Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DIAGNOSA HIV / AIDS

LAPORAN DISKUSI

Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah 1

Yang dibina oleh ibu Anggun Setyarini, S.Kep., Ners., M.Kep

Oleh:

Kelompok 16 / TK. II B

1. Azzahra Lisa Rahmadhani (P17210223054)


2. Anisatul Khoiriyah (P17210223099)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN MALANG

SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan hasil diskusi kelompok kami mengenai
“Perencanaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan(fungsi perencanaan)”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Majanemen
Keperawatan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, antara lain :

1. Bapak Dr. Moh. Wildan, A. Per. Pen., M. Pd., Selaku Direktur Utama
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

2. Ibu Erlina Suci Astuti, S. Kp, Ns., M. Kep., Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

3. Ibu Dr. Dyah Widodo, S. Kp., M. Kes., Selaku Ketua Program Studi Diploma
Tiga Keperawatan Malang

4. Ibu Anggun Setyarini, S.Kep., Ners., M.Kep Selaku Dosen Pengajar


Matakuliah

Keperawatan Medikal Bedah .

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam


makalah ini sehingga diperlukan pendalaman yang lebih lanjut. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pihak
pembaca sehingga dapat dijadikan acuan untuk perbaikan dalam penyusunan
makalah selanjutnya. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya mengenai “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Diagnosa HIV / AIDS“

Malang, 14 September 2023

Penyusun
 Contoh Kasus

Pasien masuk RSUP Dr. M Djamil Padang melaui IGD dirujuk dari RS. Siti
Rahma, pada tanggal 19 Mei 2017 jam 09.45 WIB, dengan keluhan diare sejak
3 minggu yang lalu, konsistensi cair dan berlendir, frekuensi 4 kali dalam sehari,
BAB bewarna kuning, kadang berdarah, pasien mengatakan badan terasa lemah
dan letih. Pada saat pengkajian tanggal 25 Mei 2017 jam 11.00 WIB, keadaan
umum klien tampak lemah dan letih. Saat pengkajian pasien mengatakan masih
diare, frekuensi 5 kali dalam sehari, BAB cair, bewarna kuning kadang berdarah
serta berlendir, pasien mengeluhkan badan terasa lemah dan letih, nafsu makan
menurun, pasien mengatakan berat badan semakin berkurang, pasien mengatakan
sering merasa haus. Dua bulan yang lalu pasien pernah dirawat karena penyakit
paru. Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi alkohol dan melakukan seks
bebas sebelum menikah (sekitar 20 tahun yang lalu). Pasien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama atau penyakit menular. Saat
sakit pasien mengatakan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir, pasien
mendapatkan diet ML, dihabis 4 sendok makan. Pasien mengatakan minum 5
gelas sehari ±800 ml. Saat sakit pasien diare, frekunsi 4 kali dalam sehari
konsistensi cair dan berlendir, bewarna kuning kadang kemerahan. Saat sakit
pasien lebih banyak tidur, pasien tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam pasien
sering terbangun karena diare. Saat beraktivitas pasien hanya di tempat tidur,
aktivitas pasen dibantu oleh keluarga. Keadaan umum pasien tampah lemah
dengan TTV yaitu TD: 100/70 mmHg, N: 110 x/i, RR : 19 x/i, S : 37,0 oC. wajah
: tampak pucat, Kepala: rambut tampak kusam, bewarna hitam, rambut mudah
rontok, Mata :konjungtiva anemis, Mulut : bibir tampak kering, mulut sariawan,
terdapat kondidiasis pada lidah, Paru : terdapat bantuan otot bantu pernafasan
Abdomen : bising usus terdengar 22 x/i Kulit : terlihat kering, memerah, turgor
kulit kembali >2 detik Ekstremitas : ekstemitas atas dan bawah udema, akral
teraba dingin, CRT > 3 detik, dan tonus otot melemah
 Pengkajian Keperawatan

No. RM: 00-000619

Tanggal masuk : 19 Mei 2017

Tanggal pengkajian : 25 Mei 2017

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Tatang
TTL : Lawang, 02 Agustus 1965
Jenis kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan: SMA
Alamat : Perum Indah
Pekerjaan : Pedagang
b. Keluhan utama
Dapat ditemukan keluhan pasien yaitu diare sejak 3 minggu yang
lalu, konsistensi cair dan berlendir, frekuensi 4 kali dalam sehari, BAB
bewarna kuning, kadang berdarah, pasien mengatakan badan terasa
lemah dan letih, berat badan semakin berkurang, sering merasa haus.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Diare, frekuensi 5 kali dalam sehari, BAB cair, bewarna kuning


kadang berdarah serta berlendir, pasien mengeluhkan badan terasa
lemah dan letih, nafsu makan menurun, pasien mengatakan berat badan
semakin berkurang, dan sering merasa haus.

d. Riwayat kesehatan dahulu

Dua bulan lalu, pasien pernah dirawat karena penyakit paru. Pasien
memiliki riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan
seks bebas sebelum menikah (sekitar 20 tahun yang lalu).
e. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak terdapat keluarga yang memiliki riwayat penyakit menular.
2. Pola aktivitas sehari-hari (ADL)
a. Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat
Pasien lebih banyak tidur, pasien tidur siang selama 1 jam dan tidur malam
selama 8 jam pasien sering terbangun karena diare. Saat beraktivitas
pasien hanya di tempat tidur, aktivitas pasen dibantu oleh keluarga
b. Pola Nutrisi
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, mengalami penurunanBB yang
cukup drastis.
c. Pola Eliminasi
Biasanya pasien mengalami diare, fases encer, disertai mucus berdarah.
d. Pola Istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur pasien mengalami gangguan karena adanya gejala
seperi diare. .
e. Pola aktivitas dan latihan
Saat beraktivitas pasien hanya di tempat tidur, aktivitas pasen dibantu oleh
keluarga.
f. Pola presepsi dan konsep diri
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami perasaan marah, cemas,
depresi, dan stres.
g. Pola sensori kognitif
Pada pasien HIV/AIDS biasanya mengalami penurunan pengecapan,
h. Hubungan peran
Pada pasien HIV/AIDS akan terjadi perubahan peran yang dapat
mengganggu hubungan interpersonal yaitu pasien merasa malu atau harga
diri rendah.
i. Pola penanggulangan stress
Pada pasien HIV AIDS biasanya pasien akan mengalami cemas, gelisah
dan depresi karena penyakit yang dideritanya.
j. Pola reproduksi seksual
Pada pasien HIV AIDS pola reproduksi seksualitas nya terganggu karena
penyebab utama penularan penyakit adalah melalui hubungan seksual.
k. Pola tata nilai dan kepercayaan
Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien awal nya akan
berubah, karena mereka menggap hal menimpa mereka sebagai balasan
akan perbuatan mereka. Adanya perubahan status kesehatan dan
penurunan fungsi tubuh mempengaruhi nilai dan kepercayaan pasien
dalam kehidupan pasien, dan agama merupakan hal penting dalam hidup
pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Gambaran Umum : Pasien tampak lemah.

b. Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif,

c. Vital sign :

TD : 100/70 mmhg

Nadi : 100 x/ menit

Pernafasan :19 x/menit

Suhu :37ºC

d. BB : berat badan semakin menurun

TB : tinggi badan tetap

e. Kepala : rambut tampak kusam, bewarna hitam, rambut mudah


rontok,

f. Mata : konjungtiva anemis

g. Hidung : pada pasien HIV biasanya ditemukan adanya pernafasan


cuping hidung.

h. Gigi dan Mulut: bibir tampak kering, mulut sariawan, terdapat


kondidiasis pada lidah,

i. Leher : biasanya ada pembesaran kelenjer getah bening,

j. Jantung : Biasanya tidak ditemukan kelainan

k. Paru-paru : Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding


dada pada pasien AIDS yang disertai dengan TB, Napas pendek
(cusmaul), sesak nafas (dipsnea).

l. Abdomen : bising usus terdengar 22 x/i

m. Kulit : terlihat kering, memerah, turgor kulit kembali >2 detik

n. Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun,


akraldingin.
 Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. ( D.0020 ) Diare berhubungan dengan proses infeksi ( HIV /AIDS)


dibuktikan dengan defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan feses
cair

b. ( D.0019 ) Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (


keengganan untuk makan ) dibuktikan dengan berat badan menurun
di bawah rentang ideal, nafsu makan menurun, diare, dan sariawan

c. ( D.0037 ) Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit dibuktikan dengan


diare
 Analisa Data Keperawatan
Tgl Data Fokus Etiologi Masalah TTD
Perawat

25/05/2017 Pola : nutrisi dan cairan Proses infeksi Diare AK


(D.0020)

DS :

 Pasien mengatakan diare


terjadi diare freakuensi 5
kali sehari, BAB cair,
berwarna kuning,
kadang berdarah dan
berlendir.
DO :

 pasien tampah lemah


 TD: 100/70 mmHg
 Nadi: 110 x/menit
 RR : 19 x/menit
 Suhu : 37,0º C.
 wajah : tampak pucat,
 Mulut : bibir tampak
kering, mulut sariawan,
terdapat kondidiasis
pada lidah,
 Kulit : terlihat kering,
memerah, turgor kulit
kembali >2 detik
25/05/2017 Pola : nutrisi dan cairan Faktor Defisit AK
psikologis nutrisi
DS : (D.0019)
 Pasien mengatakan
mengalami penurunan ↓
nafsu makan

DO :
Defisit nutrisi
 berat badan menurun
25/05/2017 Pola : Nutrisi dan Cairan Risiko AK
Ketidakseim
DS : Ketidakseimban
bangan
gan cairan
 Pasien mengatakan Elektrolit
terjadi diare dengan
frekuensi lebih dari 3 (D.0037)

kali sehari
 Mengatakan sering haus
DO :
Risiko ketidak
 TD: 100/70 mmHg seimbangan
 Nadi: 110 x/menit elektrolit
 RR : 19 x/menit
 Suhu : 37,0º C.
 wajah : tampak pucat,
 Mulut : bibir tampak
kering, mulut sariawan,
terdapat kondidiasis
pada lidah,
 Kulit : terlihat kering,
memerah, turgor kulit
kembali >2 detik
 Prioritas Diagnosa
No Prioritas Diagnosa

D.0019 Defisit nutrisi b.d faktor psikologis ( keengganan untuk makan ) d.d berat
badan menurun di bawah rentang ideal, nafsu makan menurun, diare, dan
sariawan

D.0020 Diare b.d proses infeksi ( HIV /AIDS ) d.d defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam, feses cair

D.0037 Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit d.d diare


 Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan&Kriteria Hasil Intervensi Rasional Tanggal/ inisial


Keperawatan perawat

D.0019 L.03030 1.03119 1. Megetahui status 25 Mei 2017


Defisit nutrisi b.d faktor Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi nitrisi pasien ALR
psikologis ( keengganan intervensi keperawatan Observasi sehingga dapat
untuk makan ) d.d berat selama 3 x 24 jam, maka 1. Identifikasi status melakukan intervensi
badan menurun di diharapkan keadekuatan nutrisi yang tepat
bawah rentang ideal, asupan nutrisi membaik 2. Identifikasi 2. Mecukupi kebutuhan
nafsu makan menurun, dengan kriteria hasil: alergi/intoleran kalori yang
diare, dan sariawan 1. Nafsu makan makanan diperlukan oleh
membaik (5) 3. Identifikasi makanan tubuh pasien
2. Indeks Masa yang disukai 3. Mengidentifikasi
Tubuh (IMT) 4. Identifikasi kebutuhan defisit nutrisi dan
membaik (5) kalori & jenis nutrien kebutuhan diet
3. Berat badan 5. Monitor asupan 4. Mengetahui hasil tes
membaik (5) makanan laboratorium untuk
4. Diare menurun 6. Monitor berat badan menyesuaikan
(5) 7. Monitor hasil intervensi yang dapat
5. Sariawan pemeriksaan dilakukan
menurun (5) laboratorium
Terapeutik
1. Sajikan makanan 5. Membantu pasien

secara menarik dan suhu meningkatkan selera

yang sesuai makan

2. Berikan makanan 6. Membantu pasien

tinggi serat untuk untuk mencegah

mencegah konstipasi adanya komplikasi

3. Berikan makanan (terjadinya

tinggi kalori dan tinggi konstipasi)

protein
4. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasikan 7. Menentukan jumlah
dengan ahli gizi dan jenis kalori yang
untuk menentukan dibutuhkan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan
D.0020 L.04033 1.03101 25 Mei 2017
Diare b.d proses infeksi Setelah dilakukan Manajemen Diare ALR
( HIV /AIDS ) d.d intervensi keperawatan Observasi
defekasi lebih dari 3 kali selama 3 x 24 jam, maka 1. Identifikasi penyebab 1. Mengetahui
dalam 24 jam, feses cair diharapkan proses diare penyebab diare
defeksasi normal dengan 2. Identifikasi riwayat
kriteria hasil: pemberian makanan
1. Kontrol 3. Monitor warna, 2. Membantu
pengeluaran feses volume, frekuensi, dan membedakan
meningkat (5) konsistensi tinja penyakit pasien dan
2. Konsistensi feses 4. Monitor tanda dan mengkaji beratnya
membaik (5) gejala hypovolemia tiap defeksasi
3. Frekuensi (mis: takikardia, nadi 3. Membantu
defeksasi teraba lemah, tekanan mengetahui
membaik (5) darah turun, turgor terjadinya komplikasi
4. Terasa massa kulit turun, mukosa lain
pada rektal mulut kering, CRT
menurun (5) melambat, BB
menurun)
5. Monitor iritasi dan
ulserasi kulit di daerah
perianal
6. Monitor jumblah
pengeluaran diare
Terapeutik
1. Berikan asupan
cairan oral (mis:
larutan gula garam,
oralit, pedialyte,
renalyte)
2. Pasang jalur
intravena
3. Berikan cairan 4. Mengganti cairan
intravena (mis: ringer elektrolit yang telah
asetat, ringer laktat), hilang
jika perlu
4. Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan
elektrolit
Edukasi
1. Anjurkan makanan 5. Untuk menjaga
porsi kecil dan sering asupan makanan
secara bertahap yang dibutuhkan
2. Anjurkan tubuh
menghindari
makanan pembentuk
gas, pedas, dan
mengandung laktosa
Kolaborasi 6. Menurunkan
1. Kolaborasi pemberian motilitas atau
obat peristaltik usus dan
antipasmodic/spasmo menunjukkan sekresi
litik (mis: papaverin, degestif untuk
ekstrak belladona, menghilangkan
mebeverine) keram dan diare.
2. Kolaborasi pemberian
obat pengeras fases
(mis: atapulgit,
smektit, kaolin-
pektin)
D.0037 L.03021 1.03122 25 Mei 2017
Risiko Setelah dilakukan Pemantauan Elektrolit ALR
Ketidakseimbangan intervensi keperawatan Observasi
Elektrolit d.d diare selama 3 x 24 jam, maka 1. Identifikasi 1. Mengetahui
diharapkan kadar serum kemungkinan penyebab
elektrolit membaik penyebab ketidakseimbangan
dengan kriteria hasil: ketidakseimbangan elektrolit
1. Serum natrium elektrolit 2. Mengetahui kadar
meningkat (5) 2. Monitor kadar serum elektrolit
2. Serum kalium elektrolit serum dalam tubuh pasien
meningkat (5) 3. Monitor mual, 3. Mengetahui jumlah
3. Serum klorida muntah, dan diare kehilang cairan
meningkat (5) 4. Monitor kehilangan dalam tubuh pasien
cairan
Terapeutik
1. Atur interval waktu 4. Menyesuaikan waktu
pemantauan sesuai pemantauan dengan
dengan kondisi kondisi pasien
pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan 5. Memberikan adukasi
prosedur pemantauan pada pasien tentang
2. Informasikan hasil prosedur pemantauan
pemantauan 6. Memberikan
informasi kepada
pasien tentang hasil
pemantauan
 Iplementasi keperawatan
No. Tanggal/ Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Tanda Tangan

1. 26 Mei 2017 D.0019 1. Mengidentifikasi status nutrisi ALR


09.00 Defisit nutrisi b.d faktor 2. Mengidentifikasi alergi/intoleran
psikologis ( keengganan makanan
untuk makan ) d.d berat 3. Mengidentifikasi makanan yang
badan menurun di bawah disukai
rentang ideal, nafsu makan 4. Mengidentifikasi kebutuhan kalori &
menurun, diare, dan sariawan jenis nutrien
5. Memonitor asupan makanan
6. Memonitor berat badan
7. Memonitor hasil pemeriksaan
laboratorium
8. Menyajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
9. Memberikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
10. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
11. Memberikan suplemen makanan, jika
diperlukan
12. Menganjurkan posisi duduk, jika
mampu
13. Mengedukasi diet yang diprogramkan
14. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
2. 26 Mei 2017 D.0020 1. Mengidentifikasi penyebab diare ALR
09.00 Diare b.d proses infeksi ( HIV 2. Mengidentifikasi riwayat pemberian
/AIDS ) d.d defekasi lebih makanan
dari 3 kali dalam 24 jam, 3. Memonitor warna, volume, frekuensi,
feses cair dan konsistensi tinja
4. Memonitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis: takikardia, nadi
teraba lemah, tekanan darah turun,
turgor kulit turun, mukosa mulut
kering, CRT melambat, BB menurun)
5. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit di
daerah perianal
6. Memonitor jumblah pengeluaran diare
7. Memberikan asupan cairan oral (mis:
larutan gula garam, oralit, pedialyte,
renalyte)
8. Memasang jalur intravena
9. Memberikan cairan intravena (mis:
ringer asetat, ringer laktat), jika perlu
10. Mengambil sampel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
11. Menganjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
12. Menganjurkan menghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan
mengandung laktosa
13. Berkolaborasi dengan tenaga medis
dalam pemberian obat
antipasmodic/spasmolitik (mis:
papaverin, ekstrak belladona,
mebeverine)
14. Berkolaborasi dengan tenaga medis
dalam pemberian obat pengeras fases
(mis: atapulgit, smektit, kaolin-pektin)
3. 26 Mei 2017 D.0037 1. Mengidentifikasi kemungkinan ALR
09.00 Risiko Ketidakseimbangan penyebab ketidakseimbangan
Elektrolit d.d diare elektrolit
2. Memonitor kadar elektrolit serum
3. Memonitor mual, muntah, dan diare
4. Memonitor kehilangan cairan
5. Mengatur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
6. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
8. Menginformasikan hasil pemantauan
 Evaluasi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Tgl: 26 Mei 2017 Tgl: 31 Mei 2017 Paraf

D.0019 S: S: ALR
Defisit nutrisi b.d  Pasien mengatakan mengalami 
faktor Pasien mengatakan nafsu
psikologis (keengganan untuk penurunan nafsu makan makan membaik
makan) d.d berat badan
 O: O:
menurun di bawah rentang  Berat badan menurun  Setelah dilakukan intervensi
ideal, nafsu makan menurun, A: keperawatan pasien berat
diare, dan sariawan  Masalah belum teratasi badan pasien mulai membaik
P: A:
 Lakukan intervensi ke 1-9  Masalah teratasi
P:
 lanjutkan intervensi 10-14
D.0020 S: S: ALR
Diare b.d proses infeksi ( HIV  Pasien mengatakan terjadi  Pasien mengatakan diare
/AIDS) d.d defekasi lebih diare freakuensi 5 kali sudah berkurang
dari 3 kali dalam 24 jam, sehari, BAB cair, berwarna O:
feses cair kuning, kadang berdarah dan  Setelah dilakukan intervensi
berlendir. pasien tampak lebih bugar
O: dan sehat, sariawan juga
 Pasien tampah lemah, wajah tampak lebih baik
tampak pucat, mukosa A:
tampak kering, mulut  Masalah teratasi
sariawan, terdapat P:
kondidiasis pada lidah, Kulit  Lanjutkan intervensi 12-14
terlihat kering, memerah,
turgor kulit kembali >2 detik
A:
 Masalah belum teratasi
P:
 Lakukan intervensi ke 1-11
D.0037 S: S: ALR
Risiko Ketidakseimbangan  Pasien mengatakan terjadi  Pasien mengatakan diare
Elektrolit d.d diare diare dengan frekuensi lebih berkurang dan perasaan
dari 3 kali sehari dan sering haus juga berkurang
mengatakan sering haus O:
O:  Setelah dilakukan intervensi
 wajah tampak pucat, Mulut keperawatan pasien tampak
bibir tampak kering, mulut lebih sehat kulit sudah tidak
sariawan, terdapat terlihat kering
kondidiasis pada lidah, Kulit A:
terlihat kering, memerah,  Masalah teratasi
turgor kulit kembali >2 detik P:
A:  Lanjutkan intervensi 5-8
 Masalah belum teratasi
P:
 Lakukan intervensi ke 1-4

Anda mungkin juga menyukai