Anda di halaman 1dari 13

Kajian : Keterampilan Observasi

1. Hakikat Keterampilan Observasi


Salah satu keterampilan yang diperlukan untuk belajar sains adalah
keterampilan observasi, jadi keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan
observasi yang merupakan bagian dari keterampilan proses sains. Sedangkan
keterampilan pengamatan / observasi adalah salah satu keterampilan proses sains
yang harus diperoleh oleh siswa di sekolah mulai dari tingkatan yang paling dasar.
Jika pengalaman yang diterima siswa itu kurang dalam mengobservasi sebuah
pelajaran maka siswa tersebut akan menunjukkan keterampilan observasi yang
kurang memadai.1 Keterampilan mengamati adalah keterampilan paling dasar
yang menjembatani keterampilan proses sains tingkat tinggi. Dalam sebuah
keterampilan observasi atau disebut juga dengan mengamati objek lebih dominan
menggunakan berbagai macam alat indera yang dimiliki untuk melakukan sebuah
pengamatan, misalnya dengan mengidentifikasi perbedaan persamaan suatu objek
menggunakan alat atau data.
Seperti yang diketahui keterampilan mengamati itu identik dengan
kemampuan untuk melakukan pengamatan dengan indera mata. Tetapi yang
dinamakan kegiatan pengamatan itu tak hanya menggunakan indra mata semata
tetapi kita juga menggunakan alat indra lainnya. Alat indra yang digunakan selain
mata bisa menggunakan seperti indra perasa, penciuman maupun pendengaran.
Alat yang diperlukan untuk melakukan sebuah pengamatan tentu akan
mempengaruhi sebuah hasil dari kegiatan pengamatan. Kegunaan alat pada
pengamatan itu sendiri bisa mempengaruhi hasil yang akan didapat, seperti
kualitas dari hasil-hasil yang telah diperoleh dari data yang diperoleh selama
observasi.2 Dan tidak dapat dipungkiri pula kemampuan dalam mengobservasi se-
buah alat dan mempergunakannya terdapat perbedaan antar siswa. Sehingga nanti
akan menunjukkan bagaimana tingkat pengamatan yang dilakukan oleh individu
dan itu terlihat apakah individu tersebut mampu melakukan pengamatan dengan
hasil yang baik atau tidak.
Kita dapat mengamati dari proses pembelajaran yang disampaikan guru di
sekolah, maka akan terdapat siswa yang memiliki tingkat keterampilan observasi
yang rendah dan tinggi. Untuk mengetahui keterampilan mengamati siswa secara

1
Karamustafaoğlu, S, Improving the Science Process Skills Ability of Science Student Teach-
ers, (Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education, 2011) 3(1), 26–38
2
Ratna Wilis Dahar, Aneka Wacana Pendidikan IPA, (Bandung: UPI, 2003)
lebih lanjut maka kita bisa membuat penilaian keterampilan dengan menggunakan
indikator yang ditunjukkan oleh Stone (2006).3 Setelah siswa dapat meningkatkan
keterampilan mengamati maka siswa akan mengetahui lebih banyak tentang
sebuah objek-objek yang diamati dalam sebuah fenomena melalui panca
inderanya. Siswa juga akan dapat mengidentifikasi objek-objek tersebut dengan
lebih mudah. Dari informasi melalui kegiatan pengamatan yang telah dicatat siswa
maka akan timbul sebuah motivasi untuk terus belajar. Tahap pembelajaran
tersebut mereka akan menemukan sebuah permasalahan atau pernyataan yang
timbul, untuk selanjutnya siswa akan membuat pertanyaan tentang masalah yang
mereka temukan. Setelah pertanyaan mereka buat selanjutnya mereka akan
mencari solusi atau membuat sebuah pemahaman mengenai ilmu yang telah
didapat. Keterampilan mengamati memang sebuah pengamatan yang paling dasar
sehingga dalam pembelajaran IPA. Keterampilan observasi tersebut sangat
berguna untuk dikembangkan sehingga keterampilan dalam melakukan sebuah
praktikum di dalam IPA akan menjadi lebih terbantu.
Menurut Carin4 (2005:36) mengemukakan terdapat 7 aspek dalam keterampilan
observasi sebagai berikut
1. Rencana. Merupakan hal yang harus disusun dalam kegiatan pengamatan,
sehingga langkah-langkah yang akan dilakukan dapat dengan jelas
dikerjakan. Selain itu rencana juga akan membantu kita agar tidak terjadi
sesuatu hal yang belum dikerjakan atau kita tidak perlu membuat hal tersebut
mengulang kembali.
2. Indera. Mempergunakan alat indra harus dilakukan secara optimal dan
dengan cara yang benar agar kita dapat memperoleh sebuah informasi dengan
tepat.
3. Pertanyaan. Mempunyai sebuah pertanyaan akan ada selama kegiatan penga-
matan jika kita ingin mengetahui sebuah jawaban. Memang hal ini
diperlukan agar hal-hal yang mencolok di dalam sebuah pengamatan kita
dapat menemukan sebuah penyelesaian. Dan pertanyaan dan jawaban itu juga
dapat kita gunakan menjadi sebuah informasi untuk kedepannya
4. Pengukuran. Kegiatan pengukuran perlu digunakan agar kita dapat membuat
sebuah laporan kuantitatif
5. Persamaan dan Perbedaan. Di dalam pengamatan atau keterampilan
pengamatan persamaan maupun perbedaan pada sebuah hal yang kita amati

3
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
4
Nurochmah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap peningkatan Keterampilan Proses Sains
Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia
(Yogyakarta, 2008)
pasti itu ada. Maka dengan adanya persamaan dan perbedaan tersebut kita
dapat mengidentifikasi antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.
6. Perubahan. Perubahan pada ada pada hal atau objek yang kita amati itu
lumrah terjadi, jadi dengan keterampilan observasi yang kita miliki kita harus
teliti dalam mengamati setiap perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu
objek. Setelah kita mengamati perubahan-perubahan tersebut kita dapat
mengklarifikasikan mengapa perubahan tersebut dapat terjadi dari sebuah
kondisi dari awal ke kondisi akhir. Sehingga objek tersebut dapat mengalami
perubahan.
7. Komunikasi. Langkah terakhir adalah membuat laporan dari hasil observasi
yang telah kita lakukan. Sebaiknya laporan kita buat dengan rinci, jelas dan
apa adanya. Jika kita akan membuatnya lebih maka kita dapat menambahkan
sebuah gambar ataupun grafik dari perubahan-perubahan objek yang kita
amati. Sehingga kita dapat menyimpulkan dari observasi kita terhadap objek
yang menghasilkan sebuah perubahan.

Dari sini proses keterampilan observasi akan berkaitan dengan proses


keterampilan sains. Pendidik mencari cara untuk memenuhi tuntutan yang
diberikan pada sistem pendidikan di dalam perubahan yang terjadi saat ini. Pen-
didik harus mengadopsi perubahan di bidang pengajaran dengan menerapkan vari-
etas metodologi dan strategi pengajaran yang akan memandu dalam perencanaan
dan manajemen semua elemen yang berkontribusi pada pembelajaran siswa dan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan perubahan besar pada pengetahuan dan perubahan di bidang Sains
dan Teknologi serta munculnya banyak bidang baru, sangat penting untuk
mengembangkan kapasitas siswa untuk belajar mandiri dan pertumbuhan diri.
Dengan ini, guru harus menggunakan pendekatan pengajaran yang berbeda untuk
memenuhi kebutuhan siswa. Pendekatan yang semula hanya berpusat pada guru
dan selalu difokuskan pada guru, di mana guru berbicara dan siswa hanya
mendengarkan. Sementara pendekatan yang sesuai adalah berpusat pada siswa.
Pada tahap ini siswa dihadapkan pada suatu kegiatan sehingga mereka akan men-
dapatkan pengalaman langsung, dan mereka juga akan tahu bagaimana menggu-
nakan semua indera mereka. Siswa akan dapat melakukan pengamatan yang tajam
dan handal serta mengembangkan keterampilan dalam menggunakan langkah-
langkah metode ilmiah. Dalam pendekatan ini, siswa dapat menemukan apa yang
mereka pelajari dan dicari informasi utama dalam pembelajaran (Salandanan,
2009).5

5
Salandanan, Methods of Teaching; Revised Edition (Lorimar Publishing Inc,2009) 67-69
Maka sekarang akan timbul sebuah pertanyaan, bagaimanakah cara untuk
meningkatkan sebuah keterampilan observasi siswa ? untuk meningkatkan sebuah
keterampilan observasi siswa maka sebuah pembelajaran haruslah dibuat ataupun
disusun agar siswa tersebut memiliki sebuah kesempatan untuk mengasah
keterampilan observasi yang mereka miliki. Kegiatan tersebut sangat penting
karena dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas sudah seharusnya
siswa dapat diakomodir untuk dapat melakukan pengamatan secara fokus dan
aktif dalam kegiatan eksperimen maupun diskusi. Jadi langkah ini dapat
menggerakkan siswa untuk lebih berpartisipasi secara aktif dan lebih berperan
secara langsung dalam menggali sebuah informasi. Meningkatkan keterampilan
dilakukan dengan mengumpulkan sebuah data yang terdapat pada sebuah objek
dengan benar dan menggunakan segala potensi dari Indra yang dimiliki. Peralatan
yang sudah disediakan digunakan dengan semaksimal mungkin, jika hal tersebut
bisa dimanfaatkan maka siswa dapat mengalami sebuah peningkatan keterampilan
observasi yang dimilikinya (Rankin : 2006 ).6

Metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan kemampuan


keterampilan observasi adalah metode inkuiri. Karena metode inkuiri tersebut
merupakan sebuah cara yang dapat digunakan untuk mempelajari sebuah
pengetahuan terutama sains. Yang mana informasi dalam sains itu sendiri sangat
banyak diantara informasi dalam seni itu pasti juga terdapat sebuah gejala-gejala
gejala-gejala alam yang didapat kita amati. Maka pembelajaran sains tersebut
adalah pembelajaran yang mengutamakan sebuah ilmu yang bekerja untuk
mengamati menggunakan indera kita dan berpikir tentang apa yang telah terjadi di
alam dan apa yang informasi yang kita dapat. Jadi dalam belajar sains kita harus
menggunakan pikiran kita untuk menganalisis sebuah informasi dengan cara
yaitu bisa menggunakan pembelajaran metode inkuiri ini, karena teknik-teknik
yang digunakan dalam metode inkuiri ini selaras dengan pelajaran sains yaitu
digunakan untuk menyelidiki sebuah ilmu pengetahuan yang terdapat pada sebuah
objek yang kita. Dalam metode pembelajaran inkuiri ini dapat juga dikatakan
metode ini beriringan dengan metode pelajaran sains. Dan sebuah metode ilmiah
itu sendiri juga merupakan sebuah metode inkuiri maka metode pembelajaran
inkuiri Ini seharusnya dapat menjadi landasan kita untuk belajar sains karena
metode ini mengarahkan kita untuk melakukan pembelajaran secara efektif.7

Menurut Welch terdapat Terdapat lima sifat pembelajaran inkuiri

6
Rankin, Assessing for Learning Facilitator’s Guide Workshop II : Assessing Process Skills a
Professional Development Curriculum from the Institute for Inquiry, (2006)

7
Rustaman, Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains, (Bandung: Universitas Pen-
didikan Indonesia Press, 2003)
1. Pengamatan. Dalam kegiatan pembelajaran sains atau dalam praktikum yang
kita awali kegiatan tersebut adalah pengamatan kegiatan pengamatan kita
dapat mengetahui sebuah fenomena atau gejala yang terjadi pada sebuah
materi proses , pengamatan ini merupakan langkah dasar dalam kita untuk
melakukan sebuah keterampilan proses sains.
2. Pengukuran. Sebuah data kuantitatif perlu kita data atau kita tuliskan pada
sebuah objek agar kita mengetahui ukuran yang kita peroleh dari objek
tersebut.
3. Eksperimen. Melalui kegiatan eksperimen atau praktek kita dapat melakukan
sebuah pengujian dari apa yang telah kita amati dari hal tersebut, maka akan
timbul berbagai pertanyaan yang muncul pada tahap eksperimen. Pertanyaan
tersebut akan kita uji sehingga kita mengetahui jawabannya, eksperimen itu
sendiri adalah hal pokok dalam sains yang dirancang untuk menjawab apa-
apa saja yang kita tanyakan dan bagaimana pemecahan dari permasalahan
yang timbul pada suatu objek.
4. Komunikasi. Dalam proses komunikasi ini merupakan hal yang penting
dalam metode pembelajaran inkuiri karena pada tahap komunikasi ini. Kita
menjelaskan mengenai hal apa yang telah kita peroleh dari sebuah
eksperimen yang kita lakukan, jadi dalam mengkomunikasikan ini merupakan
langkah yang penting agar kita dapat dapat menguraikan pendapat kita
sehingga nanti ada feedback dari pihak lain .
5. Proses-proses mental. Pada tahap ini adalah didominasi oleh proses proses
berpikir, proses berpikir ini merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari
metode inkuiri karena metode ini pada dasarnya adalah menemukan jawaban
dari sebuah permasalahan. Diantaranya adalah penalaran kemudian
merumuskan sebuah hipotesis, penalaran, sintesis dan kemudian evaluasi.8
Sebenarnya pembelajaran inkuiri terdiri dari inkuiri terbimbing dan inkuiri
tidak terbimbing. Yang digunakan pada metode ini adalah metode inkuiri yang
terbimbing di mana guru berpusat sebagai pembimbing bagi siswanya dalam
melakukan sebuah praktikum. Sedangkan untuk inkuiri tak terbimbing
pembelajaran tersebut berpusat pada siswa. Namun karena jenjang sekolah yang
sekolah yang masih sangat awal maka inkuiri terbimbing menjadi pilihan utama
dalam pembelajaran. Dengan metode inkuiri siswa akan berpartisipasi secara aktif
pada kegiatan pembelajaran yang mengacu pada menemukan sebuah
permasalahan yang ada dalam sains dan kemudian memecahkan permasalahan
tersebut melalui kegiatan pengamatan sampai dengan menarik sebuah kesimpulan.
Dan akhirnya mendapatkan sebuah evaluasi pemecahan masalah tersebut
merupakan sebuah metode pokok dalam pembelajaran inkuiri, guru yang

8
Cuevas and friend, Improving science inquiry with elementary students of diverse back-
grounds. (J.Research in Science Teaching,2005), 337-357
mengajar menggunakan metode inkuiri maka akan membantu siswanya untuk
melakukan sebuah eksperimen agar masalah yang timbul di dalam pengamatan
dapat teratasi. Dalam pengajaran yang dilakukan, guru-guru seharusnya memiliki
sebuah sikap yang akan mengarahkan guru tersebut bertindak sebagai perantara
atau disebut juga fasilitator dan siswa mendapatkan posisi sebagai pusat dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi metode inkuiri ini merupakan metode yang utama
untuk proses Belajar sains dan meskipun metode ini merupakan metode yang
utama, untuk metode pembelajaran yang lainnya pun juga tetap dibutuhkan untuk
untuk meningkatkan proses pembelajaran sains kedepannya.

2. Indikator Keterampilan Observasi

Indikator Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya

INDIKATOR KARAKTERISTIK
Memaksimalkan kemampuan yang dimiliki panca
indera diantaranya : indera penglihatan,
penciuman, pendengaran, pengecap atau peraba
Mengamati
dalam kegiatan observasi
(Observasi)
Mengumpulkan atau menggunakan fakta yang
relevan dan memadai.
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

Mencari perbedaan, persamaan

Mengontraskan ciri-ciri
Mengelompokkan
(klasifikasi) Membandingkan

Mencari dasar pengelompokkan atau


penggolongan

Menghubungkan hasil-hasil pengamatan


Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menafsirkan
pengamatan Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
(interprestasi)
Menyimpulkan
Meramalkan Menggunakan pola/pola hasil pengamatan
(prediksi)
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum di amati
Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
Mengajukan
pertanyaan Bertanya untuk meminta penjelasan

Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang


hipotesis
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian
Berhipotesis
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
Menentukan alat/bahan/sumber yang digunakan
Merencanakan
Menentukan variabel/faktor penentu
percobaan/penelitia
n
Menentukan apa yang diukur, diamati, dicatat

Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa


langkah kerja
Memakai alat/bahan

Menggunakan Mengetahui alasan mengapa menggunaka


alat/bahan alat/bahan

Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan


Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru
Menerapkan konsep
Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi

Mengkomunikasikan data empiris hasil percobaan


Berkomunikasi
atau pengamatan dengan grafik atau tabel diagram

3.Instrumen Keterampilan Observasi


Cara mengukur keterampilan proses sains yang akan diukur dalam
pengujian keterampilan proses sains.
Karakter yang akan dijelaskan dalam bagian umum dan khusus dari keterampilan
proses sains menurut Rusman (2005)
karakteristik umum :
1. Keterampilan proses sains yang diujikan tidak tumpang tindih dengan konsep.
Karena hal yang diujikan supaya tidak berbenturan dengan penilaian dari
penguasaan konsep-konsep yang telah disusun. Seharusnya telah diberikan
oleh penyusun pokok uji yang akan digunakan untuk belajar siswa atau siswa
sudah mengerti tentang konsep yang akan diajarkan. Hal ini penting
digunakan agar siswa sebelumnya tahu bahwa konsep pertama memang harus
dipahami terlebih dahulu kemudian siswa tersebut dapat melakukan
keterampilan proses sains.
2. Informasi yang terdapat pada keterampilan proses sains haruslah diolah lewat
siswa. Informasi yang didapat dalam tahapan proses sains diantaranya dapat
berupa grafik gambar sebuah uraian dari objek yang akan diteliti, penguraian
dari informasi yang akan digunakan sangat membantu untuk mendeskripsikan
objek tersebut sehingga siswa dapat mengkomunikasikan hasil-hasil yang
telah diteliti.
3. aspek-aspek yang menjadi pokok pengukuran tersebut harus memiliki sebuah
hal yang pasti dan misalnya jika kita menilai sebuah aspek-aspek tersebut
harus mengandung 1 saja aspek pokok. Contohnya aspek observasi, observasi
tersebut menjadi hal yang utama yang akan kita teliti karena setiap pokok-
pokok penilaian haruslah memiliki sebuah kejelasan jika akan dinilai. Jadi
tiap-tiap poin itu memiliki sebuah ciri khasnya masing-masing sehingga
konsep itu dapat dinilai berdasarkan pokok-pokok uji yang terdapat dalam
sebuah penilaian.

karakteristik khusus :
1. Observasi : Keabsoluttan dari pengamatan sebuah objek haruslah di
laksanakan dengan sebaik-baiknya dan menunjukkan data yang valid dengan
pengamatan.
2. Interpretasi : Pola yang ditunjukkan dalam pengamatan objek haruslah dicari
sebuah data yang menyajikan informasi mengenai objek tersebut.
3. Klasifikasi : Persamaan maupun perbedaan pasti terdapat dalam sebuah
pengamatan. Dalam keterampilan pengamatan maka hal tersebut bisa
dikelompokkan menjadi beberapa kriteria. Kriteria itu sendiri disusun
berdasarkan persamaan dan perbedaan yang telah didapat sebelumnya.
4. Prediksi : Perkiraan dari sebuah hal yang dipikirkan terkait dengan hal yang
menjadi pokok observasi.
5. Berkomunikasi : Penyajian dari sebuah hasil dalam eksperimen memerlukan
sebuah bentuk yang berbeda dalam penyampaiannya. Misalnya jika kita
mengamati sebuah objek maka kita biasanya akan mengkategorikan hal-hal
tersebut ke dalam sebuah tabel, dari tabel tersebut kita bisa melihat sebuah
kecenderungan yang saling berkaitan. Kecenderungan dalam tabel tersebut
kita dapat mengubahnya ke dalam bentuk-bentuk grafik, jadi kita dapat
menunjukkan sebuah progress dari hasil eksperimen kita melalui sebuah
grafik
6. Hipotesis : Perkiraan yang telah ditemukan sebelumnya pada proses komu-
nikasi selanjutnya dilangkah ini adalah akan menguji perkiraan tersebut di
dalam sebuah praktik dalam hipotesis itu sendiri. Dan hal ini tidak terlepas
dari yang namanya sebuah variabel jumlah variabel itu sendiri bisa
bermacam-macam namun variabel yang terpenting biasanya adalah variabel
bebas dan variabel terkontrol. Dengan variabel yang telah kita miliki maka
pada langkah ini kita bisa melakukan sebuah pembuktian atau pengujian dari
pertanyaan yang telah kita buat.
7. Merencanakan percobaan : Hal yang kita dapat dari pengujian merupakan
hasil dari perencanaan sebuah percobaan. Alat-alat atau bahan didalamnya
telah dipersiapkan, kemudian kita menyusun sebuah langkah kerja atau
prosedur yang akan dilakukan. Selanjutnya kita akan menentukan yang
namanya sebuah variabel-variabel tersebut yang telah didapat, kemudian kita
akan memberikan sebuah perlakuan terhadap variabel. Maka hal yang akan
diperoleh adalah hasil dari perlakuan kita terhadap sebuah variabel dalam
sebuah percobaan.
8. Penerapan sebuah konsep : Konsep atau hal dasar yang kita ujikan sebaiknya
tidak terdapat nama konsep karena untuk pengujian tersebut.
9. Mengajukan pertanyaan : Pertanyaan selalu diperlukan untuk memperjelas
konsep yang kita dapat dari sebuah praktikum. Pertanyaan itu sendiri
biasanya akan memunculkan perasaan ingin tahu yang semakin akan mem-
buat seseorang tahu lebih banyak tentang praktikum yang kita dapat. Jadi jika
kita mengetahui Jawaban dari pertanyaan yang kita ajukan maka kita akan
memiliki motivasi lebih banyak lagi untuk belajar tentang objek yang kita
teliti, dengan kata lain pertanyaan itu sendiri akan membuat kita semakin
bersemangat dalam belajar.9

No Aspek Penilaian Instrumen


1 Observas Menggunakan satu atau lebih indera untuk
mengamati informasi tentang objek/peristiwa
Merasakan perbedaan dan persamaan antara objek
Mencocokan objek pengamatan dengan
deskripsi/penjelasan yang telah diberikan

9
Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif (Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS,
2009) 1–9
Mengidentifikasi karakteristik objek (bentuk, warna,
ukuran, dan tekstur)
2 Klasifikasi Mengidentifikasi karakteristik yang berguna untuk
mengklasifikasikan objek
Mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik
masing-masing/ persamaan dan perbedaan/ kriteria/
karakter yang dapat diamati
Membangun dan menggunakan sistem klasifikasi
dalam tabulasi atau bentuk visualisasi
3 Mengukur Mengukur dalam kondisi yang diberikan
menggunakan satuan yang sesuai dengan tingkat
akurasi yang sesuai
Menggunakan kedua pengukuran standard an non
standar/ pendekatan untuk mendeskripsikan dimensi
objek
Menggunakan kedua pengukuran standard an non
standar/ pendekatan untuk membuat perbandingan
4 Menggunakan Mendeskripsikan posisi/ kondisi objek (mula-mula,
Hubungan selama proses berlangsung, dan setelah proses
Waktu/Ruang berakhir)
Mendesripsikan kondisi objek yang dibandingkan
dengan objek yang lain
Merancang pola/ hubungan timbal balik untuk cara
dan bentuk yang mempertimbangkan apresiasi ilmiah
dan rasa estetis
5 Menggunakan Menghitung hasil dari data kasar
BIlangan Menggunakan nilai bilangan dalam variabel dan
sebaliknya untuk menghasilkan makna
Menyelesaikan problem teoritis untuk
meningkatkan kemampuan akademik dengan
menggunakan gambar/ matematis untuk
menunjukkan arti ilmiah
6 Komunikasi Mengubah informasi dalam bentuk lain, seperti
grafik, tabel, dan diagram
Membaca informasi yang diberikan dalam bentuk
grafik, tabel, dll
Memutuskan langkah terbaik dari informasi yang
menampilkan jenis tertentu
7 Memprediksi Menggunakan fakta-fakta untuk merumuskan urutan
proses berikutnya
Menggunakan pola/ hubungan untuk
memperhitungkan kasus dimana tidak ada informasi
terkumpul
Meramal peristiswa/ kejadian berdasarkan
observasi/ pengalaman sebelumnya/ pola tertentu dari
data yang terpercaya
8 Inferensi Mengusulkan penjelasan untuk gejala yang
didasarkan padaobservasi
Menganalisis sebab dan akibat dari keputusan
Mengorganisasi data yang diamati dalam urutan
logis yang membantu solusi yang memungkinkan
9 Mengidentifikasi Mengidentifikasi variabel bebas, variabel terikat,
dan mengontrol dan variabel kontrol
variable Mengidentifikasi variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi hasil eksperimen, menjaga sebagian
besar tetap selama memanipulasi kecuali variabel
bebas
Mengidentifikasi variabel-variabel yang mungkin
mempengaruhi variabel terikat sebagaimana
dinyatakan dalam problem
Menetapkan batasan-batasan dari kontrol variabel
terpilih dalam investigasi
Mengajukan tingkat kebebasan variabel dalam
ekperimen untuk menguji hipotesis
Mengontrol variabel dalam investigasi
10 Interpretasi data Mengidentifikasi hubungan antar variabel, dari
grafik/ table yang diberikan dari data
(menghubungkan dengan investigasi)
Menarik kesimpulan dari data dengan menentukan
pola yang jelas
Menyusun kesimpulan yang beralasan yang
menghubungkan kecenderungan dalam data terhadap
variabel
11 Memformulasi Mengidentifikasi pertanyaan/ pernyataan yang
Hipotesis dapat/ tidak dapatdi uji
Menyusun pernyataan, misalnya pertanyaan,
inferensi, prediksi, yang dapat di uji dengan
eksperimen
Menyatakan hasil yang diharapkan dari eksperimen
Mengembangkan penjelasan yang dapat di uji
Menjelaskan observasi yang diberikan dalam istilah
hubungan konsep
12 Mendefinisikan Menyatakan bagaimana untuk mengukur sebuah
secara Opera- variabel eksperimen
sional Mendefinisikan variabel berdasarkan perilaku/ cara
kerja untuk dilakukan
Memformulasikan pernyataan bermakna yang
menghasilkan pemahaman
13 Eksperimen Mengidentifikasi apa yang diukur/ dibandingkan
dalam investigasi yang diberikan
Memilih disain yang sesuai investigasi untuk
menguji hipotesis
Mengenali batasan metode dan alat yang digunakan
dalam eksperimen, misalnya error eksperimen
Menggunakan proseduryang aman selama
melakukan investigasi
Menggunakan peralatan yang sesuai10

10
Damayanti, Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah (Jakarta:Cipta Karya,2004)
Daftar Pustaka

Cuevas,P., Lee, O., J. Hart and R. Deaktor, Improving science inquiry with
elementary students of diverse backgrounds. J.Research in Science
Teaching, 2005
Damayanti, Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah. Jakarta: Cipta Karya, 2004
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Karamustafaoğlu, S, Improving the Science Process Skills Ability of Sci-
ence Student Teachers. Eurasian Journal of Physics and Chemistry
Education, 2011
Nurochmah, Pengaruh Pendekatan Inkuiri terhadap peningkatan Keterampi-
lan Proses Sains Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA Biologi
pada Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia, Yogyakarta, 2008

Rankin, L, Assessing for Learning Facilitator’s Guide Workshop II : Assess-


ing Process Skills a Professional Development Curriculum from the
Institute for Inquiry, 2006

Ratna Wilis, Dahar, Aneka Wacana Pendidikan IPA. Bandung: UPI, 2003

Rustaman, N, Kemampuan Proses Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Ban-


dung: Universitas Pendidikan Indonesia Press, 2003

Salandanan, G. G, Methods of Teaching; Revised Edition .Lorimar Publishing


Inc, 2009

Zaini, H, Strategi Pembelajaran Aktif .Seminar Lokakarya Nasional Pen-


didikan Biologi FKIP UNS, 2009

Anda mungkin juga menyukai