Anda di halaman 1dari 10

XII IPA 5

ECOPRINT

KELOMPOK 5
NAMA ANGGOTA

DANI
FERDINAN
GHAITSA
YUSUF
NAYLA
VANIA
Pengertian
Menurut Sharlene Bohr, ecoprint adalah sebuah teknik
mencetak yang berkaitan dengan bahan-bahan alami. Misalnya,
tumbuhan, dedaunan, dan bunga-bunga. Di telinga masyarakat
Indonesia, istilah ecoprint adalah istilah yang asing.
Namun di dunia fashion, istilah ecoprint adalah yang sangat
akrab. Berasal dari kata eco dan print. Secara harafian,
ecoprint adalah teknik mencetak, mewarnai dan membuat
produk dengan menggunakan bahan-bahan alami.
Dalam dunia fashion, ecoprint adalah teknik yang
membutuhkan banyak media berupa tumbuhan, seperti daun,
bunga dan ranting hingga akar. Motif-motif yang dibuat pasti
berkaitan dengan lekuk dan bentuk dari tumbuhan yang
digunakan.
Teknik Pembuatan
Dalam proses ecoprint, dikenal dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket
dan teknik pounding. Dalam teknik iron blanket, langkah pertama yang
dilakukan adalah mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses
mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Setelah itu, siapkan pewarna
dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini
bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal.
Lalu, setelah pewarna siap, bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan
tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka. Kemudian,
gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali. Tahap terakhir, yaitu kukus
kain yang telah diikat selama 2 jam.
Teknik Pembuatan
Dalam teknik pounding, proses dan cara pewarnaan kain sedikit berbeda
dengan teknik iron blanket. Perbedaanya terletak pada dua tahap paling
terakhir. Perbedaan pertama adalah pada teknik iron blanket menggulung kain
menggunakan paralon untuk mengeluarkan warna daun pada kain, sedangkan
pada teknik pounding memukul daun pada kain menggunakan palu kayu.
Perbedaan kedua yaitu pada teknik iron blanket, pengeringan dilakukan dengan
mengukus kain selama 2 jam, sedangkan pada teknik pounding proses
pengeringan dilakukan dengan menjemur kain langsung di bawah sinar
matahari.
Bahan & Alat
Kain dengan serat alami seperti katun,
sutera, atau kanvas,
Daun-daunan/bunga,
Air cuka,
Palu,
Campuran air tawas,
Pipa peralon,
Tali,
Panci untuk mengukus.
Cara Membuat Ecoprint Pada Kain
1. Scouring
Sebelum memulai proses ecoprint siapkan dulu alat dan bahan yang diperlukan. Untuk hasil
yang lebih maksimal, pastikan jenis kain yang akan digunakan terbuat dari serat-serat alami
seperti katun, rayon, sutra, shantung atau kain lainnya. Setelah itu, mulailah dengan proses
scouring. Scouring merupakan proses pembersihan atau menghilangkan sisa-sisa kotoran dari
kain yang akam dibuat ecoprint. Proses ini dilakukan dengan merendam kain dalam larutan
TRO, lalu kucek sebentar, kemudian bilas sampai bersih dan jemur hingga kering.
2. Mordanting
Langkah kedua dalam membuat ecoprint yaitu mondrating. Modrating adalah proses merendam
kain pada larutan tawas selama 1 jam. Bahan yang dibutuhkan yaitu kain yang sudah di
scouring, tawas (50gr), cuka makan (75ml) atau cuka industri (40ml) dan air hangat (1.500ml)
Campurkan tawas dan cuka ke dalam 1.500 ml air hangat, aduk sampai larut. Kemudian rendam
kain dalam larutan mordant selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu bilas dan jemur kain sampai
kering, atau kain bisa langsung digunakan untuk ecoprint.
Cara Membuat Ecoprint Pada Kain
3. Proses Pencetakan (Ecoprint)
Pertama-tama siapkan daun jati, kengikir, truja, daun lanang, lalu bagi media kain menjadi 2, satu sisi sebagai alas dan
sisi lain sebagai kaca. Kemudian letakkan bagian tanaman yang mengandung pigmen warna diatas bahan kain. Untuk
memunculkan efek cermin, lipat kain menutupi daun, sehingga pola akan muncul di kedua sisi kain. Sedangkan untuk
pola pada satu sisi kain, tutuplah daun dengan meletakkan potongan kain lain.
Langkah selanjutnya yaitu pukul-pukul kain menggunakan palu untuk mengeluarkan pigmen warna. Pukul rata
permukaan kain dan kontrol kekuatan pukulan agar bagian tumbuhan tersebut tidak hancur. Setelah dipukul, lipatlah
kain menjadi lebih kecil dan ikat dengan tali kenur agar daun tetap pada posisinya.
4. Proses Pengukusan
Setelah diikat, kain dikukus menggunakan steamer selama 2 jam 30 menit dengan suhu 1000 C untuk memindahkan
corak alami pada kain. Keluarkan gulungan kain dari mesin steamer lalu tunggu sampai benar-benar dingin kemudian
lepaskan ikatan pada gulungan kain.
5. Fiksasi
Fiksasi adalah proses menguatan/penguncian motif dan warna yang sudah dicetak pada kain. Proses ini dilakukan
dengan merendam kain pada larutan tawas, kapur, atau tunjung selama 1 jam lalu kain dijemur. Bahan-bahan tersebut
memberikan efek yang berbeda pada kain. Larutan tawas akan memberi efek warna lebih muda dan cerah sedangkan
kapur cenderung menghasilkan warna yang agak tua. Penggunaan larutan tunjung memberikan efek lebih tua dari
larutan kapur.
Keunggulan
Ecoprint

1. Ramah Lingkungan
2. Memiliki Motif Unik dan Menarik
3. Motif yang Beragam
4. Nilai Seni yang Tinggi
5. Nilai Jual yang Tinggi
6. Cocok untuk Berbagai Bisnis
Liceria Ecoprint

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai