Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENELITIAN

MEMAHAMI DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN


DI GAMPONG ALUE NAGA

Di ajukan dalam rangka untuk memenuhi tugas dimata kuliah


Masalah Sosial

Disusun oleh :
Mahadi Wilmar Panggabean 2210101010080
Muhammad Fahmi Badawi 2210101010006
Ghasan Mahardika 2210101010073
Febri Alfa Reza 2210101010015
Mirza Hawary 2210101010041

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya,
Terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Penelitian mengenai dinamika kehidupan nelayan di Gampong Alue Naga. Shalawat Beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Yang telah memberikan Shalawat
Pedoman hidup yakni Alquran dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas penelitian pada mata kuliah Masalah
Sosial. Laporan ini berisi tentang kegiatan kami selama melakukan penelitian di Gampong
Alue Naga mengenai dinamika kehidupan nelayan, terutama mengenai ekonomi dan masalah
yang di hadapi oleh nelayan di Gampong Alue Naga.

Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, kami telah berusaha melakukan yang
terbaik dalam praktek serta penulisan laporan penelitian ini. Oleh karena itu kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Terima
Kasih.

Banda Aceh, 14 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.....................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...............................................................................................5
1.2 Rumusan masalah..........................................................................................7
1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................7
BAB II.......................................................................................................................................8
PEMBAHASAN.......................................................................................................................8
Gambar 1 Observasi dipesisir Gampong Alue Naga............................................................8
Gambar 2 Observasi di Gampong Alue Naga.......................................................................8
2.1 Ketergantungan Pada Kondisi Lingkungan................................................9
2.2 Ketergantungan Pada Musim.....................................................................10
Gambar 3 Wawancara dengan beberapa warga Gampong Alue Naga............................10
2.3 Ketergantungan Pada Pasar........................................................................11
Gambar 4 Tim observasi, dokumentasi di Gampong Alue Naga..........................................11
BAB III....................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN......................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................12
PENUTUP...............................................................................................................................12
Kesimpulan.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama
mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang
terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Masyarakat
pesisir adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir,
yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut. Masyarakat pesisir pada
umumnya sebagian besar penduduknya bermatapencaharian di sektor pemanfaatan
sumberdaya kelautan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambangan pasir dan
transportasi laut.
Masyarakat dikawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai
nelayan yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Karakteristik masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumberdaya yang
digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, nelayan
harus berpindah-pindah. Selain itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan
masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputi
ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Seperti juga masyarakat yang lain,
masyarakat nelayan menghadapi sejumlah masalah sosial ekonomi yang begitu
komplek. Selain permasalahan yang dimiliki oleh nelayan diatas, “nelayan juga
identik dengan keterbatasan aset, lemahnya kemampuan modal”.
Memanfaatkan potensi laut yang ada sudah menjadi kebiasaan dan cara utama
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pesisir. Namun kondisi masyarakat
pesisir secara umum lebih-lebih adalah masyarakat nelayan yang masih tradisional
berada dalam kondisi atau di bawah garis kemiskinan.
Gampong Alue Naga khususnya banyak penduduk yang tinggal di pesisir
pantai maupun di daerah laut sehingga cara berbicara mereka agak berbeda dengan
masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, nada mereka berbicara juga berbeda
dengan masyrakat yang jauh dari laut atau pantai.
Nada berbicara mereka agak keras saat mereka berbicara, walaupun mereka
berdekatan antara satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan suara ombak atau suara
air laut yang membuat mereka tidak bisa mendengar terlalu jelas, hal ini lah yang
menyebabkan mereka berbicara seperti berteriak. Kalau mereka berbicara dengan
masyarakat daerah yang jauh dari pesisir akan terasa canggung bagi masyarakat yang
mendengar itu, karena mereka berbicara tidak dengan nada kuat.
Kebiasan berbicara kuat itu tidak mudah di hilang oleh masyarakat pesisir
karena mereka sudah terbiasa menggunakan nada yang kuat, itu bisa dianggap
masyarakat yang jauh dari pesisir sebagai suatu bentuk kemarahan. Mereka berbicara
dengan nada yang keras supaya mereka bisa berinteraksi satu sama lain tanpa
hambatan dalam proses interaksi satu sama lain.
Mereka berbicara keras di depan orang lain tanpa merasa canggung bahkan
seperti orang berteriak. Pada saat mereka berbicara dengan orang lain mereka merasa
suara meraka tersebut sudah pelan. Mata pencharian masyarakat pesisir pada
umumnya sebagai nelayan, mereka mencari rezeki dari laut walaupun sekuat apapun
ombak mereka tetap melaut, panas terik dan bahaya tidak mereka hiraukan demi
untuk anak mereka.
Kadang-kadang mereka melaut tidak membawa hasil saat mereka pulang dari
melaut. Mereka melaut kalau tidak dapat ikan di laut yang dangkal mereka pergi ke
laut yang dalam. Kalau gelombang kuat mereka tidak bisa kelaut hal itu bisa terjadi
sampai berminggu-minggu bahkan sampai satu bulan, namun mereka tidak pernah
mengeluh. Masyarakat pesisir memanfaatkan laut sebaik-baik mungkin untuk
memenuhi kebutuhan mereka dan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat yang
jauh dari Pesisir atau laut.
Nelayan menagkap ikan menggunakan jaring, pancing dan hasil tangkapan
mereka dikirim ke daerah lain. Bentuk rumah masyarakat pesisir dominan rumah yang
terbuat dari kayu, mungkin untuk mengurangi rasa panas atas terik matahari rumah
mereka saling berdekatan.
Mereka tidak merasa takut dengan ombak karena mereka sudah terbiasa
dengan kehidupan di laut, mereka terbiasa karena kiri dan kanan mereka semuanya
laut. Masyarakat pesisir mungkin memilki perbedaan baik dari segi berbicara maupun
bahasa yang mereka gunakan, mungkin karena faktor kurangnya berinteraksi dengan
msyarakat luar atau mungkin suatu kebiasaan yang tidak bisa mereka ubah.
Masyarakat pesisir harus mampu memanfaatkan laut sebaik-baik mungkin dan
menjaga laut tersebut, karena laut merupakan sumber rezeki dan tempat mereka
bermukim. Apabila laut rusak ekosisitem laut akan rusak juga.
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian tentang kehidupan masyarakat pesisir Gampong Alue Naga diatas,
maka penelitian ini mempertajam analisis kajian pada “Bagaimana Masyarakat Pesisir
Gampong Alue Naga tersebut memanfaatkan ruang-ruang disekitar tempat mereka
untuk dapat bertahan hidup atau berproses hidup dalam kehidupan sehari-hari”.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Hasil penelitian ini memiliki manfaat, baik dari segi teoritis maupun dari segi
praktis, antara lain :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memeberikan manfaat bagi
pembaca dan bagi para peneliti ini sendiri.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
masyarakat Gampong Alue Naga maupun Gampong lainnya tentang
banyaknya potensi sumber kekayaan alam disekitar kita untuk bisa
dimanfaatkan dalam menunjang proses berkehidupan.
BAB II

PEMBAHASAN

Gambar 1 Observasi dipesisir Gampong Alue Naga

Secara garis besar dari penelitian ini adalah peneliti ingin merangkai dan memberikan
gambaran tentang proses kehidupan yang berjalan di Masyarakat Pesisir terkhusus pada
masyarakat pesisir yang mendiami wilayah Aceh Besar tepatnya Kehidupan Masyarakat
Pesisir di Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Provinsi Aceh. Proses mereka
menjalani kehidupan sehari-hari sangat sederhana dengan pemanfaatan Sumber Daya Alam
disekitar lingkungan mereka. Gambaran-gambaran tersebut selanjutnya Peneliti urai dengan
tidak terlepas dari gambaran yang sebenarnya terjadi atau terlihat dilokasi penelitian.

Gambar 2 Observasi di Gampong Alue Naga

Masyarakat pesisir, khususnya yang tinggal di wilayah Aceh yakni di Gampong Alue
Naga, mempunyai sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang khas atau unik. Sifat ini sangat
erat kaitannya dengan sifat usaha di bidang perikanan itu sendiri karena sifat-sifat dari usaha
perikanan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lingkungan, musim dan pasar, maka
karakteristik masyarakat pesisir juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut dan faktor-faktor
lainnya. Beberapa sifat dan karakteristik masyarakat pesisir diuraikan sebagai berikut :

2.1 Ketergantungan Pada Kondisi Lingkungan


Nilai dan arti penting pesisir dan laut bagi masyarakat pesisir terkususnya nelayan di
Gampong Alue Naga dapat dilihat dari dua aspek. Yakni yang pertama, secara sosial
ekonomi. Wilayah pesisir dan laut memiliki arti penting karena sekitar 140 juta (60 %)
penduduk Indonesia hidup diwilayah pesisir (dengan pertumbuhan rata-rata 2 % per tahun)
kemudian sebagian besar kota, baik propinsi dan kabupaten terletak di kawasan pesisir.

Kedua, secara biofisik, wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki arti penting
karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, yaitu sekitar
81.000 km (13,9 % dari panjang pantai dunia) dan sekitar 75 % dari wilayahnya merupakan
wilayah perairan (sekitar 5,8 juta km2 termasuk ZEEI. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan dalam wilayah
tersebut terkandung potensi kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alamnya yang terdiri
atas potensi sumberdaya alam pulih seperti perikanan, ekosistem mangrove, ekosistem
terumbu karang) maupun potensi sumberdaya alam tidak pulih seperti migas, mineral atau
bahan tambang lainnya serta jasa-jasa lingkungan (environmental services), seperti pariwisata
bahari, industri maritim dan jasa transportasi.

Sumberdaya alam dan lingkungan merupakan modal pembangunan yang dapat


dikelola untuk menyediakan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat dan bangsa.
Dilihat dari potensi dan kemungkinan pengembangannya, wilayah pesisir memiliki peranan
penting dalam pembangunan nasional, apalagi bangsa Indonesia saat sekarang sedang
mengalami krisis ekonomi. Peranan tersebut tidak hanya dalam penciptaan pertumbuhan
ekonomi, tetapi juga dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan
kesejahteraan. Namun demikian, peranan tersebut tidak akan tercapai dengan baik apabila
mengabaikan aspek kelestarian lingkungan dan kesatuan bangsa.

Salah satu sifat usaha perikanan yang sangat menonjol adalah bahwa keberlanjutan
usaha tersebut sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Keadaan ini mempunyai implikasi
yang sangat penting bagi kondisi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, terutama di
Indonesia. Kondisi masyarakat pesisir itu menjadi sangat bergantung pada kondisi
lingkungan sekaligus sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan, khususnya pencemaran,
karena limbah-limbah industri maupun domestik dapat mengguncang sendi-sendi kehidupan
sosial-ekonomi masyarakat pesisir.

2.2 Ketergantungan Pada Musim


Karakteristik lain yang sangat mencolok di kalangan masyarakat pesisir, terutama
masyarakat nelayan, adalah ketergantungan mereka pada musim. Ketergantungan pada
musim ini akan semakin besar pada nelayan kecil. Pada musim penangkapan, para nelayan
akan sangat sibuk melaut. Sebaliknya, pada musim peceklik kegiatan melaut menjadi
berkurang sehingga banyak nelayan yang terpaksa menganggur.

Keadaan ini mempunyai implikasi besar terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
pantai secara umumdan kaum nelayan khususnya. Mereka mungkin mampu membeli barang-
barang yang mahal pada musim tangkap. Namun pada musim peceklik, pendapatan mereka
drastis menurun sehingga kehidupan mereka juga semakin buruk. Belum lagi ditambah pola
hidup mereka yang menerapakan prinsip ekonomi yang “tidak hemat”, artinya saat hasil
tangkap memuncak, mereka cenderung tidak menyimpan hasil untuk menutupi kekurangan
ekonomi di saat kegiatan tangkap menurun sehingga banyak dari nelayan-nelayan tersebut
yang harus meminjam uang bahakan menjual barang-barang mereka untuk memenuhi
kebutuhannya.

Gambar 3 Wawancara dengan beberapa warga Gampong Alue Naga

Secara umum, pendapatan nelayan memang sangat berfluktuasi dari hari ke hari. Pada
suatu hari, mungkin nelayan memperoleh tangkapan yang sangat tinggi, tapi pada hari
berikutnya bisa saja “kosong”. Hasil tangkapan dan pada giliranya pendapatan nelayan juga
dipengaruhi oleh jumlah nelayan operasi penangkapan di suatu daerah penangkapan. Di
daerah yang padat penduduknya, akan mengalami kelebihan tangkap (overfishing). Hal ini
mengakibatkan volume hasil tangkap dari para nelayan menjadi semakin kecil, sehingga pada
akhirnya akan mempengaruhi pendapatan mereka.
Secara sosiologis, masyarakat pesisir memiliki ciri yang khas dalam hal struktur sosial
yaitu kuatnya hubungan antara patron dan klien dalam hubungan pasar pada usaha perikanan.
“Biasanya patron memberikan bantuan berupa modal kepada klien. Hal tersebut merupakan
taktik bagi patron untuk mengikat klien dengan utangnya sehingga bisnis tetap berjalan”.

2.3 Ketergantungan Pada Pasar


Karakteristik lain masyarakat pesisir ini adalah sifat ketergantungan terhadap
keadaaan pasar. Hal ini disebabkan karena hasil tangkap mereka itu harus dijual terebih
dahulu sebelum hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Karakteristik tersebut mmepunyai implikasi yang sangat penting, yakni masyarakat pesisisir
sangat peka terhadap harga. Perubahan harga produk perikanan sangat mmepengaruhi kondisi
sosial ekonomi masyarakat tersebut.

Gambar 4 Tim observasi, dokumentasi di Gampong Alue Naga


BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, para peneliti mengggunakan metode penelitian kualitatif.


Metode kualitatif ini sering disebut juga sebagai metode yang naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasilnya penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi (Arikunto, 2006:134). Penelitian ini menginginkan pemaknaan yang sangat
mendalam, dalam penelitian ini aspek utama yang diamati adalah mengenai proses mereka
dalam menjalani hidup sehari-hari.

Peneliti memilih informan dengan menggunakan teknik random sampling, dimana


peneliti memilih secara acak anggota sampel dari populasi tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi tersebut.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
Gampong Alue Naga adalah Gampong yang terletak di pinggir pantai yang berada di
kecamatan Syiah Kuala, Provinsi Aceh. Yang dimana hampir 70 % masyarakat yang ada di
Gampong tersebut adalah nelayan yang mana nelayan sendiri merupakan seseorang atau
masryakat yang hidup dengan pendapatan yang berasal dari pesisir dan laut.

Banyak faktor pendukung dan penghambat dari nelayan diantaranya nelayan


bergantung pada kondisi lingkungan yang dimana menurut para peneliti ini merupakan suatu
pendukung bagi nelayan di karenakan yang pertama, secara sosial ekonomi. Wilayah pesisir
dan laut memiliki arti penting karena sekitar 140 juta (60 %) penduduk Indonesia hidup
diwilayah pesisir (dengan pertumbuhan rata-rata 2 % per tahun) kemudian sebagian besar
kota, baik propinsi dan kabupaten terletak di kawasan pesisir.

Kedua, secara biofisik, wilayah pesisir dan laut Indonesia memiliki arti penting
karena Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, yaitu sekitar
81.000 km (13,9 % dari panjang pantai dunia) dan sekitar 75 % dari wilayahnya merupakan
wilayah perairan (sekitar 5,8 juta km2 termasuk ZEEI. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan dalam wilayah
tersebut terkandung potensi kekayaan dan keanekaragaman sumberdaya alamnya yang terdiri
atas potensi sumberdaya alam pulih seperti perikanan, ekosistem mangrove, ekosistem
terumbu karang) maupun potensi sumberdaya alam tidak pulih seperti migas, mineral atau
bahan tambang lainnya serta jasa-jasa lingkungan (environmental services), seperti pariwisata
bahari, industri maritim dan jasa transportasi.

Sumberdaya alam dan lingkungan merupakan modal pembangunan yang dapat


dikelola untuk menyediakan barang dan jasa bagi kemakmuran masyarakat. Dilihat dari
potensi dan kemungkinan pengembangannya, wilayah pesisir memiliki peranan penting
dalam pembangunan nasional, apalagi bangsa Indonesia saat sekarang sedang mengalami
krisis ekonomi. Peranan tersebut tidak hanya dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi, tetapi
juga dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan. Namun
demikian, peranan tersebut tidak akan tercapai dengan baik apabila mengabaikan aspek
kelestarian lingkungan.

Salah satu sifat usaha perikanan yang sangat menonjol adalah bahwa keberlanjutan
usaha tersebut sangat bergantung pada kondisi lingkungan. Keadaan ini mempunyai implikasi
yang sangat penting bagi kondisi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir, terutama di
Indonesia. Kondisi masyarakat pesisir itu menjadi sangat bergantung pada kondisi
lingkungan sekaligus sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan, khususnya pencemaran,
karena limbah-limbah industri maupun domestik dapat mengguncang sendi-sendi kehidupan
sosial-ekonomi masyarakat pesisir.

Dan kemudian nelayan juga bergantung pada kondisi cuaca dimana hal ini dapat
menjadi faktor pendorong sekaligus penghambar bagi nelayan karena ketergantungan pada
musim ini akan semakin besar pada nelayan kecil. Pada musim penangkapan, para nelayan
akan sangat sibuk melaut. Sebaliknya, pada musim peceklik kegiatan melaut menjadi
berkurang sehingga banyak nelayan yang terpaksa menganggur. Dan juga nelayan bergantung
pada pasar yang dimana pasar menjadi tujuan akhir dari pekerjaan nelayan yakni menjual
hasil tangkapannya guna untuk memperoleh uang untuk mememuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya.

DAFTAR PUSTAKA

Imron, 2003, Pengembangan Ekonomi Nelayan dan Sistem Sosial Budaya, Penerbit PT
Gramedia Jakarta.

Kusnadi Edi, 2004, Akar Kemiskinan Nelayan, Yogyakarta, LKIS.

Moleong Lexy. J, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit Rosdakarya Bandung.

Persell 1987, Dinamika Kelompok, Penerbit Bumi Aksara Jakarta.

Polak. J. B. A. F. 1987, Sosiologi suatu Pengantar Ringkas CV Rajawali Jakarta.

Ritzer, et.al 1987, Sosiologi Ilmu Pengetahuan, Penerbit. PT. Pustaka Sidesindo

Sastrawidjaya. 2002, Nelayan dan Kemiskinan, Penerbit Pradnya Paramita Jakarta.

Selo Soemardjan, 1991, Pengantar Sosiologi, CV Rajawali Press Jakarta.

Sherraden, Michael, M. 2005, Aset Orang Miskin, Penerbit Pradnya Paramita Jakarta.

Simandjuntak. B. 2007, Sosiologi Pembangunan, Penerbit Bina Ilmu Jakarta.

Singarimbun Masri 2006 , Cara Pemenuhan Kebutuhan Pokok bagi rakyat Miskin, Penerbit
CV Rajawali Jakarta.

Soebroto, Adi. 1986, Strategi Pemenuhan kebutuhan pokok bagi kelompok Nelayan, Penerbit
Yayasan Dian Desa.

Anda mungkin juga menyukai