasi

Masalah Tgl/Jam Catatan Perkembangan TTD


Keperawatan
Gangguan Rabu, 28-12- S:-
Pertukaran Gas b/d 2022 O:-
Ketidakseimbangan 07.30 WIB A : Masalah belum
Ventilasi Perfusi teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan Jalan Rabu, 28-12- S:-
Nafas b/d 2022 O:-
Ketidakmampuan 10.30 WIB A : Masalah belum
Batuk Efektif teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Tidur Rabu, 28-12- S:-
b/d Suhu 2022 O:-
Lingkungan 14.30 WIB A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Kamis, 29- S:-
Pertukaran Gas b/d 12-2022 O:-
Ketidakseimbangan 07.00 WIB A : Masalah belum
Ventilasi Perfusi teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan Jalan Kamis, 29- S:-
Nafas b/d 12-2022 O:-
Ketidakmampuan 10.30 WIB A : Masalah belum
Batuk Efektif teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Tidur Kamis, 29- S:-
b/d Suhu 12-2022 O:-
Lingkungan 15.20 WIB A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Jumat, 30- S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas b/d 12-2022 sesak nafas
Ketidakseimbangan 10.30 WIB O : Klien tampak sulit
Ventilasi Perfusi bernafas
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan Jalan Jumat, 30- S : Klien mengatakan
Nafas b/d 12-2022 batuk kering
Ketidakmampuan 11.00 WIB O : Klien tampak sering
Batuk Efektif batuk
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Tidur Jumat, 30- S : Klien mengatakan
b/d Suhu 12-2022 tidak bisa tidur dengan
Lingkungan 14.00 WIB nyenyak.
O : Klien tampak lesuh
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Sabtu, 31- S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas b/d 12-2022 sesak nafas sedikit
Ketidakseimbangan 09.00 WIB berkurang
Ventilasi Perfusi O : Klien tampak mengi
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan Jalan Sabtu, 31- S : Klien mengatakan
Nafas b/d 12-2022 sering batuk
Ketidakmampuan 11.00 WIB O : Klien tampak sering
Batuk Efektif batuk
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Tidur Sabtu, 31- S : Klien mengatakan
b/d Suhu 12-2022 masih belum bisa
Lingkungan 15.00 WIB tidur dengan
nyenyak
O : Klien tampak kurang
segar
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Senin, 02- S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas b/d 01-2023 sesak nafas sedikit
Ketidakseimbangan 08.50 WIB berkurang
Ventilasi Perfusi O : Klien tampak masih
sedikit mengi
A : Masalah sedikit
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Bersihan Jalan Senin, 02- S : Klien mengatakan
Nafas b/d 01-2023 sudah jarang batuk
Ketidakmampuan 15.00 WIB O : Klien tampak jarang
Batuk Efektif batuk
A : Masalah sedikit
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Tidur Senin, 02- S : Klien mengatakan
b/d Suhu 01-2023 sedikit bisa tidur
Lingkungan 15.00 WIB dengan nyenyak
O : Klien tampak sedikit
lebih segar
A : Masalah sedikit
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Gangguan Selasa, 03- S : Klien mengatakan
Pertukaran Gas b/d 01-2023 sudah tidak sesak
Ketidakseimbangan 07.30 WIB nafas
Ventilasi Perfusi O : Frekuensi nafas pasien
tampak baik
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Bersihan Jalan Selasa, 03- S : Klien mengatakan
Nafas b/d 01-2023 sudah tidak batuk
Ketidakmampuan 10.30 WIB O : Klien tampak sudah
Batuk Efektif tidak batuk
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Gangguan Tidur Selasa, 03- S :Klien mengatakan
b/d Suhu 01-2023 sudah dapat tidur
Lingkungan 15.00 WIB nyenyak
O : Klien tampak segar
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP

2.2 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan prakerin ini, saya mendapatkan banyak


pengalaman dan ilmu baru yang belum diajarkan di sekolah. Kita biasa
diajarkan teori di sekolah, Dan di tempat prakerin kita akan
mempraktikkannya.
Pada intinya, kegiatan prakerin sangat berguna untuk mengembangkan
apa yang sudah diajarkan di sekolah. Prakerin bisa dikatakan sebagai
pelengkap serta proses pematangan agar siap Ketika sudah berkecimpung di
dunia kerja.

5.2 Saran

Pada dasarnya di tempat prakerin kita akan berhubungan langsung


dengan pasien, maka alangkah baiknya kita mempersiapkan materi-
materi yang sudah diajarkan di sekolah. Hal ini bertujuan agar kita
tidak salah melakukan suatu indakan yang ada di tempat Prakerin.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai