Anda di halaman 1dari 2

Resensi Novel Menunggu Beduk Berbunyi

Identitas Buku
Judul Buku : Menunggu Beduk Berbunyi
Nama Penulis : Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Penerbit : Gema Insani
Tahun Terbit : 2017 (cetakan pertama)
Jumlah Halaman : 118 Halaman
ISBN : 978-602-250-385-9

Ikhtisar Buku
Novel ini menceritakan bagaimana perjuangan suami istri dalam mempertahankan
rumah tangganya. Musa yang hanya seorang melarat diremehkan oleh keluarga
istrinya, sehingga ia memutuskan untuk pergi merantau. Karena tidak tahan dengan
sindiran, cemoohan, dan ejekan yang disampaikan keluarga istrinya.
Setelah pergi merantau ia bersama istrinya hidup merdeka, bahagia, aman, dan
tentram. Walaupun tinggal di rumah petak kecil dengan hidup serba pas-pasan
mereka tetap nyaman hidup di rantau, sehingga mereka tidak ingin pulang ke
kampung.
Setelah 3 tahun merantau mereka dikaruniai anak yang diberi nama Fauzi.
Kebahagiaan mereka bertambah, dalam keseharian nya bermunculan fitnah yang
mengatakan Bahwa Musa sering melakukan KDRT dan tidak bertanggung jawab
kepada istri dan anaknya.
Mendengar berita demikian keluarga istrinya naik pitam dan kecewa kepada Musa.
Keluarga dari istrinya pun mengadakan rapat yang mendatangkan mamak jauh
maupun dekat. Keputusan ditegakkan, Ramah sang istri dan anaknya harus di
jemput dan tinggal di kampung.
Ketika Ramah dan anaknya akan di jemput, mamak Ramah membujuk
keponakannya agar ingin kembali ke kampung, Ramah menolaknya, karna Ramah
tidak ingin merasakan lagi bagaimana rasanya disindir, dicemooh, dan dikucilkan.
Musa pun merelakan istri dan anak nya agar pulang ke kampung tanpa Musa.
Walaupun dari lubuk hati paling dalam dia tidak merelakan istri dan anak nya pergi,
terlebih lagi anak nya yang masih kecil. Ia tidak ingin anaknya kekurangan kasih
sayang, dan tidak ingin anaknya tumbuh tanpa orang tua yang lengkap. Sebelum
pergi, Ramah memberitahu kepada Musa agar tidak diceraikan.
Beberapa lama datang sepucuk surat dari teman Musa yang bernama Samah, yang
mengatakan Ramah telah bercerai dengan Musa karna dorongan, paksaan dari
keluarga besarnya.
Ulasan
Kelebihan dari karya ini yakni buku ini dikemas dengan menarik, alur cerita
dibawakan dapat membuat pembacanya seakan akan melihat kejadiannya sendiri,
sehingga dapat menggugah perasaan pembacanya. Motivasi untuk pembacanya
bahwa cinta sejati itu tidak memandang harta dan tahta, melainkan tentang
ketulusan. Sedikit kekurangan yang saya temui dari novelet ini, yaitu terlalu banyak
konflik yang disuguhi dalam cerita.

Kesimpulan
Novel Menunggu Beduk Berbunyi ini layak untuk dibaca, terutama untuk khalayak
yang menginginkan novel dengan banyak pelajaran hidup didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai